Anda di halaman 1dari 10

JURNAL PENATALAKSANAAN ARV

Disusun untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan HIV-AIDS

Dosen pembimbing : Sumbara S.Kep., Ners., M.Kep

Disusun Oleh :

Denisa Amalia Ar H AK118039 Vicky Ahmad Fauzie AK118198

Elsa Diah Yulianti AK118054 Windy Martinia G AK118200

Erika Sri Yulia Agustiani AK118058 Wulan Yuanita AK118201

Hilma Qurrotul Ain AK118075 Yeyet Sugiarti AK118205

Ipal Supiat AK118081 Yulianti Nurmalasari AK118209

Tia Sri Nurwahyuni AK118186 Zelika Gusrita Zahra AK118212

Tita AK118190

PROGRAM PENDIDIKAN S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
BANDUNG
2020
JURNAL 1

JUDUL : STUDI PENATALAKSANAAN TERAPI PADA


PENDERITA HIV/AIDS DI KLINIK VCT RUMAH
SAKIT KOTA MANADO
TAHUN : 2011
PENULIS : Jef Gishard Kristo Kalalo, Heedy M. Tjitrosantoso, Lily
Ranti-Goenawi
P : Penyakit AIDS ( Auired Immune Deficiency Syndrome )
adalah sekumpulan gejala atau infeksi yang timbul karena
rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi
virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). HIV dapat
memperlemah kekebalan tubuh manusia. Orang yang
terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi
oportunistik seperti TBC ataupun mudah terkena tumor
(Anonim, 2006).
I : 1. Mengetahui karakteristik penderita HIV/AIDS di
Klinik VCT Rumah.
2. Mengkaji tatalaksana terapi pada penderita
HIV/AIDS di Klinik VCT Rumah Sakit Kota Manado
dengan Panduan Tatalaksana Klinis Infeksi HIV pada
orang Dewasa dan Remaja yang digunakan oleh
Pedoman Nasional Terapi Antiretroviral tahun 2007
dari Depkes RI.
C : Ada perbandingan antara (jenis kelamin, status, umur,
penderita, jenis obat, status pengobatan)
O : Dari hasil penelitian karakteristik penderita HIV/AIDS di
Klinik VCT Rumah Sakit Kota Manado terdapat total 71
penderita yang berobat periode bulan Januari-Desember
2011, ditinjau dari jenis kelamin diperoleh hasil yaitu 46
penderita (64,78%) laki-laki dan 25 penderita (35,22%)
perempuan. Cukup tingginya perbedaan proporsi kasus
AIDS pada laki- laki dan perempuan dikarenakan bahwa
mayoritas pengguna jarum suntik ialah laki-laki. Demikian
pula dengan pelanggan seks komersial kebanyakan ialah
laki-laki.

JURNAL 2

JUDUL : Terapi Antiretroviral pada Pasien HIV/AIDS di RSUP. Dr.


M.
Djamil Padang: Kajian Sosiodemografi dan Evaluasi Obat
TAHUN : 2017
PENULIS : Yori Yuliandra, Ulfa Syafli Nosa, Raveinal, & Dedy
Almasdy
P : Data-data terkait HIV/AIDS di Indonesia juga terbilang
mengkhawatirkan. Meskipun tren infeksi HIV baru
cenderung turun sejak tahun 2005, jumlah penderita
HIV/AIDS secara nasional masih dianggap tinggi yaitu
mencapai 620.000 orang, dimana 48.000 orang diantaranya
merupakan pasien HIV/AIDS baru yang terinfeksi di
tahun 2016. Yayasan Spiritia melaporkan bahwa terdapat
806 kematian akibat infeksi HIV/AIDS pada tahun 2016 di
Indonesia.
I : Intervensinya yaitu penggunaan antireatroviral. Pengobatan
ini dilakukan dengan pemberian kombinasi obat-obat
antiretroviral. Meskipun hanya sekitar separuh penderita
HIV/AIDS yang menerima terapi antiretroviral pada akhir
tahun 2016, pengobatan ini memiliki tingkat keberhasilan
yang menjanjikan . Laporan UNAIDS juga menunjukkan
tren yang bagus, dimana persentase penggunaan obat.
antiretroviral di kalangan penderita HIV/AIDS meningkat
dari tahun ke tahun Meskipun demikian, untuk dapat
memberikan hasil terapi yang optimal, penggunaan obat-
obat ini harus dilakukan dengan beberapa persyaratan yang
ketat. Beberapa hal di antaranya adalah penggunaan
kombinasi yang tepat, kepatuhan pasien, serta dengan
mewaspadai efek yang tidak diinginkan akibat adanya
interaksi obat.
C : Ada perbandingan anatara (jenis kelamin,kelompok
umur,status marital,pekerjaan).
O : Penularan dan perkembangan HIV/AIDS memiliki tren
yang berbeda antar negara dan wilayah. Meskipun strategi
dan program penanggulangan AIDS sudah dicetuskan
secara global untuk mengakhiri endemik HIV/ AIDS pada
tahun 2030 penerapannya di masing- masing negara
memerlukan penyesuaian khusus. Hal ini tidak terlepas dari
perbedaan aspek sosiodemografis dari setiap daerah.
Pengkajian terhadap karakteristik masyarakat ini sangat
penting dalam menekan angka penularan HIV. Selain itu,
kajian dan evaluasi terhadap penggunaan obat antiretroviral
yang digunakan di dalam pengobatan HIV/AIDS juga
menjadi penting untuk meningkatkan efektivitas terapi.

JURNAL 3

JUDUL : Hubungan Lamanya Terapi ARV dengan Kepatuhan


Minum Obat pada Anak HIV di Klinik Teratai
TAHUN : 2017
PENULIS : Ari Haryatiningsih, Anggraini Alam, Trully Deti Rose
Sitorus
P : Kepatuhan adalah faktor yang paling penting dalam
keberhasilan terapi ARV. Menggunakan 34 subjek dengan
cara melihat dari kartu pengobatan.
I : Penelitian ini menggunakan studi desain analitik cross
sectional.
C : Adanya pembanding antara Lamanya Terapi ARV dengan
Kepatuhan Minum Obat.
O : Menunjukan presentase kepatuhan minum obat pada anak
HIV di Klinik Teratai berdasarkan lamanya terapi. Pada
tabel tersebut didapatkan bahwa kelompok anak HIV
dengan tingkat kepatuhan tertinggi adalah kelompok lama
terapi 19-24 bulan. Kelompok anak HIV dengan tingkat
kepatuhan berobat terendah adalah kelompok lama terapi
7-12 bulan.
Dari penelitian ini didapatkan bahwa tidak adanya
hubungan antara lamanya terapi dengan kepatuhan minum
obat ARV pada pasien HIV di Klinik Teratai.

JURNAL 4

JUDUL : FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN


DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ARV PADA
PASIEN HIV DI RSCM JAKARTA
TAHUN : 2019
PENULIS : Chryest Debby, Sondang R. Sianturi, Wihelmus Hary
Susilo
P : Faktor yang berhubungan dengan kepatuhan minum obat
ARV pada pasien HIV.
I : Metode kuantitatif dengan desain penelitian deskripsi
korelasional dan cross sectional yang diambil
menggunakan tektik purposive sampling, instrument
penelitian menggunakan kuesioner yang diisi oleh
responden.
C : Ada perbandingan antara (jenis kelamin dan usia).
O : Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa responden
yang memiliki kepatuhan minum obat ARV yang baik
berada pada rentan usia 46-55 tahun, sedangkan yang
memiliki kepatuhna minum obat ARV yang buruk berapa
pada rentang usian 18-25 tahun.
Hubungan antara jenis kelamin dengan kepatuhan minum
obat ARV menunjukan bahwa responden berjenis kelamin
perempuan mempunyai kepatuhan minum obat ARV yang
baik di banding dengan responden laki-laki.

JURNAL 5

JUDUL : Efek Samping Obat Terhadap Kepatuhan Pengobatan


Antiretroviral Orang Dengan HIV/AIDS
TAHUN : 2014
PENULIS : Fachri Latif.dkk
P : Populasi penelitian adalah 121 ODHAyang aktif menjalani
pengobatan antiretroviraldi Puskesmas Jumpandang Baru
yang dipilih dengan menggunakan teknik exhaustive
sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah 121 sampel.
I : Jenis penelitian bersifat observasional analitik dengan
pendekatan potong lintang.
C : Tidak ada perbandingan.
O : Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa lebih banyak
responden laki-laki (74,8%) dibandingkan perempuan.
Jumlah responden dengan usia dewasa (26 - 35 tahun)
paling besar proporsinya yaitu 70,9%. Sedangkan tingkat
pendidikan terakhir responden terbesar adalah SMA yaitu
62,1% dan status pekerjaan responden terbanyak adalah
berdagang (40,8%).

Kesimpulan

Jurnal 1

Berdasarkan karakteristik penderita HIV/AIDS yakni dari total 71


penderita yang dirawat di Klinik VCT Rumah Sakit Kota Manado dapat
disimpulkan yakni penderita laki-laki lebih banyak yaitu 46 penderita karena
kecenderungan perilaku seks yang berganti-ganti pasangan sedangkan pada
kelompok umur 20-29 tahun paling banyak yang menderita yakni 28 penderita
karena pola hidup seksual yang tidak baik. Pada status penderita terdapat 52
penderita yang menjalani pengobatan ARV karena dukungan dari tenaga medis
yang prima sedangkan pada jenis pekerjaan penderita paling banyak sebagai
pekerja di bidang swasta yakni sebesar 52 penderita disebabkan oleh aktifitas dan
mobilitas pekerjaan serta pola hidup seksual pekerja swasta. Dan berdasarkan
tempat tinggal, kota Manado yang paling banyak yakni 27 penderita.

Untuk tatalaksana klinis penggunaan jenis dan regimen obat ARV di


Rumah Sakit yang ada di Manado yang memiliki klinik VCT yakni dari total 71
penderita diperoleh 4 regimen obat ARV di Klinik VCT Rumah Sakit Kota
Manado dan tatalaksana ini sudah sesuai dengan Panduan Tatalaksana Klinis
Infeksi HIV pada orang Dewasa dan Remaja yang digunakan oleh Pedoman
Nasional Terapi Antiretroviral tahun 2007 dan 2011 dari Depkes RI dimana
terdapat 32 penderita (45,07%) yang menggunakan regimen obat ARV Lini
Utama (Duv-Nev) dan ada 17 penderita (23,94%) yang menggunakan regimen
obat ARV Lini Alternatif I (DuvEfv) ada juga lainnya yakni sebanyak 9 penderita
(12,67%) menggunakan regimen obat ARV Lini Alternatif II (Stav-HivNev) dan
sebanyak 13 penderita (18,30%) menggunakan regimen obat ARV Lini Alternatif
III (Stav-Hiv-Efv).

Jurnal 2

Karakteristik penderita infeksi HIV yang dominan adalah pasien laki-laki


(76,40%); usia 26-35 tahun (41,57%), dan tingkat pendidikan SMA (56,18%).
Penularan infeksi HIV terbesar adalah melalui hubungan seksual (61,80%) dengan
partner seks yang didominasi oleh PSK (38,33%). Evaluasi terhadap penggunaan
obat mengungkap adanya kejadian ketidaktepatan pilihan obat (2,24%) serta
potensi interaksi obat (10,11%) yang mayoritasnya dapat menyebabkan
berkurangnya efektivitas obat.

Jurnal 3

Pada hasil penelitian ini didapatkan bahwa anak HIV di Klinik Teratai
Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung sebagian besar pada usia ≤ 5 tahun dengan
presentase 70,6%. Hasil ini sesuai dengan laporan Ditjen PP & PL Kemenkes RI
tentang Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia bahwa anak HIV paling banyak
pada usia ≤5 tahun Penularan dari ibu ke anak dapat terjadi sebelum (intrauterine)
selama (intrapartum), atau setelah melahirkan (melalui menyusui). Pada trimester
pertama jaringan plasenta dari wanita yang terinfeksi HIV telah terbukti
mengandung HIV berdasarkan hibridisasi in situ dan imunohistokimia. Secara
umum 30 – 40 % dari bayi yang baru lahir terinfeksi dalam kandungan, memiliki
bukti laboratorium positif kultur virus atau Polymerase Chain Reaction (PCR)
dalam minggu pertama kehidupan.2 Pada hasil penelitian ini juga didapat bahwa
anak HIV sebagian besar adalah laki-laki dengan presentase 64,7%. Hasilnya juga
sesuai dengan laporan Ditjen PP & PL Kemenkes RI tentang Statistik Kasus
HIV/AIDS di Indonesia yang melaporkan bahwa anak laki-laki lebih banyak
terkena HIV daripada anak perempuan.

Lamanya terapi anak HIV berdasarkan hasil penelitian ini yang paling
banyak adalah 13 – 18 bulan dan 19 – 24 bulan dengan presentase yang sama
yaitu 23,5%.Hasil dari penelitian ini sesuai dengan data dari sebuah penelitian
yang dilakukan oleh Velisitas V dan Linda T di Medan tahun 2012 dengan
presentase 30,5 %. Tingkat kepatuhan minum obat ARV pada anak HIV di Klinik
Teratai Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung berdasarkan lamanya terapi pada
penelitian ini adalah kelompok anak HIV dengan tingkat kepatuhan tertinggi
adalah kelompok lama terapi 19-24 bulan. Kelompok anak HIV dengan tingkat
kepatuhan berobat terendah adalah kelompok lama terapi 7-12 bulan.

Jurnal 4

Berdasarkan hasil penelitian tersebut peneliti berpendapat bahwa pasien


menggunakan jaminan kesehatan memiliki tingkat kepatuhan yang kurang
dikarenakan mereka kesulitan dalam memperpanjang jaminan sementara itu
mereka juga tidak ingin membuka status kesehatannya di RS lain, diperkuat
dengan penelitian yang dilakukan oleh Ubra (2012) menyatakan bahwa kendala
structural yang terpenting dalam kepatuhan yaitu pembiayaan perawatan dan obat.

Jurnal 5
Berdasarkan hasil penelitian tentang kepatuhan pengobatan antiretroviral
pada 103 responden yang berobat di Puskemas Jumpandang Baru Kota Makassar,
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan, persepsi
terhadap obat, dan riwayat efek samping obat terhadap kepatuhan pengobatan
antiretroviral. Riwayat tidak pernah merasakan efek samping obat memiliki
pengaruh kuat.

Daftar Pustaka

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/pharmacon/article/viewFile/505/395

http://jsfk.ffarmasi.unand.ac.id/index.php/jsfk/article/download/173/111

http://journal.unpad.ac.id/jsk_ikm/article/view/15007
https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=penatalaksanaan+ARV&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p
%3Do6MRYYA3cVIJ

http://journal.fkm.ui.ac.id/kesmas/article/view/495

Anda mungkin juga menyukai