Anda di halaman 1dari 7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Paliative Care

2.1.1 Pengertian Paliative Care

World Health Organization/WHO (dalam Black dan Hawks, 2014)


mendefinisikan perawatan paliatif adalah pendekatan yang meningkatkan kualitas
kehidupan pasien dan keluarga dalam menghadapi permasalahan terkait dengan
penyakit yang mengancam kehidupan melalui tindakan mencegah dan meringankan
penderitaan dengan cara mengkaji secara holistic (Tameon et al., 2021).

Definisi Perawatan Paliatif Menurut WHO, perawatan paliatif adalah


pendekatan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarganya dalam
menghadapi masalah terkait penyakit yang mengancam jiwa, melalui pencegahan
dan penghentian penderitaan dengan identifikasi dini, penilaian, dan perawatan yang
optimal dari rasa sakit dan masalah lainnya, fisik, psikososial dan spiritual (Shatri et
al., 2020).
2.1.2 Domain
Domain umum kompetensi dalam perawatan paliatif meliputi (World Health
Organization, 2018) :
1. Prinsip perawatan paliatif
2. Komunikasi
3. Mengoptimalkan kenyamanan dan kualitashidup
4. Perencanaan perawatan dan praktik kolaboratif
5. Kehilangan, duka dan duka
6. Praktikprofesional dan etis dalam konteks perawatan paliatif
7. Ketahanan profesional.

2.1.3 Prinsip Perawatan


Prinsip perawatan paliatif meliputi (World Health Organization, 2018):
1. Melakukan identifikasi dini dan penilaian serta penanganan yang sempurna
terhadap masalah-masalah ini
2. Meningkatkan kualitas hidup, meningkatkan martabat dan kenyamanan, dan juga
dapat secara positif mempengaruhi kursus penyakit;
3. Memberikan pendampingan bagi pasien dan keluarga selama perjalanan
penyakit;
4. Harus diintegrasikan dengan dan melengkapi pencegahan, diagnosis dini dan
pengobatan penyakit serius, masalah kesehatan yang kompleks atau membatasi
kehidupan;
5. Dapat diterapkan pada awal perjalanan penyakit dalam hubungannya dengan
terapi lain yang dimaksudkan untuk memperpanjang hidup;
6. Memberikan alternative untuk pengobatan yang memodifikasi penyakit dan
mempertahankan hidup dengan nilai yang dipertanyakan mendekati akhir
kehidupan;
7. Berlaku untuk mereka yang hidup dengan gejala sisa fisik, psikologis, social
atau spiritual jangka panjang dari penyakit serius, kompleks atau membatasi
hidup atau pengobatannya;
8. Menemani anggota keluarga yang berduka setelah kematian pasien;
9. Berusaha untuk mengurang efek pathogen dari kemiskinan pada pasien dan
keluarga dan untuk melindungi mereka menderita kesulitan keuangan karena
sakit atau cacat;
10. Tidak dengan sengaja mempercepat kematian, tetapi memberikan perawatan
apapun yang diperlukan untuk mencapai tujuan tingkat kenyamanan yang
memadai bagi pasien dalam konteks nilai-nilai pasien;
11. Harus diterapkan oleh petugas kesehatan dari berbagai jenis, termasuk penyedia
layanan primer, generalis dan spesialis di banyak disiplin ilmu dan dengan
berbagai tingkat pelatihan perawatan paliatif dan keterampilan, dari dasar hingga
menengah hingga spesialis;
12. Mendorong keterlibatan aktif masyarakat dan anggota masyarakat harus dapat
diakses di semua tingkat system perawatan kesehatan dan di rumah pasien;
13. Meningkatkan kesinambungan perawatan, memperkuat system kesehatan.
2.1.4 Peran dan Fungsi Perawat
Peran Keperawatan dalam Perawatan Paliatif yaitu tanggung jawab professional
perawat untuk memberikan perawatan paliatif didasarkan pada esensidari: praktik
keperawatan dan didukung oleh kode etik American Nursing Association. Keduanya
perawatan paliatif dan keperawatan menekankan perawatan komprehensif yang
mendukung kebutuhan holistic pasien dan pengasuh mereka termasuk penilaian dan
pengobatan fisik, emosional, dan kesehatan rohani. Perawat sering mengenali perubahan
status kesehatan pasien, dan ini adalah: saat-saat di mana perawatan paliatif dapat
diperkenalkan. Sambil memberikan perawatan paliatif mencakup beberapa kompetensi
asuhan keperawatan, semua perawat terutama di aspek perawatan paliatif yang meliputi
manajemen gejala, komunikasi, dan advocad (Hagan et al., 2019; Kemenkes RI, 2015).

