TINJAUAN PUSTAKA
2.1.5 Langkah-langkah
Langkah-langkah program pelayanan perawatan paliatif menurut (Hagan et al., 2019)
yaitu:
1. Melakukan penilaian aspek fisik, psikologis, sosial dan kultural, dan spiritual.
2. Menentukan pengertian dan harapan pasien dan keluarga.
3. Menentukan tujuan perawatan pasien.
4. Memberikan informasi dan edukasi perawatan pasien.
5. Melakukan tata laksana gejala, dukungan psikologis, sosial dan kultural, dan spiritual
6. Memberi kantin dakan sesuai wasiat atau keputusan keluarga bila wasiat belum
dibuat, misalnya: penghentian atau tidak memberikan pengobatan yang
memperpanjang proses menuju kematian (resusitasi, ventilator, cairan, dan lain-lain).
7. Membantu pasien dalam membuat Advanced Care Planning (wasiat atau keingingan
terakhir).
8. Pelayanan terhadap pasien dengan stadium terminal.
2.1.6 Faktor – faktor yang sering menjadi penghambat perawat
Dalam memberikan perawatan paliatif menurut Holmes (dalam Safitri, Trisyani, &
Anna, 2016) adalah :
1. rendahnya pengalaman
2. buruknya komunikasi
3. kurangnya pelatihan tentang perawatan end of life
4. rendahnya dukungan dari staf lainnya terutama keterlibatan perawat dalam
pengambilan keputusan. Hal ini dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dari
setiap perawat yang melakukan perawatan paliatif (Agustina et al., 2014).
2.2 End of Life
2.2.1 Definisi
Definisi end of life adalah system keluarga pasien dengan sakit terminal dan penyakit
serius lainnya yang menerima perawatan dari professional pada unit perawatan akut
rumah sakit, proses didefinisikan sebagai aksi intervensi keperawatan dibentuk untuk
mempromosikan hasil yang positif diantaranya (Hagan et al., 2019):
1. Bebas dari rasa sakit
2. Kenyamanan
3. Meningkatkan martabat dan rasa hormat;
4. Berada dalam kedamaian
5. Mengalami kedekatan dengan mereka yang peduli
End of life menjadi sandaran adalah teori pilihan (brandt) dimana teori ini telah
digunakan oleh filosofi untuk menjelaskan dan mendefinisikan kualitas hidup (sandoe,
1999) konsep ini sangat signifikan dalam EOL, penelitian dan paktik. Pada teori pilihan,
hidup yang baik didefinisikan sebagai memperolah salah satu yang diinginkan dengan
melihat pendekatan yang kuat pada perawatan EOL. Hal ini dapat diaplikasikan pada
orang yang hidup maupun orang yang lumpuh yang sebelumnya membutuhkan
dokumentasi yang tersedia yang berhubungan dengan pemecahan masalah EOL (World
Health Organization, 2018).
2.2.2 Tujuan
Tujuan akhir diskusi EOL adalah untuk mempersiapkan kematian yang baik
melalui perawatan paliatif. Singer, et al, merumuskan 5 bidang yang harus diperhatikan
dalam perawatan paliatif, yaitu (Sormanti, 2018) :
1. Manajemen nyeri dan gejala
2. Pertimbangan tindakan yang sia-sia (futile care), misalnya intubasi dan resusitasi
jantung paru pada pasien kanker paru stadium akhir
3. Pertimbangan keinginan pasien
4. Biaya
5. Hubungan dokter-pasien dan dokter-keluarga
2.2.3 Manfaat
Manfaat perencanaan EOL bagi pasien dan keluarga adalah mengurangi rasa takut
yang dihadapi pasien, meringankan nyeri dan penderitaan pasien, meringankan beban
keluarga, dan tercapainya kematian yang baik.
American Cancer Society. (2015). American Cancer Society. Chronic myeloid leukemia.
American Cancer Society.
Hagan, T. L., Xu, J., Lopez, R. P., & Bressler, T. (2019). Nursing’s role in leading palliative
care: A call to action. Nurse Educ Today, 176(3), 139–148.
https://doi.org/10.1016/j.nedt.2017.11.037.Nursing
Shatri, H., Faisal, E., Putranto, R., & Sampurna, B. (2020). Advanced Directives pada Perawatan
Paliatif Advanced Directives in Palliative Care. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 7(2),
125–132.
Tameon, S. F., Anggraeni, L. D., & Ernawati. (2021). Pengalaman Perawat Memberikan
Perawatan Paliatif Pada Anak. Jurnal Keperawatan, 13(1), 213–226.
http://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/Keperawatan%0ANURSES
World Health Organization. (2018). Integrating palliative care and symptom relief into
paediatrics (Vol. 148).