Namun saat ini pelayanan kesehatan di Indonesia belum menyentuh kebutuhan pasien
dengan penyakit yang sulit disembuhkan tersebut, dimana prioritas pelayanan tidak hanya pada
penyembuhan tetapi juga memerlukan perawatan paliatif karena pasien tidak hanya mengalami
berbagai masalah fisik tetapi juga mengalami gangguan psikososial dan spiritual yang
mempengaruhi kualitas hidup pasien dan keluarganya.
Oleh karena itu konsep baru saat ini menekankan “Pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih dini
agar masalah fisik psikososial dan spiritual dapat diatasi dengan baik (Kemenkes RI, 2013)
3 INDIKATOR
1. Keputusan resusitasi dilakukan/tidak dilakukan dibuat oleh pasien kompeten atau tim
perawat paliatif
2. Informasi diberikan saat memulai perawatan paliatif
3. Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak menghendaki resusitasi
4. Keluarga terdekatnya pada dasarnya tidak boleh membuat keputusan tidak resusitasi,
kecuali telah dipesankan dalam pesan tertulis
5. Tim perawatan paliatif dapat membuat keputusan untuk tidak melakukan resusitasi
sesuai dengan pedoman klinis di bidang ini
PUSKESMAS
➢ Di Indonesia belum ada perguruan tinggi yang membuka program studi mengenai
perawatan paliatif.
➢ Namun dibeberapa Universitas telah memasukkan perawatan paliatif sebagai mata kuliah
➢ Saat ini keperawatan paliatif telah diusulkan menjadi satu mata kuliah pada program
pendidikan strata satu keperawatan berdasarkan kurikulum standar Asosiasi Institusi
Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI) 2016 dengan bobot 3 sks.
Pengembangan Organisasi Profesi Di Bidang Paliatif
➢ Masyarakat Paliatif Indonesia saat ini menjadi satu – satunya wadah bagi para peminat
perawat paliatif, dimana tenaga dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya dapat
bergabung dan berkontribusi di organisasi ini
➢ Saat ini belum ada organisasi mengenai perawat paliatif baik Himpunan Perawat Paliatif
ataupun Ikatan Dokter Paliatif Indonesia
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
Wasalamu alaikum wr wb