Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH PLENO BIOSTATISTIK

(Analisis Uji T /independen tidak berpasangan dan Uji T dependen


/berpasangan )

Dosen Pembimbing :
Ns. Yulia Rizka, M.Kep

Kelompok 2 (A 2016 1)

Fitri Amelia Mashita Dewi


Futri Rahayu Mega Sartika L.T
Indah Prtiwi Mellysa Rosalina
Ira Lestianti Miftahul Jannah
Irman Tabrani Nadira Husna
Khansa Rizki Syukrina Nur Afifah Yusfika
Lisa Monica Nur Annisa Ulfa
M. Zaini Nurfitri Rahmawati
Martina Danta Sastriani Nurhidayatul Nadya

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
2019/2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT. Yang masih memberikan


nafas kehidupan, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini
dengan tepat waktu. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang merupakan inspirator terbesar dalam segala
keteladanannya. Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada dosen
pembimbing mata kuliah Biostatistik, ibu Ns. Yulia Rizka, M.Kep yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini, serta orang
tua yang selalu mendukung kelancaran tugas penulis.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas kelompok
Biostatistik. Makalah ini dianjurkan untuk dibaca oleh semua mahasiswa pada
umumnya sebagai penambah pengetahuan dan pemahaman tentang yang akan
dipelajari.
Akhirnya penulis sampaikan terimakasih atas perhatian nya terhadap
makalah ini, dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca yang budiman pada umumnya. Tak ada gading yang
takretak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala kerendahan hati, saran-
saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan dari para pembaca
guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu
mendatang.

Pekanbaru, 11 September 2019

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2
C. Tujuan ......................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 3
A. Defenisi Uji T ............................................................................................................ 3
B. Jenis-Jenis Uji T ......................................................................................................... 3
a. Uji T Independen Varian sama dan Varian tidak sama ........................................... 3
b. Uji T Dependen ....................................................................................................... 5
C. Soal Skenario ............................................................................................................. 6
a. Skenario 1 ............................................................................................................ 6
b. Skenario 2 ............................................................................................................ 9
c. Skenario 3 .......................................................................................................... 12
D. Contoh Soal Baru dan Jawaban ............................................................................... 15
a. Contoh Soal Uji T Independen Varian sama ..................................................... 15
b. Contoh Soal Uji T Independen Varian tidak sama ............................................ 18
c. Contoh Soal Uji T Dependen ............................................................................. 20
BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 24
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 24
B. Saran .......................................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam uji statistik parametrik terdapat beberapa uji yang dapat
digunakan untuk mengambil kesimpulan tentang populasi dari sampel yang
diambil. Seandainya sampel yang diambil merupakan sampel yang saling
berhubungan, maka akan timbul suatu permasalahan bagaimana cara
(metode) menganalisisnya dan uji statistik apa yang digunakan. Salah satu uji
statistik parametrik digunakan adalah uji T-test dependent.
Uji T atau T test adalah suatu salah satu test statistik yang
dipergunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis nihil yang
menyetakan bahwa diantara dua buah mean sampel yag diambil secara
random darii populasi yang sama, tidak terdapat perbedaan signifikan. Uji t
dikenal dengan uji parsial yaitu untuk menguji bagaimana pengaruh masing-
masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri terhadap variabel terikatnya.
Uji ini dapat dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel atau
dengan melihat kolom signifikansi pada masing-masing t hitung.
Uji t dapat dibagi 2, yaitu uji t yang digunakan untuk pengujian
hipotesis 1 sampel dan uji t yang digunakan untuk pengujian hipotesis 2
sampel. Bila dihubungkan dengan kebebasan (independent) sampel yang
digunakan (khusus bagi uji t dengan 2 sampel), maka uji t dibagi lagi menjadi
2 yaitu uji t untuk sampel bebas (independent) dan ui t untuk sampel
berpasangan (paired).
Uji t – test dependent adlah pengujian yang mana tidak adanya
perbedaan yang signifikan antara nilai variabel dari dua sampel yang
berpasangan atau berkorelasi. Fungsi dari t- test dependent adalah untuk
membandingkan rata-rata dua grup yang saling berpasangan. Sampel
berpasangan dapat diartikan sebagai sebeuah sampel dengan subyek yang
sama namun mengalami 2 perlakuan atau pengukuran yang berbeda, yaitu
pengkuran sebelum dan sesudah dilakukan sebuah perlakuan. Syarat jenis uji

