JURNAL
Jurnal kelompok 3
Judul POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIRETROVIRAL (ARV) PADA
RESEP PASIEN RAWAT JALAN DARI KLINIK HIV/AIDS SALAH
SATU RUMAH SAKIT SWASTA DI KOTA BANDUNG
Jurnal kelompok 4
Judul LITERATURE REVIEW : FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN
KADAR CD4 PADA PASIEN HIV YANG
MENDAPAT HIGHLY ACTIVE
ANTIRETROVIRAL THERAPY (HAART)1
Volume
Tahun terbit 2019
Penulis Ayu Setia Anggraini, Nazula Rahma Shafriani
Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan salah satu infeksi virus yang menyerang sel darah
putih di dalam tubuh (limfosit) sehingga menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia. Penurunan
kadar CD4 menunjukan adanya virus dalam tubuh, sehingga diperlukan adanya Highly Active
Antiretriviral Therapy (HAART) yang dapat menurunkan jumlah virus dan meningkatkan jumlah CD4
dalam tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
peningkatan kadar CD4 pada pasien HIV yang mendapat HAART. Metode penelitian pencarian literatur
dilakukan melalui tiga database yaitu Google Scollar, Science Direct, dan PubMed dengan metode PICO.
Jurnal yang digunakan dalam penelitian ini memiliki ketentuan sepuluh tahun terakhir dari 2011
hingga 2021 dengan jenis penelitian eksperimental dan kajian pustaka. Hasil penelusuran literatur
diperoleh sepuluh jurnal yang menunjukan bahwa kadar CD4 mengalami peningkatan setelah
dilakukannya terapi HAART. Usia dan jenis kelamin secara signifikan dikaitkan dengan peningkatan
kadar CD4 setelah pemberian terapi HAART (<0,05), Jumlah CD4 awal secara signifikan dikaitkan
dengan peningkatan kadar CD4 (<0,05), Kepatuhan minum obat secara signifikan dikaitkan dengan
peningkatan jumlah CD4 (<0,05), dan Jenis HAART yang digunakan secara signifikan dikaitkan dengan
peningkatan kadar CD4 (<0,05). Simpulan dari penelitian ini yaitu terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhi peningkatan kadar CD4 yaitu usia, jenis kelamin, jumlah CD4 awal, kepatuhan minum
obat, dan jenis HAART yang digunakan.
Judul Psychosocial interventions for improving engagement
in care and health and behavioural outcomes for
adolescents and young people living with HIV: a
systematic review and meta-analysis
Volume
Tahun terbit 2021
Penulis Christina A Laurenzi , Stefani duToit, Wole Ameyan , GJ
Melendez-Torres, Tashmira Kara,
Amanda Brand, Yeukai Chideya, Nina Abrahams,
Melissa Bradshaw, Daniel T Page, Nathan Ford,
Nadia A Sam-Agudu, Daniella Mark, Marco Vitoria,
Martina Penazzato , Nicola Willis, Alice Armstrong
and Sarah Skeen
Pendahuluan: Remaja dan generasi muda merupakan kelompok dengan proporsi infeksi HIV baru yang semakin meningkat secara
global, namun pendekatan yang ada saat ini tidak secara efektif melibatkan kelompok ini, dan dampak yang ditimbulkan oleh HIV
pada remaja adalah yang paling buruk di antara semua kelompok umur. Memberikan intervensi psikososial yang menggabungkan
pendekatan psikologis, sosial, dan/atau perilaku menawarkan jalur potensial untuk meningkatkan keterlibatan dalam perawatan dan
kesehatan serta hasil perilaku di kalangan remaja dan orang muda yang hidup dengan HIV (AYPLHIV).
Metode: Pencarian sistematis terhadap semua makalah peer-review yang diterbitkan antara Januari 2000 dan Juli 2020 dilakukan
melalui empat database elektronik (Cochrane Library, PsycINFO, PubMed dan Scopus). Kami memasukkan uji coba terkontrol secara
acak yang mengevaluasi intervensi psikososial yang bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan dalam perawatan dan kesehatan
serta hasil perilaku AYPLHIV berusia 10 hingga 24 tahun.
Hasil dan diskusi: Tiga puluh penelitian relevan telah diidentifikasi. Studi dilakukan di Amerika Serikat (n = 18, 60%), Afrika sub-
Sahara (Nigeria, Afrika Selatan, Uganda, Zambia, Zimbabwe) dan Asia Tenggara (Thailand). Hasil yang menarik perhatian mencakup
kepatuhan terhadap terapi antiretroviral (ART), pengetahuan ART, data viral load, perilaku seksual berisiko, pengetahuan risiko
seksual, retensi dalam layanan dan keterkaitan dengan layanan. Secara keseluruhan, intervensi psikososial untuk AYPLHIV
menunjukkan dampak kecil hingga sedang yang penting terhadap kepatuhan terhadap ART (SMD = 0,3907, 95% CI: 0,1059 hingga
0,6754, 21 penelitian, n = 2647) dan viral load (SMD = 0,2607, 95%). CI 04518 hingga 0,0696, 12 penelitian, n = 1566). Intervensi
psikososial yang ditinjau tidak menunjukkan dampak signifikan terhadap retensi dalam layanan (n = 8), perilaku dan pengetahuan
seksual berisiko (n = 13), penekanan virus (n = 4), viral load tidak terdeteksi (n = 5) atau hubungan dengan layanan (n = 1) di antara
AYPLHIV. Tidak ada penelitian yang mengukur transisi ke layanan orang dewasa. Intervensi yang efektif menggunakan berbagai
pendekatan, termasuk pemberian tenaga kesehatan secara digital dan awam, yang menjanjikan peningkatan intervensi dalam konteks
COVID-19.
Kesimpulan: Tinjauan ini menyoroti potensi intervensi psikososial dalam meningkatkan hasil kesehatan pada AYPLHIV. Namun,
penelitian lebih lanjut perlu dilakukan mengenai intervensi yang dapat secara efektif mengurangi perilaku seksual berisiko AYPL-HIV,
serta intervensi yang dapat memperkuat keterlibatan dalam layanan kesehatan. Investasi lebih lanjut diperlukan untuk memastikan
bahwa intervensi ini hemat biaya, berkelanjutan, dan tangguh dalam menghadapi keterbatasan sumber daya dan tantangan global
seperti pandemi COVID-19.
Kata Kunci: HIV remaja; remaja dan generasi muda; intervensi psikososial; kepatuhan terhadap ART; viral load; penekanan virus;
perilaku seksual berisiko; keterlibatan dalam perawatan