Anda di halaman 1dari 13

KELAINAN JANTUNG BAWAAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Anak

Yang diampu oleh : Sri Mulyanti M.kep

Disusun oleh :

Atep Tono NIM : E1714401005


Elsa Luthfi NIM : E1714401011
Pipih Pirdasari NIM : E1714401027

DIPLOMA III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA

2018/2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Alloh SWT Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
tak lupa kami pohonkan semoga sholawat dan salam senantiasa dicurah limpahkan kepada
panutan kami Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan segenap sahabatnya. Puji syukur
juga kami panjatkan karena sesuai dengan ini kami dapat menyelesaikan penulisan Makalah
Keperawatan Anak “ Kelainan Jantung Bawaan “.
Kami telah berusaha maksimal sesuai dengan kemampuan kami untuk menyusun
makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Sumber dari makalah ini adalah
literatur-literatur dari berbagai sumber baik media cetak maupun yang berasal dari kami
berselancar di dunia maya. Makalah ini terselesaikan berkat bantuan dari banyak pihak,
sehingga pada kesempatan ini tak lupa kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, tak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan makalah ini
adanya. Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi isi
maupun tata-cara kami menyampaikanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Tasikmalaya, Maret 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................................... I

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... II

DAFTAR ISI..................................................................................................................... III

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Penyakit .......................................................................................... 2


B. Konsep Asuhan Keperawatan ................................................................................ 4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 8
B. Saran ....................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 9

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit jantung bawaan merupakan kelainan anatomi jantung yang sudah ada
sejak dalam kandungan. Kelainan jantung ini tidak selalu menunjukan gejala segera
setelah lahir, bahkan mungkin saja sampai dewasa gejala tersebut tidak tampak. Tidak
jarang gejala baru ditemukan setelah bayi berusia beberapa bulan atau kadang beberapa
tahun.
KJB Sianotik Adalah penyakit jantung bawaan yang disertai dengan warna
kebiruan-biruan pada mukosa tubuh. Menurut walter (1994), sianosis adalah warna
kebiru-biruan yang timbul pada kulit karena Hb tak jenuh dalam darah adalah rendah
dan sering sukar untuk ditentukan kuantitasnya secara klinis.
Konsep asuhan keperawatan melalui beberapa tahap yaitu ; pengkajian,
masalah, dan perencanaan.
Pengkajian yaitu melalui usia, pertumbuhan dan perkembangan, pola aktivitas, tanda
vital, sianosis, pemeriksaan penunjang dan program terapi.
Masalah yaitu ada diagnosis medis dan masalah yang akan timbul.
Perencanaan yaitu melalui beberapa macam contohnya dengan mengoptimalkan
cardiac output.

B. Rumusan Masalah
Setelah melihat latar belakang diatas maka dapat dirumuskan, beberapa
rumusan masalah :
1. Bagaimana konsep dasar penyakit pada kelainan jantung bawaan ?
2. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada kelainan jantung bawaan ?

C. Tujuan
Setelah melihat rumusan masalah diatas maka dapat disimpulkan dengan
bertujuan untuk :
1. Mengetahui dan memahami tentang bagaimana konsep dasar penyakit pada
kelainan jantung bawaaan
2. Mengetahui dan memahami tentang bagaimana konsep asuhan keperawatan pada
kelainan jantung bawaaan

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR
Pengertian
 Penyakit jantung bawaan merupakan kelainan anatomi jantung yang sudah ada sejak
dalam kandungan. Kelainan jantung ini tidak selalu menunjukan gejala segera setelah
lahir, bahkan mungkin saja sampai dewasa gejala tersebut tidak tampak. Tidak jarang
gejala baru ditemukan setelah bayi berusia beberapa bulan atau kadang beberapa tahun.

 KJB merupakan gangguan perkembangan jantung yang diduga terjadi pada masa
embrio dan yang dapat disebabkan toxsoplasmosis, rybela, cytomegalovirus, herves
(TORCH) yang diderita oleh ibu, pemakaian obat obatan, atau terkena sinar radiasi.

