Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TEAM WORK DALAM SETTING


PERAWATAN PALIATIF

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 3
1. INDAH WAHYUNINSIH
2. ROSTIKA JANUAR

BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Perawatan paliatif

Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan


kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga dalam menghadapi
penyakit yang mengancam jiwa, dengan cara meringankan penderita dari rasa
sakit melalui identifikasi dini, pengkajian yang sempurna, dan
penatalaksanaan nyeri serta masalah lainnya baik fisik, psikologis, sosial
atau spiritual (World Health Organization (WHO), 2016). Menurut WHO
(2016) penyakit-penyakit yang termasuk dalam perawatan paliatif seperti
penyakit kardiovaskuler dengan prevalensi 38.5%, kanker 34%, penyakit
pernapasan kronis 10.3%, HIV/AIDS 5.7%, diabetes 4.6% dan memerlukan
perawatan paliatif sekitas 40-60%.Pada tahun 2011 terdapat 29 juta orang
meninggal di karenakan penyakit yang membutuhkan perawatan paliatif.
Kebanyakan orang yang membutuhkan perawatan paliatif berada pada kelompok
dewasa 60% dengan usia lebih dari 60 tahun, dewasa (usia 15-59 tahun) 25%,
pada usia 0-14 tahun yaitu 6% (Baxter, et al., 2014).

Prevalensi penyakit paliatif di dunia berdasarkan kasus tertinggi


yaitu Benua Pasifik Barat 29%, diikuti Eropa dan Asia Tenggara masing-
masing 22% (WHO,2014). Benua Asia terdiri dari Asia Barat, Asia
Selatan, Asia Tengah, Asia Timur dan Asia Tenggara.Indonesia
merupakan salah satu Perawatan paliatif adalah pendekatan yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa dan anak- anak)
dan keluarga dalam menghadapi penyakit yang mengancam jiwa, dengan
cara meringankan penderita dari rasa sakit melalui identifikasi dini,
pengkajian yang sempurna, dan penatalaksanaan nyeri serta masalah lainnya
baik fisik, psikologis, sosial atau spiritual (World Health Organization
(WHO), 2016).
Menurut WHO (2016) penyakit-penyakit yang termasuk dalam
perawatan paliatif seperti penyakit kardiovaskuler dengan prevalensi
38.5%, kanker 34%, penyakit pernapasan kronis 10.3%, HIV/AIDS 5.7%,
diabetes 4.6% dan memerlukan perawatan paliatif sekitas 40-60%.Pada
tahun 2011 terdapat 29 juta orang meninggal di karenakan penyakit yang
membutuhkan perawatan paliatif. Kebanyakan orang yang membutuhkan
perawatan paliatif berada pada kelompok dewasa 60% dengan usia lebih dari
60 tahun, dewasa (usia 15-59 tahun) 25%, pada usia 0-14 tahun yaitu 6%
(Baxter, et al., 2014).

Prevalensi penyakit paliatif di dunia berdasarkan kasus tertinggi


yaitu Benua Pasifik Barat 29%, diikuti Eropa dan Asia Tenggara masing-
masing 22% (WHO,2014). Benua Asia terdiri dari Asia Barat, Asia
Selatan, Asia Tengah, Asia Timur dan Asia Tenggara. Indonesia
merupakan salah satu negara yang termasuk dalam benua Asia Tenggara
dengan kata lain bahwa Indonesia termasuk dalam Negara yang
membutuhkan perawatan paliatif.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013) prevalensi
tumor/kanker di Indonesia adalah 1.4 per 1000 penduduk, atau sekitar 330.000
orang, diabete melitus 2.1%, jantung koroner (PJK) dengan bertambahnya
umur, tertinggi pada kelompok umur 65 -74 tahun yaitu 3.6%.Kementrian
kesehatan (KEMENKES, 2016) mengatakan kasus HIV sekitar 30.935,
kasus TB sekitar330.910. Kasus stroke sekitar 1.236.825 dan 883.447
kasus penyakit jantung dan penyakit diabetes sekitar 1,5% (KEMENKES,
2014).
Pelayanan perawatan paliatif memerlukan keterampilan dalam mengelola
komplikasi penyakit dan pengobatan, mengelola rasa sakit dan gejala lain,
memberikan perawatan psikososial bagi pasien dan keluarga, dan merawat
saat sekarat dan berduka (Matzo & Sherman, 2015).Penyakit dengan perawatan
paliatif merupakan penyakit yang sulit atau sudah tidak dapat disembuhkan,
perawatan paliatif ini bersifat meningkatkan kualitas hidup (WHO,2016).
Perawatan paliatif meliputi manajemen nyeri dan gejala; dukungan
psikososial, emosional, dukungan spiritual; dan kondisi hidup nyaman
dengan perawatan yang tepat, baik dirumah, rumah sakit atau tempat
lain sesuai pilihan pasien. Perawatan paliatif dilakukan sejak awal
perjalanan penyakit, bersamaan dengan terapi lain dan menggunakan
pendekatan tim multidisiplin untuk mengatasi kebutuhan pasien dan
keluarga mereka (Canadian Cancer Society, 2016).

