SKRIPSI
RISKITA AYU
215139062
SKRIPSI
Penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Keperawatan (S.Kep)
RISKITA AYU
215139062
Telah diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Porgram Studi
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Respati Indonesia
Jakarta, Oktober
Pembimbing I Pembimbing II
( ) ( )
Mengetahui,
Ketua Program Studi Keperawatan
(Ns. )
HALAMAN PENGESAHAN
DEWAN PENGUJI
Bab ini berisi tentang latar belakang kenapa penelitian ini diambil dan tujuan yang diinginkan
peneliti dalam penelitian ini.
Hipertensi ialah suatu masalah kesehatan yang cukup tinggi di dunia. Menurut data
World Healty Organization (WHO) (2015) menunjukan prevelensi penderita
hipertensi terjadi pada ke lompok umur dewasa yang berumur ≥ 25 tahun yaitu sekitar
40%. Hipertensi diprediksi dapat menyebabkan kematian yaitu sekitar 7,5 juta dan
penyebab kematian di dunia yaitu sekitar 12,8%. Adapun di Amerika Serikat
Diprediksi terdapat 33,8% penduduknya menderita hipertensi yang terjadi pada jenis
kelamin laki - laki maupun perempun. Adapun di Indonesia, prevelensi penderita
hipertensi menurut Depertemen Kesehatan yaitu terdapat sekitar 31,7%, dimana
hanya 7,2 dari 31,7% penduduk yang mempunyai pemahaman mengenai hipertensi
serta terdapat kejadian yang minum obat hipertensi hanya sekitar 0,4%.
Pada tahun 2016 di Jawa Barat ditemukan 790.382 orang kasus hipertensi (2,46 %
terhadap jumlah penduduk ≥ 18 tahun), dengan jumlah kasus yang diperiksa sebanyak
8.029.245 orang, tersebar di 26 kabupaten/kota, dan hanya 1 kabupaten/kota (Kabupaten
Bandung Barat), tidak melaporkan kasus hipertensi, Jawa Barat menempati peringkat ke
2 pada tahun 2018 sebesar 39,1 % (Dinas Kesehatan, 2017). Prevalensi hipertensi
penduduk Kota Bogor kelompok umur diatas 18 tahun, sebesar 1,49%. Sedangkan
prevalensi Provinsi Jawa Barat itu sebesar 2,46% (Dinas Kesehatan, 2017). Berdasarkan
data Puskesmas Bogor Utara tahun 2018 , terdapat jumlah suspek 47.722 dan jumlah
yang dilakukan pengukuran tekanan darah 6.726. Jumlah kasus yang diobati hanya
1.979. Berdasarkan data tersebut angka keberhasilan pengobatan masih sangat rendah.
Angka keberhasilan pengobatan merupakan jumlah semua kasus hipertensi yang diobati
dan dilaporkan, maka angka keberhasilan pengobatan hipertensi di Indonesia pada tahun
2016 sebesar 100% (Permenkes, 2016). Dari data Puskesmas Bogor Utara , disebutkan
bahwa angka keberhasilan pengobatan Puskesmas Bogor Utara Kota Bogor yaitu
29,42%. Maka capaian angka keberhasilan hipertensi di Puskesmas Bogor Utara masih
rendah (Profil Puskesmas Bogor Utara, 2018).
Pasien yang memiliki dukungan dari keluarga mereka menunjukkan perbaikan perawatan
dari pada yang tidak mendapat dukungan dari keluarga. Dukungan keluarga dapat berupa
perhatian mengenai penyakit mereka atau mengingatkan untuk minum obat. Penelitian
lain di Durango menemukan bahwa ada hubungan yang kuat antara dukungan keluarga
dan keberhasilan terapi pada pasien hipertensi (Effendi, 2017). Bagi penderita hipertensi,
kepatuhan terhadap pengobatan merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan pengobatan (Yue, et al., 2014). Namun, kepatuhan terhadap pengobatan
seringkali rendah. Studi kepatuhan terhadap pengobatan pada penderita hipertensi pernah
dilakukan di Kabupaten Sleman, Yogyakarta pada tahun 2011 yang menunjukan bahwa
dari 215 responden diketahui 37,7% tidak patuh menggunakan obat antihipertensi
(Saepudin, et al., 2013)
Hipertensi dapat disertai gejala ataupun tanpa gejala yang memberi ancaman
terhadap kesehatan secara terus - menerus (Vitahealth, Situmorang, 2015). Gejala yang
sering muncul berupa nyeri kepada kepala atau rasa berat pada tengkuk, vertigo,
merasa selalu berdebar - debar, merasa mudah lelah, penglihatan kabur, telinga
berdenging, serta dapat mengalami mimisan. Jika terjadi peningkatan tekanan darah
dalam kurun waktu lama dapat menybabkan rusaknya jaringan pada ginjal atau
biasa disebut gagal ginjal, juga dapat terjadi jantung koroner serta gangguan pada otak
yang menimbulkan penyakit stroke, sehingga sangat penting untuk mendeteksi
lebih awal tekanan darah agar lebih mudah mendapatkan pengobatan.
