Anda di halaman 1dari 39

KONSEP

PERAWATAN
PALIATIF
Monica Saptiningsih
SubTopik

1 PENDAHULUAN
PENGERTIAN
TERMINOLOGI 2 TUJUAN
RUANG LINGKUP
FOKUS

3 4
KOMPETENSI
ILLNESS TRAJECTORY PERAWAT DI AREA
PALIATIF

KONSEP PERAWATAN PALIATIF


TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mampu menjelaskan pengertian perawatan paliatif
2. Mampu membedakan istilah perawatan paliatif/palliative care, hospice c
are, end of life care, dan supportive care
3. Menjelaskan tujuan, ruang lingkup, dan fokus perawatan paliatif
4. Menyebutkan penyakit yang membutuhkan PC pada dewasa dan anak-
anak
5. Mampu menjelaskan tahapan illness trajectory dan contoh penyakitnya
6. Mampu menjelaskan 5 kompetensi/ketrampilan prasyarat untuk perawat
yang bekerja di area perawatan paliatif

KONSEP PERAWATAN PALIATIF


Dame Cicely Saunders
Penggagas dan pendiri rumah hospis
PENDAHULUAN
PERKEMBANGAN KEPERAWATAN PALIATIF

1960an 1967 1982 Awal abad 20 2014

Dimulai era Dokter spesialis 1989 Gerakan hospis


paliatif secara didukung WHO – WHO
pelayanan
formal Palliative care melaporkan
hospis programme pendidikan dan
Dame Cicely Perkembangan pengetahuan
Saunders dunia kedokteran petugas kes
dan kesehatan masih minim ttg
perawatan
paliatif
FAKTA
Adanya kebutuhan perawatan paliatif untuk penyakit kronik dan masalah2 kesehatan yang
mengancam kehidupan → memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarganya baik fisik,
psikologis, dan sosial.
Seluruh dunia th 2017 jumlah orang yang membutihkan perawatan paliatif
56.8 juta (31.1 juta prioritas, 25.7 juta EoL)

The majority (67.1%) are adults over 50 years >97% of children aged 0-19 years in need of p
old and at least 7% are children. alliative care live in LMICs. Children with HIV/
The majority of adults in need of palliative car AIDs and congenital malformations represent
e (76%) live in LMICs, the highest proportion almost 46% of the need for palliative care,
are in countries of low-income, NCDs almost followed by children with extreme prematurity
69% of adult need. Among adults, the illnesse and birth trauma (almost 18%) and injuries
s and conditions that generate most serious s (16%).
uffering requiring palliative care interventions
are cancer, HIV/AIDS, cerebrovascular, deme
ntias, and lung diseases

https://www.who.int/nmh/Global_Atlas_of_Palliative_Care.pdf
WHO, 2014 Global Atlas of Palliative Care
• Perkembangan Paliative Care di Indonesia

• Indonesia: kebijakan untuk paliatif care telah dicanangkan oleh


Pemerintah Republik Indonesia melalui Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia, Nomor 604/MENKES/SK/IX/1989

• Perawatan paliatif dimulai pada tanggal 19 Februari 1992 di RS.


Dr. Soetomo (Surabaya), disusul RS Cipto Mangunkusumo
(Jakarta), RS Kanker Dharmais (Jakarta), RS Wahidin Sudiro-
husodo (Makasar), RS Dr. Sardjito (Yogyakarta) dan RS Sanglah
(Denpasar)

• RS Dr. Soetomo perawatan paliatif dilakukan oleh pusat pengem


bangan paliatif dan Bebas Nyeri. Pelayanan yang diberikan:rawat
jalan, rawat inap (konsultatif), rawat rumah,day care & home care
Sejak dikeluarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
812/MenKes/SK/VII/2007 mengenai kebijakan perawatan paliatif

Pada peraturan tersebut dilatar belakangi bahwa kondisi pelayanan kesehatan


belum mampu memberikan pelayanan yang dapat menyentuh dan memenuhi
kebutuhan pasien dengan penyakit stadium terminal yang sulit disembuhkan.