a. Rumusan Masalah

1. Komponen apa saja yang terlibat dalam aktivitas paliatif care?


2. Apakah definisi dari teamwork?
3. Bagaimana aplikasi teamwork dalam penatalaksanaan
pasien dalam setting keperawatan paliatif?
4. Apa sajakah hambatan-hambatan dalam kerja tim pada
perawatan pasien dalam setting keperawatan paliatif care?

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Agar pembaca dapat memahami dan mengaplikasikan


teamwork dalam perawatan pasien dalam setting paliatif care
2. Tujuan Khusus

a. Agar pembaca memahami komponen yang terlibat dalam


aktivitas paliatif care
b. Agar pembaca mengerti definisi team work.
c. Agar pembaca memahami dan mampu mengaplikasikan
teamwork dalam penatalaksanaan pasien dalam setting
keperawatan paliatif
d. Agar pembaca memahami hambatan-hambatan dalam kerja tim pada
perawatan pasien dalam setting keperawatan paliatif care

C. Sistematika Penulisan

Makalah Asuhan Keperawatan Paliatif dan Terapi


Komplementer dengan judul Teamwork dalam Perawatan Pasien dalam
Setting Paliatif.
Care ini terdiri atas 3 bab pembahasan. Pada awal makalah
berisi bab pertama yang menjelaskan tentang pendahuluan, berisi
mengenai latar belakang. Lalu dilanjutkan oleh rumusan masalah yang
kemudian dijawab dalam tujuan penulisan. Adapun sistematika penulisan
yang memaparkan bagaimana tersusunya makalah dengan judul
Teamwork dalam Perawatan Pasien dalam Setting Paliatif Care.
Selanjutnya, pada bab kedua berisi mengenai tinjauan teori
yang membahas mengenai Teamwork dalam Perawatan Pasien dalam
Setting Paliatif Care secara mendetail dan jelas, sesuai dengan
tujuan awal penulisan. Kemudian diperjelas dalam Bab terakhir yang
menjelaskan penutup dengan memaparkan kesimpulan secara ringkas
pembahasan dari makalah ini.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Komponen yang Terlibat dalam Aktivitas Paliatif Care


Elemen dalam perawatan paliatif menurut National
Consensus Project dalam (Campbell, 2013) meliputi :
1. Populasi pasien. Dimana dalam populasi pasien ini mencangkup
pasien dengan semua usia, penyakit kronis atau penyakit yang
mengancam kehidupan.
2. Perawatan yang berfokus pada pasien dan keluarga. Dimana pasien
dan keluarga merupakan bagian dari perawatan paliatif itu sendiri.
3. Waktu perawatan paliatif. Waktu dalam pemberian perawatan paliatif
berlangsung mulai sejak terdiagnosanya penyakit dan berlanjut
hingga sembuh atau meninggal sampai periode duka cita.
4. Perawatan komprehensif. Dimana perawatan ini bersifat
multidimensi yang bertujuan untuk menanggulangi gejala
penderitaan yang termasuk dalam aspek fisik, psikologis, sosial
maupun keagamaan.
5. Tim interdisiplin. Tim ini termasuk profesional dari kedokteran,
perawat, farmasi, pekerja sosial, sukarelawan, koordinator
pengurusan jenazah, pemuka agama, psikolog, asisten perawat, ahli
diet, sukarelawan terlatih.
6. Perhatian terhadap berkurangnya penderitaan : Tujuan perawatan
paliatif adalah mencegah dan mengurangi gejala penderitaan yang
disebabkan oleh penyakit maupun pengobatan.
7. Kemampuan berkomunikasi : Komunikasi efektif diperlukan dalam
memberikan informasi, mendengarkan aktif, menentukan tujuan,
membantu membuat keputusan medis dan komunikasi efektif
terhadap individu yang membantu pasien dan keluarga.
8. Kemampuan merawat pasien yang meninggal dan berduka.