Tinjauan pustaka berisi teori-teori yang mencakup apa yang dibahas dalam penelitian.
Penelitian ini membahas tentang Hipertensi, Keluarga, dan Dukungan Keluarga.
Tekanan darah yang selalu tinggi dan tidak diobati atau dicegah sejak dini,
maka sangat berisiko menyebabkan penyakit degeneratif seperti retinopati,
penebalan dinding jantung, kerusakan ginjal, jantung koroner, pecahnya
pembuluh darah, stroke, bahkan dapat menyebabkan kematian mendadak.
a. Diuretika Merupakan golongan obat hipertensi yang mekanisme pengeluaran cairan tubuh
via urine. Tetapi karena merupakan jenis potasium kemungkinan akan terbuang dalam
cairan urine, maka perlu dilakukan pengontrolan konsumsi potasium.
b. Beta Blockers Merupakan obat yang dipakai dalam upaya pengontrolan tekanan darah
melalui proses memperlambat kerja jantung dan memperlebar pembuluh darah.
c. Calsium channel blocker Merupakan salah satu obat yang biasa dipakai dalam
pengontrolan yang biasa dipakai dalam pengontrolan darah tinggi atau hipertensi melalui
proses relaksasi pembuluh darah yang juga memperlebar pembuluh darah. Hipertensi
esensial tidak diobati tetapi dapat diberikan pengobatan untuk mencegah terjadinya
komplikasi. Tindakan awal pada perubahan adalah mengubah pola hidup penderita
hipertensi :
a. Penderita hipertensi yang mengalami kegemukan dianjurkan untuk menurunkan berat
badannya sampai pada batas ideal masa tubuh.
b. Mengubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan atau kadar kolestrol darah
tinggi. Mengurangi asupan garam dan disertai dengan asupan kalsium, magnesium dan
kalium yang cukup.
c. Melakukan olah raga aerobik yang tidak terlalu berat. Penderita hipertensi esensial tidak
perlu mengurangi aktivitasnya selama tekanan darahnya dalam batas normal.
d. Berhenti merokok.
e. Pemberian obat-obatan.
f. Diuretik thiazide biasanya merupakan obat pertama yang diberikan untuk mengobati
hipertensi. Diuretik membantuk ginjal membuang garam dan seluruh tubuh sehinggga
menurunkan volum cairan di seluruh tubuh sehingga menurunkan tekanan pembuluh darah.
Diuretik juga menyebabkan hilangnya kalium melalui air kemih, sehingga kadang kalium.
Diuretik kalium atau obat penahan kalium. Diuretik sangat efektif pada :
1) Lanjut usia.
2) Kegemukan.
3) Penderita gagal jantung atau penyakit ginjal menahun.
2.1.5 Penyebab
a. Olahraga yang cukup Selain dapat memperlancar peredaran darah, olah raga dapat pula
membakar lemak sehingga tidak kelebihan berat badan. Latihan olah raga yang dianjurkan
meliputi tahap-tahap pernafasan, peregangan, latihan inti, pendinginan, peregangan.
b. Tidak merokok Cara menghindari pengaruh rokok yaitu : Sebaiknya menghindari area
perokok, atau tutuplah hidung jika terpaksa melintas di area perokok dengan banyak asap
rokok. Jika anda seorang yang selalu merokok, kurangilah jumlah batang rokok dalam
sehari, lama menghisap rokok, kekuatan menghisap rokok dan banyak hisapan rokok dalam
1 batang. Jika anda pernah merokok, berhentilah untuk tidak merokok sama sekali dengan
niat yang penuh. Menghentikan kecanduan merokok secara total sangat sulit dilakukan
apabila seseorang sudah kecanduan.
c. Tidak minum alkohol Hipertensi dapat dihindari dengan tidak mengkonsumsi minuman
yang mengandung alkohol. Minuman beralkohol banyak sekali jenisnya, baik yang dibuat
oleh pabrik maupun yang dibuat secara tradisional. Semuanya akan membahayakan bagi
penderita hipertensi.
d. Istirahat yang cukup Istirahat secara rileks dan tenang dapat mengurangi ketegangan
dan kelelahan otot pada tubuh sehingga mengembalikan kesegaran tubuh dan pikiran.