 KJB mempunyai banyak jenis penggolongan. Ada yang berdasarkan beban volume dan
tekanan dan ada yang berdasarkan ada tidaknya sianosis. Pada anak, penggolangan
yang sering digunakan adalah tidak adanya sianosis. Oleh karena itu, penulis akan
membahas berdasarkan pengelompokan yang terakhir.

KJB A Sianotik

KJB A Sianotik adalah penyakit jantung bawaan yang tidak disertai dengan warna
kebiruan pada mukosa tubuh. Yang termasuk dalam KJB A adalah:

1. Ventrikel Septal Defect (VSD), yaitu adanya defect atau celah antara ventrikel kiri
dan ventrikel kanan.
2. Atrial Septal Defect (ASD), yaitu adanya defect atau celah antara atrium kiri atau
kanan.
3. Patent Duktus Arteriosus (PDA), yaitu adanya defect atau celah pada ductus
arteriosus yang seharusnya telah menutup pada usia 3 hari setelah lahir.
4. Stenosis Aorta (SA), yaitu adanya penyempitan pada katup aorta yang dapat
diakibatkan oleh penebalan katup.
5. Stenosis Pulmonal (SP), yaitu adanya penyempitan pada katup pulmonal.
Adanya defect menyebabkan piran (kebocoran) darah dari jatung sebelah kiri ke
kanan, karena jantung sebelah kiri mempunyai tekanan yang lebih besar. Besarnya
piran bergantung pada besarnya defect.

2
KJB Sianotik
Adalah penyakit jantung bawaan yang disertai dengan warna kebiruan-biruan pada
mukosa tubuh. Menurut walter (1994), sianosis adalah warna kebiru-biruan yang timbul
pada kulit karena Hb tak jenuh dalam darah adalah rendah dan sering sukar untuk
ditentukan kuantitasnya secara klinis. Warna sianotik pada mukosa tubuh tersebut
hendaknya dibedakan dengan warna kepucatan pada tubuh anak yang mungkin terjadi
karena beberapa faktor, seperti pigmentasi dan sumber cahaya. Beberapa macam PJB
sianotik diantaranya adalah:
1. Tetraloggi of Fallot (TF), yaitu kelainan jantung yang timbul sejak bayi dengan gejala
sianosis karena terdapat kelainan, yaitu VSD, stenosis pulmonal, hipertrofi ventrikel
kanan, dan overiding aorta.
2. Transposisi Artero Besar (TAB) atau Transposition of the Great Arteries (TGA), yaitu
kelainan yang terjadi karena pemindahan letak aorta dan arteri pulmonalis, sehingga
aorta keluar dari ventrikel kanan dan arteri pulmonalis dari ventrikel kiri.

KJB pada anak, terutama yang sianotik, dapat mangakibatkan kegawatan apabila tidak
ditangani secara benar, seperti gagal jantung dan serangan sianosis (sianotic spell).

3
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1. Usia
Perlu diketahui pada usia berapa gejala mulai timbul. Pada anak dengan KJB, gejala
tersebut tidak selalu disertai dengan tanda-tanda yang spesifik, karena anak dapat
melakukan aktivitas secara normal. Kadang-kadang gejala muncul setelah anak
remaja atau menginjak dewasa.

2. Pertumbuhan dan perkembangan


Sebagian anak yang menderita KJB dapat tumbuh dan berkembang secara normal.
Pada beberapa kasus yang spesifik, seperti VSD, ASD dan TF, pertumbuhan fisik
anak terganggu, terutama berat badannya. Anak kelihatan kurus dan mudah sakit,
terutama karena infeksi saluran napas. Sedangkan untuk perkembangannya, yang
sering mengalami gangguan adalah aspek motoriknya.

3. Pola aktivitas
Anak-anak yang menderita TF sering tidak dapat melaksanakan aktivitas sehari-
harinya secara normal. Apabila melakukan aktivitas yang membutuhkan banyak
energi, seperti berlari, bergerak, berjalan-jalan cukup jauh, makan/minum tergesa-
gesa, menangis, atau tiba-tiba duduk jongkok (squating), anak dapat mengalami
serangan sianosis. Hal ini dimaksudkan untuk memperlancar aliran darah ke otak.
Kadang-kadang anak tampak pasif dan lemah, sehingga kurang mampu untuk
melaksanakan aktivitas sehari-hari dan perlu dibantu.