1
t- test dependet adalah (a) data berdistribusi normal, (b) kedua kelompok data
adalah dependent (saling berhubungan/berpasangan), dan (c) jenis data yang
digunakan adalah numerik dan kategorik (dua kelompok).
Uji F dikenal dengan uji serentak atau uji model/uji anova, yaitu uji
untuk melihat bagaimana kah pengaruh semua variabel bebasnya secara
bersama-sama terhadap variabel terikatnya. Atau untuk menguji apakah
model regresi yang kita buat baik/signifikan atau tidak baik/non signifikan.
Jika model signifikan maka mode ini bisa digunakan untuk
prediksi/peramalan, sebaliknya jika non/tidak signifikan maka model regresi
tidak dapat digunakan untuk peramalan.
Penggunaan uji Anova diperlukan dalam sebuah penelitian, terkadang
kita ingin membandingkan hasil perlakuan (treatment) pada sebuah populasi
dengan populasi yang lain dengan metode uji hipotesis yang ada (Distribusi
Z, Chi Kuadrat, atau Distribusi-T). Membandingkan suatu rata-rata populasi
dengan satu rata-rata populasi yang lain, selain memakan waktu, juga
beresiko mengandung kesalahan yang besar. Untuk itu kita juga memerlukan
sebuah metode yang cepat dan beresiko mengandung kesalahan yang kecil,
yakni Anova (Analysis of Variance).
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu uji t- test dependent dan independent ?
2. Apa saja jenis-jenis dari uji t- test dependent dan independent ?
3. Bagaimana contoh soal dalam uji t- test dependent dan independent ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui uji t- test dependent dan independent ?
2. Untuk mengetahui dan memahami jenis-jenis dari uji t- test dependent dan
independent ?
3. Untuk memahami contoh soal dalam uji t- test dependent dan
independent?

2
BAB II

A. Defenisi Uji T

Uji T (t-test) melakukan pengujian terhadap koefisien regresi secara


parsial, pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikasi peran secara
parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen dengan
mengansumsikan bahwa variabel independen lain dianggap konstan
(Sugiyono, 2014).
Menurut Ghozali (2012) uji beda t-test digunakan untuk menguji seberapa
jauh pengaruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
secara individual dalam menerangkan variabel dependen secara parsial.
Dasar pengambilan keputusan digunakan dalam uji t adalah sebagai berikut:
a. Jika nilai probabilitas signifikansi > 0,05 maka hipotesis ditolak.
Hipotesis ditolak mempunyai arti bahwa variabel independen tidak
berpengaruh signifikansi terhadap variabel dependen.
b. Jika nilai probabilitas signifikansi < 0.05 maka hipotesis diterima.
Hipotesis tidak dapat ditolak mempunyai arti bahwa variabel
independen berpengaruh signifikansi terhadap variabel dependen.
B. Jenis – Jenis Uji T
1. Uji T Independen Varian Sama dan Varian Tidak Sama

Uji ini untuk mengetahui perbedaan rata-rata dua


populasi/kelompok data yang independen. Contoh kasus suatu penelitian
ingin mengetahui hubungan status merokok ibu hamil dengan berat
badan bayi yang dilahirkan. Respondan terbagi dalam dua kelompok,
yauti mereka yang merokok dan yang tidak merokok.
Uji T independen ini memiliki asumsi/syarat yang mesti dipenuhi, yaitu :
1. Datanya berdistribusi normal.
2. Kedua kelompok data independen (bebas)
3. Variabel yang dihubungkan berbentuk numerik dan kategorik
(dengan hanya 2 kelompok)

3
Secara perhitungan manual ada dua formula (rumus) uji T
independen, yaitu uji T yang variannya sama dan uji T yang variannya
tidak sama.
Untuk varian sama gunakan formulasi berikut :

Dimana Sp :