9. Perawatan yang berkesinambungan. Dimana seluruh sistem


pelayanan kesehatan yang ada dapat menjamin koordinasi,
komunikasi, serta kelanjutan perawatan paliatif untuk mencegah
krisis dan rujukan yang tidak diperukan.
10. Akses yang tepat. Dalam pemberian perawatan paliatif dimana
timharus bekerja pada akses yang tepat bagi seluruh
cakupanusia, populasi, kategori diagnosis, komunitas, tanpa
memandang ras, etnik, jenis kelamin, serta kemampuan
instrumental pasien.
11. Hambatan pengaturan. Perawatan paliatif seharusnya mencakup
pembuat kebijakan, pelaksanaan undang-undang, dan pengaturan
yang dapat mewujudkan lingkungan klinis yang optimal.
12. Peningkatan kualitas. Dimana dalam peningkatan kualitas
membutuhkan evaluasi teratur dan sistemik dalam kebutuhan pasien.

B. Definisi Teamwork
Teamwork atau yang disebut sebagai tim kerja adalah satu
kumpulan anggota yang tergabung menjadi satu untuk menjalankan tujuan
yang sama. Dalam hal ini teamwork adalah satu kumpilan ahli medis yang
bekerja untuk mmberikan perawatan paliatif pada klien yang
membutuhkan. Tim paliatif terdiri atas tim terintegrasi, antara lain
dokter, perawat, psikolog, ahli fisioterapi, pekerja sosial medis, ahli
gizi, rohaniawan dan relawan. Tim tersebut harus berpijak pada pola
dasar yang digariskan oleh WHO yaitu:
1. Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian
sebagai proses yang normal
2. Tidak mempercepat dan menunda kematian klien
Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang mengganggu.
3. Menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual.

4. Berusaha agar klien yang sakit tetap sakit sampai akhir hayatnya.

5. Berusaha mambantu mengatasi suasana duka cita keluarga


klien. Profesi setiap anggota tim telah dikenal cakupan dan
lingkup kerjanya.

Para profesional ini bergabung dalam satu kelompok kerja. Secara


bersama, mereka manyusun dan merancang tujuan akhir perawatan,
melakukan langkah tujuan pendek. Bila perlu, kepemimpinan dapat
terbagi di antara anggota tim, bergantung pada kondisi yang paling
diperlukan oleh pasien lanjut tua. Tim adalah motor penggerak semua
kegiatan pasien. Proses interaksi adalah kunci keberhasilan. Tim harus
mampu mengupayakan dan menjamin agar pasien lanjut usia
mendapat pelayanan seutuhnya yang mencakup bio-psiko-sosio-kultural
dan spiritual. Artinya, tidak ada anggota tim yang menjadi primadona.
Pemimpin tim dibantu anggotanya harus berusaha keras untuk mencapai
tujuan perawatan.Kerjasama yang erat antara anggota tim perawatan
paliatif dengan keluarga pasien dirasakan sebagai kebutuhan utama yang
saling mendukung kelancaran perawatan.

