Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Palliative Care adalah suatu perawatan kesehatan terpadu yang menyeluruh dengan
pendekatan multidisiplin yang terintegrasi. Tujuannya adalah untuk mengurangi
penderitaan pasien, memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas hidupnya, dan juga
memberikan support kepada keluarganya. Dari definisi tersebut didapatkan bahwasannya
salah satu tujuan dasar dari palliative care adalah mengurangi penderitaan pasien yang
termasuk didalamnya adalah menghilangkan nyeri yang diderita oleh pasien tersebut.
Terdapat banyak alasan mengapa pasien dengan penyakit stadium lanjut tidak
mendapatkan perawatan yang memadai, namun semua alasan itu pada akhirnya berakar
pada konsep terapi yang eksklusif dalam menyembuhkan penyakit daripada
meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi penderitaan. Itulah mengapa, seringkali
keputusan untuk mengambil tindakan paliatif baru dilakukan setelah segala usaha
penyembuhan penyakit ternyata tidak efektif. Padahal seharusnya, palliative care
dilakukan secara integral dengan perawatan kuratif dan rehabilitasi baik pada fase dini
maupun lanjut.
Seiring dengan berkembangnya bidang ilmu ini, ruang lingkup dari palliative care yang
dulunya hanya terfokus pada memberikan kenyamanan bagi penderita, sekarang telah
meluas menjadi perawatan holistik yang mencakup aspek fisik, sosial, psikologis, dan
spiritual. Perubahan perspektif ini dikarenakan semakin hari semakin banyak pasien yang
menderita penyakit kronis sehingga tuntutan untuk suatu perkembangan adalah mutlak
adanya. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis membuat makalah tentang Palliative
Care untuk mengulas materi tersebut lebih dalam.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah ini adalah: “Apakah
palliative care?”
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum Untuk mengetahui tentang palliative care.
2. Tujuan Khusus :
a. Mengetahui definisi palliative care
b. Mengetahui tujuan palliative care
c. Mengetahui perkembangan palliative care
d. Mengetahui karakteristik palliative care
e. Mengetahui klasifikasi palliative care
f. Mengetahui tim interdisipliner palliative care
g. Mengetahui kebijakan Palliative Care di Indonesia
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perawat sebagai pemberi Pelayanan Kesehatan di Rumah


Pelayanan kesehatan rumah dilakukan terhadap klien sesuai dengan kebutuhan
oleh perawat profesional yang sudah dan masih terdaftar memiliki izin praktik dengan
kemampuan keterampilan asuhan keperawatan klien di rumah. Berdasarka Kepmenkes RI
No. 1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang registrasi dan praktik perawat.
Peran perawat dalam perawatan kesehatan di rumah berupa koordinasi dan pemberi
asuhan keperawatan (1) koordinator, (2) pemeberi pelayanan kesehatan dimana perawat
memberikan perawatan langsung kepada klien dan keluarga, (3) pendidik, perawat
mengadakan penyuluhan kesehatan dan mengajarkan cara perawatan secara mandiri, (4)
pengelola, perawat mengelola pelayanan kesehatan/keperawatan klien, (5) sebagai
konselor, dengan memberikan konseling/bimbingan kepada klien dan keluarga berkaitan
dengan masalah kesehatan klien, (6) avocate (pembela klien) yang melindunginya dalam
pelayanan keperawatan, dan (7) sebagai peneliti untuk mengembangkan pelayanan
keperawatan.

2.2 Pengertian Perawatan Paliatif di Rumah


Pengertian dan arti kata “Palliative” berasal dari bahasa latin yaitu “pallium” yang
artinya adalah menutupi atau menyembunyikan. Perawatan paliatif ditujukan untuk untuk
menutupi atau menyembunyikan keluhan pasien dn memberikan kenyamanan ketika
tujuan penatalaksanaan tidak mungkin disembuhkan (Muckaden, 2011).
Perawatan paliatif adalah sistim perawatan terpadu yang bertujuan meningkatkan
kualitas hidup, dengan cara meringankan nyeri dan penderitaan orang lain, memberikan
dukungan spiritual dan psikososial mulai saat diagnosis ditegakkan sampai akhir hayat
dan dukungan terhadap keluarga yang kehilangan/berduka (Nendra et al., 2011), serta
bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah
yang berhubungan dengan penyakit yang mengancam jiwa(Kemenkes RI, 2007)
Perawatan Paliatif yang dilakukan di rumah, lebih menonjolkan peranan keluarga
ditimbang perawatan paliatif yang dilakukan di rumah sakit dan Hospice. Pada
perawatan di rumah keluarga atau orang tua sebagai care giver diberikan latihan
pendidikan keperawatan dasar. Perawatan di rumah hanya mungkin dilakukan bila pasien
tidak memerlukan alat khusus atau keterampilan perawatan yang mungkin dilakukan
oleh keluarga (Muckaden,2011).
Perawatan palliative di rumah merupakan kelanjutan dari pelayanan kesehatan
yang telah dilakukan di rumah sakit (continum of care) yang dapat dilakukan oleh tenaga
medis dan non medis yang telah mendapatkan pelatihan.

