Anda di halaman 1dari 18

RESUME KEPERAWATAN PALIATIF

DISUSUN OLEH:

NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH SALSABILA

(2110097)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES HANG TUAH SURABAYA
TA 2023/2024
(MINGGU KE-1)

RESUME KONSEP DAN PERSPEKTIF

KEPERAWATAN PALIATIF DAN TERMINAL

(Dosen : Sri Wahyu Wilujeng, S. Kep., Ns, M. Tr Kep)

a. Perspektif
Kerangka konseptual, perangkat asumsi, perangkat nilai atau perangkat gagasan yang
mempengaruhi persepsi seseorang sehingga pada akhirnya mempengaruhi seseorang dalam
situasi tertentu.
b. Palliative Care
Kegiatan terapi secara aktif dan menyeluruh kepada pasien beserta keluarga oleh Tim
Multiprofesional ketika penyakit pasien sudah memasuki stadium lanjut dan harapan kesem
buhannya sudah sedemikian kecil

c. Perawatan Paliatif
 Jenis pelayanan kesehatan yang relatif baru di Indonesia
 Pada awal sekali, kebijakan Perawatan Paliatif didapat-kan di dalam SK MenKes 60
4/MENKES/SK/IX/1989.
 Pelayanan kesehatan yang manusiawi, realistik dan rasional ini telah dinantikan keha
dirannya oleh masyarakat.
d. Sejarah Perkembangan Paliatif di Indonesia
 Bermula dari adanya perubahan yang terus-menerus setiap rapat kerja untuk memb
ahas sistem penangulangan penyakit kanker pada tahun 1989.
 Pada 19 Februari 1992 di Politeknik Perawatan Paliatif dan Bebas Nyeri RSUD Dr.
Soetopmo, menjadi cikal bakal pelayanan perawatan paliatif di Indonesia.
e. Pengembangan Pelayanan Paliatif memperhatikan :
 Kebutuhan masyarakat

 Sumber-sumber yang kami miliki

f. Penyakit Terminal
 Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat
di hindari dalam waktu yang bervariasi (Stuart & Sudeen, 1995)
 Penyakit pada stadium lanjut, penyakit utama yang tidak dapat diobati, bersifat progr
esif, Pengobatan hanya bersifat Paliatif (Mengurangi gejala keluhan, memperbaiki
kualitas hidup)

g. Kriteria Penyakit Terminal


 Penyakit yang tidak dapat disembuhkan
 Mengarah pada kematian
 Diagnosa medis sudah Jelas
 Tidak ada obat yang menyembuhkan
 Prognosis Jelek
 Bersifat Progresif

h. Jenis Penyakit Kronis dan Terminal


 Gagal Jantung
 Penyakit Paru Obstruktif menahun
 Gagal Hati
 Penyakit Ginjal Kronis dan Gagal Ginjal
 Penyakit Syaraf/Stroke
 Keganansan
 HIV/AIDS
i. Definisi Kualitas Hidup (WHO)
Kualitas hidup adalah persepsi individual tentang hidupnya dalam konteks budaya dan
sistem nilai yang berlaku di tempat ia hidup dan berhubungan erat dengan tujuan hidup, hara
pan, standard dan halhal yang mendasar lain yang ada pada dirinya

j. Empat Dimensi Kualitas Hidup


 Dimensi Fisik (Yang termasuk dimensi fisik kualitas hidup adalah keadaan seh
at yang nyaman dan penuh mobilitas).
 Dimensi Psikologis (Bagaimana manusia menikmati hidupnya, keterlibatannya
dalam kegiatan yang menimbul-kan kegembiraan dan kemampuan untuk men-
dapatkan kepuasan dan mengendalikan hidup.)
 Dimensi Sosial (Seberapa baik manusia itu berinteraksi dan berperan dalam lin
gkungan sosialnya. Hal ini ditunjukkan pada hubungan sosial dalam lingkunga
n keluarga dan masyarakat sekitarnya, kontribusi yang diberikan kepada orang
lain (pekerjaan, pendapatan dan hasil karya) dan lain sebagainya.)
 Dimensi Spiritual (Bagaimana ia mampu meyakini bahwa hidupnya berarti, ma
mpu menaruh harapan pada kekuasaan yang lebih besar dari manusia, yakni Tu
han atau yang diagungkan)

k. Hospice care
 Adalah perawatan pasien terminal (stadium akhir) dimana pengobatan terhadap
penyakitnya tidak diperlukan lagi.
 Hospice care adalah pelayanan paliatif khusus bagi pasien yang memang benar
benar dalam kondisi parah. Dalam artian, dokter sudah memberikan angka hara
pan hidup kepada pasien tak lebih dari satu tahun.
 Perawatan ini bertujuan meringankan penderitaan dan rasa tidak nyaman dari p
asien, berlandaskan pada aspek bio-psiko-sosial-spiritual

