Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH RISKESDAS 2018

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kebijakan Keperawatan
yang diampu oleh Nina Pamela Sari M. Kep

Disusun Oleh:

Arip Lutpi
Aryani Fitri Agustina
Deri Gumilar
Elsa Lutfhi M
Fauzi Abdul Gofar
Laela Rachmach
Mimma Noor Amalia
Dian Mawardiani

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak
nikmatnya kepada penulis sehingga atas berkat dan rahmat serta karunia-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan tugas.
Terima kasih penulis sampaikan juga kepada dosen pengajar keperawatan medical
bedah yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengerjakan tugas ini, tak
lupa penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada seluruh pihak
yang baik secara langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam upaya
penyelesaian makalah ini baik mendukung secara moril maupun materil.
Walaupun penulis telah berusaha semaksimal mungkin, akan tetapi penulis menyadari
bahwa masih banyak terdapat kesalahan, kekurangan dan kehilapan dalam penulisan
makalah ini. Untuk itu, saran dan kritik tetap penulis harapkan demi perbaikan makalah ini
kedepan.

Tasikmalaya, Oktober 2019

Penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) adalah salah satu riset skala nasional yang
berbasis komunitas dan telah dilaksanakan secara berkala oleh Badan Litbangkes
Kemenkes RI, yaitu di tahun 2007, 2010 dan 2013. Hasil Riskesdas telah banyak
dimanfaatkan baik itu untuk tujuan perencanaan, maupun pemantauan dan evaluasi
program pembangunan kesehatan baik di tingkat nasional, provinsi maupun
kabupaten/kota.
Mengawali sambutannya pada Pertemuan Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis)
tingkat pusat dalam rangka persiapan pelaksanaan Riskesdas 2018 tersebut, Menteri
Kesehatan RI, Nila Farid Moeloek, mengingatkan bahwa banyaknya informasi yang
akan dihasilkan dari Riskesdas 2018, maka menjelang pelaksanaannya, perlu
persiapan yang sangat matang

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teori Riskesdas 2018 ?
2. Bagaimana hasil Riskesdas 2018 ?

C. Tujuan
1. Mengetahui teori Riskesdas 2018.
2. Mengetahui hasil Rsikesdas 2018.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori
Tahun 2018, Kementerian Kesehatan RI melalui Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan kembali mengadakan Riskesdas, yakni survei lima tahunan
yang hasilnya dapat digunakan menilai perkembangan status kesehatan masyarakat,
faktor risiko, dan perkembangan upaya pembangunan kesehatan.
Tujuan dilaksanakannya Riskesdas 2018, antara lain: a) Menilai status
kesehatan masyarakat dan determinan yang mempengaruhinya; b) Menilai perubahan
indikator status kesehatan masyarakat dan determinan yang mempengaruhinya; serta
c) Menilai perubahan Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) hasil
pembangunan kesehatan di Kabupaten/Kota.
Riskesdas 2018 rencananya akan dilakukan pada bulan April-Mei 2018.
Desain penelitian yang digunakan potong lintang (cross sectional) dengan kerangka
sampel bloksensus dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) bulan Maret 2018
dari Badan Pusat Statistik (BPS). Populasi adalah rumah tangga di Indonesia di
seluruh provinsi dan kabupaten/kota (34 Provinsi, 416 kabupaten dan 98 kota).
Adapun jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 300.000 rumah tangga yang diperoleh
dari 30.000 blok survei (masing-masing blok survey terdiri dari 10 rumah tangga).
Merupakan sebuah kemajuan, karena pada tahun ini pelaksanaan Riskesdas
Kemenkes terintegrasi Susenas BPS.
Adapun metode pengumpulan data Riskesdas 2018 dilakukan melalui metode
wawancara, pengukuran, dan pemeriksaan. Kegiatan yang dilakukan yaitu:
1. Wawancara indicator kesehatan masyarakat kepada semua anggota keluarga yang
terpilih (sampel);
2. Pemeriksaan bio medis; dan
3. Pemeriksaan gigi oleh dokter gigi (bekerjasama dengan Persatuan Dokter Gigi
Indonesia/PDGI).
Indikator Riskesdas berbasis komunitas dengan unit analisis RumahTangga/
Anggota Rumah Tangga. Indikator Riskesdas 2018 merupakan indicator prioritas
(SPM, RPJMN, Renstra, IPKM, PIS-PK, Germas dan program).
Indikator Riskesdas 2018, mencakup:

