MINGGU 1-15
DISUSUN OLEH:
(2110097)
a. Perspektif
Kerangka konseptual, perangkat asumsi, perangkat nilai atau perangkat gagasan yang
mempengaruhi persepsi seseorang sehingga pada akhirnya mempengaruhi seseorang dalam
situasi tertentu.
b. Palliative Care
Kegiatan terapi secara aktif dan menyeluruh kepada pasien beserta keluarga oleh Tim
Multiprofesional ketika penyakit pasien sudah memasuki stadium lanjut dan harapan kesem
buhannya sudah sedemikian kecil
c. Perawatan Paliatif
Jenis pelayanan kesehatan yang relatif baru di Indonesia
Pada awal sekali, kebijakan Perawatan Paliatif didapat-kan di dalam SK MenKes 60
4/MENKES/SK/IX/1989.
Pelayanan kesehatan yang manusiawi, realistik dan rasional ini telah dinantikan keha
dirannya oleh masyarakat.
d. Sejarah Perkembangan Paliatif di Indonesia
Bermula dari adanya perubahan yang terus-menerus setiap rapat kerja untuk memb
ahas sistem penangulangan penyakit kanker pada tahun 1989.
Pada 19 Februari 1992 di Politeknik Perawatan Paliatif dan Bebas Nyeri RSUD Dr.
Soetopmo, menjadi cikal bakal pelayanan perawatan paliatif di Indonesia.
e. Pengembangan Pelayanan Paliatif memperhatikan :
Kebutuhan masyarakat
f. Penyakit Terminal
Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat
di hindari dalam waktu yang bervariasi (Stuart & Sudeen, 1995)
Penyakit pada stadium lanjut, penyakit utama yang tidak dapat diobati, bersifat progr
esif, Pengobatan hanya bersifat Paliatif (Mengurangi gejala keluhan, memperbaiki
kualitas hidup)
g. Kriteria Penyakit Terminal
Penyakit yang tidak dapat disembuhkan
Mengarah pada kematian
Diagnosa medis sudah Jelas
Tidak ada obat yang menyembuhkan
Prognosis Jelek
Bersifat Progresif
k. Hospice care
Adalah perawatan pasien terminal (stadium akhir) dimana pengobatan terhadap
penyakitnya tidak diperlukan lagi.
Hospice care adalah pelayanan paliatif khusus bagi pasien yang memang benar
benar dalam kondisi parah. Dalam artian, dokter sudah memberikan angka hara
pan hidup kepada pasien tak lebih dari satu tahun.
Perawatan ini bertujuan meringankan penderitaan dan rasa tidak nyaman dari p
asien, berlandaskan pada aspek bio-psiko-sosial-spiritual
a. Keperawatan paliatif
Perawat : seseorang yg berperan dalam merawat/ memelihara, membantu &
melindungi seseorang karena sakit, injury & proses penuaan (Harlley, 1997).
Perawat Profesional: Perawat yg bertanggung jawab & berwewenang memberikan
pelayanan keperawatan scr mandiri &/ berkolaborasi dg tenaga kesehatan lain
sesuai dg kewenagannya (Depkes RI, 2002 dalam Aisiyah 2004).
Tugas perawat dalam menjalankan peran nya sebagai pemberi asuhan keperawatan,
dapat dilaksanakan sesuai dengan tahapan dalam proses keperawatan.(Lokakarya, 1
983).
Mengumpulkan Data
Menganalisis dan mengintrepetasi data
Mengembangkan rencana tindakan keperawatan
Menggunakan & menerapkan konsep2 & prinsip2 ilmu perilaku, sosial budaya,
ilmu biomedik dlm melaksanakan asuhan keperawatan dalam rangka memenuh
i KDM.
Menentukan kriteria yang dapat diukur dlm menilai rencana keperawatan
Menilai tingkat pencapaian tujuan
Mengidentifikasi perubahan2 yang diperlukan
Mengevaluasi data permasalahan keperawatan.