L. Tujuan Pelayanan Hospice Care


 Meringankan pasien dari penderitaannya.
 Memberikan dukungan moril, spirituil maupun pelatihan praktis dalam hal pera
watan pasien bagi keluarga pasien dan pelaku rawat.
 Memberikan dukungan moril bagi keluarga pasien selama masa duka cita.

m. Tim Pelaksana Hospice Care :


 Dokter
 Perawat
 Pekerja sosial
 Relawan

n. Bentuk Hospice Care :


 The Institual Hospice Care
 Hospice Home Care
 Palliative Care
(MINGGU KE-2)

RESUME TUGAS, FUNGSI & PERAN

PERAWAT DALAM KEPERAWATAN PALIATIF DAN

TREN DAN ISU KEPERAWATAN PALIATIF

(Dosen : Sri Wahyu Wilujeng, S. Kep., Ns, M. Tr Kep)

a. Keperawatan paliatif
 Perawat : seseorang yg berperan dalam merawat/ memelihara, membantu &
melindungi seseorang karena sakit, injury & proses penuaan (Harlley, 1997).
 Perawat Profesional: Perawat yg bertanggung jawab & berwewenang memberikan
pelayanan keperawatan scr mandiri &/ berkolaborasi dg tenaga kesehatan lain
sesuai dg kewenagannya (Depkes RI, 2002 dalam Aisiyah 2004).
 Tugas perawat dalam menjalankan peran nya sebagai pemberi asuhan keperawatan,
dapat dilaksanakan sesuai dengan tahapan dalam proses keperawatan.(Lokakarya, 1
983).
 Mengumpulkan Data
 Menganalisis dan mengintrepetasi data
 Mengembangkan rencana tindakan keperawatan
 Menggunakan & menerapkan konsep2 & prinsip2 ilmu perilaku, sosial budaya,
ilmu biomedik dlm melaksanakan asuhan keperawatan dalam rangka memenuh
i KDM.
 Menentukan kriteria yang dapat diukur dlm menilai rencana keperawatan
 Menilai tingkat pencapaian tujuan
 Mengidentifikasi perubahan2 yang diperlukan
 Mengevaluasi data permasalahan keperawatan.
 Mencatat data dlm proses keperawatan
 Menggunakan catatan klien untuk memonitor kualitas asuhan keperawatan
 Tugas Perawat RS
1. Menjaga dan merawat pasien
2. Memberikan obat sesuai waktu dan takaran
3. Menjaga kesehatan pasien
4. Memberikan motivasi dan perhatian
 Fungsi perawat
1. Fungsi Idependent : Fungsi mandiri & tidak tergantung pada orang lain.
2. Fungsi Dependent : Melaksanakan kegiatan atas pesan/ instruksi dari perawat
lain.
3. Fungsi Interdependent : Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan
membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian pelayanan.

b. Tujuan Perawatan Paliatif


1. Untuk menemani dan menghibur pasien dewasa dan anak-anak diseluruh
perjalanan kondisi kronis
2. Untuk memberikan perawatan yang berfokus pada individu dan keluarga
3. Untuk menemani dan menghibur pasien dewasa dan anak-anak diseluruh
perjalanan kondisi kronis

c. Tren dan Isu Keperawatan.


 Adalah Sesuatu yang sedang di bicarakan banyak orang tentang praktek atau menge
nai keperawatan, baik itu berdasarkan fakta ataupun tidak. Trend dan Issue Kepera
watan menyangkut tentang aspek legal dan etis keperawatan

d. Ruang Lingkup
1. Peningkatan populasi penduduk dengan umur harapan hidup yang lebih panjang
2. Standar perawatan dan kompetensi dalam merawat pasien belum memadai
3. Keterbatasan kolaborasi professional pemberi pelayanan
4. Belum efektifnya dukungan masyarakat dan pemerintah dalam perawatan di rumah
5. Perawatan untuk mencapai kematian yang baik (bermartabat) belum merupakan
tujuan perawatan

e. Tren dan isu Keperawatan paliatif di Era Covid 19


 Virus corona merupakan keluarga virus besar yang menyebabkan infeksi saluran
pernapasan atas ringan hingga sedang, seperti penyakit flu. Penyebab penularan Co
vid :
a. Percikan air liur pengidap (bantuk dan bersin).
b. Begitu tangan atau wajah orang yang terinfeksi.
c. Menyentuh mata, hidung, atau mulut setelahnya memegang barang yang
terkena percikan air liur pengidap virus corona.
 Memanfaatkan teknologi untuk memenuhi kebutuhan perawatan pasien paliatif.
 Kondisi pasien Covid memburuk dengan cepat
 Keterbatasan sumber daya seperti : terbatasnya ketersediaan obat paliatif
 Kendala dalam perencanaan awal dan pengambilan keputusan
 Keterbatasan pengetahuan dalam perawatan pasien paliatif
 Kolaborasi antara tenaga kesehatan yang kurang dalam merawat pasien.
 Komunikasi dengan pasien dan keluarga adalah bagian penting dari keperawatan
paliatif
 Terbatasnya kunjungan keluarga
 Covid 19 Menimbulkan beban besar bagi banyak tenaga kesehatan terlatih, yang m
ampu berkolaborasi dalam tim interdisipliner. Peran ini sangat dibutuhkan ketika pa
sien memiliki penyakit sserius.

 Coordinator Sebagai Koordinator dalam memberikan pelayanan kesehatan, perawat


bertanggung jawab atas asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien dan kelu
arga.
 Being available Perawat menghabiskan sebagian besar waktu dengan pasien, dan ko
ntak teratur memungkinkan hubungan yang baik antara perawat dan pasien.
 Colaborating with professional and family caregivers: Kemampuan meberikan infor
masi penting mengenai kondisi pasien saat itu.
 Emotional dan social support: Mendengar dan berbicara adalah kegiatan paling umu
m dilakukan oleh perawat paliatif
 Pendidik: Perawat dapat berkontribusi di lembaga/institusi pendidikan serta pelayana
n kesehatan
 Peneliti: Perawat aktif dalam pengembangan ilmu melalui metode ilmiah dan hasil d
ari penelitiannya digunakan sebagai evidence-base practice
(MINGGU KE-3)

RESUME KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN UNTUK PASIEN PALIATIF


PERAWATAN PALIATIF DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
TERMINAL ILLNES (MENJELANG AJAL)

(Dosen : Ceria Nurhayati, S. Kep., Ns, M. Kep)

a. Keadaan Terminal
 Suatu keadaan sakit dimana menurut akal sehat tidak ada harapan lagi bagi si sakit
untuk sembuh
 Kematian : suatu pengalaman tersendiri dimana setiap individu bakan mengalamin
ya seorang diri

b. Tahap-Tahap Menjelang Ajal


1. Menolak/denial, pasien tidak siap menerima keadaan yang terjadi
2. Marah/anger, terjadi karena kondisi pasien mengancam kehidupannya
3. Menawar/bargaining,
4. Kemurungan/depresi, pasien cenderung banyak diam dan menangis
5. Menerima/pasrah/acceptance, menerima secara sadar tentang kondisi yang terjadi

c. Tipe-Tipe Perjalanan Menjelang Kematian


1. Kematian yang pasti dengan waktu yang diketahui
2. Kematian yang pasti dengan waktu yang tidak dapat diketahui
3. Kematian yang belum pasti
4. Kemungkinan mati dan sembuh byang tidak tentu

d. Tanda-tanda klinis menjelang kematian


1. Kehilangan tonus otot
2. Kelambatan dalam sirkulasi
3. Perubahan-perubahan dalam tanda vital
4. Gangguan sensori

e. Macam-macam kesadaran/pengertian pasien dan kelurga terhadap kematian.


1. Closed Awareness/Tidak Mengerti. (dokter biasanya memilih untuk tidak memberit
ahukan tentang diagnosa dan pronogsa kepada pasien dan keluarganya)
2. Matual Presentase/Kesadaran/Pengertian yang Ditutupi
3. Open Awareness/Sadar Akan Keadaan dan Terbuka
f. Bantuan yang dapat diberikan
 Bantuan emosional, bantuan memenuhi kebutuhan fisiologis, sosial dan spiritual.

 Asuhan keperawatan pada pasien terminal illnes (Menjelang ajal)

1. Manajemen Nyeri

Manajemen nyeri adalah hal yang paling penting dalam perawatan paliatif. Perawat
harus memantau dan mengelola nyeri pasien secara efektif dengan menggunakan obat
penghilang rasa sakit dan terapi non-obat.

2. Perawatan Kehidupan Akhir


Perawat harus bekerja sama dengan tim perawatan paliatif untuk merencanakan dan
memberikan perawatan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasien. Ini juga
mencakup kebijakan DNR jika sesuai.
3. Dukungan Psikososial.

Pasien yang mendekati ajal mungkin mengalami stres, kecemasan, dan depresi.
Perawat harus memberikan dukungan emosional dan komunikasi yang membantu
mereka mengatasinya.
4. Komunikasi Terbuka

Perawat harus memfasilitasi komunikasi yang terbuka antara pasien dan keluarga
tentang perasaan dan keinginan mereka terkait dengan akhir hidup.
5. Perawatan Kualitas Hidup

Perawat harus memastikan bahwa pasien memiliki kualitas hidup yang layak dalam
kondisi mereka. Hal ini mencakup menyediakan perawatan yang mendukung aktivitas
yang diinginkan pasien dan menjaga kenyamanan mereka.
6. Perawatan Spiritual

Banyak pasien menginginkan perawatan spiritual dan dukungan yang sesuai dengan
keyakinan mereka. Perawat harus membantu pasien menemukan makna dalam hidup
mereka.
7. Perawatan Kesehatan Lainnya

Perawat harus memastikan bahwa perawatan kesehatan lainnya seperti nutrisi, hidrasi,
dan perawatan oral tetap berjalan dengan baik.
8. Dukungan Keluarga

Perawat harus memberikan dukungan kepada keluarga pasien untuk membantu


mereka memahami dan menghadapi perubahan yang terjadi selama fase terminal
illness.
9. Perawatan Paliatif Tim

Perawat harus bekerja sama dengan tim perawatan paliatif, termasuk dokter, pekerja
sosial, konselor, dan ahli lainnya, untuk memberikan perawatan komprehensif.
10. Pendokumentasian

Perawat harus mendokumentasikan dengan cermat semua aspek perawatan dan


komunikasi yang terkait dengan pasien terminal illness.

(MINGGU KE-4)
RESUME DILEMA ETIK
KEPERAWATAN PALIATIF
(Dosen : Sri Wahyu Wilujeng, S. Kep., Ns, M. Tr Kep)

a. ETIKA KEPERAWATAN
Sikap etis yang harus dimiliki oleh seorang perawat sebagai integral dari sikap hid
up dalam mengemban tugasnya sebagai seorang perawat dengan menerapkan norma-
norma etis.

b. DILEMA ETIK
Suatu masalah yang melibatkan dua atau lebih landasan moral suatu tindakan teta
pi tidak dapat dilakukan keduanya. Biasanya timbul akibat nilai-nilai perawat, klien
atau lingkungan tidak lagi menjadi kohensif sehingga timbul pertentangan dalam me
ngambil keputusan.

c. DILEMA ETIK YANG TERJADI DALAM KEPERAWATAN


1. Agama/Kepercayaan
2. Hubungan perawat dengan klien
3. Dalam pengambilan keputusan
4. Hubungan perawat dengan dokter

d. PEMECAHAN DILEMA ETIK KEPERAWATAN


1. Mengembangkan data dasar
2. Identifikasi konflik akibat situasi tersebut
3. Tindakan alternative terhadap tindakan yang diusulkan
4. Menetapkan siapa pembuat keputusan
5. Mengidentifikasi kewajiban perawat
6. Membuat keputusan

e. MASALAH DILEMA ETIK YANG TERJADI DALAM PERAWATAN


 Inform Consent
Dalam menyakan persetujuan pada pasien, Informed Concent sebaiknya berisikan bebera
pa hal (Zeppetella, 2012):
 Informasi yang di butuhkan oleh pasien
 Faktor klinis atau factor yang lain yang mungkin akan terjadi pada pa
sien secara signifikan
 Level pengetahun atau pemahaman pasien
 Menahan & menghentikan perawatan medis
Tim Medis dapat menghentikan pengobatan medis secara legal dan etik apabila pengobat
an tersebut tidak memberikan manfaat pada pasien dan Tim Medis dapat memberikan altern
atif pengobatan lain yang bermanfaat pada pasien. (Zeppetella, 2012):
 Pasien tidak tertarik dengan pengobatan yang di berikan
 Pasien menolak pengobatan tersebut
 Resusitasi jantung paru (CPR)
Pedoman pelaksanaan Do Not attempt Resusitation (DNR) pada pasien paliatif. Terdapat
dilemma etik yang sulit, bukan tentang pelaksanaan treatmentnya, namun bagaimana cara be
rkomunikasi terkait tentang pelaksanaan tindakan tersebut dengan pasien dan keluarga (Jeffr
y,2006)
 Euthanasia
Euthanasia merupakan tindakan yang menyebabkan kematian seseora
ng melalui suatu perbuatan atau pemberian obat untuk kepentingan pasien. Y
ang menjadi dilemma etik adalah euthanasia di sebut melanggar hukum karen
a menyebabkan kematian seseorang. Euthanasia dapat di kategorikan sebagai
aktif atau pasif dan sukarela atau tidak sukarela (Rosser, Walsh, 2014).

(MINGGU KE-5)
RESUME KOMUNIKASI PERAWATAN PALIATIF DAN

TEHNIK MENYAMPAIKAN BERITA BURUK

(Dosen : Ceria Nurhayati, S. Kep., Ns, M. Kep)

a. KOMUNIKASI DALAM PERAWATAN PALIATIF

 Komunikasi adalah suatu proses di dalam upaya membangun saling pengertian.


Jadi komunikasi dapat diartikan suatu proses pertukaran informasi di antara
individu melalui system lambing-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku.
(Riswandi,2009).

b. KOMUNIKASI PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT KRONIS

Penyakit kronik adalah suatu penyakit yang perjalanan penyakit berlangsung lama sampai
bertahun-tahun, bertambah berat, menetap dan sering kambuh. (Purwaningsih dan Karbina,
2009).

c. TEKNIK MENYAMPAIKAN BERITA BURUK

 Dalam praktik pelayanan kedokteran, akan ditemukan situasi-situasi dimana penega


kan diagnosis dan/atau prognosis seorang pasien merupakan kondisi yang buruk.
 Kondisi ini selayaknya disampaikan pada pasien dengan cara yang tepat sedemikia
n hingga kabar dapat disampaikan dan diterima dengan baik oleh pasien.
 Protokol SPIKES adalah salah satu metode yang bisa diterapkan dalam menyampai
kan kabar buruk kepada pasien.
 SPIKES :
S : Situasi
P : Pandangan pasien akan kondisi.keseriusannya
I : Itikad pasien untuk mendapatkan informasi medis
K : Kemampuan menyampaikan Fakta-fakta medis
E : Eksplorasi berbagai emosi dan bersimpati
S : Strategi dan simpulan
 Salah satu metode yang bisa diterapkan dalam menyampaikan berita buruk
 Tujuan protokol SPIKES :
1. Mengumpulkan informasi dari pasien
2. Memberitahukan informasi medis
3. Menyedia dukungan kepada pasien
4. Memperoleh kerjasama dari pasien dalam mengembangkan rencana atau terapi
untuk kedepannya.

 Siapkan privasi yang baik bagi pasien


 Libatkan orang/keluarga terdekat pasien (jika pasien menghendaki demikian)
 Duduk ( hindari posisi berdiri dalam menyampaikan kabar buruk)
 Wujudkan interaksi yang saling sambung dan saling mengerti antara kedua belah
pihak
 Kelola batas waktu dan interupsi
 Tentukan apakah pasien mengetahui mengenai kondisi medis atau kecurigaannya
akan kondisi yang dia miliki.
 Dengarkan tingkat pemahaman pasien.
 Terima jika pasien melakukan penyangkalan akan kondisinya, namun jangan
dibantah pada tahapan ini.
 Tanyakan pasien apakah dia berharap/ingin mengetahui rincian dari kondisi
medisnya dan/atau terapi yang diterimanya.
 Hargai dan terima hak pasien untuk tidak (ingin) tahun.
 Tawarkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pasien dikemudian waktu jika
dia menginginkannya.
 Staf medis selayaknya memiliki pengetahuan yang baik terhadap kondisi pasien
sebelum mulai memberikan penjelasan
 Gunakan Bahasa yang dapat dipahami oleh pasien
 Pertimbangkan tingkat Pendidikan, latar social budaya dan kondisi emosional saat
ini dari pasien
 Berikan informasi sedikit demi sedikit, hindari membanjiri pasien dengan informasi
yang berlebihan
 Tilik apakah pasien memahami yang sudah disampaikan padanya
 Tanggapi reaksi-reaksi pasien saat muncul ke permukaan
 Berikan aspek yang positif terlebih dahulu
 Berikan fakta-fakta yang tepat mengenai pilihan terapi, prognosis, biaya, dan
lainnya
 Persiapkan diri untuk memberikan tanggapan yang berempati
 Kenali emosi yang diekspresikan oleh pasien (sedih,diam,kaget,dan lainnya)
 Temukan penyebab/sumber emosi
 Berikan pasien waktu untuk mengekspresikan perasaannya, lalu tanggapi
sedemikian hingga menampilkan Anda mengenali hubungan antara kedua hal di
atas.
 Tutup wawancara/konsultasi
 Tanyakan apakah pasien dan/atau keluarga ingin mendapatkan kejelasan lebih
lanjut akan hal lainnya.
 Tawarkan agenda pertemuan selanjutnya

d. SIKAP YANG HARUS DIMILIKI PERAWAT UNTUK MERAWAT PASIEN


PALIATIF :

 Mempunyai falsafah hidup yang kokoh, agama, dan system nilai


 Mempunyai kemampuan untuk tidak “judgemental’ terhadap pasien yang
mempunyai system nilai berbeda
 Mempunyai kemampuan mendengar dengan baik dan memotivasi pasien
 Tidak menunjukkan reaksi berlebihan jika terdapat bau ataupun kondisi yang tidak
wajar.
 Mampu mengkaji, mengevaluasi secara cermat dari perilaku non verbal
 Senantiasa menemukan cara untuk menangani setiap masalah
 Menunjukkan perilaku Caring

e. HAL YANG HARUS MENJADI PERHATIAN PERAWAT


 Asuhan paliatif berarti asuhan intensif & komprehensif
 Selalu pelajari hal baru dari setiap pasien
 Semua anggota tim sepakat untuk mendukung rencana tindakan yang telah disusun
 Melibatkan keluarga
 Gunakan Bahasa yang mudah dipahami

f. PENUTUP
 Perubahan status pengobatan dari status kuratif menjadi status paliataif merupakan
masalah yang berat bagi pasien/keluarga
 Tujuan utama perawatan paliatif adalah meningkatkan kualitas hidup pasien
 Peran perawat dalam memberikan askep untuk meningkatkan kualitas hidup

(MINGGU KE-7)
RESUME KONSEP MOTIVATIONAL INTERVIEWING (MI) UNTUK PASIEN PAL
IATIF DAN PRAKTIKUM MOTIVATIONAL INTERVIEWING (MI) UNTUK PASIE
N PALIATIF

(Dosen : Ceria Nurhayati, S. Kep., Ns, M. Kep)

 Konsep motivational interviewing (MI) untuk pasien paliatif

Konsep motivational interviewing (MI) adalah pendekatan konseling yang berfokus


pada peningkatan motivasi intrinsik seseorang untuk membuat perubahan positif dalam
hidupnya. MI didasarkan pada gagasan bahwa orang memiliki motivasi untuk berubah,
tetapi mereka mungkin tidak menyadarinya atau tidak memiliki keterampilan atau
dukungan yang mereka butuhkan untuk melakukannya.
 MI dapat diterapkan pada berbagai situasi, termasuk perawatan paliatif. Dalam
konteks perawatan paliatif, MI dapat digunakan untuk membantu pasien:
 Mengakui dan mengatasi tantangan yang mereka hadapi
 Menetapkan tujuan yang realistis dan dapat dicapai
 Mengembangkan rencana untuk mencapai tujuan mereka
 Menerima dukungan dari orang lain

 MI adalah pendekatan yang non-direktif dan berpusat pada pasien. Konselor MI tidak
memberi tahu pasien apa yang harus dilakukan, tetapi mereka membantu pasien
mengidentifikasi dan mengatasi hambatan mereka sendiri.

 Berikut adalah beberapa prinsip dasar MI yang dapat diterapkan pada perawatan
paliatif:

 Otonomi: Pasien memiliki hak untuk membuat keputusan mereka sendiri


tentang perawatan mereka.
 Empati: Konselor MI harus memahami perspektif pasien dan menghargai
pengalaman mereka.
 Refleksi: Konselor MI harus mencerminkan kembali apa yang dikatakan pasien
untuk membantu mereka memahami diri mereka sendiri dengan lebih baik.
 Pertanyaan terbuka: Konselor MI harus mengajukan pertanyaan terbuka untuk
mendorong pasien untuk berpikir lebih dalam tentang situasi mereka.
 Konfirmasi: Konselor MI harus menindaklanjuti dengan pasien untuk
memastikan bahwa mereka memahami apa yang dikatakan pasien.
 MI adalah pendekatan yang efektif untuk membantu pasien paliatif membuat
perubahan positif dalam hidup mereka. MI dapat membantu pasien:

 Meningkatkan kualitas hidup mereka

 Mengelola gejala mereka dengan lebih baik

 Mencapai tujuan mereka

 Memiliki akhir kehidupan yang bermakna

 Berikut adalah beberapa contoh bagaimana MI dapat diterapkan pada perawatan


paliatif:

 Seorang pasien paliatif mungkin mengalami depresi dan kecemasan. Konselor MI


dapat membantu pasien mengidentifikasi sumber-sumber stres dalam hidup
mereka dan mengembangkan strategi untuk mengatasinya.

 Seorang pasien paliatif mungkin ingin berbicara dengan anggota keluarga tentang
keinginan mereka untuk akhir hayat. Konselor MI dapat membantu pasien
mempersiapkan percakapan ini dan mengatasi hambatan yang mungkin mereka
hadapi.

 Seorang pasien paliatif mungkin ingin belajar lebih banyak tentang perawatan
paliatif. Konselor MI dapat memberikan informasi dan dukungan kepada pasien
untuk membuat keputusan yang tepat tentang perawatan mereka.

 MI adalah alat yang berharga yang dapat digunakan untuk membantu pasien
paliatif menjalani hidup yang penuh dan bermakna.

 Praktikum motivational interviewing (mi) untuk pasien paliatif


Praktikum Motivational Interviewing (MI) untuk pasien paliatif melibatkan penggunaa
n keterampilan MI dalam konteks perawatan pasien dengan penyakit paliatif. Berikut adalah
Langkah langkah yang dapat Anda ikuti dalam praktikum MI untuk pasien paliatif:

a. Pelatihan MI

Sebelum memulai praktikum, pastikan Anda telah menerima pelatihan dalam Motivatio
nal Interviewing (MI). Anda dapat mengikuti pelatihan MI dari sumber terpercaya seperti L
embaga pendidikan medis atau kesehatan yang diakui.

b. Pilih Pasien Paliatif

Identifikasi pasien paliatif yang bersedia untuk berpartisipasi dalam sesi MI. Pastikan p
asien merasa nyaman dan tidak ada tekanan untuk berpartisipasi.

c. Bersiaplah dengan Matang

Sebelum pertemuan dengan pasien, persiapkan diri dengan mengumpulkan informasi m


edis yang relevan tentang pasien dan memahami sejarah penyakit mereka.

d. Pendekatan yang Empati

Ketika Anda bertemu dengan pasien, tunjukkan empati dan pertimbangkan perasaan m
ereka Mulailah dengan menyapa dan menciptakan lingkungan yang nyaman.

e. Eksplorasi Nilai dan Preferensi:

Gunakan pertanyaan terbuka untuk menjelajahi nilai-nilai prioritas, dan preferensi pasi
en terkait perawatan akhir hidup. Dukung pasien untuk berbicara tentang apa yang penting b
agi mereka.

f. identifikasi Ambivalensi

Selama percakapan, coba identifikasi ambivalensi yang mungkin dialami pasien terkait
perawatan akhir hidup. Ini bisa termasuk perasaan bingung atau ketidakpastian.

g. Refleksi dan Pendalaman Pemahaman

Gunakan refleksi untuk memperkuat pemahaman Anda terhadap apa yang telah dikom
unikasikan oleh pasien. Ini dapat membantu pasien merasa didengar dan dipahami.

h. kembangkan Tujuan Bersama.

Anda mungkin juga menyukai