Keterangan :
Xa = Rata-rata kelompok a
Xb = Rata-rata kelompok b
Sp = Standar Deviasi gabungan
Sa = Standar deviasi kelompok a
Sb = Standar deviasi kelompok b
na = Banyaknya sampel di kelompok a
nb = Banyaknya sampel di kelompok b
DF = na + nb -2

Sedangkan untuk varian yang tidak sama gunakan formulasi berikut :

4
Untuk DF (degrre of freedom) uji T independen yang variannya
tidak sama itu berbeda dengan yang di atas (DF= Na + Nb -2), tetapi
menggunakan rumus :

Untuk menentukan apakah varian sama atau beda, maka


menggunaka rumus :

Bila nilai P > α , maka variannya sama, namun bila nilai P <= α,
berarti variannya berbeda.

2. Uji T Dependen
Uji ini untuk menguji perbedaan rata-rata antara dua kelompok data
yang dependen. Misalnya untuk mengetahui apakah ada perbedaan berat
badan sebelum mengikuti proram diet dan berat badan setelah mengikuti
program diet.
Sama seperti uji T independen, uji T dependen memiliki asumsi yang
harus dipenuhi, yaitu :

1. Datanya berdistribusi normal.


2. Kedua kelompok data dependen (berpasangan)
3. variabel yang dihubungkan berbentuk numerik dan kategorik
(dengan hanya 2 kelompok).

5
Rumus yang digunakan, sebagai berikut :

Keterangan :
δ = Rata-rata deviasi (selisih sampel sebelum dan sampel sesudah)
SDδ = Standar deviasi dari δ (selisih sampel sebelum dan sampel
sesudah)
n = Banyaknya sampel
DF = n-1

C. Soal Skenario
1. Skenario 1
Seorang pejabat kemenkes berpendapat bahwa rata-rata nikotin yang
dikandung rokok jarim lebih tinggi dibandingkan rokok wismilak. Untuk
membuktikan pendapatknya, di lakukan penelitian dengan mengambil
sample secara random 10 batang rokok jarum dan 8 batang rokok
wismilak. Dari hasil pengolahan data didapatkan bahwa rata-rata kadar
nikotin rokok jarum adalah 23,1 mg dengan standar deviasi 1,5 mg,
sementara itu kadar nikotin rokok wismilak rata-rata 20,0 mg dengan
standar deviasi 1,7 mg. Berdasarkan data tersebut ujilah pendapat pejabat
kemenkes tersebut dengan menggunakan alpha 5%.
Pertanyaan
 Buktikan bahwa itu adalah contoh uji T independet varian sama
 Ujilah dengan uji T independent varian sama dengan langkah-
langkah uji statistik

6
Penyelesaian:

a. H0 = Varian rata-rata nilai zat nikotin rokok jarum sama dengan


rokok wismilak
Ha = Varian rata-rata nilai zat nikotin rokok jarum beda dengan
rokok wismilak
b. α = 5% (0,05)
c. Standar deviasi (σ) rokok jarum = 1,5 mg
d. Standar deviasi (σ) rokok wismilak =1,7 mg
e. Cari varian denga uji F
2
(𝜎 1 )
𝑈𝑗𝑖 𝐹 =
(𝜎₂) 2

(1,7) 2
𝑈𝑗𝑖 𝐹 = = 1,28
(1,5)2

f. Menentukan denominator dan nominator tabel f


Rumus:

f denominator

𝑑𝑓1 = 𝑛₁ − 1

𝑑𝑓1 = 10 − 1

=9

f nominator

𝑑𝑓1 = 𝑛₂ − 1

𝑑𝑓1 = 8 − 1

=7

Kesimpulan

nilai F tabel = 3,21, F hitung < F tabel 1,28 < 3,2 artinya H0 gagal ditolak,
lakukan uji independent variant sama.

a. H0 = tidak ada perbedaan rata-rata nilai variant rokok jarum dengan


rokok wismilak

7
Ha = ada perbedaan rata-rata nilai variant rokok jarum dan rokok
wismilak
b. α = 5% (0,05)
c. Rumus uji T varian sama

sp2 = (n1-n1) s12 + (n2-1) s22

n1+n2-2

sp2 = (n1-n1) s12 + (n2-1) s22

n1+n2-2

= (10-1) (1,5)2 + (8-1) (1,7)2

(10+8)-2

= 20,25 + 20, 23

16

= 2, 53

=√2,53

= 1,59

t= X1 - X2

sp √(1/n1) + (1/n2)

