Anda di halaman 1dari 8

EVALUASI TINGKAT KEPATUHAN PASIEN TERHADAP PENGGUNAAN OBAT

PADA PENDERITA ISPA DI PUSKESMAS LAPANDEWA KABUPATEN BUTON


SELATAN
Evaluation of the compliance level of patients to the use of medicine in patients with ISPA in
Puskesmas Lapandewa Buton Regensi South

Wa Ode Yuniar Kasi1, Wa Ode Syafriah2, Evi Mustiqawati3.


Program Studi Diploma Tiga Farmasi Jurusan Kesehatan Politeknik Baubau
Email :kasiyuniar@gmail.com
No Tlp : 081241616263

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepatuhan pasien terhadap penggunaan obat pada penderita ISPA di
Puskesmas Lapandewa dengan metode deskriptif. Dengan kriteria inklusi pasien ISPA di Puskesmas Lapandewa pada bulan
januari-juni 2021 yang mendapatkan pengobatan di Puskesmas Lapandewa dan bersedia menjadi responden dan
berkomunikasi dengan baik. Penelitian ini menggunakan analisis MMAS-8 untuk mengukur tingkat kepatuhan pasien. Yaitu
tingkat kepatuhan tinggi 8,11% (n=3), kepatuhan sedang 40,54% (n=15), dan kepatuhan rendah 51,35% (n=19). Dari hasil
tersebut menunjukan bahwa kepatuhan pasien terhadap penggunaan obat ISPA di Puskesmas Lapandewa agar selalu rutin
mengosumsi obat yang di berikan untuk mencegah terjadinya infeksi paru-paru.

Kata kunci : kepatuhan, ISPA, MMAS-8 Puskesmas.

Abstrack
This study aims to determine the level of patient compliance with the use of drugs in patients with ISPA the Lapandewa
Health Center with a descriptive method. With the inclusion criteria of ISPA patients at the Lapandewa Center in January-
juny 2021 who received treatment at the Lapandewa Health Center and were willing to be respondents and communicate
well. This study uses MMAS-8 analysis to measure the level of patients compliance, namely high adherence 8,11% (n=3),
moderate adherence 40,54% (n=15), and low adherence 51,35 % (n=19). These results indicate that patient compliance
with the use of ISPA drugs at the Lapandewa Health Center is still low, so it is necessary to increase anwarences to patients
so that they always routinely take the drugs given to prevent lung infections

Keyword : ISPA, MMAS-8 Puskesmas

PENDAHULUAN adalah infeksi saluran pernafasan akut (ISPA)