Mencatat data dlm proses keperawatan
Menggunakan catatan klien untuk memonitor kualitas asuhan keperawatan
Tugas Perawat RS
1. Menjaga dan merawat pasien
2. Memberikan obat sesuai waktu dan takaran
3. Menjaga kesehatan pasien
4. Memberikan motivasi dan perhatian
Fungsi perawat
1. Fungsi Idependent : Fungsi mandiri & tidak tergantung pada orang lain.
2. Fungsi Dependent : Melaksanakan kegiatan atas pesan/ instruksi dari perawat
lain.
3. Fungsi Interdependent : Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan
membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian pelayanan.
d. Ruang Lingkup
1. Peningkatan populasi penduduk dengan umur harapan hidup yang lebih panjang
2. Standar perawatan dan kompetensi dalam merawat pasien belum memadai
3. Keterbatasan kolaborasi professional pemberi pelayanan
4. Belum efektifnya dukungan masyarakat dan pemerintah dalam perawatan di rumah
5. Perawatan untuk mencapai kematian yang baik (bermartabat) belum merupakan
tujuan perawatan
a. Keadaan Terminal
Suatu keadaan sakit dimana menurut akal sehat tidak ada harapan lagi bagi si sakit
untuk sembuh
Kematian : suatu pengalaman tersendiri dimana setiap individu bakan mengalamin
ya seorang diri
1. Manajemen Nyeri
Manajemen nyeri adalah hal yang paling penting dalam perawatan paliatif. Perawat
harus memantau dan mengelola nyeri pasien secara efektif dengan menggunakan obat
penghilang rasa sakit dan terapi non-obat.
Pasien yang mendekati ajal mungkin mengalami stres, kecemasan, dan depresi.
Perawat harus memberikan dukungan emosional dan komunikasi yang membantu
mereka mengatasinya.
4. Komunikasi Terbuka
Perawat harus memfasilitasi komunikasi yang terbuka antara pasien dan keluarga
tentang perasaan dan keinginan mereka terkait dengan akhir hidup.
5. Perawatan Kualitas Hidup
Perawat harus memastikan bahwa pasien memiliki kualitas hidup yang layak dalam
kondisi mereka. Hal ini mencakup menyediakan perawatan yang mendukung aktivitas
yang diinginkan pasien dan menjaga kenyamanan mereka.
6. Perawatan Spiritual
Banyak pasien menginginkan perawatan spiritual dan dukungan yang sesuai dengan
keyakinan mereka. Perawat harus membantu pasien menemukan makna dalam hidup
mereka.
7. Perawatan Kesehatan Lainnya
Perawat harus memastikan bahwa perawatan kesehatan lainnya seperti nutrisi, hidrasi,
dan perawatan oral tetap berjalan dengan baik.
8. Dukungan Keluarga
Perawat harus bekerja sama dengan tim perawatan paliatif, termasuk dokter, pekerja
sosial, konselor, dan ahli lainnya, untuk memberikan perawatan komprehensif.
10. Pendokumentasian
(MINGGU KE-4)
RESUME DILEMA ETIK
KEPERAWATAN PALIATIF
(Dosen : Sri Wahyu Wilujeng, S. Kep., Ns, M. Tr Kep)
a. ETIKA KEPERAWATAN
Sikap etis yang harus dimiliki oleh seorang perawat sebagai integral dari sikap hid
up dalam mengemban tugasnya sebagai seorang perawat dengan menerapkan norma-
norma etis.
b. DILEMA ETIK
Suatu masalah yang melibatkan dua atau lebih landasan moral suatu tindakan teta
pi tidak dapat dilakukan keduanya. Biasanya timbul akibat nilai-nilai perawat, klien
atau lingkungan tidak lagi menjadi kohensif sehingga timbul pertentangan dalam me
ngambil keputusan.