4. Tanda vital (suhu, nadi, respirasi, dan kesadaran)


Suhu anak yang menderita KJB adalah rekatif/normal selama tidak didapatkan
tanda-tanda infeksi. Nadi pada masa bayi secara normal lebih cepat dibandingkan
dengan masa anak-anak. Pada anak yang mengalami kesulitan napas/sesak napas
sering didapatkan tanda-tanda adanya retraksi otot bantu napas, pernapasan cuping
hidung, dan napas cepat, sementara pada bayi sering ditandai dengan
minum/menetek yang sering berhenti. Sesak napas ini sering timbul bila melakukan
latihan yang lama dan intensif.

4
Menurut penilaian Glascow Coma Scale (GSC), kesadaran termasuk dalam
kategori compos mentis. Dalam keadaan yang memburuk, seperti ketika anak
mengalami gagal jantung, kesadaran bisa mengalami penurunan bahkan sampai
mengalami koma.

5. Sianosis
Terutama terjadi pada kasus TF. Harus dibedakan antara sianosis perifer dan
sianosis sentral. Sianosis perifer terjadi karena vaskontriksi pembuluh darah,
terutama pada bagian perifer yang dapat dilihat pada ujung-ujung ekstremitas.
Sedangkan pada sianosis sentral, warna kebiruandapat dilihat pada membran
mukosa, seperti lidah, bibir, dan konjungtiva. Sianosis sentral dapat timbul selama
melakukan aktivitas, seperti menangis, atau makan tergesa-gesa. Pada sianosis
yang berat, tanpa melakukan aktivitas apapun warna pucat kebiruan sudah tampak.
Sianosis ini tidak selalu ada pada penyakit jantung bawaan. Hal ini bergantung pada
letak kelainnya. Misalnya saja, pada VSD atau ASD tanda sianosis ini tidak
tampak.

6. Pemeriksaan Penunjang
1) Ultra Sono Grafi (USG) dada yang digunakan untuk menentukan besar jantung,
bentuk vaskularisasi paru, serta untuk mengetahui keadaan thymus, trachea, dan
osephagus.
2) Elektro Cardiografi (ECG) berguna untuk mengetahui adanya aritmia atau
hipertrofi
3) Echo Cardiografi berguna untuk mengetahui hemodinamik dan anatomi jantung
4) Kateterisasi dan Angiografi untuk mengetahui gangguan anatomi jantung yang
dilakukan dengan tindakan pembedahan
5) Pemeriksaan Laboratorium. Biasanya pemeriksaan darah dilakukan untuk
serum elektrolit, Hb, Packet Cell Volume (PCV), dan kadar gula

7. Program Terapi
Pengobatan ditunjukan untuk dua hal, yaitu :
1) Jenis dan berat penyakitnya

5
Apabila terdapat sianosis maka diperlukan optimalisasi fisik dan mental untuk
persiapan operasi. Observasi tanda-tanda vital dan terapi suportif tetap diperlukan
meskipun anak tidak mengalami sianosis
2) Mengatasi penyakit/komplikasi, yang biasanya dilakukan dengan tindakan
operatif.

MASALAH
1. Diagnosis medis dugaan (suspect) KJB
2. Masalah yang sering timbul adalah :
1) Penurunan Cardiac Output (curah jantung)
2) Intoleransi aktivitas
3) Gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan
4) Risiko Injeksi
5) Risiko trauma
6) Koping keluarga