Indonesia merupakan Negara dengan (Daroham dan Mutiatikum, 2009).
iklin tropis sebagai daerah tropis, Indonesia Penyakit ISPA adalah penyebab utama
memiliki potensi menjadi daerah endemik dari morbiditas dan mortalitas Penyakit menular di
berbagai penyakit ingfeksi yang dapat dunia. Hampir empat juta orang meninggal
menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat akibat ISPA setiap tahunya. Bayi, anak-anak,
setiap saat. Salah satu penyakit infeksi itu dan orang lanjut usia mempunyai mortalitas
yang paling tinggi, terutama di negara-negara
dengan pendapatan per kapita rendah dan suatu metode penelitian yang di lakukan untuk
menengah (WHO, 2007). membuat gambaran atau mendeskripsikan
Infeksi saluran pernapasan akut suatu keadaan secara objektif (Notoadmojo,
merupakan penyakit yang umum terjadi pada 2010). Penelitian ini melakukan evaluasi
masyarakat. Infeksi ini terbagi berdasarkan tingkat kepatuhan pasien terhadap
wilayah yaitu infeksi saluran pernapasan akut penggunaan obat pada penderita ISPA di
atas dan infeksi saluran pernafasan akut Puskesmas Lapandewa.
bawah. Infeksi saluran pernafasan bagian atas Waktu penelitian ini di laksanakan pada
meliputi influenza , rhinitis, sinusitis, bulan agustus tahun 2021 yang bertempat di
faringitis, laryngitis, epiglotitis, tonsillitis dan Puskesmas Lapandewa, Desa Lapandewa
otitis. Penyakit ini sebagian besar disebabkan Jaya, Dusun Lamandila, Kecamatan
oleh virus akan tetapi antibiotik banyak Lapandewa, Kabupaten Buton Selatan.
diresepkan untuk mengatasi infeksi ini. Populasi dan sampel, Populasi adalah
Sedangkan pengobatan yang menggunakan seluruh obyek peneliti atau obyek yang di
antibiotik ditunjukan untuk penyakit yang teliti. Populasi dalam penelitian ini adalah
disebabkan oleh bakteri (Departemen sebanyak 40 orang pasien yang di diagnosa
Kesehatan RI, 2005). ISPA di instalasi Rawat Jalan Puskesmas
Data Puskesmas Lapandewa tahun 2019 Lapandewa pada tahun 2021. Sampel yang di
jumlah penderita penyakit ISPA yaitu 40 gunakan pada penelitian ini total untuk semua
orang dan pada tahun 2020 jumla penderita pasien ISPA adalah sebanyak 40 orang.
penyakit ISPA yaitu 65 orang. Kemudian Sehingga sampel yang di gunakan pada
pada tahun 2021 periode januari-juni jumlah peneliti ini sebanyak (37) sampel
pasien penderita penyakit ISPA 129 orang. menggunakan rumus slovin untuk pasien
Dan yang mempunyai komplikasi penyakit dewasa ISPA sampel ini sudah memenuhi
dengan ISPA yaitu 89 orang sedangkan yang kriteria inklusi dan eksklusi (kriteria inklusi
mempunyai penyakit ISPA tanpa kompilasi adalah kriteria dimana subjek peneliti dapat
yaitu 40 orang (Data Puskesmas Lapandewa, mewakili dalam sampel sedangkan kriteria
2021). eksklusi adalah kriteria dimana subjek peneliti
Berdasarkan latar belakang diatas maka tidak dapat mewakili sampel). Penentuan
peneliti tertarik untuk melakukan penelitan sampel peneliti menggunakan catatan rekam
dengan evaluasi tingkat kepatuhan pasien medik pasien dengan kasus ISPA yang
terhadap penggunaan obat pada penderita berobat di Puskesmas Lapandewa Kabupaten
ISPA di Puskesmas Lapandewa Kabupaten Buton Selatan periode januari-juni 2021, yang
Buton Selatan. telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
METODE PENELITIAN Data yang di kumpulkan yaitu data
Jenis penelitian ini di lakukan dengan primer berupa kuesioner serta data sekunder
metode deskriptif. Penelitian deskriptif adalah berupa catatan dan dokumen rekam medik.
Dan penyajian data dalam penelitian ini di periode bulan januari-juni 2021 dan sampel
sajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang di gunakan sebanyak 37 responden yang
di sertai narasi sebagai penjelasan. telah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi
Analisis data, Setiap pertanyaan akan untuk mengetahui tingkat kepatuhan pasien
diberikan scoring masing-masing yaitu pada penggunaan obat ISPA pada pasien yang
Tujuh pertanyaan skala dikotomi, satu ada di Puskesmas Lapandewa Kabupaten
pertanyaan skala likert. Dari perhitungan skor Buton Selatan.
akan didapat tiga kategori kepatuhan yaitu 1. Karakteristik pasien berdasarkan jenis
untuk skor perhitungan sama dengan 8 kelamin
termasuk kategori kepatuhan tinggi, skor Jumlah pasien dewasa penderita
perhitungan 6 - < 8 termasuk kepatuhan penyakit ISPA yang mendapat pengobatan
sedang, dan untuk skor perhitungan ≤ 6 di Puskesmas Lapandewa periode januari-
termasuk kepatuhan renda (Moriskiy, et al, juni berdasarkan jenis kelamin.
2008 ; Krousel Wood, et al, 2009 ; Morisky Jenis kelamin Jumlah kasus Presentase