(MINGGU KE-5)
RESUME KOMUNIKASI PERAWATAN PALIATIF DAN
Penyakit kronik adalah suatu penyakit yang perjalanan penyakit berlangsung lama sampai
bertahun-tahun, bertambah berat, menetap dan sering kambuh. (Purwaningsih dan Karbina,
2009).
f. PENUTUP
Perubahan status pengobatan dari status kuratif menjadi status paliataif merupakan
masalah yang berat bagi pasien/keluarga
Tujuan utama perawatan paliatif adalah meningkatkan kualitas hidup pasien
Peran perawat dalam memberikan askep untuk meningkatkan kualitas hidup
(MINGGU KE-7)
RESUME KONSEP MOTIVATIONAL INTERVIEWING (MI) UNTUK PASIEN PAL
IATIF DAN PRAKTIKUM MOTIVATIONAL INTERVIEWING (MI) UNTUK PASIE
N PALIATIF
MI adalah pendekatan yang non-direktif dan berpusat pada pasien. Konselor MI tidak
memberi tahu pasien apa yang harus dilakukan, tetapi mereka membantu pasien
mengidentifikasi dan mengatasi hambatan mereka sendiri.
Berikut adalah beberapa prinsip dasar MI yang dapat diterapkan pada perawatan
paliatif:
Seorang pasien paliatif mungkin ingin berbicara dengan anggota keluarga tentang
keinginan mereka untuk akhir hayat. Konselor MI dapat membantu pasien
mempersiapkan percakapan ini dan mengatasi hambatan yang mungkin mereka
hadapi.
Seorang pasien paliatif mungkin ingin belajar lebih banyak tentang perawatan
paliatif. Konselor MI dapat memberikan informasi dan dukungan kepada pasien
untuk membuat keputusan yang tepat tentang perawatan mereka.
MI adalah alat yang berharga yang dapat digunakan untuk membantu pasien
paliatif menjalani hidup yang penuh dan bermakna.
a. Pelatihan MI
Sebelum memulai praktikum, pastikan Anda telah menerima pelatihan dalam Motivatio
nal Interviewing (MI). Anda dapat mengikuti pelatihan MI dari sumber terpercaya seperti L
embaga pendidikan medis atau kesehatan yang diakui.
Identifikasi pasien paliatif yang bersedia untuk berpartisipasi dalam sesi MI. Pastikan p
asien merasa nyaman dan tidak ada tekanan untuk berpartisipasi.
Ketika Anda bertemu dengan pasien, tunjukkan empati dan pertimbangkan perasaan m
ereka Mulailah dengan menyapa dan menciptakan lingkungan yang nyaman.
Gunakan pertanyaan terbuka untuk menjelajahi nilai-nilai prioritas, dan preferensi pasi
en terkait perawatan akhir hidup. Dukung pasien untuk berbicara tentang apa yang penting b
agi mereka.
f. identifikasi Ambivalensi
Selama percakapan, coba identifikasi ambivalensi yang mungkin dialami pasien terkait
perawatan akhir hidup. Ini bisa termasuk perasaan bingung atau ketidakpastian.
Gunakan refleksi untuk memperkuat pemahaman Anda terhadap apa yang telah dikom
unikasikan oleh pasien. Ini dapat membantu pasien merasa didengar dan dipahami.
(MINGGU KE-9)
GAPTEK (Gagap-Teknologi)
Polusi
b. Faktor Organisasi
Overload
Role conflict
Gangguan komunikasi
Birokrasi berlebihan
c. Faktor Diri
Problem keluarga
Kebiasaan buruk
d. faktor organisasi
e. faktor diri
a. Jaga selalu kondisi tubuh dengan mengkonsumsi makanan dan minuman 4 sehat 5 s
empurna
b. Tidur dan istirahat yang cukup
c. Lakukan olahraga teratur
d. Selalu berpikir positif
e. Lakukan HOBBY
f. Jangan terpaku pada rutinitas
g. Murah senyum
h. Beribadah dan berdoa
(MINGGU KE-11)
Tujuan :
1. mengurangi penderitaan pasien
2. untuk meningkatkan kualitas hidup pasien
3. memberikan dukungan pada keluarga pasien
Terapi komplomenter
Mind-body therapy
Terapi Biologis
Terapi Body Manipulative
Terapi Energi
Terapi Spiritual
Definisi nyeri :
Menurut International Association for Study of Pain(IASP), Nyeri adalah sensori subyektif
dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan ak
tual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.