4
1. Pelayanan Kesehatan meliputi akses pelayanan kesehatan, JKN, pengobatan,
pemanfaatan pelayanan kesehatan, pelayanan kesehatan tradisional;
2. Perilaku Kesehatan meliputi merokok, aktivitas fisik, minuman beralkohol,
konsumsi makanan, pencegahan penyakit tular nyamuk, penggunaan helm;
3. Lingkungan meliputi penyedian dan penggunaan air, penggunaan jamban,
pembuangan sampah, pembuangan limbah, rumah sehat, penggunaan bahan
bakar;
4. Biomedis meliputi pemeriksaan malaria, HB, glukosa darah, kolesterol,
trigleliserida, antibody (PD3I); serta
5. Status kesehatan meliputi penyakit menular, penyakit tidak menular, gangguan
jiwa-defresi-emosi, kesehatan gigi dan mulut, kesehatan ibu-bayi-balita dan anak
remaja, status gizi, cedera dan disabilitas.

B. Hasil Riskesdas 2018


1. Status Gizi
Riskesdas 2018 menunjukkan adanya perbaikan status gizi pada balita di
Indonesia. Proporsi status gizi sangat pendek dan pendek turun dari 37,2% (Riskesdas
2013) menjadi 30,8%. Demikian juga proporsi status gizi buruk dan gizi kurang turun
dari 19,6% (Riskesdas 2013) menjadi 17,7%.Namun yang perlu menjadi perhatian
adalah adanya tren peningkatan proporsi obesitas pada orang dewasa sejak tahun 2007
sebagai berikut 10,5% (Riskesdas 2007), 14,8% (Riskesdas 2013) dan 21,8%
(Riskesdas 2018).
2. Kesehatan Ibu
Kesehatanibu di Indonesia juga membaik terlihat dari meningkatnya proporsi
pemeriksaan kehamilan dari 95,2% (Riskesdas 2013) menjadi 96,1%, proporsi
pemeriksaan kehamilan (k1 ideal) dari 81,3% (Riskesdas 2013) menjadi 86%,
proporsi pemeriksaan kehamilan (k4) dari 70% (Riskesdas 2013) menjadi 74,1%,
proporsi persalinan di fasilitas kesehatan dari 66,7% (Riskesdas 2013) menjadi
79,3%.Sama halnya dengan proporsi pelayanan kunjungan nifas lengkap yang
meningkat dari 32,1% (Riskesdas 2013) menjadi 37%.
3. Kesehatan Anak
Perlu menjadi perhatian adalah data cakupan imunisasi dasar lengkap pada
anak umur 12-23 bulan, Riskesdas 2018 menunjukkan cakupan imunisasi sebesar
5
57,9%. Angka ini sedikit menurun jika dibandingkan Riskesdas 2013 sebesar 59,2%.
Adapun proporsi berat badan lahir <2500 gram (BBLR) sebesar 6,2% dan proporsi
panjang badan lahir<48 cm sebesar 22,7%.
4. Penyakit Menular
Prevalensi penyakit menular seperti ISPA, malaria dan diare pada balita
mengalami penurunan jika dibandingkan dengan hasil Riskesdas 2013. Prevalensi
ISPA turundari 13,8% menjadi 4,4%, malaria turun dari 1,4% menjadi 0,4%, sama
halnya dengan diare pada balita juga turun dari 18,5% menjadi 12,3%. Penting untuk
diperhatikan adalah prevalensi TB Paru berdasarkan diagnosis dokter tidak
mengalami pergeseran, yakni sebesar 0,4% dan prevalensi pneumonia yang naik dari
1,6% menjadi 2%.
5. Penyakit Tidak Menular, Kesehatan Jiwa, dan Kesehatan Gigi Mulut
Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi Penyakit Tidak Menular mengalami
kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013, antara lain kanker, stroke,
penyakit ginjal kronis, diabetes melitus, dan hipertensi.
Prevalensi kanker naik dari 1,4% (Riskesdas 2013) menjadi 1,8%; prevalensi stroke
naik dari 7% menjadi 10,9%; dan penyakit ginjal kronik naik dari 2% menjadi 3,8%.
Berdasarkan pemeriksaan gula darah, diabetes melitus naik dari 6,9% menjadi 8,5%;
dan hasil pengukuran tekanan darah, hipertensi naik dari 25,8% menjadi 34,1%.