and DiMatteo, 2011). Laki-laki 9 24,32%


Perempuan 28 75,68%
Ket : skala 0-100%
Total 37 100%
Skala di kotomi : ya = 0 ; tidak = 1
: tidak pernah = 4, sesekali Berdasarkan tabel di atas jumla pasien
= 3, terkadang = 2 , dewasa penderita penyakit ISPA berdasarkan
biasanya = 1, dan setiap jenis kelaminnya itu laki-laki sebanyak 9
waktu = 0. orang (24, 32%) dan perempuan sebanyak 28
Penilaian skala ’’ya’’ = 0 dan ’’tidak’’ = 1 orang (75. 68%) pada hasil analisis ini dapat
untuk pertanyaan nomor 1-7 sedangkan di lihat bahwa jumlah dewasa penderita
pertanyaan nomor 8 memiliki 5 poin skala penyakit ISPA lebih banyak terjadi pada
likert (Morisky, et al, 2009). Kuesioner perempuan dari pada laki-laki. Dari data yang
MMAS-8 (The 8- item Medicaiton di peroleh bahwa mengapa pasien perempuan
Adherence Scale) ini memiliki validasi dan lebih dominan dari pada pasien laki-laki
reliablititas yang baik yang sudah digunakan karena sebagian besar penduduk perempuan
di berbagai negara (lee, et al, 2012 ; Chua, et beraktifitas sehari-hari dengan membersihkan
al, 2013). rumah dan melakukan pekerjaan di luar rumah
HASIL DAN PENBAHASAN seperti berkebun dan juga kondisi di
Hasil lingkungan yang begitu dingin karena
Berdasarkan penelitian yang telah terdapat di daerah penggunungan dan ISPA
dilakukan di Puskesmas Lapandewa juga dapat di sebabkan oleh cuaca sehingga
Kabupaten Buton Selatan tahun 2021. Dimana orang sensitif terhadap cuaca dingin dapat
datanya di ambil dari bagian rekam medik menyebabkan alergi. Sedangkan pasien laki-
dengan pasien penderita penyakit ISPA pada
laki sendiri berkurang karena sebagian besar Lapandewa dengan gejala batuk, flu, demam,
pemuda/orang tua yang terdapat di dan gatal tenggorokan.
Lapandewa kebanyakan keluar daerah atau 3. Karakteristik obat berdasarkan jenis obat
biasa di sebut dengan merantau untuk Jumlah penggunaan obat penderita
memenuhi kebutuhan keluarga. Untuk lebih penyakit ISPA yang mendapatkan pengobatan
jelasnya dapat di lihat pada diagram di bawah di Puskesmas Lapandewa periode januari-juni
ini : 2021 berdasarkan jenis obat.
No Kelas Nama obat Jumlah Presen
lakilaki; terapi tase
24.32 1. Antipire Paracetamol 20 14,60
tik dan %
perempuan; Analges
75.68 ik
2. Antihist Chlorpheniramine 28 20,44
amin maleat (CTM) %
3. Antibiot Amoxicillin 7 5,11%
ik Cefadroxil 2 1,46%
Gambar 1.1 jumlah penderita penyakit ISPA 4. Ekspekt Guaifenesin 18 13,14
berdasarkan jenis kelamin oran %
5. Kortikos Dexamethason 18 13,14
2. Karakteristik pasien berdasarkan diagnosa teroid %
Jumlah pasien dewasa penderita 6. Mukoliti Ambroxol 16 11,68
k %
peynakit ISPA yang mendapatkan Pengobatan 7. Vitamin Vitamin B.com 25 18,25
di Puskesmas Lapandewa periode januari-juni Becefort 3 %
2,19%
2021. Berdasarkan diagnosa Total 137 100%
Diagnosa Jumlah Presentase (%)
pasien
Bukan 37 100,00% Berdasarkan tabel di atas, menunjukan
pneumonia jumlah penggunaan obat pada pasien
Pneumonia - - penderita penyakit ISPA pada dewasa yaitu
Total 37 100
Paracetamol sebanyak 14,60%, CTM
(Chlorpheniramine maleat) sebanyak 20,44%,
Dari data di atas, klasifikasi penyakit
Amoxicillin sebanyak 5,11%, Cefadroxil
ISPA berdasarkan diagnosa Bahwa ISPA
sebanyak 1,46%, Guaifenesin sebanyak
yang pneumonia tidak terdapat di Puskeamas
13,14%, Dexamethason sebanyak 13,14%,
Lapandewa pada bulan januari-juni tahun
Ambroxol sebanyak 11,68%, Vitamin B.com
2021. Karena sebagian besar masyarakat yang
sebanyak 18,25%, Becefort sebanyak 2,19%.
berada di Lapandewa jika memiliki keluhan
Dari data yang telah di peroleh obat yang
atau gangguan kesehatan masyarakat langsung
paling banyak di gunakan adalah CTM
ke Puskesmas agar di periksa untuk mendapat
(Chorpheniramine maleat) karena dapat
pengobatan. Berdasarkan tingkat
meredakan alergi untuk mencegah terjadinya
keparahannya di diagnosa bahwa ISPA bukan
infeksi pada paru-paru. Untuk lebih jelasnya
pneumonia yang terdapat di Puskesmas
dapat di lihat pada grafik diagram batang di dapat menyebabkan kepatuhan mengosumsi
bawa ini : obat menurun. Untuk lebih jelasnya dapat di
lihat pada grafik diagram batang di bawah
jumlah penggunaan obat
ini :
ISPA
30
25
jumlah kepatuhan
20
15 20
10
5 15
0
ol m in il in n ol m rt
am ct icill drox nes aso rox .co efo 10
cet h
ox efa ife et mb in B be c
ra am c gua xam a m
pa a 5
de vit
0
Gambar 1.2 : jumlah penggunaan obat rendah sedang tinggi

