Anda di halaman 1dari 2

NAMA : NURHAJIJAH

NIM : 1021031156

PALLIATIF CARE NURSING

A. Definisi: pendekatan terintegrasi oleh tim paliatif untuk mencapai kualitas hidup pasien dan kematian
yang bermartabat saat memberikan dukungan bagi keluarga yang menghadapi masalah yang
berhubungan dengan kondisi pasien dengan mencegah dan mengurangi penderitaan melalui
identifikasi dini, penilaian yang seksama, serta pengobatan nyeri dan masalah masalah lain, baik
masalah fisik, psikososial dan spiritual.
B. Tujuan:
1. Mencapai kualitas hidup dan kenyamanan bagi pasien dan keluarganya serta agar pasien dapat
menghadapi akhir kehidupan yang bermartabat.
2. Mengurangi penderitaan pasien dan memberikan dukungan kepada keluarga yang mengalami
kesulitan akibat gejala fisik, gang- guan psikologis, kesulitan sosial, dan masalah spiritual.
C. Prinsip:
1. Menghilangkan nyeri dan gejala fisik lain
2. Menghargai kehidupan dan menganggap kematian sebagai proses normal
3. Tidak bertujuan mempercepat atau menghambat kematian.
4. Mengintegrasikan aspek fisik, psikologis, sosial, dan spiritual.
5. Memberikan dukungan agar pasien dapat hidup seaktif mungkin.
6. Memberikan dukungan kepada keluarga sampai masa dukacita.
7. Menggunakan pendekatan tim untuk mengatasi kebutuhan pasien dan keluarganya.
8. Menghindari tindakan yang sia sia.
9. Bersifat individual tergantung kebutuhan pasien.
D. Hak pasien :
1. Menjelaskan secara lengkap tentang tindakan medis
2. Meminta pendapat dokter
3. Mendapatkan pelayanan kebutuhan medis
4. Menolak tindakan medis
5. Mendapatkan isi rekam medis
6. Bebas keluhan fisik (nyeri)
E. Indikasi:
1. Nyeri atau keluhan fisik lainnya yang belum dapat diatasi.
2. Gangguan psikologis terkait dengan diagnosis
3. Penyakit penyerta yang berat dan kondisi sosial yang diakibatkannya.
4. Permasalahan dalam pengambilan keputusan tentang terapi
5. Yang akan atau sedang dilakukan.
6. Pasien/keluarga meminta untuk dirujuk ke perawatan paliatif (sesuai dengan prosedur rujukan).
7. Angka harapan hidup < 12 bulan (ecog> 3 )
8. Pasien kanker stadium lanjut yang tidak memberikan respon dengan terapi yang diberikan.
F. Langkah-langkah:
1. Melakukan penilaian aspek fisik, psikologis, sosial dan kultural, dan
spiritual.
2. Menentukan pengertian dan harapan pasien dan keluarga.
3. Menentukan tujuan perawatan pasien.
4. Memberikan informasi dan edukasi perawatan pasien.
5. Melakukan tata laksana gejala, dukungan psikologis, sosial dan kultural,
dan spiritual.
6. Memberikan tindakan sesuai wasiat atau keputusan keluarga bilawasiat
belum dibuat, misalnya: penghentian atau tidak memberikan pengobatan yang memperpanjang
proses menuju kematian (resusitasi, ventilator, cairan, dan lain-lain).
7. Membantu pasien dalam membuat advanced care planning (wasiat atau keingingan terakhir).
8. Pelayanan terhadap pasien dengan stadium terminal.
G. Tim: dokter (umum, paliatif, spesialis), perawat (coordinator layanan paliatif, pelaksan, homecare),
psikolog dan pekerja sosial, rohaniawan, terapis, relawan
H. Tempat perawatan: rumah sakit, masyarakat, puskesmas, hospis, perawatan dirumah
I. Peran perawat paliatif:
1. Valuing: perawat memiliki kepercayaan dasar yang tanpa memperhatikan berbagai karakteristik
dari beberapa individual. Perawat terus menghormati dan memberikan perawatan kepada
pasien, walaupun dalam kondisi yang berbeda
2. Finding meaning: perawat mampu mendampingi pasien menemukan arti dalam situasi membantu
pasien memfokuskan kehidupan sampai akhir hayat.
