Anda di halaman 1dari 14

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

STATUS IMUNITAS ODHA DI PUSKESMAS


GEDONGTENGEN YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
ZULKARNAIN ZULHAM ROPE
1710201236

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
STATUS IMUNITAS ODHA DI PUSKESMAS
GEDONGTENGEN YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar


Sarjana Keperawatan
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta

Disusun oleh:
ZULKARNAIN ZULHAM ROPE
1710201236

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019
HALAMAN PERSETUJUAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


STATUS IMUNITAS ODHA DI PUSKESMAS
GEDONGTENGEN YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
ZULKARNAIN ZULHAM ROPE
1710201236

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan Diterima Sebagai Syarat Untuk
Mendapatkan Gelar Sarjana Keperawatan
Pada Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta

Pada tanggal:
31 Januari 2019

Pembimbing

Ruhyana, MAN.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
STATUS IMUNITAS ODHA DI PUSKESMAS
GEDONGTENGEN YOGYAKARTA1
Zulkarnain Zulham Rope2, Ruhyana3

ABSTRAK

Latar Belakang: Status imunitas ODHA dapat dilihat dari kadar CD4. Dengan adanya
peningkatan status imunologi pada hasil terapi, salah satunya yaitu terjadinya
peningkatan jumlah sel CD4. Jumlah limfosit Cluster of Differentiation Four (CD4)
sebagai penanda munculnya infeksi oportunistik pada penderita HIV-AIDS.
Penurunan kadar CD4 disebabkan oleh kematian CD4 yang dipengaruhi oleh virus
HIV. Faktor-faktor yang memberikan efek positif terhadap kenaikan CD4 pada ODHA
adalah jenis kelamin, jumlah CD4 awal, dan tingkat kepatuhan minum obat
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan usia, jenis kelamin, dan IMT dengan status
imunitas ODHA di Puskesmas Gedongtengen Yogyakarta.
Metode Penelitian: Penelitian ini adalah deskriptif korelatif. Rancangan penelitian
menggunakan pendekatan waktu cross sectional, serta menggunakan kuesioner
sebagai instrumen. Sampel menggunakan teknik accidental sampling dengan jumlah
sampel 35 responden. Analisis data yang digunakan adalah Spearman Rank
Hasil: Tidak terdapat hubungan antara usia, jenis kelamin dan IMT dengan status
imunitas ODHA di Puskesmas Gedongtengen Yogyakarta.
Simpulan dan Saran: Usia, jenis kelamin, dan IMT tidak mempengaruhi status
imunitas ODHA. Peneliti menyarankan supaya ODHA tetap meningkatkan status
imunitasnya pada semua jenjang usia, jenis kelamin dan status gizinya.

Kata Kunci : Usia, Jenis Kelamin, IMT, ODHA, CD4, Status Imunitas
Daftar Pustaka : Buku 22 buah (2007-2017), 15 Jurnal, 4 Skripsi, 8 Internet

1
Judul Skripsi
2
Mahasiswa PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
3
Dosen PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
FACTORS AFFECTING IMMUNITY STATUS OF HIV
POSITIVES IN GEDONGTENGEN PRIMARY
HEALTH CENTER OF YOGYAKARTA1
Zulkarnain Zulham Rope2, Ruhyana3

ABSTRACT

Background: Immunity status of HIV Positives/ People Living with HIV/AIDS


(PLWHA) can be seen from CD4 levels. The increase in immunological status on the
results of therapy can be seen in several aspects; one of them is the increase in the
number of CD4 cells. The number of lymphocytes in Cluster of Differentiation Four
(CD4) is a marker of the emergence of opportunistic infections in people with HIV-
AIDS. Decreased CD4 levels are caused by CD4 deaths that are affected by the HIV
virus. Factors that have a positive effect on CD4 increases in PLWHA are gender,
initial CD4 rate, and level of adherence to taking medication
Objective: The objective of the study was to determine the relationship among age,
sex, and BMI and immunity status of PLWHA in Gedongtengen Primary Health
Center of Yogyakarta.
Methods: This research applied descriptive correlative. The study design used a cross
sectional time approach, and used a questionnaire as an instrument. The samples used
accidental sampling technique with samples of 35 respondents. Analysis of the data
used Spearman Rank
Results: There was no correlation among age, sex and BMI and immunity status of
PLWHA in Gedongtengen Primary Health Center in Yogyakarta.
Conclusions and Suggestions: Age, gender, and BMI did not affect the immunity
status of PLWHA. The researcher suggested that ODHA continue to improve their
immunity status at all levels of age, gender and nutritional status.