2.1.5 Langkah-langkah
Langkah-langkah program pelayanan perawatan paliatif menurut (Hagan et al., 2019)
yaitu:
1. Melakukan penilaian aspek fisik, psikologis, sosial dan kultural, dan spiritual.
2. Menentukan pengertian dan harapan pasien dan keluarga.
3. Menentukan tujuan perawatan pasien.
4. Memberikan informasi dan edukasi perawatan pasien.
5. Melakukan tata laksana gejala, dukungan psikologis, sosial dan kultural, dan spiritual
6. Memberi kantin dakan sesuai wasiat atau keputusan keluarga bila wasiat belum
dibuat, misalnya: penghentian atau tidak memberikan pengobatan yang
memperpanjang proses menuju kematian (resusitasi, ventilator, cairan, dan lain-lain).
7. Membantu pasien dalam membuat Advanced Care Planning (wasiat atau keingingan
terakhir).
8. Pelayanan terhadap pasien dengan stadium terminal.
2.1.6 Faktor – faktor yang sering menjadi penghambat perawat
Dalam memberikan perawatan paliatif menurut Holmes (dalam Safitri, Trisyani, &
Anna, 2016) adalah :
1. rendahnya pengalaman
2. buruknya komunikasi
3. kurangnya pelatihan tentang perawatan end of life
4. rendahnya dukungan dari staf lainnya terutama keterlibatan perawat dalam
pengambilan keputusan. Hal ini dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dari
setiap perawat yang melakukan perawatan paliatif (Agustina et al., 2014).
2.2 End of Life
2.2.1 Definisi
Definisi end of life adalah system keluarga pasien dengan sakit terminal dan penyakit
serius lainnya yang menerima perawatan dari professional pada unit  perawatan akut 
rumah sakit, proses didefinisikan sebagai aksi intervensi keperawatan dibentuk untuk
mempromosikan hasil yang positif diantaranya (Hagan et al., 2019):
1. Bebas dari rasa sakit
2. Kenyamanan
3. Meningkatkan martabat dan rasa hormat;
4. Berada dalam kedamaian
5. Mengalami kedekatan dengan mereka yang peduli

End of life menjadi sandaran  adalah teori pilihan (brandt) dimana teori ini telah
digunakan oleh filosofi untuk menjelaskan dan mendefinisikan kualitas hidup (sandoe,
1999)  konsep ini sangat signifikan dalam EOL, penelitian dan paktik.  Pada teori pilihan,
hidup yang baik didefinisikan sebagai memperolah salah satu yang diinginkan  dengan
melihat pendekatan yang kuat pada perawatan EOL.  Hal ini dapat diaplikasikan pada
orang yang hidup maupun orang yang lumpuh yang sebelumnya membutuhkan 
dokumentasi yang tersedia yang berhubungan dengan pemecahan masalah EOL (World
Health Organization, 2018).
2.2.2 Tujuan
Tujuan akhir diskusi EOL adalah untuk mempersiapkan kematian yang baik
melalui perawatan paliatif. Singer, et al, merumuskan 5 bidang yang harus diperhatikan
dalam perawatan paliatif, yaitu (Sormanti, 2018) :
1. Manajemen nyeri dan gejala
2. Pertimbangan tindakan yang sia-sia (futile care), misalnya intubasi dan resusitasi
jantung paru pada pasien kanker paru stadium akhir
3. Pertimbangan keinginan pasien
4. Biaya
5. Hubungan dokter-pasien dan dokter-keluarga
2.2.3 Manfaat
Manfaat perencanaan EOL bagi pasien dan keluarga adalah mengurangi rasa takut
yang dihadapi pasien, meringankan nyeri dan penderitaan pasien, meringankan beban
keluarga, dan tercapainya kematian yang baik.

2.2.4 Pemiliham Perencanaan


Manfaat perencanaan EOL bagi pasien dan keluarga adalah mengurangi rasa takut
yang dihadapi pasien, meringankan nyeri dan penderitaan pasien, meringankan beban
keluarga, dan tercapainya kematian yang baik

2.2.5 Pedoman Diskusi


Pedoman dalam melakukan komunikasi dan diskusi EOL dapat dilakukan dalam 4
langkah berikut (American Cancer Society, 2015; Sormanti, 2018):
1. Inisiasi Diskusi Tujuan langkah pertama ini adalah membangun hubungan antara
pasien dan keluarga, termasuk menunjuk wakil pengambi lkeputusan dan
mendapatkan gambaran umum mengenai keinginan dan pandangan pasien terhadap
hidup dan penyakitnya.
2. Penjelasan Prognosis Prognosis penyakit harus disampaikan dengan jujur dan
menggunakanbahasa yang mudah dipahami oleh pasien dan keluarga. Penyampaian
prognosis secara langsung dengan tetap memberikan semangat dan perhatian kepada
pasien.
3. Identifikasi Tujuan End-of-Life Tahap ini mencakup diskusi terbuka mengenai
perawatan medis yang diinginkan, tujuan dan harapan di akhir hidup pasien. Banyak
pasien memiliki harapan untuk dapat memaksimalkan waktu bersama keluarga dan
kerabat, beraktivitas maksimal, menghindari nyeri dan menghindari perawatan di
rumah sakit dan prosedur medis yang tidak diperlukan. Harapan ini harus
dipertimbangkan dalam perencanaan dan pengambilan tindakan medis.
4. Perencanaan Perawatan End-of-Life Tujuan langkah terakhir ni adalah tercapainya
pemahaman pasien tentang pilihan terapi medis dan dapat mengambil keputusan
mengenai resusitasi serta waktu yang tepat untuk memulai perawatan paliatif.
Daftar Pustaka

American Cancer Society. (2015). American Cancer Society. Chronic myeloid leukemia.
American Cancer Society.

Hagan, T. L., Xu, J., Lopez, R. P., & Bressler, T. (2019). Nursing’s role in leading palliative
care: A call to action. Nurse Educ Today, 176(3), 139–148.
https://doi.org/10.1016/j.nedt.2017.11.037.Nursing

Kemenkes RI. (2015). Pedoman Nasional Pelayanan Paliatif Kanker.

Shatri, H., Faisal, E., Putranto, R., & Sampurna, B. (2020). Advanced Directives pada Perawatan
Paliatif Advanced Directives in Palliative Care. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 7(2),
125–132.

Sormanti, M. E. (2018). Pediatric Palliative Care by Ferrell, B. F. (Ed.). (2016) . OMEGA -


Journal of Death and Dying. https://doi.org/10.1177/0030222817717150

Tameon, S. F., Anggraeni, L. D., & Ernawati. (2021). Pengalaman Perawat Memberikan
Perawatan Paliatif Pada Anak. Jurnal Keperawatan, 13(1), 213–226.
http://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/Keperawatan%0ANURSES

World Health Organization. (2018). Integrating palliative care and symptom relief into
paediatrics (Vol. 148).

Anda mungkin juga menyukai