= 23,1 - 20

1,59√(1/10) + (1/8)

= 3,1

1,59 √0,225

= 4,111

8
Menentukan df tabel T

df t = n1 + n2 – 2

= 10 + 8 – 2

=16

d. Nilai T tabel = 1, 746

Nilai T hitung > T tabel

4,1 > 1, 746

HO gagal di tolak

e. Interpretasi dari hasil uji statistik p value < alpha (α), ada perbedaan
rata-rata rokok jarum dan rokok wismilak.

f. Keterangan:

n1 atau n2= jumlah sampel ke 1 dan 2

s1 atau s2= jumlah deviasi sampel 1 dan 2

x1= rata-rata rokok jarum

x2= rata-rata rokok wismilak

2. Skenario 2

Seorang pejabat Kemenkes berpendapat bahwa rata-rata nikotin


yang dikandung rokok jarum lebih tinggi dibandingkan rokok wismilak.
Untuk membuktikan pendapatnya, dilakukan penelitian dengan
mengambil sampel secara random 12 batang rokok jarum dan 9 batang
rokok wismilak. Dari hasil pengolahan data didapatkan bahwa rata-rata
kadar nikotin rokok jarum adalah 25,2 mg dengan standar deviasi 4,5 mg.
sementara itu kadar nikotin rokok wismilak rata-rata 20,0 mg dengan
standar deviasi 1,5 mg. berdasarkan data tersebut ujjilah pendapat pejabat
Kemenkes tersebut dengan menggunakan alpha 5%.

9
Pertanyaan:
Buktikan bahwa itu adalah contoh uji T independen varian tidak sama

Diketahui :

𝑋1 = rata-rata nikotin jarum : 25,2


𝑋2 = rata-rata nikotin wismilak: 20
𝑆1 = Standar deviasi rokok jarum : 4,5
𝑆2 = Standar deviasi rokok wismilak 1,5
𝑛1 = Banyak rokok jarum : 12
𝑛2 = Banyak rokok wismilak : 9

Ditanya : Uji T independen varian tidak sama


Dijawab :
Tentukan H0 dan Ha
H0 : varian kadar nikotin jarum sama dengan varian kadar nikotin
wismilak
Ha : varian kadar nikotin jarum berbeda dengan varian kadar nikotin
wismilak
Untuk menguji variannya sama atau beda pakai uji F

𝑆1 ² 4,5 ² 20,25
F= = 1,5 ² = =9
𝑆2 ² 2,25

𝑑𝑓1 = 𝑛1 – 1 𝑑𝑓2 = 𝑛2 - 1
= 12 – 1 =9-1
= 11 (numerator) = 8 (deminator)

Kemudian lihat di table F

10
Nilai F = 9 dan terlihat pada area < 0,005 artinya nilai p < 0,005 . sehingga
keputusannya H0 ditolak yang artinya varian kadar nikotin jarum berbeda
dengan varian kadar nikotin wismilak.

Menguji dengan uji T

𝑋1 − 𝑋2
T= 𝑆 ² 𝑆 ²
√ 1 + 2
𝑛1 𝑛2

25,2− 20
=
√ 4,5 ² + 1,5 ²
12 9

5,2
= 20,25 2,25
√ +
12 9

5,2
=
√ 1,6875 + 0,25

5,2
=
√1,9375

5,2
= 1,391

= 3,738

Degree of freedom = df

2
𝑆 ² 𝑆 ²
[ 1 ⁄𝑛1 + 2 ⁄𝑛2 ]
df = 2 2 =
𝑆 ² 𝑆 ²
( 1 ⁄𝑛1 ) ( 2 ⁄𝑛2 )
+
𝑛1 −1 𝑛2 −1

11
2
4,5 ² 1,5 ²
[ + ]
12 9
= 2 2
4,5 ² 1,5 ²
( ) ( )
12 9
+
11 8

20,25 2,25 2
[ + ]
12 9
= 20,25 2 2,25 2
( ) ( )
12
+ 9
11 8

[ 1,9375]2
= (1,6875 )2 (0,25 )2
+
11 8

3,7593
= 0,258+ 0,0078

3,7593
= 0,266

= 14,07
Lihat di tabel T

Diperoleh nilai t = 3,738 dan df= 14,07, maka nilainya disebelah kanan
dari nilai tabel 2,977 yang berarti nilai P&lt;0,005 kecil dari nilai α= 0,05.
Maka P<0,05 dengan hasil H0 ditolak yakni varian kadar nikotin jarum
berbeda dengan varian kadar nikotin wismilak.