Istirahat dengan posisi badan berbaring dapat mengembalikan aliran darah ke otak.
e. Cara medis Pengobatan bagi penderita hipertensi dapat dilakukan dengan cara medis
melalui dokter dan tenaga para medis lainnya, serta cara tradisional dengan
memanfaatkan ramuan dan terapi yang ada secara turun temurun dalam masyarakat. Bagi
orang yang beresiko tinggi terkena hipertensi, seharusnya sering melakukan pemeriksaan
diri ke dokter secara berkala. Pengobatan hipertensi harus patuh terhadap anjuran dokter.
Jangan minum obat tanpa anjuran dari dokter, karena dapat menimbulkan kekebalan atau
resisten terhadap obat tertentu dan kerusakan ginjal.
f. Cara tradisional Banyak ramuan tradisional yang dipercaya dapat menurunkan tekanan
darah. Beberapa ramuan sudah diteliti secara laboratoris. Contoh bahan yang berkhasiat
menurunkan tekanan darah : cincau hijau, daun dan buah alpukat, mengkudu masak
(pace), mentimun, daun seledri, daun selada air, bawang putih, daun dan buah belimbing
bintang, buah belimbing wuluh, daun tapak dara, akar pepaya, rambut jagung, adas
pulowaras. Apabila tekanan darah sudah pada batas normal, segera dihentikan
pemakaiannya. Pemakaian berlebihan dapat mengakibatkan tekanan darah di bawah
normal.
g. Mengatur pola makan Perbanyak minum air putih. Cara makan yang baik adalah
secukupnya dengan porsi yang baik tetapi sering, bukan makan dengan porsi yang lebih
akan tetapi jarang. Kandungan zat dalam makanan juga harus diperhatikan.
2.1.6 Gejala
Hipertensi dikenal sebagai “silent killer” karena biasanya hipertensi tidak memiliki
tanda-tanda gejala dan banyak orang tidak tau bahwa dia terkena hipertensi. Ketika tingkat
tekanan darah yang sangat tinggi kebanyakan orang tidak memilki tanda-tanda atau gejala.
Sebagian kecil orang mengalami gejala seperti sakit kepala, muntah, pusing, dan mimisan.
Gejala ini biasanya tidak terjadi sampai tingkat tekanan darah telah mencapai tahap yang
parah atau mengancam jiwa. Satu – satunya cara untuk mengetahui dengan pasti jika
seseorang memiliki hipertensi adalah melakukan pemeriksaan tekanan darah ke layanan
kesehatan atau dokter (Bell, et al., 2015).
Kerangka konsep yang dimaksud adalah suatu abstraksi yang dibentuk dengan
menggeneralisasikan suatu pengertian (Notoatmodjo, 2018). Adapun yang menjadi variabel
independen dalam penelitian ini adalah “Dukungan keluarga” dan variabel dependen adalah
“kesembuhan keluarga yang terkena hipertensi”.
Hipotesis dalam suatu penelitian adalah jawaban sementara penelitian, patokan duga,
atau dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut.
Pembuktian dari hasil penelitian maka hipotesis ini dapat dikatakan benar atau salah,
dapat diterima atau ditolak (Notoatmodjo, 2018). Adapun yang menjadi hipotesis dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Pernyataan Negatif :
1 = Selalu
2 = Sering
3 = Kadang-kadang
4 = Tidak Pernah
(Sugiyono, 2014)
Dependen
Motivasi Keinginan Keluarga Kuesioner B Pengukuran dilakukan Pengukuran didapatkan Ordinal
Kepatuhan untuk sembuh dari dengan menggunakan hasil :
Hipertensi skala guttman dengan 0 = Kesembuhan kel yang
Berobat pilihan jawaban : dirawat kurang baik jika
Penderita Pernyataan Positif : median < 9
Hipertensi 2 = Ya 1 = Kesembuhan keluarga
1 = Tidak yang dirawat Baik jika
meidan ≥ 9 (Hastono,
Pernyataan Negatif : 2013)
2 = Tidak
1 = Ya
(Arikunto, 2013)
BAB IV
METODE PENELITIAN
Bab ini akan menjelaskan tentang desain penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi
penelitian, sampel penelitian, etika penelitian, teknik pengumpulan data, uji validitas dan
reliabilitas dan analisa data.