Keywords : Age, Gender, BMI, PLWHA, CD4, Immunity Status


References : Book 22 pieces (2007-2017), 15 Journals, 4 Thesis, 8 Internet

1
Thesis Title
2
Student of Nursing School, Faculty of Health Sciences, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
3
Lecturer of Faculty of Health Sciences, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
PENDAHULUAN hidup, dan menurunkan kecacatan. ARV
HIV-AIDS merupakan penyakit tidak menyembuhkan penderita HIV,
yang dapat menyebabkan kematian namun dapat meningkatkan kualitas
sehingga penyakit ini membutuhkan hidup dan memperpanjang usia harapan
perhatian yang serius. Hal ini dilihat dari hidup penderita HIV-AIDS (Nursalam &
meningkatnya kasus HIV-AIDS di setiap Kurniawati, 2007).
tahunnya. WHO mencatat jumlah orang Dengan adanya peningkatan status
dengan HIV di dunia pada tahun 2016 imunologi pada hasil terapi, salah
adalah 36,7 juta dan orang dengan kasus satunya yaitu terjadinya peningkatan
baru yang terinfeksi HIV adalah 1,8 juta. jumlah sel CD4 (Schaller et al., 2005
Selain itu, orang meninggal dengan dalam Negoro, 2014). Jumlah limfosit
AIDS berjumlah 1 juta (WHO, 2016). Cluster of Differentiation Four (CD4)
Berdasarkan Kemenkes RI (2017), sebagai penanda munculnya infeksi
dari bulan Januari sampai dengan Maret oportunistik pada penderita HIV-AIDS.
2017 jumlah infeksi HIV di Indonesia Penurunan kadar CD4 disebabkan oleh
yang dilaporkan sebanyak 10.376 orang kematian CD4 yang dipengaruhi oleh
dan jumlah AIDS sebanyak 637 orang. virus HIV, ketika jumlahnya berada
Jumlah kumulatif penderita HIV di dibawah 350 sel/ml darah kondisi
provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut dianggap sebagai AIDS (Yusri et
sampai dengan tahun 2016 adalah sebesar al., 2012).
3.334 penderita. Sedangkan jumlah Di Indonesia, masih sedikit
kumulatif AIDS di provinsi Daerah penelitian yang membahas mengenai
Istimewa Yogyakarta sampai dengan faktor-faktor yang berhubungan dengan
tahun 2016 adalah 1.314 penderita. status imunitas berdasarkaan kadar CD4
Wilayah kabupaten/kota yang menepati pada pasien HIV dan belum ada yang
posisi tertinggi untuk jumlah penderita dilakukan dalam skala besar. Faktor-
HIV adalah di Kota Yogyakarta dengan faktor yang memberikan efek positif
jumlah penderita sebesar 507 orang dan terhadap kenaikan CD4 pada pasien HIV
penderita AIDS sebanyak 231 orang berdasarkan penelitian sebelumnya
(Dinas Kesahatan DIY, 2016). adalah jenis kelamin perempuan, jumlah
Seiring dengan berkembangnya CD4 awal, dan tingkat kepatuhan minum
berbagai macam pengobatan WHO obat (Maskew et al., 2013).
(2015), membuat kebijakan baru terkait Berdasarkan uraian latar belakang
penatalaksanaan infeksi HIV. Kebijakan penelitian, peneliti melakukan penelitian
tersebut meliputi diagnosis, perawatan tentang faktor-faktor apa yang
orang dengan HIV-AIDS, penggunaan dimungkinkan dapat mempengaruhi
antiretroviral (ARV) untuk pencegahan status imunitas ODHA (Orang Dengan
dan terapi HIV-AIDS. Berdasarkan HIV-AIDS) dalam hal ini berdasarkan
Permenkes No 21 Tahun 2013 pasal 34 kadar CD4 di Puskesmas Gedongtengen
tentang penanggulangan HIV dan AIDS. Yogyakarta.
Terapi antiretroviral (ARV) adalah
pengobatan yang dapat memperpanjang TUJUAN PENELITIAN
hidup ODHA, tetapi tidak dapat Untuk mengetahui faktor-faktor
menyembuhkan infeksi HIV yang mempengaruhi status imunitas