penderita penyakit ISPA Gambar 1.3 : jumlah kepatuhan pasien


4. Karakteristik kepatuhan pasien dengan penderita ISPA
metode MMAS-8 PEMBAHASAN
Skor Kategori n(%)
kepatuhan Berdasarkan penelitian yang telah
≤6 Rendah 19 (51,35%)
dilakukan di Puskesmas Lapandewa
6-<8 Sedang 15 (40,54%)
Kabupaten Buton Selatan tahun 2021. Dimana
8 Tinggi 3 (8,11%)
datanya di ambil dari bagian rekam medik
Dari data diatas, karakteristik penderita dengan pasien penderita penyakit ISPA pada
penyakit ISPA mengenai kepatuhan pasien periode bulan januari-juni 2021 dan sampel
dengan metode MMAS-8 (The 8-item yang di gunakan sebanyak 37 responden yang
medication adherence scale) dapat di ketahui telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
bahwa sebagian besar pasien yang ada di untuk mengetahui tingkat kepatuhan pasien
Puskesmas memiliki nilai kepatuhan yang pada penggunaan obat ISPA pada pasien yang
rendah 51,35%, kepatuhan sedang 40,54%, ada di Puskesmas Lapandewa Kabupaten
dan kepatuhan tinggi 8,11%. Yang terdapat di Buton Selatan.
Puskesmas Lapandewa pada periode bulan Dari data yang di peroleh, karakteristik
januari-juni tahun 2021. Dari data yang di pasien berdasarkan jenis kelamin pada pasien
peroleh kategori tingkat kepatuhan yang dewasa penderita penyakit ISPA terbanyak
paling dominan terdapat pada kategori rendah adalah perempuan dengan jumlah 28 orang
dengan jumlah 19 pasien dari 37 pasien di (75,68%) sedangkan laki-laki sebanyak 9
karenakan pasien yang selalu lupa orang (24,32%). Dari data yang di peroleh
mengosumsi obat dan melakukan penghentian bahwa mengapa pasien perempuan lebih
mengosumsi obat karena merasa terganggu dominan dari pada pasien laki-laki karena
oleh efek samping obat tersebut dalam hal ini sebagian besar penduduk perempuan
beraktifitas sehari-hari dengan membersihkan berfungsi dapat mengatasi batuk berdahak,
rumah dan melakukan pekerjaan di luar rumah Dexamethason sebanyak 13,14% yang
seperti berkebun dan juga kondisi di berfungsi dapat meredakan peradangan,
lingkungannya yang begitu dingin karena Ambroxol sebanyak 11,68% yang berfungsi
terdapat di daerah pegunungan dan ISPA juga dapat mengencerkan dahak, Vitamin B.com
dapat di sebabkan oleh cuaca sehingga orang sebanyak 18,25% yang berfungsi sebagai
sensitif terhadap cuaca dingin dapat suplemen makanan, Becefort sebanyak 2,19%
menyebabkan alergi. Sedangkan pasien laki- yang berfungsi sebagai suplemen makanan.
laki sendiri berkurang karena sebagian besar Dari data tersebut dapat di simpulkan
pemuda/orang tua yang terdapat di bahwa obat yang paling banyak di gunakan
Lapandewa kebanyakan keluar daerah atau berdasarkan karakteristik jenis obat penderita
biasa di sebut dengan merantau untuk penyakit ISPA yaitu CTM (Chlorpheniramine
memenuhi kebutuhan keluarga. maleat) yang di gunakan sebagai terapi
Karakteristik pasien berdasarkan suportif obat ini berfungsi untuk mengurangi
diagnosa pada dewasa penderita penyakit gejala alergi terkait infeksi pernapasan.
ISPA di Puskesmas Lapandewa tidak terdapat Clorpheniramine maleat (CTM)
pasien dengan diagnosa pneumonia. Karena merupakan turunan alkilamin yang bekerja
sebagian besar masyarakat yang berada di secara kompetitif dengan menghambat
Lapandewa jika memiliki keluhan atau reseptor histamine HI yang dapat menembus