3. Skenario 3

Seorang peneliti ingin mengetahui pengaruh vitamin B12 terhadap


penyakit anemia. Sejumlah 10 penderita diberi suntikan vitamin B12
diukur kadar Hb darah sebelum dan sesudah pengobatan. Hasil
pengukuran adalah sebagai berikut:

Sebelum 12,2 11,3 14,7 11,4 11,5 12,7 11,2 12,1 13,3 10,8
Sesudah 13,0 13,4 16,0 13,6 14,0 13,8 13,5 13,8 15,5 13,2
Pertanyaan:

12
Ujilah menggunakan Uji T Dependen!

Jawab:

Hipotesis:

Ho : δ = 0 (tidak ada perubahan kadar Hb antara sebelum dan sesudah


pemberian vit B12)

Ha : δ = 0 (ada perubahan kadar Hb antara seblum dan sesudah pemberian


vit B12)

Sebelum Sesudah D= D2
(X1) (X2) X1-X2
12,2 13,0 -0,8 0,64
11,3 13,4 -2,1 4,41
14,7 16,0 -1,3 1,69
11,4 13,6 -2,2 4,84
11,5 14,0 -2,5 6,25
12,7 13,8 -1,1 1,21
11,2 13,5 -2,3 5,29
12,1 13,8 -1,7 2,89
13,3 15,5 -2,2 4,84
10,8 13,2 -2,4 5,76
Jumlah -18,6 37,82

18,6
a. Deviasi = 10

= 1,86

b. Standar Deviasi
1 (∑⋅ D)2
S = √n−1 (∑D − )
n

13
1 (−18,6) 2
S = √10−1 [31,82 − ]
10

1 (345.96)
S = √9 [37,82 − ]
10

1
S = √9 (37,82 − 34.596)

1
S = √9 (3,224)

S = √0.35
S = 0,60

c. Uji T
1,86
t = 0,60⁄
√10

t = 9,80

df = n1-1
= 10-1
=9

Dari soal diatas, diperoleh t = 9,80 dan df = 9, maka nilainya di sebelah


kanan dari nilai table 3,250 (p = 0,005) berarti nilai P < 0,005. Karena
ujinya two tail, maka nilai p=0,005 x 2 dengan nilai p < 0,01.

Hasil uji statistic menghasilkan nilai p < 0,01 yang lebih kecil daripada
nilai alpha (0,05), maka dapat diputuskan Ho ditolak. Jadi, dengan
menggunakan alpha 5% dapat disimpulkan bahwa secara statistik ada
perbedaan kadar Hb antara sebelum dan sesudah diberi suntikan vitamin
B12 (p<0,01).

14
g. Contoh Soal Baru dan Jawaban
1. Uji T Independen Varian Sama

Seorang penjabat Depkes berpendapat bahwa rata-rata vitamin C


yang dikandung jeruk bali lebih tinggi dibandingkan jeruk mandarin.
Untuk membuktikan pendapatnya, dilakukan penelitian dengan
mengambil sampel secara random 12 buah jeruk bali dan 11 buah jeruk
mandarin. Dari hasil pengolahan data dilaporkan bahwa rata-rata kadar
vitamin C jeruk bali 61 mg dengan standar deviasi 2,5 mg. Sementara itu,
kadar nikotin pada jeruk mandarin rata-rata 51 mg dengan standar deviasi
1,5 mg. berdasarkan data tersebut ujilah penjabat Depkep tersebut dengan
menggunakan alpha 5%!