PERENCANAAN
Apabila terdapat tanda-tanda yang mendukung terjadinya KJB, segera lakukan
rujukan ke tenaga medis atau ke klinik yang mempunyai fasilitas yang lebih lengkap.
Sementara itu, apabila dijumpai masalah-masalah tersebut diatas dan anak belum
mendapatkan pertolongan dari dokter atau tenaga yang berwenang, maka perlu
dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Optimalkan Output Cardiac
Untuk maksud tersebut perlu diberikan istirahat yang cukup bagi anak.
Usahakan agar suasana lingkungan tenang dan nyaman. Segera berkolaborasi
dengan tim dokter untuk pemberian digoxin (digitalisasi). Selama pemberian
digoxin, lakukan observasi terhadap tanda-tanda vital dan intoksikasi digitalis,.
Tanda-tanda intoksikasi, segera hentikan pemberian digoxin. Apabila keadaan
membaik, segera mulai dengan dosis awal.
2. Bantu pemenuhan kebutuhan aktivitas
Meskipun ada keterbatasan aktivitas, anak perlu dibantu untuk memilih
aktivitas yang disukainya, termasuk dalam hal bermain. Perlu diperhatikan adalah
menghindari aktivitas yang berlebihan. Hal ini disebabkan karena aktivitas yang
berlebihan membutuhkan oksigen yang cukup, sementara persediaan oksigen dalam

6
tubuh terbatas. Anak sedapat mungkin beristirahat dengan cukup sesuai dengan
usianya. Hindari juga perubahan suhu lingkungan yang mendadak, karena hal
tersebut memicu jantung untuk bekerja lebih keras guna memenuhi O2. Apabila anak
bangun tidur dan akan diajak jalan-jalan pagi, gunakan pakaian yang tebal agar anak
tidak kedinginan. Gunakan air hangat untuk mandi bila cuaca dingin.
3. Berikan stimulus pertumbuhan dan perkembangan
Untuk membantu pertumbuhan anak, maka makanan yang mencukupi sangat
diperlukan, yaitu cukup protein, vitamin, mineral, karbohidrat, dan lemak yang
sangat dibutuhkan pada masa anak. Perlu ditambahkan sumber Fe yang mencukupi
, seperti bayam dan hati. Fe yang cukup dalam tubuh akan membantu meningkatkan
kadar oksigen. Untuk merangsang perkembangan anak, aktivitas harus sesuai
dengan keadaan dan kemampuan anak. Yang perlu diperhatikan bahwa anak tetap
bisa bermain tanpa memperburuk keadaan penyakitnya.
4. Hindari terjadinya infeksi/trauma
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi berulang pada
anak dengan penyakit jantung bawaan diantaranya adalah segera diobati dan sedapat
mungkin dijauhkan dari orang tua atau saudaranya yang sedang menderita penyakit
menular. Orang tua yang harus merawat anaknya hendaknya melindungi dirinya
sendiri dari selama sakit, misalnya, dengan menggunakan masker selama menyusui.
Selain itu, perlu juga diberikan nutrisi, dan istirahat yang mencukupi untuk
memulihkan kondisi tubuh. Penjelasan mengenai resiko infeksi dan tanda-tanda
akibat penyakit yang diderita anak perlu diinformasikan kepada orang tua.
5. Berikan pendidikan kesehatan pada orang tua dan keluarganya
Untuk mengurangi kecemasan orang tua maka diperlukan penjelasan mengenai
keadaan penyakit anaknya, pengobatan, kemungkinan dilakukan
pembedahan/operasi, dan upaya untuk menghindari keadaan yang lebih buruk,
misalnya, memberikan cukup istirahat dan kasih sayang.

7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penyakit jantung bawaan merupakan kelainan anatomi jantung yang
sudah ada sejak dalam kandungan. Kelainan jantung ini tidak selalu menunjukan
gejala segera setelah lahir, bahkan mungkin saja sampai dewasa gejala tersebut
tidak tampak. Tidak jarang gejala baru ditemukan setelah bayi berusia beberapa
bulan atau kadang beberapa tahun.
Konsep asuhan keperawatan melalui beberapa tahap yaitu ; pengkajian,
masalah, dan perencanaan.Pengkajian yaitu melalui usia, pertumbuhan dan
perkembangan, pola aktivitas, tanda vital, sianosis, pemeriksaan penunjang dan
program terapi. Masalah yaitu ada diagnosis medis dan masalah yang akan
timbul. Perencanaan yaitu melalui beberapa macam contohnya dengan
mengoptimalkan cardiac output.

B. SARAN

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi


pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.

Penulis banyak berharap para pembaca untuk memberikan kritik dan


saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan
penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini
berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada
umumnya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam,dkk. 2005. Asuhan keperawatan bayi dan anak. salemba


medika;jakarta.

Anda mungkin juga menyukai