2.3 Urgensi Perawatan Paliatif di Rumah


Melanjutkan peraatan paliatif di rumah, merupakan pilihan bagi keluarga dalam
pemilihan perawan yang tepat untuk keluarga yang sakit. Tentunya hal ini berdasarkan
pada pertimbangan-pertimbangan. Pada kasus yang umumnya terjadi ada beberapa hal,
yang menjadi pihan keluarga dalam memutuskan, diantaranya pada kasus terminal,
masalah biaya, kenyamanan pelayanan di rumahsakit, dan merindukan lingkungan di
rumah.
Pada kasus–kasus penyakit terminal khususnya pasien kanker stadium lanjut yang
dianggap tidak efektif dan tidak efisien bila dirawat dirumah sakit. Hal ini dikarenakan
secara medis belum ada upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai kesembuhan.
Keterbatasan biaya masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatan pada kasus
seperti kanker stadium lanjut yang memerlukan perawatan relative lama atau bahkan
sudah tidak memerlukan tindakan medis di rumah sakit.
Banyak orang yang merasakan bahwa rawat inap di institusi pelayanan kesehatan
akan membatasi kehidupan pasien, karena pasien tidak dapat menikmati kehidupan secara
optimal akibat aturan-aturan yang telah ditetapkan.
Lingkungan di rumah ternyata dirasakan lebih nyaman bagi sebagian pasien
dibandingkan dengan perawatan dirumah sakit.

2.4 Tujuan Perawatan Paliatif


Tujuan akhir dari perawatan paliatif adalah mencegah dan mengurangi penderitaan
serta memberikan bantuan untuk memperoleh kulaitas kehidupan terbaik abgi pasien dan
keluarga mereka tanpa memperhatikan stadium penyakit atau kebutuhan terapi lainnya,
dengan demikian perawatan paliatif dapat diberikan secara bersamaan dengan perawatan
yang memperpanjang/ mempertahankan kehidupan atau sebagai fokus keperwatan
(Campbell,2009).
(Nurkharisna.Much.2014) dalam oral speechnya mengatakan tujuan perawatan
paliatif: 1) Membantu pasien dan keluarganya untuk memelihara dan meningkatkan
status kesehatan dan kualitas hidupnya, 2) Memberikan edukasi kepada pasien dan
keluarganya untuk lebih mandiri dalam menangani dan menghadapi keluhan yang
muncul, 3) Memberikan perawatan dasar yang adekuat dan efektif sesuai kebutuhan
pasien, 4) Menguatkan fungsi dan peran serta keluarga terhadap pasien.

2.5 Tahapan-Tahapan Perawatan Paliatif di Rumah


(Nurkharisna.Much.2014) dalam oral speech-nya menyimpulkan tahapan-tahapan
perawatn paliatif di rumah terbagi dalam tiga yaitu: 1)Fase Preinteraksi, 2)Fase
Pengantar, 3)Fase Kerja, 4) Fase Terminasi, dan 5) Fase Evaluasi
Fase preinteraksi adalah fase persiapan sebelum kunjungan rumah, tindakan yang
dilakukan sebagai berikut: 1) Meneliti surat rujukan/catatan, bila perlu menghubung
Nakes (tenaga kesehatan) yang bertanggung jawab merujuk, 2) Menggali informasi
dengan jelas alasan dilakukan kunjungan, 3) Membuat janji untuk menentukan waktu
kunjungan kepada keluarga, 4) Mempersiapkan file dan mencatat data medis dan
indentitas pasien, 5) Membuat rencana kegiatan selama kunjungan, 6) Mempersiapkan
transportasi, 6)Bila perlu melakukan evaluasi ditempat sebelum kunjungan.
Fase pengantar adalah fase awal atau akan dimulainya pemeriksaan di rumah
pasien. Tindakan yang dilakukan sebagai berikut: 1) Menginformasikan dan memastikan
kepada keluarga bahwa tim akan datang, 2) Ketok pintu dan beri salam, 3) Perkenalkan
diri, 4) Duduk ditempat yang disediakan keluarga dan memenanyakan kepastian pasien,
5) Menjelaskan tujuan kunjungan dan rencana aktifitas yang sudah dibuat.
Fase Kerja adalah fase dimana sudah melaksanakan pemeriksaan dirumah pasien.
Tindakan yang dilakukan sebagai berikut: 1) Menyapa pasien dengan menanyakan
kondisi terkini, 2) Melakukan pemeriksaan kesehatan pasien, 3) Mengerjakan dan
mengajarkan perawatan kepada pasien dan keluarga, 4) Menyempurnakan data medis
pasien saat kunjungan, 5) Menjalin kontak yang berkesinambungan untuk evaluasi,
6)Merencanakan untuk mengakhiri kunjungan.
Fase Terminasi adalah fase setelah melakukan kunjungn. Tindakan yang
dilakukan sebagai berikut: 1)Menyimpulkan penyelesaian perawatan, 2) Merencanakan
kunjungan berikutnya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien, 3) Mendorong potensi
pasien dan keluarga menuju ke proses perbaikan, 4) Mengoptimalkan peran serta
masyarakat sesuai kebutuhan pasien, 5) Memberikan catatan yang diperlukan khususnya
pada kondisi darurat untuk mendapatkan pertolongan.
Fase Evaluasi atau tindak lanjut, Tindakan yang dilakukan sebagai berikut: 1)
Penanganan keluhan fisik seperti nyeri, problem pernafasan, problem pencernaan,
anoreksia, gangguan kulit, kelemahan, pembengkakan, dll, 2) Penanganan keluhan
psikologis, seperti depresi, cemas, gangguan tidur dll, 3) Memelihara basic hygiene,
seperti perawatan mulut, genital, rawat luka dll, 4) Memelihara nutrisi yang baik, 5)
Memberikan kenyamanan, 6) Meningkatkan dukungan bio-psiko-sosio-kultural-spiritual,
7) Mendapatkan dukungan yang legal.
Tindakan yang sering dilakukan pada pasien adalah sebagai berikut: 1)
Penanganan keluhan fisik seperti nyeri, problem pernafasan, problem pencernaan,
anoreksia, gangguan kulit, kelemahan, pembengkakan, dll, 2) Penanganan keluhan
psikologis, seperti depresi, cemas, gangguan tidur dll, 3) Memelihara basic hygiene,
seperti perawatan mulut, genital, rawat luka dll, 4) Memelihara nutrisi yang baik, 5)
Memberikan kenyamanan,6) Meningkatkan dukungan bio-psiko-sosio-kultural-spiritual,
7) Mendapatkan dukungan yang legal.
2.6 Kendala yang timbul selama Pelaksanaan Perawatan Paliatif
Dari pengalaman dan pengamatan oleh (Nurkharisna.Much.2014) maka berikut
hal yang berkemungkian menjadi permasalahan, diantaranya: 1) Rasa takut tidak
mendapatkan perawatan seperti di rumah sakit, 2) Terbatasnya tenaga yang dapat
melakukan, 3) Permintaan pelayanan rawat rumah yang tidak sesuai dengan kriteria, 4)
Keluarga pasien yang tidak kompak, 5) Ketergantungan pasien dan atau keluarga kepada
tim medis, 6) Kolaborasi yang terhambat, 7) Sarana transportasi dan dana.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perawatan paliatif adalah sistem perawatan terpadu yang bertujuan meningkatkan


kualitas hidup, dengan cara meringankan nyeri dan penderitaan lain, memberikan
dukungan spiritual dan psikososial mulai saat diagnosa ditegakkan sampai akhir hayat
dan dukungan terhadap keluarga yang kehilangan/berduka. Palliative care ini bertujuan
mengurangi rasa sakit dan gejala tidak nyaman lainnya, meningkatkan kualitas hidup,
dan memberikan pengaruh positif selama sakit, membantu pasien hidup seaktif mungkin
sampai saat meninggalnya, menjawab kebutuhan pasien dan keluarganya, termasuk
dukungan disaat-saat sedih dan kehilangan, dan membantu keluarga agar tabah selama
pasien sakit serta disaat sedih. Klasifikasi palliative ada beberapa macam yaitu religious,
music, kemoterapi, hipnoterapi, dan lain-lain.
Refferensi

Karota Bukit, Evi. 2008.Perawatan di Rumah.USU e-Repository. Medan

Septian Sulaeman, Andry.2016.“Gambaran Pngetahuan Perawat tentang Perawatan Paliatif


pada Pasien dengan Kondisi Terminal di RSUD Kabupaten Bekasi”. UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta.

Nurkharistna Al-Jihad, Much. 2014. Perawatan Paliatif di Rumah. Oral Speech Seminar
Nasional UNDIP.

Anda mungkin juga menyukai