Jawab:

Diket : n1 = 12 S1 = 2.5 mg X1 = 61

n2 = 11 S2 = 1,5 mg X2 = 51

Dit : kesimpulan uji statistic?

Hipotesis

Ho : σ12 = σ22 (varian kadar vitamin C jeruk bali sama dengan varian
vitamin C jeruk mandarin)

Ha : σ12 = σ22 (varian kadar vitamin C jeruk bali berbeda dengan variana
vitamin C jeruk mandarin)

Perhitungan uji F

F = (2.5)2 / (1,5)2 = 2,7

df1 = 12-1 =11df2 = 11-1 =10

15
Dari nilai F dan kedua df tersebut kemudian dilihat pada table F, df1=11
sebagai numerator dan df2=10 sebagai denominator. Adapun cara
mencarinya adalah sebagai berikut:

Numerator DF
Denomi DF Area 1 2 3 4 5 6 7 8 12 Dsb
10
0,100 2,28
0,050 2,91
0,025 3,62
0,010 4,71
0,005 5,66
0,001 8,45

Tabel distribusi F

Pada soal diatas diperoleh nilai F=2,7 da terlihat angka tersebut


terletak di antara angka 2,28 dan 2,91 pada area 0,100 dan 0.050, artinya
nilai 0,050 > P > 0,100, sehingga keputusannya: Ho gagal ditolak. Ini
berarti varian kadar vitamin C jeruk bali sama dengan varian kadar
vitamin C jeruk mandarin.

Langkah selanjutnya adalah menguji perbedaan mean kedua


kelompok data tersebut dengan menggunakan uji t untuk varian yang
sama:

Hipotesis:

Ho: 𝜇 1 = 𝜇2 (mean kadar vitamin C jeruk bali sama dengan kadar vitamin
C jeruk mandarin)

Ha: 𝜇 1 > 𝜇2 (mean kadar vitamin C jeruk bali lebih btinggi dari kadar
vitamin C jeruk mandarin)

16
Dengan Ha seperti di atas berarti ujinya dengan one tail (satu arah/satu
sisi).

Perhitungan Uji t

Sp2 = (12-1) 2.52 + (11-1) 1,52


12 + 11 – 2
= 4,34

Sp = 2,08

61−58
t= 1 1
2,08√ +
12 11

3
t = 0.85 = 3,52

df = 12 + 11 – 2 = 21

Kemudian dicari nilai P dengan menggunakan table distribusi t. Adapun


cara mencarinya ada;ah sebagai berikut:

Df/ 10 05 025 01 005


α
1 … … … … …
21 1.32 1.72 2.08 2.51 2.83
3 1 0 8 1
Table distribusi t

Pada soal diatas diperoleh nilai t=3,52, dengan df=21, maka nilai
tersebut terletak disebelah kanan dari nilai 2.831. Berarti nilai p-nya
adalah < 0,0005 (karena ujinya one tail, nilai p langsung digunakan tidak
perlu dikalikan dua).

17
Keputusan Uji Statistik

Hasil perhitungan menghasilkan nilai P < 0,0005 yang lebih kecil dari
nilai alpha (0,05), maka dapat diputuskan Ho ditolak. Dengan
menggunakan alpha 5% dapat disimpulkan bahwa secara statistic kadar
vitamin C jeruk bali memang lebih tinggi dibandingkan kadar vitamin C
jeruk mandarin (P < 0,0005).

2. Contoh Uji T Independen Varian Tidak Sama

Seorang mahasiswa kedokteran berpendapat bahwa rata-rata kafein


yang dikandungcoklat silverqueen lebih tinggi dibandingkan dengan
coklat chunky bar. Unutk membuktikan pendapatannya dilakukan
penelitian dengan mengambil sampel secara random. 10 batang coklat
silverqueen dan 9 batang coklat chunky bar. Dari hasil pengolahan data
didapatkan bahwa rata-rata kadar kafein pada coklat silverqueen adalah
25,1 mg dengan standar devisiasi 4,2 mg sedangkan kadar kafein coklat
chunky bar rata-rata 20,2 mg dengan standar devisiasi 1,4 mg.
Berdasarkan data tersebut ujilah pendapatmahasiswa kedokteran tersebut
dengan menggunakan alpha 5%.