Kenaikan prevalensi penyakit tidak menular ini berhubungan dengan pola
hidup, antara lain merokok, konsumsi minuman beralkohol, aktivitas fisik, serta
konsumsi buah dan sayur.
Sejak tahun 2013 prevalensi merokok pada remaja (10-18 tahun) terus
meningkat, yaitu 7,2% (Riskesdas 2013), 8,8% (Sirkesnas 2016) dan 9,1% (Riskesdas
2018). Data proporsi konsumsi minuman beralkohol pun meningkat dari 3% menjadi
3,3%. Demikian juga proporsi aktivitas fisik kurang juga naik dari 26,1% menjadi
33,5% dan 0,8% mengonsumsi minuman beralkohol berlebihan. Hal lainnya adalah
proporsi konsumsi buah dan sayur kurang pada penduduk 5 tahun, masih sangat
bermasalah yaitu sebesar 95,5%.
Peningkatan proporsi gangguan jiwa pada data yang didapatkan Riskesdas
2018 cukup signifikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013, naik dari 1,7%
menjadi 7%.
Untuk kesehatan gigi dan mulut, Riskesdas 2018 mencatat proporsi masalah
gigi dan mulut sebesar 57,6% dan yang mendapatkan pelayanan dari tenaga medis
6
gigi sebesar 10,2%. Adapun proporsi perilaku menyikat gigi dengan benar sebesar
2,8%.
6. Disabilitas dan Cidera
Riskesdas 2018 menunjukkan proporsi disabilitas pada umur 5-17 tahun
sebesar 3,3% dan pada umur 18-59 tahun sebesar 22%. Pada umur 60 keatas 2,6%
mengalami disabilitas berat dan ketergantungan total. Terjadi penurunan cidera yang
terjadi dijalan raya yaitu dari 42,8% (Riskesdas 2013) menjadi 31,4%.
7. Kesehatan Lingkungan
Data kesehatan lingkungan terlihat dari pemakaian air per hari dan
pengelolaan sampah. Dibandingkan dengan Riskesdas 2013, dirumah tangga
pemakaian air < 20L per orang per hari turun dari 5% menjadi 2,2%. Untuk
pengelolaan sampah, rumah tangga yang mengelola dengan membakar sebesar 49,5%.
8. Akses Pelayanan Kesehatan
Riskesdas 2018 menunjukkan proporsi pengetahuan rumah tangga terhadap
kemudahan akses kerumah sakit sebagai berikut; mudah 37,1%; sulit 36,9%; dan
sangat sulit 26%. Analisis dilihat dari jenis transportasi, waktu tempuh dan biaya.
9. Pelayanan Kesehatan Tradisional
Pelayanan kesehatan tradisional Riskesdas 2018 dilihat dari pemanfaatan
taman obat keluarga (toga), proporsinya sebesar 24,6%. Proporsi pemanfaatan
pelayanan kesehatan tradisional sedikit meningkat, dari 30,4% (Riskesdas 2013)
menjadi 31,4%.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) adalah salah satu riset skala nasional yang
berbasis komunitas dan telah dilaksanakan secara berkala oleh Badan Litbangkes
Kemenkes RI, yaitu di tahun 2007, 2010 dan 2013. Hasil Riskesdas telah banyak
dimanfaatkan baik itu untuk tujuan perencanaan, maupun pemantauan dan evaluasi
program pembangunan kesehatan baik di tingkat nasional, provinsi maupun
kabupaten/kota.

B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca untuk memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi
penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

8
DAFTAR PUSTAKA
https://kominfo.go.id/content/detail/12793/riset-kesehatan-dasar-2018-tampil-beda-
dengan-revolusi-kebijakan-one-data/0/artikel_gpr
http://www.depkes.go.id/article/view/18110200003/potret-sehat-indonesia-dari-
riskesdas-2018.html
http://www.depkes.go.id/article/print/18013000002/menkes-persiapkan-riskesdas-
2018-secara-matang.html

Anda mungkin juga menyukai