Jenis Nyeri :
Nyeri akut mempunyai awal dan akhir yang jelas. Nyeri akut mempunyai konotasi
yang positif tanda siaga adanya masalah.
Nyeri kronis adalah nyeri yang bertahan selama minimum 6 bulan. Pada nyeri
kronis tanda-tanda dan gejala klinis sering kali tidak khas, demikian juga pada
pemeriksaan fisik dan penunjang.
PENGKAJIAN NYERI
Dalam penanganan nyeri, perawat terlebih dahulu mengkaji tingkat nyeri yang dirasakan
pasien. Penilaian Nyeri Berdasarkan PQRST.
talaksana nyeri paliatif non Farmakologi
a. Psikoterapi
b. Relaksasi
c. Latihan fisik
d. Akupunktur,
e. Music tx,dll
(MINGGU KE-12)
Perawatan yang dilakukan secara aktif pada penderita yang sedang sekarat atau dalam fase t
erminal akibat penyakit yang dideritanya. Pasien sudah tidak memiliki respon terhadap terap
i kuratif yang disebabkan oleh keganasan ginekologis. Perawatan ini mencakup penderita se
rta melibatkan keluarganya (Aziz, Witjaksono, & Rasjidi, 2018).
Seiring dengan berkembangnya bidang ilmu ini, ruang lingkup dari palliative care yang dulu
nya hanya terfokus pada memberikan kenyamanan bagi penderita, sekarang telah meluas me
njadi perawatan holistik yang mencakup aspek fisik, sosial, psikologis, cultural, dan spiritua
l.
Sosial budaya atau kebudayaan adalah segala sesuatu atau tata nilai yang berlaku dalam
sebuah masyarakat yang menjadi ciri khas dari masyarakat tersebut.
Menurut BURNETT
Kebudayaan adalah keseluruhan berupa kesenian, moral, adat istiadat, hukum, pengetah
uan, kepercayaan, dan kemampuan olah pikir dalam bentuk lain yang didapat seseorang
sebagai anggota masyarakat dan keseluruhan bersifat kompleks.
Sosial budaya merupakan segala hal yang diciptakan oleh manusia dengan pikiran dan b
udinya dalam kehidupan bermasyarakat. Karena itulah penting bagi tenaga kesehatan u
ntuk tidak hanya mempromosikan kesehatan, tapi juga membuat mereka mengerti tenta
ng proses terjadinya suatu penyakit dan bagaimana meluruskan keyakinan atau budaya
yang dianut hubungannya dengan kesehatan.
Faktor Predisposisi
Faktor Pendukung
Faktor yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fa
silitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, air bersih dan se
bagainya
Faktor Pendorong
Faktor yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lainnya,
yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
a. PERSEPSI MASYARAKAT
b. KEPERCAYAAN
c. PENDIDIKAN
d. NILAI KEBUDAYAAN
e. NORMA
f. INOVASI KESEHATAN
a. PENGHASILAN
b. JENIS KELAMIN
c. JENIS PEKERJAAN
d. SELF CONCEPT
e. IMAGE KELOMPOK
(MINGGU KE-13)
➢Nyeri
➢Pendarahan
➢Penurunan berat badan dengan cepat akibat kurang lemak dan protein (kaheksia)
➢Gangguan pencernaan
a. Akupuntur
Akupuntur merupakan salah satu komponen dari obat tradisional Cina. Hal ini didasarkan pada
keyakinan di qi (kekuatan hidup), yang merupakan energi yang mengalir melalui tubuh sepanjang jal
ur yang dikenal sebagai meridian. Setiap ketidakseimbangan dalam qi diduga mengakibatkan kesulit
an atau penyakit. Ada 12 meridian utama diyakini sebagai titik akupuntur yang sesuai dengan setiap
bagian tubuh dan organ. Untuk menyeimbangkan aliran qi, jarum sekali pakai yang sangat halus dim
asukkan ke dalam acupoints di bawah kulit. Dasar biologis dari qi belum ditemukan, namun diperkir
akan bahwa akupuntur menstimulus endorfin dan neurotransmiter lain di otak. Akupunktur telah terb
ukti efektif untuk nyeri dan kemoterapi terkait mual dan muntah.