3. Empowering: perawat melibatkan pasien dan keluarga dalam membuat strategi perencanaan,
memberikan dukungan, memberikan pilihan, dan memberikan informasi
4. Connecting: satu kegiatan perawat membuat kontak dengan pasien dan membangun hubungan
teraupetik.
5. Kegiatan ini meliputi pengenalan, membangun kepercayaan, menjelaskan peran,
mengumpulkan informasi utama, dan menjelaskan bagaimana bisa menghubungi perawat.
6. Doing for: fokus pada perawatan fisik pasien. Intervensi ini meliputi mengontrol nyeri dan
gejalanya lain membuat discharge planning.kolaborasi tim adalah komponen dari doing for.
7. Preserving own integrity: kegiatan ini merefleksikan kegiatan terpenting yang dilakukan perawat
untuk meningkatkan kualitas hidup pasien paliatif.
J. Komunikasi efektif adalah tata cara memberikan informasi yang adekuat, mudah dimengerti, saling
timbal balik dalam rangka memfasilitasi pengambilan keputusan dan mengkoordinasikan pelayanan
kepada pasien, keluarga, dan penyedia layanan lainnya. Terdapat 3 cara menyampaikan informasi:
1. Informasi kepada keluarga: keluarga(orang yang dikehendakipasien) berhak mendapatkan
informasi, terutamabila pasien tidak dapat membuat keputusan.
2. Informasi yang diberikan harus dapat membantu keluarga dalam membuat keputusan.
3. Apabila terdapat perbedaan antar pasien dan keluarga dalam hal pengambilan keputusan,
keputusan pasien yang harus diperhatikan.
K. Etika:
1. Autonomy: hak pasien membuat keputusan terhadap tindakan medis
2. Beneficience: tindakan yang dilakukan harus memberikan manfaat bagi pasien dengan
memperhatikan kenyamanan, kemandirian, kesejahteraan pasien dan keluarga
3. Non maleficience: tindakan yang dilakukan harus tidak mencederai atau memperburuk keadaan
kondisi yang ada.
4. Justice: tidak ada diskriminasi terhadap pasien (ras, suku, agama, gender dan status ekonomi)
L. Masalah etis:
1. Kerahasiaan: informasi diagnosa medis, keperawatan, diskusi dengan pasien di tempat tertutup
2. Restrain (pembatasan kebebasan bergerak): digunakan untuk keselamatan, pada pasien yang
bingung, menanyakan anggota keluarga
3. Hubungan saling percaya: kejujuran, tdak berbohong kepada pasien, informasi yang jelas terkait
prosedur dan diagnosa keperawatan
4. Kematian dan sekaratul maut: tidak ada yang dapat dilakukan lagi, teknologi akan memperpanjang
hidup dengan biaya tnggi, fokus peran asuh (resusitasi, dukungan hidup, makanan dan cairan,
kontrol nyeri)
5. Menolak perawatan: konflik nilai, takut cedera, keterasingan, takut biaya
M. Kebijakan nasional:
1. Integrasi layanan paliatif dalam sistem kesehatan nasional.
2. Ketersediaan layanan professional serta pemberdayaan masyarakat.
3. Ketersediaan sarana dan prasarana terutama untuk
4. Pengelolaan nyeri dan gejala psikologis.
5. Aksesibilitas setiap pasien yang memerlukan program paliatif.
6. Program paliatif dilakukan mulai dari rs hingga masyarakat.
7. Menjamin pelayanan paliatif pada institusi fasyankes.
8. Mendorong sistem pembiayaan kesehatan bagi program paliatif.
9. Menyiapkan tenaga profesional pada program paliatif.
10. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat dalam program paliatif.
11. Mendorong dan memfasilitasi pengembangan potensi dan peran masyarakat untuk
menyebarluasan informasi kepada masyarakat tentang program paliatif.
12. Menjamin aksesibilitas masyarakat terhadap program paliatif yang berkualitas melalui peningkatan
sumber daya manusia dan penguatan institusi serta standarisasi pelayanan.

Anda mungkin juga menyukai