C. Aplikasi Teamwork dalam Penatalaksanaan Pasien


dalam Setting Keperawatan Paliatif

Tim interdisiplin yang memberi pelayana paliatif terdiri dari


individu- individu dari berbagai profesi dan disiplin yang bekerjasama
terintegrasi kearah tujuan yang sama. Seperti dikemukakan di bawah,
disarankan masing- masing individu bertanggung jawab dalam hal
menentukan strategi langkah — langkah dalam bidang masing — masing.
Tujuan utama dari pengobatan paliatif adalah mengurangi
penderitaan pasien, karena kualitas hidup seseorang pada akhirnya
ditetapkan oleh dampak berbagai keterbatasan lahiriah yang dialaminya
terhadap konsen hidup yang meliputi jiwa, raga, sosial dan rohani.
Karena itu penderitaan seseorang pasien tidak ditetapkan olehberbagai
masalah fisik saja tetapi amat tergantung atas berbagai aspek yang
dikemukakan di atas. Berat ringannya penderitaan seseorang amat
ditentukan kepribadian si sakit yang nota bene merupakan bagian penting
dan tidak dapat dipisahkan dari dirinya terutama saat ingin diketahui
kualitas hidupnya. Berat ringannya dampak sesuatu kejadian baik fisik
maupun psikis terhadap penderitaan seseorang amat ditentukan keadaan
fisik, kepribadian, masa lampaunya, harapan hidupnya, keluarganya,
pengalaman hidupnya, latar belakang kebudayaan, peranan serta
pengalaman dengan sekitarnya, Perilaku sehari — hari, masa depannya
dll. Tanpa bantuan profesi lain seorang dekter, seorang perawat, petugas
sosial, psikolog maupunpsikoterapis tidak akan dapat menghayatinya
dengan baik penderitaan yang dirasakan oleh pasien.
Profesi yang terkait dengan perawatan paliatif bekerjasama dalam
bentuk tim paliatif. Anggotanya antara lain adalah profesi kedokteran (
berbagai spesialis, dokter keluarga, dokter umum ), keperawatan,
psikologi, fisioterapis, pekerja sosial, ahli agama, dan lain — lain.
Masing — masing profesi ini akan terlibat sesuai dengan masalah yang
dihadapi pasien.
Dukungan keluarga dan teman — teman penderita tidak kalah
pentingnya dalam menghadapi penderitaan yang dialami. Penyusunan
tim perawatan paliatif disesuaikan dengan kebutuhan penderita dan
tempat perawatan. Dokter, perawat, psikolog, terapis dan pekerja sosial
akan berkunjung secara berkala dan dalam waktu yang terbatas.
Sebagian besar tugas — tugas keperawatan yang dapat dilimpahkan ke
keluarga menjadi beban keluarga. Keluarga juga bisa didampingi oleh
penjaga orang sakit yang sudah dilatih yaitu seorang pelaku rawat (
care giver ). Siapapun dapat menjadi tenaga pelaku rawat baik
anggota keluarga, kerabat, tetangga, pembantu rumah tangga atau tenaga
lainnya.
Dengan demikian, jelaslah bahwa penyusunan tim perawatan paliatif
perlu disesuaikan dengan tempat perawatan dan masalah yang
dihadapi, meski demikian harus jelas siapa yang memimpin tim
perawatan paliatif. Sangat penting adanya komunikasi yang baik antara
anggota tim. Komunikasi menyangkut masalah pemberian obat,
pengamatan klinis, dan rencana perawatan selanjutnya. Untuk itulah
diperlukan rekam medis yang dapat dibaca oleh semua anggota tim.
Secara berkala tim perawatan paliatif perlu melakukan pertemuan untuk
membahas perjalanan penyakit penderita, masalah — masalah yang
dihadapi dan cara mengatasinya. Jangan dilupakan masalah — masalah
non medis yang mungkin timbul karena adakalanya masalah ini lebih
menonjol dan lebih rumit dibandingkan dengan masalah medisnya.
Tugas dari tim pelayanan paliatif adalah membantu pasien dan
keluarga mengatasi berbagai masalah fisik maupun kejiwaan yang
berkaitan dengan penyakit terminal / tidak dapat disembuhkan. Dalam
melaksanakan tugas tersebut tim paliatif sebaiknya berjalan berdampingan
dengan pasien dan keluarganya, serta selalu siap setiap saat
diperlukan untuk membantu mengatasi berbagai masalah ringan sampai
berat baik fisik maupun mental misalnya mulai dari kesakitan, sesak
nafas, rasa lemah, sampai dengan kesepian dan ketakutan. Seperti
diutarakan diatas tim paliatif tersebutn sebaiknya berjalan
berdampingan dengan pasien dan keluarganya, jadi tidak dengan cara
memberi intruksi melainkan memberikan pandangan dan alternatif.
Walaupun demikian pelayanan paliatif tetap dilakukan dengan
kaidah — kaidah saat membuat analisa dan keputusan. Hal — hal
menunjukan bila suatu program pelayanan paliatif yang baik memerlukan
faktor — faktor sebagai sbb:
1. Layanan “ Home Care “
2. Layanan “Day Care “
3. Layanan Rawat Inap