Risiko akupunktur berhubungan dengan ketidaknyamanan ringan. Hanya jarum sekali pakai ya
ng digunakan. Hal ini penting untuk mengetahuiseorang praktisi akupuntur yang berkualitas. Ahli ak
upunktur harus memiliki pengalaman sebelumnya dengan pasien kanker. Di New York State ahli aku
punktur harus memiliki lisensi dan harus memiliki 40 sampai 50 jam pelatihan.
Kontraindikasi akupuntur pada lymphedema (risiko infeksi), alat pacu jantung (tidak ada electr
oacupuncture; bisa mengganggu irama jantung), dan kehamilan (perlu menghindari titik-titik tertentu
yang bisa merangsang rahim). Dana-Farber Cancer Institute di Boston, kontraindikasi akupunktur ad
alah ANC
<500 / µL, trombosit <25.000 / µl, demam neutropenia, situs metastasis, situs iradiasi (berkelanjutan
untuk 4 minggu setelah), INR> 3,5-4,0, dan transplantasi sel induk (2 minggu sebelum 3 bulan setela
h itu). Akupuntur tidak akan mengganggu obat nyeri.
b. Akupresur
Akupresur adalah teknik pengobatan Cina tradisional yang didasarkan pada ide-ide yang sama s
eperti akupunktur. Akupresur melibatkan penempatan tekanan fisik dengan tangan pada titik-titik ak
upuntur yang berbeda pada permukaan tubuh. Ada tiga titik akpresur yang perawat dapat gunakan at
au ajarkan pada pasien kanker untk menstimulasi diri. Titik pada usus besar dapat diakses oleh pasie
n/keluarga/perawat. Lokasi bagian berdaging dari kedua tangan antara ibu jari dan jari telunjuk dan k
emudian tekan dengan ibu jari tangan berlawanan sampai pasien merasakan tekanan. Titik perut terle
tak di sisi lateral lutut antara patella dan puncak tibia. Titik mual dan muntahterletak dua inci proksi
mal ke puncak melintang dari pergelangan tangan antara dua tendon. Tekan dengan ibu jari secara m
elingkar selama 1 sampai 2 menit.
2. Mind-body medicine
a. Meditasi
Meditasi adalah pengaturan perhatian oleh diri sendiri secara sengaja. Ada dua kategori meditas
i: konsentrasi dan kesadaran. Metode konsentrasi menumbuhkan kemanunggalan perhatian dan mula
i dengan mantra (suara diulang, kata, atau frase) seperti dalam meditasi transendental. Praktek pengu
rangan stres berbasis kesadaran mulai dengan pengamatan pikiran, emosi, dan sensasi tanpa penilaia
n yang muncul di bidang kesadaran.
