Anda di halaman 1dari 10

SKRIPSI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP ACTIVITY DAILY

LIVING PADA PENDERITA PASCASTROKE

Disusun Oleh:

MEGA SARTIKA LUMBAN TORUAN

1611115502

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stroke atau Cerebro Vascular Accident (CVA) adalah kehilangan fungsi

otak sehingga mengakibatkan berhentinya suplai darah ke bagian otak, secara

cepat (dalam beberapa jam atau beberapa detik) yang dapat mengakibatkan

kematian dan penyebab utama kecacatan. Stroke bukan hanya di derita oleh

dewasa, namun terjadi juga pada anak-anak. Tidak ada patokan usia berapa

seseorang terkena stroke. Stroke biasanya terjadi pada seseorang yang berusia

di atas 65 tahun, dan stroke pada anak-adak dihubungkan pada kelainan

kongetunital. Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang berisiko tinggi

mengalami penyakit stroke ialah usia, tekanan darah, kadar gula darah,

kebiasaan merokok, riwayat stroke dalam keluarga, dan stress (Alchuriyah,

2016).

Menurut Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018, stroke adalah

kerusakan yang terjadi pada otak yang muncul secara mendadak, progresif,

dan cepat akibat gangguan peredaran darah otak non traumatik. Laporan dari

World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa penyakit tidak

menular merupakan salah satu penyebab utama kematian di dunia. Jumlah

kematian didunia yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler sebanyak

17,5 di tahun 2012. Kecelakaan serebrovaskular (stroke) merupakan

penyebab utama kematian ke dua dan penyebab utama kecacatan ketiga.

Selama beberapa dekade ini, insiden stroke telah menurun sebesar 42 %


menjadi 6,7 juta penderita (World Health Organization¸ 2014). Di Amerika

Serikat sendiri, stroke merupakan penyebab kematian nomor lima yang

menewaskan 140.000 orang Amerika setiap tahun. Setiap tahun sekitar

795.000 orang di Amerika terserang stroke, sekitar 610.000 diantaranya

merupakan stroke pertama atau baru dan 185.000 adalah stroke berulang

(CDC, 2017).

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018, prevalensi

stroke di Indonesia pada umur >15 tahun naik dari 7 ‰ (permil) menjadi 10.9

‰ (permil). Persentase kejadian stoke tertinggi terjadi di Kalimantan Timur

yaitu 14,1 ‰ (permil), sedangkan di Riau sendiri angka kejadian Stroke

sudah mencapai 8,3 ‰ (permil).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru (2016), stroke

menduduki peringkat keenam kasus penyakit tidak menular berdasarkan jenis

kelamin. Stroke pada laki-laki 816 penderita lebih tinggi dari perempuan 676

penderita.

Aktivitas kehidupan sehari-hari (activity daily living) adalah aktivitas

normal yang dilakukan individu tanpa bantuan orang lain. Activity daily living

penderita pasca stroke menjadi perhatian penting bagi tenaga kesehatan dan

masyarakat, karena gangguan motorik yang terjadi pada dirinya (Kozier dkk,

2010). Menurut penelitian Karunia tahun 2016, stroke dapat mengakibatkan

aktivitas sehari-hari (activity daily living (ADL)) penderita terganggu

sehingga menimbulkan rasa tidak percaya diri, menurunkan produktivitas,

menghilangkan semangat penderita untuk melakukan aktivitas sehari-hari


yang biasa penderita lakukan dan masih banyak yang lainnya. Dampak yang

dapat ditimbulkan pascastroke adalah gejala mendadak seperti kelumpuhan

sesisi wajah atau anggota badan, gangguan berbicara (pelo), perubahan

kesadaran, gangguan penglihatan, depresi, gangguan tidur, stress dan lain-

lain.

Dalam activity daily living (ADL) penderita stroke perlu keterlibatan

keluarga, karena keluarga merupakan suport system untuk menyelesaikan

masalah kesehatan penderita baik penyembuhan dan pemulihan penyakit.

Dukungan keluarga adalah sikap penerimaan dan tindakan yang ditunjukkan

keluarga pada orang sakit. Dukungan ini dapat berasal dari orang tua, suami,

istri maupun saudara, yang menunjukkan tindakannya yang baik kepada

penderita sehingga membuat penderita merasa disayangi, dihargai dan

dicintai (Tamara,dkk. 2014). Dukungan keluarga di kelompokan menjadi

empat pilar yaitu dukungan emosional, dukungan penghargaaan, dukungan

instrumental dan dukungan informatif (Friedman, 2010).

Dukungan keluarga yang baik membuat penderita pascastroke tidak

mengalami masalah psikososial seperti depresi, penderita tidak mengalami

keterbatasan bersosial dengan orang lain karena bantuan keluarga. Penderita

stroke sangat sangat membutuhkan dukungan keluarga dalam menjalani

terapinya yang bertujuan untuk mengurangi kerusakan stroke, agar pasien

pascastroke dapat menjalani activity daily living (ADL) secara mandiri.

Dukungan keluarga sangat diperlukan dalam perawatan penderita stroke, agar

penderita dapat melakukan aktivitas sehari-harinya (activity daily


living)walaupun tidak dapat dilakukan secara maksimal. Dukungan keluarga

yang diberikan secara optimal ini akan membuat penderita melakukan

aktivitasnya secara mandiri. Apabila penderita stroke tidak mendapatkan

dukungan keluarga maka penderita stroke akan tergantung kepada orang lain

dalam menjalankan aktivitasnya (Oktavia, 2014).

Hasil penelitian yang dilakukan Tatali, dkk (2018) tentang hubungan

dukungan keluarga dengan tingkat kemanirian activity of daily living (ADL)

pada pasien pascastroke di Poliklinik Neurologi RSU GMIM Pancaran Kasih

Manado, didapatkan hasil bahwa sebagian besar semua responden memiliki

dukungan keluarga tinggi yang tingkat kemanirian activity of daily living

termasuk dalam kategori mandiri. Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh

Karunia (2016) tentang hubungan antara dukungan keluarga dengan

kemandirian activity of aily living pascastroke di Istalasi Rehabilitasi Meik

RSU Haji Surabaya, didapatkan hasil bahwa sebagian besar responen

pascastroke berumur 43-61 tahun, berjenis kelamin laki-laki dan tidak

bekerja. Sebagian besar responen menapatkan dukungan keluarga yang baik,

sehingga responen bisa lebih mandiri dalam beraktivitas.

Berdasarkan fenomena di atas, dapat dilihat bahwa sangat jelas dan

pentingnya dukungan keluarga terhadap activity daily living (ADL) penderita

stroke. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk menelitih lebih lanjut tentang

“Hubungan dukungan keluarga terhadap activity daily living (ADL) pada

penderita stroke”.
B. Rumusan Masalah

Penderita stroke mengalami kelumpuhan pada sebagian tubuhnya.

Dengan kejadian stroke yang di alami oleh penderita stroke pada masa ini

akan menimbulkan berbagai perubahan baik respon fisik, psikologis bahkan

spiritual penderita stroke tersebut. Respon fisik dari adanya penyakit stroke

ini seperti bicara pelo, kelumpuhan pada sebagian atau seluruh badannya

sehingga mengakibatkan keterbatasan aktivitas fisik. Selain itu adanya gejala

gangguan citra tubuh, depresi, harga diri rendah, menurunnya kemampuan

bersosialisasi, bahkan rasa takut akan kehidupannya selanjutnya adalah

bentuk respon psikologis dan spiriual yang dapat timbul pada penderita

stroke.

Berdasarkan respon fisik, psikologis dan spiritual yang mungkin muncul

penderita stroke tersebut, kebutuhan pada perawatan dan dukungan selama

kehidupan penderita stroke juga akan berbeda-beda. Oleh karena itu dalam

penelitian ini peneliti tertarik untuk menggali hubungan dukungan keluarga

terhadap activity daily living (ADL) pada penderita stroke.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan dukungan

keluarga terhadap activity daily living (ADL) pada penderita stroke.


2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi seseorang berisiko tinggi

mengalami penyakit stroke : usia, tekanan darah, kadar gula darah,

kebiasaan merokok, riwayat stroke dalam keluarga, dan stress

b. Mengidentifikasi bagaimana dukungan keluarga pada pasien

pascastroke

c. Mengidentifikasi bagaimana Activity Daily Living (ADL) pada pasien

pascastroke

d. Mengidentifikasi bagaimana dukungan keluarga terhadap Activity Daily

Living (ADL) pada pasien pascastroke

D. Manfaat penelitian

a. Manfaat keilmuan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam

pengembangan ilmu keperawatan dan menjadi evidance based dalam

memahami hubungan dukungan keluarga terhadap activity daily living pada

penderita stroke.

b. Manfaat aplikatif

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan informasi bagi

keluarga penderia stroke dan hal-hal yang mereka hadapi, serta pemahaman

terhadap hal-hal yang menjadi kebutuhan penderita stroke selama

menghadapi penyakitnya. Sehingga melalui informasi tersebut keluarga


maupun penderita itu sendiri mengetahui dan memahami yang harus mereka

lakukan untuk dapat mengoptimalkan activity daily living penderita stroke.

c. Manfaat metodologi

Melalui penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

rujukan dalam melakukan pengembangan penelitian selanjutnya yang terkait

dukungan keluarga terhadap activity daily living pada penderita stroke.


DAFTAR PUSTAKA

Alchuriyah., & Wahyun, C.U. (2016). Faktor Risiko Kejadian Stroke Usia

Muda pada Pasien Rumah Sakit Brawijaya Surabaya. Jawa Timur :

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya

Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (2017). Division for Heart

Disease and Stroke Prevention. Amerika Serikat

Friedman, L. M. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori, Praktik.

(5th ed). Jakarta: EGC.

Karunia, E. (2016). Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Kemandirian

Activity Daily of Living Pascastroke. Jawa Timur : Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya

Kozier. (2010). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis. Edisi 5. Jakarta: EGC.

Okthavia, S. (2014). Hubungan antara Dukungan Sosial Keluarga terhadap

Tingkat Self Esteem pada Penderita Pasca Stroke.

Prizon, R., dkk. (2010). Awas Stroke : Pengertian, gejala, tindakan, perawatan

dan pencegahan. Yogyakarta

RISKESDAS. (2018). Laporan Nasional. Jakarta : Kemenkes RI

Tatali., J., A, Katuuk, M, E., & Kundre, R. (2018). Hubungan Dukungan

Keluarga dengan Tingkat Kemanirian Activity Daily Living (ADL) paa

Pasien Pasca Stroke di Poliklinik Neurologi RSU GMIM Pancaran Kasih

Manado
Tamara, E., Bayhakki., & Nauli, F.A. (2014). Hubungan antara Dukungan

Keluarga dan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus Tipe Ii di Rsud

Arifin Achmad Provinsi Riau. Riau : Fakultas Keperawatan Universitas Riau

World Health Organization. (2014). The world health organization; quality of life.

Zurmeli., Bayhakki., & Utami, G. T. (2015). Hubungan Dukungan Keluarga

dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Terapi

Hemodialisis di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Riau : Fakultas

Keperawatan Universitas Riau

Anda mungkin juga menyukai