gangguan kesehatan masyarakat langsung ke sawar darah otak (Gunawan, 2007).
Puskesmas agar di periksa untuk mendapatkan Clorpheniramine maleat (CTM) di
pengobatan. Berdasarkan tingkat gunakan untuk mengurangi gejala alergi
keparahannya di diagnosa bahwa ISPA bukan karena musim atau cuaca, misalnya radang
pneumonia yang terdapat di Puskesmas selaput lendir hidung, bersin, gatal pada mata,
Lapandewa dengan gejala batuk, flu, demam, hidung dan tenggorokan, dan gejala alergi
dan gatal tenggorokan. pada kulit, seperti pruritik, urtikaria, ekzem
Jenis-jenis obat ISPA yang terdapat di dan dermatitis (Gunawan, 2007).
Puskesmas Lapandewa diantaranya yaitu : Di dalam tubuh adanya stimulasi
Paracetamol sebanyak 14,60% yang berfungsi reseptor HI dapat menimbulkan vasokontriksi
dapat menurunkan demam dan pereda nyeri, pembuluh-pembuluh yang lebih besar,
CTM (Chlorpeniramine maleat) sebanyak kontrasi otot (bronsuk, usus, uterus), kontraksi
20,44% yang berfungsi dapat meredakan sel-sel endotel dan kenaikan aliran limfe. Jika
gejala alergi, Amoxicillin sebanyak 5,11% histamin mencapai kulit misal gigitan pada
yang berfungsi dapat menghambat serangga maka terjadi kemerahan di sertai
pertumbuhan bakteri, Cefadroxil sebanyak rasa nyeri akibat pelebaran kapiler atau terjadi
1,46% yang berfungsi dapat mengatasi infeksi pembengkakan yang gatal akibat kenaikan
bakteri, Guaifenesin sebanyak 13,14% yang tekanan pada kapiler. Histamin memegang
peran utama pada proses peradangan dan pada item Medication Adherence Scale) yang telah
system imun. Dosis terapi antihistamin di telusuri.
umumnya menyebabkan penghambatan
KESIMPULAN DAN SARAN
system saraf pusat dengan gejala seperti
Kesimpulan
kantuk, berkurangnya kewaspadaan tinggi dan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
waktu reaksi yang lambat. Efek samping ini
dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
menguntungkan bagi pasien yang memerlukan
tingkat kepatuhan pasien dengan metode
istrahat namun di rasa mengganggu bagi
MMAS-8 (The 8-item Medication Adherence
mereka yang di tuntut melakukan pekerjaan
Scale) terdapat pada kategori kepatuhan
dengan kewaspadaan tinggi. Oleh sebab ini
rendah dengan 51,35%, kepatuhan sedang
pengguna Clorpheniramine maleat (CTM)
40,54%, dan kepatuhan tinggi 8,11%.
atau obat yang mengandung Clorpheniramine
Saran
maleat (CTM) di larang mengendarai
Saran pada penelitian ini yaitu di
kendaraan (Gunawan, 2007).
harapkan kepada peneliti selanjutnya agar
Dari hasil penelitian di atas berdasarkan
dapat melakukan penelitian terhadap pasien
karakteristik pasien penderita penyakit ISPA
balita agar di jadikan perbandingan antara
mengenai kepatuhan pasien dengan metode
pasien dewasa dan pasien balita pada
MMAS-8 (The 8-item Medication Adherence
penderita ISPA di Puskesmas Lapandewa.
Scale) dapat di ketahui bahwa sebagian besar
pasien yang ada di Puskesmas Lapandewa DAFTAR PUSTAKA
memiliki nilai kepatuhan yang rendah
51,35%, kepatuhan sedang 40,54%, dan Black J.M. and Hawks J.H., 2009,

kepatuhan tinggi 8,11%. Dari hasil Keperawatan Medikal Bedah :

perhitungan tersebut dapat di ketahui bahwa Manajemen Klinis untuk Hasil yang

jumlah pasien ISPA bukan pneumonia jumlah Diharapkan, Salemba Medika, Jakarta.