Penyelesaian

Diket :

S¹ = 4,2 mg X¹ = 25,1 mg
S² = 1,4 mg X² = 20,2
N¹ = 10
N² = 9

Dit : df ? dan T ?

Jawab :

F = (S¹)²/( S²)²
= (4,2)²/(1,4)²
= 17,64/1,96
= 9
df¹ = S¹-1 df² = S²-1
= 10-1 = 9-1

18
=9 =8
Pada soal diatas diperoleh nilai F = 9 dan terlihat angka tersebut diatas
angka 10,37 pada area 0.001 artinya p < 0,05 sehingga keputusannya Ho
ditolak ini berarti varian kadar kafein coklat silverqueen berbeda dengan
varian kadar kafein coklat chungky bar.
𝒙𝟏−𝒙𝟐
T= 𝟐 𝟐
√(𝒔𝟏) +(𝒔𝟐)
𝒏𝟏 𝒏𝟐

25,1−20,2
= 17,64 1,96
√ +
10 9

4,9
=
√1,76+0,21

4,9
=
√1.91

4,9
= = 3,5
1,4

(𝒔𝟏)𝟐 (𝒔𝟐)𝟐
+
𝒏𝟏 𝒏𝟐
Df= 𝟐
(𝒔𝟏)𝟐 (𝒔𝟐)𝟐 𝟐
( ) ( )
𝒏𝟏 𝒏𝟐
+ 𝒏𝟐−𝟏
𝒏𝟏−𝟏

17,64 1,96
+
10 9
= 17,64 1,96
10 9 )
( 10−1 )+( 9−1

1,76 +0,21
= 1,76 0,21
+
9 8

1,76+0,21
=
0,19+0,02

1,97
=
0,21

= 9,38

19
Pada soal diatas diperoleh nilai T = 3,5 df = 9,38. Maka nilai
tersebut terletak disebelah kanan dari nilai 3,250 pada area < 0.0005. hasil
perhitungan menghasilkan nilai p < 0,005 yang lebih kecil dari alpha
(0,05), maka dapat diputuskan bahwa secara statistik kadar kafein coklat
silverqueen memang lebih tinggi dibandingkan kadar kafein coklat
chungky bar (p < 0,005)

3. Contoh Uji T dependen


Soal 1
Data sampel terdiri atas 8 pasien pria mendapat obat captoril dengan dosis 6,25
mg. Pasien diukur tekanan darah sistolik sebelum pemberian obat dan 60 menit
sesudah pemberian obat. Peneliti ingin mengetahui apakah pengobatan tersebut
efektif untuk menurunkan tekanan darah pasien-pasien tersebut dengan alpha 5%.
Adapun data hasil pengukuran adalah sebagai berikut..

Sebelum 175 179 165 170 162 180 177 178


Sesudah 140 143 135 133 162 150 182 150
Jawab :

Hipotesis
Ho : δ = 0 (Tidak ada perbedaan tekanan darah sistolik pria antara sebelum dan
sesudah pemberian Catopril)
Ha : δ = 0 (Ada perbedaan tekanan darah sistolik pria antara sebelum dan sesudah
diberikan Catopril)

X1 X2 D = x 1 – x2 D2
175 140 35 1225
179 143 36 1296
165 135 30 900
170 133 37 1369
162 162 0 0
180 150 30 900
182 177 5 25
178 150 28 784

20
Jumlah 201 6499

𝐷 201
𝑑= = = 25,125
𝑛 8

Df = n – 1
=8-1=7

√ ΣD² – (ΣD)² / n
SD_d =
𝑛−1

√ 6499 – (201)² / 8
=
8−1

√ 6499 – 40401 / 8
=
7

√ 6499 – 40401 / 8
=
7

√ 6499 – 5050,125
=
7

√ 1488,875
=
7

= √207
=14,38 14,38

𝑑 25,125 25,125 25,125


𝑡 = 𝑆𝐷_𝑑/√𝑛 = 14,38/√8 = 14,38/2,82
= 5,09
= 4,93

Ket :

d : rata-rata deviasi/ selisih sampel 1 dan 2

SD_d : standar deviasi dari deviasi

n : jumlah sampel

T : uji T

21
Dari soal diatas diperoleh t = 4,93 dan df = 8-1 = 7, maka nilainya di
sebelah kanan dari nilai table 3,250 (p = 0,005) berarti nilai p < 0,005. Maka
dapat diputuskan Ho ditolak. Jadi, dengan menggunakan alpha 5% dapat
disimpulkan bahwa captopril efektif untuk menurunkan tekanan darah.