(Nasrorudin, 2013). ARV dapat ODHA di Puskemas Gedongtengen
diberikan pada penderita untuk Yogyakarta..
menghentikan aktivitas virus,
memulihkan sistem imun dan METODE PENELITIAN
mengurangi terjadinya infeksi Penelitian ini menggunakan
opurtunistik (IO), memperbaiki kualitas metode deskriptif korelatif dengan
pendekatan waktu cross sectional. responden (48,6%) dan kategori
Populasi dalam penelitian ini adalah usia 46-55 tahun sebanyak 5
seluruh ODHA di Puskesmas responden (14,3%).
Gedongtengen Yogyakarta pada tahun b. Jenis Kelamin
2018 adalah sejumlah 53. Sampel pada Tabel 3
penelitian ini adalah accidental Distribusi Responden
sampling. Berdasarkan penelitian 27 Berdasarkan Jenis Kelamin
November 2018 sampai dengan tanggal 9 No Jenis
f %
Januari 2019 besar sampel pada Kelamin
1 Laki-laki 26 74,3%
penelitian ini adalah 35 responden. 2 Perempuan 9 25,7%
Penelitian ini menggunakan alat Total 35 100%
pengumpulan data berupa lembar Berdasarkan tabel 3,
observasi didalamnya terdapat usia, jenis responden dengan frekuensi
kelamin, IMT dan CD4. Uji statistik yang terbanyak berada pada jenis
digunakan dalam penelitian ini adalah kelamin laki-laki sebanyak 26
Spearman Rank’s. responden (74,3%) dan
perempuan sebanyak 9
HASIL PENELITIAN responden (25,7%).
Penelitian ini dilakukan di c. IMT
Puskesmas Gedongtengen Yogyakarta Tabel 4
1. Karakteristik Responden Distribusi Responden
Tabel 1 Berdasarkan IMT
Karakteristik Responden No IMT f %
No Lama 1 Normal
f % 21 60%
Menderita
1 Baru 2 Tidak 14 40%
(< 2 tahun) 10 28,6% Normal
2 Lama Total 35 100%
(≥ 2 tahun) 25 71,4%
Berdasarkan tabel 4, dapat
Total 35 100%
diketahui bahwa responden
Berdasarkan tabel 1, lama terbanyak adalah IMT dengan
menderita responden terbanyak ≥ 2 kategori normal sebanyak 21
tahun sebanyak 25 orang (71,4%) responden (60%) dan IMT
dan paling sedikit < 2 tahun dengan kategori tidak normal
sebanyak 10 orang (28,6%). yang terdiri dari kurus,
2. Analisis Univariat kegemukan dan obesitas
a. Usia sebanyak 14 responden (40%).
Tabel 2 d. Status Imunitas
Distribusi Responden Tabel 5
Berdasarkan Usia Status Imunitas ODHA
No Usia f % No Status f %
1 17-25 6 17,1% Imunitas
2 26-35 1 Normal 7 20%
17 48,6%
2 Penurunan 24 68,6%
3 36-45 7 20,0% sedang
4 46-55 5 14,3% 3 Penurunan 4 11,4%
Total 35 100% berat
Total 35 100%
Berdasarkan tabel 2, dapat
diketahui responden frekuensi Berdasarkan tabel 5, status
terbanyak berada pada rentang imunitas paling banyak memiliki
usia 26-35 tahun sebanyak 17 status imunitas dengan penurunan
sedang 24 orang (68,6%).
Sedangkan status imunitas paling status imunitas orang dengan
sedikit adalah penurunan berat HIV-AIDS (ODHA) di
sebanyak 4 orang (11,4%). Puskesmas Gedongtengen
3. Analisis Bivariat Yogyakarta. Sebagian besar
a. Hubungan Usia dengan Status responden berjenis kelamin laki-
Imunitas ODHA laki mempunyai penurunan
Tabel 6 status imunitas sedang sejumlah
Tabel Silang antara Faktor Usia 20 responden (57,1%).
dengan Status Imunitas ODHA
Status Imunitas
Penurunan Penurunan P-value
Usia Normal Total
Sedang Berat
f % f % F % f %
Remaja Akhir 0 0% 5 14,3% 1 2,9% 6 17,1%
Dewasa Awal 3 8,6% 12 34,3% 2 5,7% 17 48,6%
Dewasa Akhir 2 5,7% 5 14,3% 0 0% 7 20% 0,147
Lansia Awal 2 5,7% 2 5,7% 1 2,9% 5 14,3%
Total 7 20% 24 68,6% 4 11,4% 35 100%
Tabel 6, merupakan hasil c. Hubungan IMT dengan Status