4. Pusat Informasi

5. Layanan Rawat Jalan :

a. Klinik nyeri
b. Konsultasi
c. Pemantauan berkala ( Follow up )

D. Hambatan dalam Kerja Tim Pada Perawatan Pasien


dalam Setting Keperawatan Paliatif

Hambatan dalam perawatan pasien pada setting keperawatan


paliatif antara lain:
1. Pelayanan paliatif belum mendapat perhatian khusus umumnya
hanya dilakukan oleh dokter saja.
2. Sulit membentuk tim karena keterbatasan Desa Sidomakmur
3. Perawatan paliatif masih diberikan pada menjelang ajal
4. Pola pikir tenaga medis khususnya dokter, telah dibentuk sejak
masih dalam pendidikan yakni tugas tenaga medis ialah
menyembuhkan penyakit jadi kalau berhubung dengan keadaan
penderita harus menghentikan pengobatan kuratif dan mulai
dengan perawatan paliatif ia akan merasa gagal dalam tugasnya
5. Program-program yang tidak menghasilkan seperti perawatan
paliatif ini tidak menarik untuk dikerjakan
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Teamwork atau yang disebut sebagai tim kerja adalah
satu kumpulan anggota yang tergabung menjadi satu untuk
menjalankan tujuan yang sama. Tim paliatif terdiri atas tim
terintegrasi, antara lain dokter, perawat, psikolog, ahli fisioterapi,
pekerja sosial medis, ahli gizi, rohaniawan dan relawan. Dalam
melaksanakan tugas tersebut tim paliatif sebaiknya berjalan
berdampingan dengan pasien dan keluarganya, serta selalu siap
setiap saat diperlukan untuk membantu mengatasi berbagai masalah
ringan sampai berat baik fisik maupun mental.

B. Saran
Sebagai tenaga kesehatan khususnya perawat sebaiknya perlu
untuk memahami dan mampu mengaplikasikan memahami dan
mengaplikasikan teamwork dalam perawatan pasien dalam setting
paliatif care sesuai dengan kebutuhan dan prioritas pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Aldridge, M. D. et al. (2015). Education , implementation , and policy barriers


to greater integration of palliatiνe care : A literature reνiew.
Palliative Medicine

Arikunto. 20l0. Perawatan Paliatif dan Kualitas Hidup Penderita Kanker . Jurnal.
Kesehatan, 7(3): 508-513.

Farida, Raisa. 2015. Perawatan Paliatif Berbasis Kolaborasi Tim :


Critical Review. Diakses dari
https://studylibid.com/doc/285494/perawatan- paliatif-berbasis-
kolaborasi-tim--critical-review Pada Tanggal 11 Januari
2020 Pukul 12.19 WITA

Lucket. 2014. Elements of effectiνe palliatiνe care models: a rapid reνiew.


BMC Health Services Research 2014, 14:136.

Kemenkes RI. 2017. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta

Riset Kesehatan Dasar.(2013). Hasil riset kesehatan dasar 20l3. Diakses dari
http://www.depkes.go.id/ pada tanggal 11 Januari 2020 Pukul 13.30
WITA

World Health Organozation. (2016). Palliatiνe care. Diakses dari


http://www.who.int / pada tanggal 11 Januari 2020 Pukul 15.11
WITA

Anda mungkin juga menyukai