tertinggi terdapat pada kategori rendah atau


Daroham N.E.P. dan Mutiatikum, 2009,
kategori kepatuhan rendah yang di sebabkan
Penyakit ISPA Hasil Riskesdas di
oleh beberapa faktor yaitu faktor alasan lupa
Indonesia, Puslitbang Biomedis dan
mengosumsi obat lebih dominan sehingga
Farmasi, 50-55.
menyebabkan kepatuhan rendah meningkat
dan ada beberapa responden melakukan Departemen Kesehatan RI, 2005,
penghentian mengosumsi obat karena merasa Pharmaceutical Care untuk Penyakit
terganggu oleh efek samping obat tersebut. Infeksi Saluran Pernapasan,
Dalam hal ini dapat menyebabkan kepatuhan Departemen Kesehatan Republik
mengosumsi obat menurun dengan alasan Indonesia.
lupa dan terganggu oleh efek samping obat
yang terdapat di kuesioner MMAS-8 (The 8-
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Outpatient Setting, Journal of Clinical
2009. Profil Kesehatan Indonesia 2008. Hypertension, Vol. 10, No. 5, Hal :
Depkes RI. Jakarta. 348-354.

Gunawan, Sulistia Gan. Setiabudy, Rianto. Morisky, D.E., Dimatteo, M.R., 2011.
Improving the Measurment of Self-
Nafriadi. Elysabeth. 2007. Farmakologi
Reported Medication Nonadherence :
dan Terapi Edisi 5. Jakarta : FKUI. Final response, Journal of Clinical
Epidemiology, Vol. 64, Hal 258-263.
Halim, F. 2012. Hubungan Faktor
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan
Lingkungan Fisik dengan Kejadian
dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka
ISPA pada Pekerja di Industri Mebel
Cipta.
Dukuh Tukrejo, Desa Bondo,
Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepar,
Notoatmodjo, S, 2014. Pendidikan dan
Propinsi Jawa Tengah 2012, Skripsi.
Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka
Jakarta : Universitas Indonesia.
Cipta.
Hidayat 2014. Ilmu Perilaku Manusia.
Sinulingga. S.R, 2017, Hubungan Dukungan
Cetakan 1, Jakarta : Trans Info Media.
Keluarga dengan Kepatuhan Konsumsi
Setiabudi R., 2007, Pengantart Obat Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) Masyarakat Pulau Pongok, Vol.
Antimikroba Farmakologi dan Terapi,
8, No. 2, Hal, 168-190.
Fakultas Kedokteran Univertitas
Suhandayani, I. 2007. Faktor-Faktor yang
Indonesia : Jakarta.
Berhubungan dengan Kejadian ISPA
pada Balita di Puskesmas Pati I
Hidayat, Alimul, 2012. Metode Penelitian dan Kabupaten Pati Tahun 2006. dilihat 12
Agustus 2015
Teknik Analisis Data. Karch A.M.,
http://digilib.unimus.ac.id/dowmload,
2011. Buku Ajar Farmakologi php?id=7649.pdf.
Keperawatan 2, ed., EGG, Jakarta.
Vik, S.A., Maxwell, C.J., Hogan. D.B.,
Patten, S.B., Johnson, J.A., Slack, L.R.,
Kementrian Kesehatan RI, 2011, Pedoman
2005. Assesing Medication, Adherence
Pelayanan Kefarmasian untuk Terapi
Among Older Person in Community
Antibiotik, Kementrian Kesehatan
Setting, The Canadian Journal of
Republik Indonesia : Jakarta.
Clinical Pharmacology, Vol, 12, No, 1,
p 152164.
Llor C. and Bjerrum L., 2014, Antimicrobial
Resistance : Risk Associated With
Antibiotic Overuse and Initiatives to
Reduce the Problem, Vol. 5 (6), 229-
241.

Morisky, D.E., Ang, A., Krousel-Wood, M.,


Ward, H.J., 2008. Predictive Validity of
Medication Adherence Measure in an

Anda mungkin juga menyukai