Soal 2

Data sampel terdiri atas 10 pasien pria mendapat obat captoril


dengan dosis 6,25 mg. Pasien diukur tekanan darah sistolik sebelum
pemberian obat dan 60 menit sesudah pemberian obat. Peneliti ingin
mengetahui apakah pengobatan tersebut efektif untuk menurunkan tekanan
darah pasien-pasien tersebut dengan alpha 5%. Adapun data hasil
pengukuran adalah sebagai berikut,

Sebelum : 175 179 165 170 162 180 177 178 140 176

Sesudah : 140 143 135 133 162 150 182 150 175 160

Hipotesis

Ho : u = Tidak ada perbedaan tekanan darah sistolik pria antara sebelum


dibandingkan sesudah dengan pemberian catopril

Ho : u = Ada perbedaan tekanan darah sistolik setelah diberikan catopril


dibanding sebelum diberikan obat

Uji Statistik

Uji T dua sampel berpasangan (Uji T Dependen)

Perhitungan :

Diperoleh :

D (X1 - X2) : -35, -36, -30, -37, 0, -30, 5, -28, 35, -16

D2 : 17,2

S : 23,62

n : 10
𝛿 −17,2 −17,2
t = 𝑆/ = 23,62/√10 =23,62/3,162 = -2,302
√𝑛

Df = n-1 = 10-1 = 9

22
Dilihat pada tabel t pada Df = 9, t = 2,302 diperoleh P-value < 0,0253

Keputusan

Dengan alpha 0,5%, maka P-value < 0,05 sehingga Ho ditolak

Kesimpulan

Tekanan Darah sistolik setelah pemberian catopril terbukti bermakna atau


signifikan berbeda dibandingkan sebelum pemberian catropil

23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Uji T atau T test adalah salah satu test statistik yang dipergunakan
untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis nihil yang menyatakan
bahwa diantara dua buah mean sampel yag diambil secara random dari
populasi yang sama, tidak terdapat perbedaan signifikan.
Uji t dikenal dengan uji parsial yaitu untuk menguji bagaimana
pengaruh masing-masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri terhadap
variabel terikatnya. Uji ini dapat dilakukan dengan membandingkan t hitung
dengan t tabel atau dengan melihat kolom signifikansi pada masing-masing t
hitung.
Uji t – test dependent adalah pengujian yang mana tidak adanya
perbedaan yang signifikan antara nilai variabel dari dua sampel yang
berpasangan atau berkorelasi. Fungsi dari t- test dependent adalah untuk
membandingkan rata-rata dua grup yang saling berpasangan. Syarat jenis uji
t- test dependet adalah (a) data berdistribusi normal, (b) kedua kelompok data
adalah dependent (saling berhubungan/berpasangan), dan (c) jenis data yang
digunakan adalah numerik dan kategorik (dua kelompok).
Uji Anova atau disebut juga uji F adalah uji untuk melihat
bagaimanakah pengaruh semua variabel bebasnya secara bersama-sama
terhadap vaiabel terikat. Penggunaan uji Anova diperlukan dalam sebuah
penelitian untuk membandingkan hasil perlakuan (treatmeant) pada sebuah
populasi dengan populasi lain dengan metode uji hipotesis yang ada.

B. Saran
Pembuatan makalah ini ditujukan untuk memudahkan pembaca dalam
mempelajari konsep dasar tentang uji T, terkhusus untuk mahasiswa
keperawatan universitas Riau kelompok 2 A 2016 1. Jadi diharapkan agar
mahasiswa dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, serta mampu

24
memahami konsep dasar teori tentang uji T sehingga memudahkan
mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akhir perkuliahan (skripsi).

25
DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitati.


Bandung: Alfabeta.

Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS.
Yogyakarta:Universitas Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai