Resume ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Menjelang Ajal & Paliatif Care Dosen Pembimbing: Nunung Liawati, S. Kep., Ners., M. Kep.
Disusun oleh: Nadilla Choerunnisa (C1AA20062)
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI 2023 A. DEFINISI Paliative care adalah pendekatan yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga dalam menghadapi penyakit yang mengancam jiwa, dengan cara meringankan penderitaan rasa sakit melalui identifikasi dini, pengkajian yang sempurna, dan penatalaksanaan nyeri serta masalah lainnya baik fisik, psikologis, sosial atau spiritual. (World Health Organization (WHO) 2016) B. KUALITAS HIDUP PASIEN Dimensi dari kualitas hidup yaitu Gejala fisik, Kemampuan fungsional (aktivitas), Kesejahteraan keluarga, Spiritual, Fungsi sosial, Kepuasan terhadap pengobatan (termasuk masalah keuangan), Orientasi masa depan, Kehidupan seksual, termasuk gambaran terhadap diri sendiri, Fungsi dalam bekerja. C. SASARAN KEBIJAKAN PELAYANAN PALIATIF 1. Seluruh pasien (dewasa dan anak) dan anggota keluarga. 2. Untuk pelaksana perawatan paliatif : dokter, perawat, tenaga kesehatan lainnya dan tenaga terkait lainnya. 3. Institusi-institusi terkait, misalnya: Dinas kesehatan propinsi dan dinas kesehatan kabupaten/kota, Rumah Sakit pemerintah dan swasta, Puskesmas, Rumah perawatan/hospis, Fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta lain. D. LINGKUP KEGIATAN PERAWATAN PALIATIF Jenis kegiatan perawatan paliatif meliputi penatalaksanaan nyeri, penatalaksanaan keluhan fisik lain, asuhan keperawatan, dukungan psikologis, dukungan social, dukungan kultural dan spiritual, dukungan persiapan dan selama masa dukacita (bereavement). Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat inap, rawat jalan, dan kunjungan /rawat rumah. E. TUJUAN 1. Membantu pasien yang sudah mendekati ajalnya, agar pasien aktif dan dapat bertahan hidup selama mungkin. 2. Membantu pasien terminal tetap dalam keadaan nyaman dan dapat meninggal dunia dengan baik dan tenang. 3. Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses normal, tidak mempercepat atau menunda kematian, menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang mengganggu, menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual, mengusahakan agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya dan mengusahakan membantu mengatasi suasana duka cita pada keluarga. F. ELEMEN DALAM PERAWATAN PALIATIF Elemen dalam perawatan paliatif menurut National Consensus Project dalam Campbell (2013), meliputi : 1. Populasi pasien. Dimana dalam populasi 7. Kemampuan berkomunikasi : pasien ini mencangkup pasien dengan Komunikasi efektif diperlukan dalam semua usia, penyakit kronis atau penyakit memberikan informasi, mendengarkan yang mengancam kehidupan. aktif, menentukan tujuan, membantu 2. Perawatan yang berfokus pada pasien dan membuat keputusan medis dan keluarga. Dimana pasien dan keluarga komunikasi efektif terhadap individu merupakan bagian dari perawatan paliatif yang membantu pasien dan keluarga. itu sendiri. 8. Kemampuan merawat pasien yang 3. Waktu perawatan paliatif. Waktu dalam meninggal dan berduka pemberian perawatan paliatif berlangsung 9. Perawatan yang berkesinambungan. mulai sejak terdiagnosanya penyakit dan Dimana seluruh sistem pelayanan berlanjut hingga sembuh atau meninggal kesehatan yang ada dapat menjamin sampai periode duka cita. koordinasi, komunikasi, serta kelanjutan 4. Perawatan komprehensif. Dimana perawatan paliatif untuk mencegah perawatan ini bersifat multidimensi yang krisis dan rujukan yang tidak diperukan. bertujuan untuk menanggulangi gejala 10. Akses yang tepat. Dalam pemberian penderitaan yang termasuk dalam aspek perawatan paliatif dimana tim harus fisik, psikologis, sosial maupun bekerja pada akses yang tepat bagi keagamaan seluruh cakupan usia, populasi, kategori 5. Tim interdisiplin. Tim ini termasuk diagnosis, komunitas, tanpa memandang profesional dari kedokteran, perawat, ras, etnik, jenis kelamin, serta farmasi, pekerja sosial, sukarelawan, kemampuan instrumental pasien. koordinator pengurusan jenazah, pemuka 11. Hambatan pengaturan. Perawatan agama, psikolog, asisten perawat, ahli paliatif seharusnya mencakup pembuat diet, sukarelawan terlatih. kebijakan, pelaksanaan undang-undang, 6. Perhatian terhadap berkurangnya dan pengaturan yang dapat mewujudkan penderitaan : Tujuan perawatan paliatif lingkungan klinis yang optimal. adalah mencegah dan mengurangi gejala 12. Peningkatan kualitas. Dimana dalam penderitaan yang disebabkan oleh peningkatan kualitas membutuhkan penyakit maupun pengobatan. evaluasi teratur dan sistemik dalam kebutuhan pasien.
G. LANGKAH-LANGKAH PELAYANAN PALIATIF
Langkah-langkah dalam pelayanan paliatif (Kemenkes, 2013 dalam Anita, 2016), adalah: Langkah - Langkah Aktifitas Perawatan Paliatif Pada Penderita: 1. Menentukan tujuan perawatan 1. Membantu penderita mendapat kekuatan dan rasa dan harapan pasien damai dalam menjalani kehidupan sehari-hari. 2. Memahami pasien dalam 2. Membantu kemampuan penderita untuk mentolerir membuat wasiat atau penatalaksanaan medis. keinginan terakhir 3. Membantu penderita untuk lebih memahami 3. Pengobatan penyakit penyerta perawatan yang dipilih dan aspek social Aktifitas Perawatan Paliatif Pada Keluarga: 4. Tatalaksana gejala 5. Informasi dan edukasi 1. Membantu keluarga memahami pilihan perawatan 6. Dukungan psikologis, cultural yang tersedia. dan social 2. Meningkatkan kehidupan sehari-hari penderita, 7. Respon fase terminal mengurangi kekhawatiran dari orang yang dicintai 8. Pelayanan pasien fase terminal (asuhan keperawatan keluarga). 3. Memberi kesempatan sistem pendukung yang berharga.
H. TEMPAT PERAWATAN PALIATIF
1. Rumah sakit , Untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan yang memerlukan pengawasan ketat, tindakan khusus atau peralatan khusus. 2. Puskesmas : Untuk pasien yang memerlukan pelayanan rawat jalan. 3. Rumah singgah/panti (hospis) : Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat, tindakan khusus atau peralatan khusus, tetapi belum dapat dirawat di rumah karena masih memerlukan pengawasan tenaga kesehatan. 4. Rumah pasien : Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat, tindakan khusus atau peralatan khusus atau ketrampilan perawatan yang tidak mungkin dilakukan oleh keluarga I. MENJELANG AJAL Kebutuhan akan keperawatan menjelang ajal di rumah sakit meningkat seiring dengan peningkatan kejadian penyakit kronis (Todaro-Franceschi & Spellmann, 2012). Perawatan menjelang ajal menurut Higgs (2010) sebagai suatu istilah yang digunakan dalam penyebutan perawatan pasien dan keluarga dari aspek klinis sampai sistem dukungan saat pasien menghadapi kematian Penelitian tentang keperawatan paliatif saat ini menunjukkan bahwa pasien menjelang ajal mempunyai kebutuhan yang beragam dalam perawatannya, tidak hanya masalah fisik namun masalah psikologis, spiritual, dan dukungan sosial (Smith, 2003). Keberhasilan perawatan pasien menjelang ajal diengaruhi oleh sikap perawat dalam proses perawatannya (Gallagher et al, 2015) Hasil studi menyebutkan bahwa sikap perawat yang negatif, seperti perasaan tidak peduli, takut, dan cemas dalam setiap pemberian asuhan keperawatan dapat menurunkan kualitas pelayanan menjelang ajal pada pasien (Grubb & Arthur, 2016)