nilai signifikansi 0,147 (p>0,05), Imunitas ODHA
hal ini berarti tidak ada hubungan Tabel 8
antara usia dengan status Tabel Silang antara Faktor IMT
imunitas orang dengan HIV- dengan Status Imunitas ODHA
AIDS (ODHA) di Puskesmas Status Imunitas
Gedongtengen Yogyakarta. Penurunan Penurunan
Sebagian besar responden yang IMT Normal Total
Sedang Berat
berumur 26-35 tahun atau f % f % f % f %
dewasa awal mempunyai status
Normal 2 5,7 16 45,7 3 8,6 21 60
imunitas normal sejumlah 3
Tidak
responden (8,6%). Normal
5 14,3 8 22,9 1 2,9 14 40
b. Hubungan Jenis Kelamin dengan
Total 7 20 24 68,6 4 11,4 35 100
Status Imunitas ODHA
Tabel 7 Tabel 8, merupakan hasil nilai
Tabel Silang antara Faktor Jenis signifikansi 0,080 (p>0,05),
Kelamin dengan Status Imunitas maka tidak ada hubungan antara
ODHA IMT dengan status imunitas
Status Imunitas
Penurunan Penurunan
Jenis Kelamin Normal Total P-value
Sedang Berat
f % f % f % f %
Laki-Laki 3 8,6% 20 57,1% 3 8,6% 26 74,3%
Perempuan 4 11,4% 4 11,4% 1 2,9% 9 25,7% 0,112
Total 7 20 % 24 68,6% 4 11,4% 35 100%
Tabel 7, merupakan hasil nilai orang dengan HIV-AIDS
signifikansi 0,112 (p>0,05), hal (ODHA) di Puskesmas
ini berarti tidak ada hubungan Gedongtengen Yogyakarta.
antara jenis kelamin dengan Sebagian besar responden
mempunyai IMT tidak normal Berdasarkan tabel 4.3, mayoritas
dan status imunitas normal responden 26 orang (74,3%), adalah
sejumlah 5 responden (14,3%). berjenis kelamin laki-laki. Menurut
Sedangkan IMT normal dan Depkes RI (2014), dilihat dari pola
status imunitas normal sebanyak penularan 7 tahun terakhir jumlah
2 responden (5,7%). penderita HIV-AIDS terbilang lebih
banyak terjadi pada laki-laki dari pada
PEMBAHASAN perempuan. Laki-laki pada umumnya
1. Hubungan Usia dengan Status memiliki mobilitas tinggi, tidak setia
Imunitas ODHA pada pasangan sehingga berganti
Berdasarkan data dari Kemenkes pasangan, dan cenderung untuk
tahun 2018 bahwa penderita HIV- memakai NAPZA dengan jarum
AIDS paling banyak ditemukan di suntik (Setiawan, 2009).
kelompok usia 25-49 tahun dan 20-24 Berdasarkan tabel 4.8, sebagian
tahun. Tabel 4.7 sebagian besar besar responden berjenis kelamin
responden yang berusia 26-35 tahun perempuan mempunyai status
atau dewasa awal mempunyai status imunitas normal sejumlah 4 responden
imunitas normal sejumlah 3 responden (11,4%). Sedangkan, penurunan status
(8,6%). Sejalan dengan penelitian, imunitas sedang sejumlah 20
Maskew et. al (2013), pasien yang responden (57,1%) dan penurunan
berusia lebih dari 40 tahun memiliki status imunitas berat sejumlah 3
peningkatan CD4 lebih rendah dari responden (8,6%) terdapat pada jenis
pada usia kurang dari 40 tahun. Oleh kelamin laki-laki. Menurut Maskew et
sebab itu, usia dewasa awal ODHA al. (2013), wanita menunjukkan
memiliki status imunitas yang normal jumlah CD4 yang lebih baik
atau ≥ 500 sel/mm3. meningkat dari awal dibandingkan
Hasil nilai signifikansi uji pria di semua periode waktu setelah
statistik 0,147 (p>0,05), hal ini memulai ART 12, 24 dan 36 bulan.
menunjukan bahwa tidak ada Sedangkan respon imunologi untuk
hubungan antara usia dengan status laki-laki pada semua periode waktu,
imunitas orang dengan HIV-AIDS dan perbedaan, meskipun kecil dalam
(ODHA) di Puskesmas Gedongtengen 12 bulan pertama pada ART,
Yogyakarta. Usia remaja akhir, meningkat dengan meningkatnya
dewasa awal, dewasa akhir dan lansia waktu pada pengobatan. Perbedaan
awal tidak mempengaruhi rata-rata dalam jumlah CD4 antara
peningkatan dan atau penurunan status pria dan wanita dalam 12, 24 dan 36
imunitas tubuh. Sesuai dengan bulan adalah 28,2 sel/mm3, 60,8
penelitian Yogani et al (2015), usia sel/mm3 dan 83,0 sel/mm3. Oleh sebab
tidak memiliki hubungan dengan itu, status imunitas pada perempuan
kenaikan CD4 (p=0,112). Penelitian lebih baik dari pada laki-laki.
tersebut diperkirakan karena sebagian Hasil nilai signifikansi uji
besar subjek penelitian berada pada statistik 0,112 (p>0,05), hal ini
rentang usia dewasa muda sehingga menunjukan bahwa tidak ada
diperkirakan tidak dapat hubungan antara jenis kelamin dengan
merepresentasikan jumlah pasien pada status imunitas orang dengan HIV-
usia tua. AIDS (ODHA) di Puskesmas
Gedongtengen Yogyakarta. Jenis
2. Hubungan Jenis Kelamin dengan kelamin laki-laki dan perempuan tidak
Status Imunitas ODHA mempengaruhi peningkatan dan atau
penurunan status imunitas tubuh.
Sejalan dengan penelitian Yogani et al menggambarkan penurunan
(2015), jenis kelamin tidak perjalanan atau progresivitas HIV.
berpengaruh terhadap kenaikan CD4 Hasil nilai signifikansi uji
(p=0,544). Tidak adanya hubungan statistik 0,080 (p>0,05). Hal ini
antara jenis kelamin dengan kenaikan menunjukan bahwa tidak ada
CD4 disebabkan karena sebagian hubungan antara IMT dengan status
besar subjek penelitian adalah laki- imunitas orang dengan HIV-AIDS
laki. Selain itu, sebagian besar (ODHA) di Puskesmas Gedongtengen
penularan HIV yang terjadi pada Yogyakarta. IMT responden baik itu
subjek perempuan adalah melalui kurus, normal dan obesitas tidak
hubungan seksual dan biasanya baru mempengaruhi peningkatan dan atau
berobat saat stadium lanjut. penurunan status imunitas tubuh.
3. Hubungan IMT dengan Status Sesuai dengan penelitian Yogani et al
Imunitas ODHA (2015), Indeks Masa Tubuh (IMT)
Berdasarkan tabel 4.5, tidak memiliki hubungan dengan
responden terbanyak adalah IMT kenaikan CD4 (p=0,915). Tidak
dengan kategori normal sebanyak 21 adanya hubungan antara IMT awal
responden (60%). Sedangkan untuk dengan kenaikan CD4 karena
IMT dengan kategori tidak normal distribusi nilai IMT diantara
yang terdiri dari kurus, kegemukan responden dengan jumlah CD4 naik
dan obesitas sebanyak 14 responden dan turun adalah sama.
(40%). Menurut Yogani et al (2015),
sebesar 83,1% ODHA mengalami SIMPULAN
kenaikan berat badan. Hal tersebut Berdasarkan hasil penelitian dapat
dikarenakan setelah dilakukan terapi disimpulkan bahwa:
atau HAART. Oleh sebab itu, 1. Tidak terdapat hubungan usia
kenaikan IMT pada ODHA dengan status imunitas ODHA di
disebabkan faktor pengobatan. Puskesmas Gedongtengen
Berdasarkan tabel 4.9, sebagian Yogyakarta.
besar responden mempunyai IMT 2. Tidak terdapat hubungan jenis
tidak normal dengan status imunitas kelamin dengan status imunitas
normal sejumlah 5 responden ODHA di Puskesmas Gedongtengen
(14,3%). Peningkatan lemak tubuh, Yogyakarta.
massa tubuh, atau keduanya dapat 3. Tidak terdapat hubungan Indeks
menghasilkan peningkatan dari IMT. Massa Tubuh (IMT) dengan status
Hal tersebut sesuai dengan penelitian imunitas ODHA di Puskesmas
Miftahurachman (2015), peningkatan Gedongtengen Yogyakarta.
IMT berhubungan dengan
peningkatan jumlah CD4 yang SARAN
menggambarkan penurunan 1. Bagi Responden
perjalanan atau progresivitas HIV. ODHA tetap meningkatkan status
Penderita HIV dengan penurunan imunitasnya pada semua jenjang
berat badan mempunyai jumlah CD4 usia, jenis kelamin dan IMT.
yang rendah atau penderita HIV 2. Bagi Puskesmas Gedongtengen
dengan berat badan lebih dapat Menambah informasi faktor usia,
mempertahankan jumlah CD4-nya jenis kelamin dan IMT dengan kadar
dalam level yang lebih tinggi CD4.
(Smurzynski, 2008). Peningkatan
IMT berhubungan dengan 3. Penelitian Selanjutnya
peningkatan jumlah CD4 yang
Penelitian ini tidak mempunyai Kariadi Semarang. Skripsi Tidak
hubungan yang bermakna usia, jenis Dipublikasikan. Semarang:
kelamin dan IMT terhadap status Universitas Diponegoro.
imunitas. Oleh sebab itu, diharapkan Nursalam & Kurniawati, N. D. (2007).
peneliti selanjutnya dapat meneliti Asuhan Keperawatan pada Pasien
faktor-faktor lain yang Terinfeksi. Jakarta: Salemba
dimungkinkan mempengaruhi status Medika.
imunitas ODHA seperti terapi ARV, Schaller M, Borelli C, Korting HC, Hube
stadium klinis, dan kepatuhan B. (2005). Hydrolytic Enzymes as
minum obat. Virulence Factors of Candidia
Albicans. Mycoses 48:365-377.
DAFTAR PUSTAKA Setiawan, D. (2009). Studi
Dinas Kesehatan DIY. (2016). Profil Farmakoepidemologi Pasien
Kesehatan tahun 2016 Kota HIV/AIDS di Rumah Sakit
Yogyakarta. Yogyakarta: Dinas
Kabupaten Banyumas. Skripsi
Kesehatan DIY.
Kemenkes RI. (2017). Laporan tidak dipublikasi. Purwokerto:
Perkembangan HIV-AIDS & Universitas Muhammadiyah
Penyakit Infeksi Menular Seksual Purwokerto
(PIMS) Triwulan I Tahun 2017. Smurzynski M, Collier AC, Koletar SL,
[Online] Available at: Bosch RJ, Wu K, Bastow B,
http://www.who.int/hiv/data/en/htt Benson CA. (2008). AIDS
p://siha.depkes.go.id/portal/files_u
Clinical Trials Group longitudinal
pload/Laporan_HIV_AIDS_TW_1
_2017_rev.pdf [Accessed 9 July linked randomized trials
2018]. (ALLRT): rationale, design, and
Maskew M, Brennan AT, Westreich D, baseline characteristics. HIV Clin
McNamara L, MacPhail AP, Fox Trials. 9:269– 82.
MP. (2013). Gender differences in WHO. (2015). HIV/AIDS. [Online]
mortality nd CD4 count response Available
among virally suppressed HIV at:http://www.who.int/features/qa/
71/en/ [Accessed 23 Mei 2018].
positive patients. J Womens
Helath. 2(22):113-20. . (2016). HIV/AIDS Data and
Miftahurachman. (2015). Hubungan Statistics. [Online] Available at:
antara Indeks Massa Tubuh dan http://www.who.int/hiv/data/en/
Jumlah CD4 pada Penderita HIV [Accessed 9 July 2018].
yang Mendapat Pengobatan ARV. Yogani, Indria., Karyadi, Teguh
MKB. 47:237-241. Harjono., Uyainah, Anna.,
Nasrorudin. (2013). HIV & AIDS Koesnoe, Sukamto. (2015).
Pendekatan biologi molikuler Faktor-faktor yang Berhubungan
klinis, dan sosial. Surabaya: dengan Kenaikan CD4 pada
Airlangga University Press. Pasien HIV yang Mendapat
Negoro, Olfien Noer Primanti Kusumo. Highly Active Antiretroviral
(2014). Hubungan Jenis Infeksi
Therapy dalam 6 bulan Pertama.
Oportunistik Dengan Mortalitas
Anak Human Immunodeficiency Jurnal Penyakit Dalam Indonesia.
Virus/Acquired Immune Deficiency 4:217-222
Syndrome Studi di RSUP Dr.
Yusri, A., Muda S dan Rasmaliah.
(2012). Karakteristik Penderita
AIDS dan Infeksi Oportunistik di
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP)
H. Adam Malik Medan. Fakultas
Kedokteran USU. Skripsi Tidak
Dipublikasikan.
NAMA : LISA ANDRIANI AHIRMAN
NIM : P00313018021

RESUME JURNAL
HIV-AIDS merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kematian sehingga penyakit ini
membutuhkan perhatian yang serius. Hal ini dilihat dari meningkatnya kasus HIV-AIDS di setiap
tahunnya. WHO mencatat jumlah orang dengan HIV di dunia pada tahun 2016 adalah 36,7 juta
dan orang dengan kasus baru yang terinfeksi HIV adalah 1,8 juta. Selain itu, orang meninggal
dengan AIDS berjumlah 1 juta (WHO, 2016). Status imunitas ODHA dapat dilihat dari kadar CD4.
Dengan adanya peningkatan status imunologi pada hasil terapi, salah satunya yaitu terjadinya
peningkatan jumlah sel CD4. Jumlah limfosit Cluster of Differentiation Four (CD4) sebagai
penanda munculnya infeksi oportunistik pada penderita HIV-AIDS. Penurunan kadar CD4
disebabkan oleh kematian CD4 yang dipengaruhi oleh virus HIV. Faktor-faktor yang memberikan
efek positif terhadap kenaikan CD4 pada ODHA adalah jenis kelamin, jumlah CD4 awal, dan
tingkat kepatuhan minum obat. Untuk mengetahui hubungan usia, jenis kelamin, dan IMT dengan
status imunitas ODHA di Puskesmas Gedongtengen Yogyakarta. Penelitian ini adalah deskriptif
korelatif. Rancangan penelitian menggunakan pendekatan waktu cross sectional, serta
menggunakan kuesioner sebagai instrumen. Sampel menggunakan teknik accidental sampling
dengan jumlah sampel 35 responden. Analisis data yang digunakan adalah Spearman Rank .Tidak
terdapat hubungan antara usia, jenis kelamin dan IMT dengan status imunitas ODHA di
Puskesmas Gedongtengen Yogyakarta. Usia, jenis kelamin, dan IMT tidak mempengaruhi status
imunitas ODHA. Peneliti menyarankan supaya ODHA tetap meningkatkan status imunitasnya
pada semua jenjang usia, jenis kelamin dan status gizinya.
na

Anda mungkin juga menyukai