Meditasi telah membantu untuk pasien kanker yang sakit parah untuk menghilangkan rasa sakit
fisik dan emosional. Banyak pasien kanker meninggal menemukan bahwa ketenangan dan tenang pa
da meditasi menimbulkan perasaan
yang mendalam dari penerimaan, kesejahteraan, dan kedamaian batin. Sebuah studi yang dilakukan
pada 51 pasien rawat jalan dengan nyeri kronis dengan program 10-minggu menunjukkan penurunan
50% rasa sakit. Meditasi mengurangi tingkat stres yang berpotensi dapat mengurangi pengalaman ra
sa sakit.
b. Hipnosis
Hipnosis adalah keadaan penuh perhatian, konsentrasi reseptif ditandai dengan perubahan senso
ri, keadaan psikologis diubah, dan minim fungsi motorik. Instruksi yang biasa diberikan menyaranka
n relaksasi fisik seperti mengambang bersama dengan gambar yang mengalihkan perhatian dari rasa
sakit. Hipnosis dapat diinduksi dalam beberapa menit untuk mempertahankan analgesia yang sedang
berlangsung dan relaksasi dalam menghadapi tekanan emosional dan fisik. Ada bukti dari tinjauan si
stematis bahwa hipnosis dapat membantu mengurangi kecemasan dan nyeri pada pasien kanker yang
terminal.
c. Guided imagery
Ini mengalihkan fokus mental dari rangsangan menyakitkan untuk pengalaman yang lebih men
yenangkan, gambaran, dan relaksasi. Guided imagery adalah intervensi yang perawat dapat lakukan
dengan pengaturan yang berbeda (rumah sakit, rumah, hospice), dapat digunakan dengan pasien dan
keluarga untuk mengurangi rasa sakit dan kecemasan.
d. Pelatihan relaksasi
Pelatihan relaksasi melibatkan napas dalam, relaksasi otot progresif, dan pencitraan. Modalitas i
ni telah menghasilkan penurunan yang signifikan dalam nyeri secara subjektif pada pasien dengan ka
nker stadium lanjut.
e. Terapi distraksi
Terapi distraksi adalah teknik di mana rangsangan sensorik diberikan kepada pasien dalam rang
ka untuk mengalihkan perhatian mereka dari pengalaman yang tidak menyenangkan. Misalnya deng
an melihat pemandangan alam, video game, dll.
f. Terapi musik
Terapi musik adalah pengunaan music yang diatur/dikontrol untuk perubahan klinis. Terapi mus
ik digunakan untuk mengurangi rasa sakit dan penderitaan. Ada perbedaan antara penggunaan musik
dan terapi musik. Terapi musik menggunakan bakat dari seorang profesional terlatih yang memfasilit
asi
kontak pasien, interaksi, kesadaran diri, dan ekspresi diri melalui alat musik. Sebuah sesi terapi
musik dapat seperti mendengarkan, bernyanyi, bermain drum, mengembangkan lirik, atau merekam
untuk keluarga. Musik yang disediakan oleh terapis musik telah terbukti lebih efektif daripada pengg
unaan pra rekaman musik sendiri dalam mengurangi skor kecemasan.
g. Terapi Seni
Terapi seni menggunakan proses kreatif untuk memungkinkan kesadaran dan ekspresi emosi in
dividu. Untuk pasien kanker, seringkali sulit untuk mengungkapkan secara verbal apa yang dirasaka
n seseorang tentang diagnosis, rawat inap, pengobatan, penyakit berulang, keluarga, dan kematian. I
ni adalah seni itu sendiri yang memfasilitasi kesadaran emosi dan pengurangan gejala melalui pengg
unaan bahan-bahan seni. Beberapa penelitian telah meneliti penggunaan terapi seni dalam mengenda
likan gejala kanker.
Dalam sebuah penelitian pasien kanker, sebagian besar dengan leukemia dan limfoma, terapi se
ni menyediakan penurunan signifikan secara statistik pada rasa sakit dan gejala umum lainnya, kecu
ali untuk mual. Dengan menggunakan garis tubuh dan pastel berwarna dan spidol, pasien kanker yan
g membantu untuk memvisualisasikan rasa sakit mereka, mengkomunikasikan emosi mereka, beruru
san dengan citra tubuh, dan mencari makna dan spiritualitas.