Namun setelah diterapkan peraturan tersebut di beberapa rumah sakit belum


menunjukan signifikansi, hal ini mungkin diakibatkan minimnya pendidikan dan
pelatihan tentang perawatan paliatif untuk tenaga kesehatan,serta jumlah SDM
yang belajar secara formal mengenai perawatan paliatif.
What is palliative
care?
Pengertian Perawatan Paliatif
Palliative care is an approach that improves the quality of life of patients
and their families facing the problem associated with life-threatening
illness, through the prevention and relief of suffering by means of early
identification and impeccable assessment and treatment of pain and
other problems, physical, psychosocial and spiritual.

Perawatan paliatif merupakan suatu pendekatan yang bertujuan memper


baiki kualitas hidup pasien dan keluarganya dalam menghadapi masalah-ma
salah yang berhubungan dengan penyakit yang mengancam jiwa melalui
pencegahan dan mengurangi penderitaan dengan cara identifikasi dini,
pengkajian menyeluruh dan penanganan nyeri serta masalah-masalah
lainnya baik fisik, psikososial dan spiritual.
(WHO, 2014)
Filosofi Perawatan Paliatif
Meyakini bahwa setiap orang mempunyai
hak atas dirinya, hak untuk bebas dari
rasa nyeri dan pemenuhan kebutuhan
bio-psiko-sosio dan spiritual serta
meninggal secara bermartabat
Tujuan utama perawatan paliatif
▪ Tujuan utama untuk mencapai kualitas hidup sebaik mungkin pada
pasien dan keluarga (WHO, 1990) → bukan untuk menyembuhkan
penyakit
▪ Tujuannya untuk:
1. Mengurangi penderitaan pasien,
2. Memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas hidupnya,
3. Memberikan support kepada keluarganya. Meski pada akhirnya
pasien meninggal, yang terpenting sebelum meninggal dia sudah
siap secara psikologis dan spiritual, serta tidak stres menghadapi
penyakit yang dideritanya.
Prinsip Perawatan Paliatif (WHO, 2020)
• provides relief from pain and other distressing symptoms;
• affirms life and regards dying as a normal process;
• intends neither to hasten or postpone death;
• integrates the psychological and spiritual aspects of patient care;
• offers a support system to help patients live as actively as possible until death;
• offers a support system to help the family cope during the patients illness and in their
own bereavement;
• uses a team approach to address the needs of patients and their families, including
bereavement counselling, if indicated;
• will enhance quality of life, and may also positively influence the course of illness;
• is applicable early in the course of illness, in conjunction with other therapies that are
intended to prolong life, such as chemotherapy or radiation therapy, & includes those
investigations needed to better understand and manage distressing clinical
complications
WHO Definition of Palliative Care
for Children
• Palliative care for children represents a special, albeit closely related field to adult palliat
ive care. WHO’s definition of palliative care appropriate for children and their families is
as follows; the principles apply to other paediatric chronic disorders (WHO; 1998a):
• Palliative care for children is the active total care of the child's body, mind and
spirit, and also involves giving support to the family.
• It begins when illness is diagnosed, and continues regardless of whether or not a
child receives treatment directed at the disease.
• Health providers must evaluate and alleviate a child's physical, psychological,and social
distress.
• Effective palliative care requires a broad multidisciplinary approach that includes the
family and makes use of available community resources; it can be successfully
implemented even if resources are limited.
• It can be provided in tertiary care facilities, in community health centres and even in
children's homes.
Terminologi/Istilah lain
Hospice
Beberapa filosofi menyatakan bahwa hospice mempunyai makna yang sama dengan paliatif,
akan tetapi “semua perawatan hospice adalah perawatan paliatif namun tidak semua perawat
an paliatif adalah perawatan hospice”
▪ Perawatan hospice diperuntukan kepada pasien dengan kondisi masa harapan hidup
yang diperkirakan kurang dari enam bulan. Hospice care biasanya diberikan pada sarana
pelayanan kesehatan khusus, dimulai ketika pengobatan dihentikan, dan sudah jelas
bahwa penderita tidak akan sembuh dari sakitnya

▪ Hospice care is end-of-life care provided by health professionals and volunteers.


They give medical, psychological and spiritual support. The goal of the care is to help people
who are dying have peace, comfort and dignity. The caregivers try to control pain and other sy
mptoms so a person can remain as alert and comfortable as possible. Hospice programmes als
o provide services to support a patient’s family.
Perawatan paliatif disediakan untuk semua pasien yang menderita
penyakit kronis dengan kondisi penyakit yang membatasi masa hidup
atau mengancam jiwa, ataupun pasien yang mendapatkan intervensi
untuk memperpanjang masa hidup, palliative care dimulai sejak diagnosis
ditegakkan, dan diberikan bersamaan dengan terapi
End of life care
▪ End of life care (perawatan di akhir hayat): bagian penting dari pallia
tive care, mencakup perawatan dan dukungan untuk orang yang su
dah berada pada ujung hidupnya.
▪ Biasanya diberikan pada satu tahun terakhir kehidupannya. Tapi krn
usia sulit untuk diprediksi, ada penderita yang hanya mendapatkan
perawatan dalam hitungan minggu bahkan hari saja.
▪ End of life care memiliki tujuan menciptakan kenyamanan semaksim
al mungkin bagi penderita. Juga mencakup penjelasan kepada kelu
arga dan teman apa yang akan dihadapi dan diharapkan pada saat-
saat terakhir kehidupan penderita. Bahkan di luar negeri end of life
care sampai mengurusi wasiat dan dukungan secara finansial
Supportive Care
Supportive Care sering digunakan sebagai kata alternatif lain
untuk menggantikan kata perawatan paliatif.
• Istilah tersebut awal digunakan untuk menjelaskan kondisi
penanganan pasien dengan efek samping berat akibat proses
terapi penyakit kanker
• Saat ini supportive care digunakan lebih luas lagi termasuk
untuk rehabilitasi dan dukungan psikososial
Mengurangi gejala dan
penanganannya, meliputi

o Nyeri
FOKUS o Depresi
o Kecemasan (anxiety)
PERAWATAN o Fatigue
PALIATIF o Sesak napas (shortness of
breath)
o Konstipasi
o Nausea
o Anoreksia (loss of appetite)
o Kesulitan tidur
Ruang Lingkup Perawatan Paliatif

1. Penatalaksanaan nyeri
2. Penatalaksanaan keluhan fisik lain
3. Asuhan keperawatan
4. Dukungan psikologis
5. Dukungan sosial
6. Dukungan kultural dan spiritual
7. Dukungan persiapan dan selama masa berduka cita
(bereavement).
Tim Paliatif
Penyakit yang membutuhkan PC
Mayoritas orang dewasa dengan penyakit kronik seperti:
• cardiovascular diseases (38.5%) kecuali sudden death
• cancer (34%),
• chronic respiratory diseases (10.3%),
• AIDS (5.7%)
• diabetes (4.6%).
• kidney failure
• chronic liver disease
• neurological disease (multiple sclerosis, Parkinson’s disease, dementia,
stroke)
• rheumatoid arthritis
• congenital anomalies
• drug-resistant tuberculosis.
Penyakit yang membutuhkan
palliative care untuk anak-anak
• cancer,
• cardiovascular diseases,
• cirrhosis of the liver,
• congenital anomalies (excluding heart abnormalities),
• blood and immune disorders,
• HIV/AIDS,
• meningitis,
• kidney diseases,
• neurological disorders and
• neonatal conditions


Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS)
Alzheimer’s Disease
• Kidney Disease
• Breast Cancer • Leukemia and Lymphoma
• Bone Marrow Transplant
• Cancer • Liver disease
• Chronic Obstructive Pulmonary Dise
ase (COPD)
• Lung Cancer
• Colon Cancer • Multiple Myeloma


Congestive Heart Failure
COVID-19
• Multiple Sclerosis
• Dementia • Ovarian Cancer


Eosinophil Associated Disease (EAD
Head and Neck Cancer
• Pancreatic Cancer
• HIV/AIDS • Parkinson’s Disease
• Huntington’s Disease
• Prostate Cancer
• Pulmonary Fibrosis
• Sickle Cell Anemia
• Stroke
getpalliativecare.org
ILLNESS TRAJECTORY
Perawat perlu memahami tipe dari perjalanan • Glaser & Strauss (1968) 3 perjalanan berbeda pada orang yang
mengalami kematian.
penyakit agar dapat menjawab 2 pertanyaan • surprise deaths: unexpected and usually happen without prior
warning, such as a motor vehicle accident
yang umum dan penting ditanyakan oleh pasien:
• expected deaths: people who have some type of terminal illness
in which their death is not a surprise and is expected with usual
“How long do I have?” and course of disease progression.
“What will happen?” • entry-reentry deaths: to describe persons whose illness trajectory
is slower but they have periods of hospitalization and periods of
better health.

Glaser and Strauss were the first to begin to identify & describ
e these trajectories of how people die. Additionally, they studie
d dying people and learned a great deal about how people wh
o are dying feel about what is happening to them.
June Lunney and colleagues (Lunney, Lynn, & Hogan, 2002) proposed the following four tra
jectories as the most common patterns of illness progression

• Sudden death
• Terminal illness
• Organ failure
• Frailty
Menurut Becker 2000:

Keterampilan Keterampilan
Komunikasi Psikososial
Kompetensi Perawat
yang bekerja di area
Keterampilan Keterampilan dalam
perawatan paliatif Bekerja Tim Perawatan Fisik

Keterampilan
Interpersonal
KETERAMPILAN KOMUNIKASI
▪ Perawat mengembangkan kemampuan berkomunikasinya untuk dapat
meningkatkan hubungan yang lebih baik dengan pasien dan keluarga,
sehingga perawat dapat memberikan informasi yang penting dengan
cara yang lebih baik saat pasien membutuhkannya, atau menjadi
pendengar yang baik saat pasien mengungkap keluhannya tanpa
memberikan penilaian atau stigma yang bersifat individual.
Kompetensi Perawat ▪ Keterampilan komunikasi akan membuat perawat mampu menggali
yang bekerja di area lebih dalam mengenai perasaan pasien, keluhan pasien tentang apa
perawatan paliatif yang dirasakannya.
▪ Perawat dapat mengidentifikasi untuk memenuhi kebutuhan pasien,
kapan saja, atau bahkan di saat pasien mengajukan pertanyaan yang
rumit seperti tentang kehidupan dan kematian.
▪ Kemampuan berkomunikasi juga akan membantu membangun
kepercayaan diri perawat, tahu kapan mengatakan tidak terhadap
pasien, dan dengan komunikasi yang disertai dengan sentuhan, maka
hal tersebut dapat menjadi terapi bagi pasien.
KETERAMPILAN PSIKOSOSIAL
• Membangun rasa percaya dan percaya diri selama
berinteraksi dengan pasien
• Dengan menggunakan diri sendiri sebagai bentuk
terapeutik melalui proses komunikasi terapeutik,
Kompetensi Perawat maka hal tersebut merupakan inti dari pendekatan
yang bekerja di area psikososial dalam perawatan paliatif.
perawatan paliatif
KETERAMPILAN BEKERJA TIM

▪ Bekerja bersama dalam tim sebagai bagian dari


tim interprofesional merupakan hal yang sangat
vital untuk dapat melakukan praktik/intervensi yg
Kompetensi Perawat baik terhadap pasien.
yang bekerja di area ▪ Layanan perawatan paliatif saat ini tersedia di
perawatan paliatif rumah sakit, rumah hospis, rumah perawatan
maupun di rumah pasien.
▪ Seiring dengan meningkat peran perawatan di
area paliatif, sehingga keterampilan untuk dapat
bekerja dalam tim menjadi suatu keharusan dan
keniscayaan.
KETERAMPILAN DALAM PERAWATAN FISIK
• Perawat dituntut memiliki pengetahuan dan
ketrampilan yg baik untuk dapat melakukan askep
secara langsung pasien dalam kondisi apapun dan
kapanpun, sehingga perawat dapat bertindak dan
Kompetensi Perawat mengambil keputusan yang tepat sesuai kondisi
yang bekerja di area pasien.
perawatan paliatif • Pengkajian nyeri secara akurat dan holistik dengan
menggunakan berbagai macam bentuk metode,
menjadi hal yang dasar.
• Dengan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki
perawat,maka perawat dapat memberikan masukan
kepada anggota tim untuk tidak terlalu fokus pada
pemberian obat-obatan berdasarkan perkembangan
kondisi pasien.
KETERAMPILAN INTERPERSONAL
• Kematangan secara pribadi dan profesional akan
dapat membantu perawat dalam mengatasi
masalah yang terkait dengan isu intrapersonal yang
bersifat intrinsik terutama saat melayani atau
Kompetensi Perawat melakukan asuhan keperawatan pasien yang
yang bekerja di area menjelang ajal dan keluarganya.
perawatan paliatif • Perawat harus dapat mengenali dan memahami
reaksi dan perasaan pasien yang merupakan
konsekuensi alamiah dari bekerja dengan pasien
sekarat atau keluarga yang mengalami kedukaan,
sehingga perawat mampu menentukan sikap dan
menyesuaikan diri dengan kondisi atau situasi yang
sarat dengan emosi dan perasaan sensitif
KOMPETENSI PERAWAT YANG DIBUTUHKAN
DI BERBAGAI TINGKAT PERAWATAN PALIATIF

Six diverse nursing competencies dimensions, namely leadership, communication,


collaboration, clinical, ethico-legal and psycho-social and spiritual were identified.
The reports rarely defined the level of palliative care and covered a wide array of
healthcare settings.

Minna Hökkä, Sandra Martins Pereira , Tarja Pölkki , Helvi Kyngäs , Pablo Hernández-Marrero. 2020.
Nursing competencies across different levels of palliative care provision: A systematic integrative review
with thematic synthesis. Palliative Medicine 2020 Jul;34(7):851-870. doi: 10.1177/0269216320918798
Palliative-care nurses' and physicians' descriptions of the competencies needed in
their working units

Background:
Specialists were asked to describe the most essential palliative and end-of-life care competencies needed in
their working units, in order to deepen the understanding of the phenomenon.
Aim:
To describe the most essential competencies of palliative-care nurses and physicians.
Methods:
The data was collected using an open-ended question in a survey sent to registered nurses (n=129) working
within palliative care and to physicians (n=64) with a special competency in palliative care. The data was ana
lysed using content analysis.
Results:
The description of the most essential competencies included 16 main categories and 63 subcategories in total
. The three strongest main categories were ‘clinical competence’, ‘competence in social interactions’ and
‘competence in giving support’. Eleven main categories were based on both nurses' and physicians’ data,
while five main categories were created from nurses’ data only.
Conclusion:
Interprofessional palliative-care education is recommended for the undergraduate and postgraduate educat
ion of nurses and physicians.

Melender, Hökkä, Kaakinen, Lehto, Hirvonen. 2022.Palliative-care nurses' and physicians' descriptions of the competencies needed
in their working units. International Journal of Palliative Nursing. Vol.28, No.1. https://doi.org/10.12968/ijpn.2022.28.1.38
Referensi
• https://www.who.int/ncds/management/palliative-care/palliative-care-
atlas/en/
• http://www.thewhpca.org/resources/global-atlas-on-end-of-life-care
• Global_Atlas_of_Palliative_Care.pdf
• Emanuel Linda L., Librach, S. Lawrence. (2011). Palliative care: c
ore skills and clinical competencies. 2nd edition. St. Louis: Saunders,
an imprint of Elsevier Inc.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai