Anda di halaman 1dari 14

KEPERAWATAN MENJELANG AJAL & PALLIATIF

“RESUME MATERI”

Dosen Pengampu:

1. Ns. Erna Melastuti, M.Kep


2. Ns. Fitria Endah Janitra, M.Kep
3. Ns. Indah Sri Wahyuningsih, M.Kep
4. Ns. Retno Setyawati, M.Kep. Sp.KMB

Disusun Oleh:

Sewi Agustin (30901700079)

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PRODI S1 KEPERAWATAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur  kita  panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena beliau masih
memberikan kesempatan pada hambanya ini untuk melaksanakan segala kegiatannya,
dalam hal ini termasuk memberikan suatu kecerdasan pikiran untuk menyelesaikan
tugas-tugas kami sebagai mahasiswa.
Didalam penyusunan resume ini terdapat kesulitan dan hambatan. Resume ini
akan dijadikan bahan belajar, ataupun sebagai bahan bacaan atau referensi, dan dapat
membantu proses belajar dalam materi pembelajaran bidang studi Keperawatan
Paliatif.
Resume yang di susun ini tak luput dari kekurangan, baik dari segi isi materi,
maupun tata bahasanya. Karena itu saran dan sumbangsihnya yang bersifat
membangun saya harapkan dengan sangat, agar dapat menyajikan resume yang baik
dan sempurna selanjutnya. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Semarang, 25 Oktober 2020


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan
kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga dalam menghadapi
penyakit yang mengancam jiwa, dengan cara meringankan penderita dari rasa
sakit melalui identifikasi dini, pengkajian yang sempurna, dan penatalaksanaan
nyeri serta masalah lainnya baik fisik, psikologis, sosial atau spiritual (World
Health Organization, 2016).
Menurut WHO (2016) penyakit-penyakit yang termasuk dalam perawatan
paliatif seperti penyakit kardiovaskuler dengan prevalensi 38.5%, kanker 34%,
penyakit pernapasan kronis 10.3%, HIV/AIDS 5.7%, diabetes 4.6% dan
memerlukan perawatan paliatif sekitas 40-60%. Pada tahun 2011 terdapat 29
juta orang meninggal di karenakan penyakit yang membutuhkan perawatan
paliatif. Kebanyakan orang yang membutuhkan perawatan paliatif berada pada
kelompok dewasa 60% dengan usia lebih dari 60 tahun, dewasa (usia 15-59
tahun) 25%, pada usia 0-14 tahun yaitu 6% (Baxter, et al., 2014).
Didalam resume ini akan ada materi-materi yang berhubungan dengan
keperawatan paliatif yaitu diantaranya Etik Dan Kebijakan Palliative Care Of
Nursing, Problematika Keperawatan Paliatif Dan Perawatan Pasien Terminal.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Etik Dan Kebijakan Palliative Care Of Nursing ?
2. Bagaimana Problematika Keperawatan Paliatif Dan Perawatan Pasien
Terminal?
3. Bagaimana Pengkajian berdasarkan biopsio dan spiritual?
4. Bagaimana Perspektif Keperawatan dan Konsep Keperawatan Paliatif?
5. Bagaimana konsep pendampingan end of life & euthanasia?
6. Bagaimana manajemen nyeri dan hospice care?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Etik Dan Kebijakan Palliative Care Of Nursing
2. Untuk mengetahui Problematika Keperawatan Paliatif Dan Perawatan Pasien
Terminal
3. Mengetahui Bagaimana Pengkajian berdasarkan biopsio dan spiritual
4. Mengetahui Bagaimana Perspektif Keperawatan dan Konsep Keperawatan
Paliatif
5. Mengetahui Bagaimana konsep pendampingan end of life & euthanasia
6. Mengetahui Bagaimana manajemen nyeri dan hospice care
BAB II

PEMBAHASAN

Pertemuan I (Problematika Keperawatan Paliatif & Perawatan Pasien Terminal)

Tugas Perawat Palliatif, yaitu:

1. Perawat sebagai koordinator layanan paliatif:


a. Menyiapkan pelaksanaan program paliatif, baik rawat jalan, rawat inap atau
rawat rumah.
b. Menyiapkan peralatan medis yang diperlukan.
c. Mendistribusikan dan menghubungi tenaga pelaksana kepada anggota tim
atau ke unit layanan lain.
d. Menyusun jadwal kunjungan dan tenaga paliatif yang diperlukan.
e. Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan program paliatif.
2. Perawat Homecare:
a. Menerima permintaan perawatan homecare dari dokter penanggung jawab
pasien melalui koordinator program paliatif.
b. Berkoordinasi dan menganalisa program homecare dan dokter penanggung
jawab dan koordinator program paliatif.
c. Melakukan asuhan
d. Reevaluasi atau evaluasi asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan.
e. Melaporkan setiap perkembangan pasien kepada dokter penangung jawab
pasien.
f. Mengusulkan asuhan keperawatan baru bila diperlukan.
g. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.

Pelayanan Dalam Tahap Terminal, yaitu:

1. Dilakukan asesmen dan asemen ulang terhadap pasien dalam tahap terminal
dan keluarganya sesua dengan kebutuhan mereka.
2. RS memberikan pelayanan pasien dalam tahap terminal dengan memperhatikan
kebutuhan pasien dan keluarga serta mengoptimalkan kenyamanan dan
martabat pasien yang didokumentasikan dalam rekam medis.

Pertemuan I (Etik & Kebijakan Palliative Care Of Nursing)

Palliative Care :

Perawatan secara aktif dan menyeluruh (holistik) bagi penderita dengan penyakit
stadium lanjut, progresif (terminal) yang diutamakan upaya untuk mengatasi gejala
nyeri dan gejala-gejala lainnya serta masalah psikologis, sosial dan spiritual

Tujuan : mengupayakan kualitas hidup yang se-optimal mungkin bagi penderita


maupun keluarganya.

Prinsip Perawatan Palliatif, antara lain:

1. Bbereavement  situasi/suasana duka yang meliputi mereka yang ditinggalkan


2. Grief  reaksi psikologis & perasaan subjektif yang timbul bila kita kehilangan
orang yang dicintai
3. Mourning  proses meredanya grief yang nampak dalam perilaku dan
kebiasaan yang berbeda dalam tiap masyarakat

Etik : Bukan hukum atau undang-undang saja, tapi juga merupakan prinsip-prinsip
penuntun

Peran Perawat Dalam Palliative Care, yaitu:

1. Dapat menerapkan pengetahuan dan ketrampilan dalam memberikan asuhan


keperawatan.
2. Menetapkan prioritas asuhan keperawatan, mengelola waktu secara efektif dan
saran-saran untuk meningkatkan kualitas hidup.
3. Sebagai nara sumber / konselor bagi pasien, keluarga dan komunitas dalam
menghadapi perubahan kesehatan, ketidakmampuan dan kematian.
4. Sebagai komunikator yang terapeutik dan pendengar yang baik dalam
memberikan dukungan dan perhatian.
5. Membantu pasien tetap independen sesuai kemampuan mereka sehingga
kenyamanan terpenuhi, serta meningkatkan mutu hidup.

Pertemuan II (Palliative Assessment, Bio-Psycho-Cultural-Spiritual)

Pelayanan dalam tahap terminal  Dilakukan asesmen dan asemen ulang terhadap
pasien dalam tahap terminal dan keluarganya sesuai dengan kebutuhan pasien,
memberikan pelayanan pasien dalam tahap terminal dengan memperhatikan
kebutuhan pasien dan keluarga serta mengoptimalkan kenyamanan dan martabat
pasien yang didokumentasikan dalam rekam medis.

Psychosocial Assessment, diantaranya:

1. Kaji pertimbangan budaya, nilai, dan keyakinan agama pasien dan keluarga
untuk pengaruhnya terhadap pengalaman kematian, pengendalian gejala, dan
kehilangan keluarga.
2. Kaji pasien dan anggota keluarga untuk ekspektasi mereka tentang kematian
dan rasa takut serta kecemasan.
3. Jelaskan tanda-tanda emosional umum menjelang kematian kepada pasien dan
keluarga
4. Pengkajian sosial meliputi penentuan hubungan dan pola komunikasi antar
keluarga. Asesmen sosial juga mencakup evaluasi tujuan pasien dan keluarga.

Ada empat komponen kompetensi budaya, yaitu:

1. Keragaman budaya, yang tercermin dalam setiap aspek sistem perawatan


kesehatan di Amerika Serikat dan mengakui keragaman populasi dengan nilai,
kepercayaan, dan adat istiadat yang unik.
2. Kesadaran budaya, yang menyiratkan pertukaran pengetahuan dan informasi
mengenai kesehatan, kepercayaan, dan praktik yang spesifik untuk berbagai
komunitas, dan variasi budaya dalam kelompok.
3. Kepekaan budaya, yang membutuhkan pengenalan sikap dan keyakinan individu
dan penyempurnaan keterampilan komunikasi yang berkaitan dengan
mendengarkan secara aktif, penggunaan diam dan sentuhan, jarak percakapan,
pola bahasa, dan penggunaan penerjemah yang efektif.
4. Kompetensi budaya, yang merupakan tujuan akhir dan menggabungkan
keanekaragaman (fakta), kesadaran (pengetahuan), dan kepekaan (sikap) ke
dalam praktik dan perilaku sehari-hari.

Pertemuan III (Perspektif Keperawatan & Konsep Perawatan Paliatif)

Palsafah perawatan paliatif

Berasal dari bahasa latin yaitu “Palium”, yang berarti menyelimuti atau
menyingkapi dengan kain atau selimuti untuk memberikan kehangatan atau perasaan
nyaman. Perawatan paliatif di dimaknai sebagai pelayanan yang memberikan perasaan
nyaman terhadap keluhan yang di rasakan oleh pasien.

Jadi meninggal dengan kesembuhan dapat dimaknai suatu kematian dimana


seseorang mampu mengatakan atau menyatakan, berupa;

1. I love you

2. Forgive me

3. Thank you

4. Good-bye

Berdasarkan hal tersebut diatas sehingga perawatan paliatif kadang dikatakan sebagai
“pelayanan yang miskin tehnologi namun kaya akan sentuhan”.

Kompetensi Perawat Paliatif, yaitu:

1. Keterampilan komunikasi merupakan hal yang terpenting dalam pelayanan


perawatan paliatif.
2. Keterampilan psikososial
3. Keterampilan bekerja tim, sebagai bagian dari tim interprofesional merupakan hal
yang sangat vital untuk dapat melakukan praktik atau intervensi yang baik
terhadap pasien.
4. Keterampilan dalam perawatan fisik
5. Keterampilan intrapersonal

Perawatan Aspek Psikhososiospiritual, diantaranya:

1. Berikan informasi dengan tepat dan jujur

2. Lakukan komunikasi terapeutik, jadilah pendengar yang aktif

3. Tunjukkan rasa empati yang dalam

4. Support ps ; meskipun ps akan melewati hari hari terakhir ttp ia tetap berarti dan
sangat penting bagi keluarga / lingkungan

5. Tetap menghargai pasien sesuai dengan perannya dalam keluarga

6. Selalu melibatkan pasien dalam memb kep.

7. Tingkatkan penerimaan lingkungan terhadap perubahan kondisi pasien

8. Bebaskan pasien dari ikatan-ikatan sosial/tugas2

9. Lakukan pendamping spiritual yang intensif

Pertemuan IV (Komunikasi Dalam Perawatan Paliatif)

Kemampuan berkomunikasi, komunikasi yang efektif dan efisien sangat penting


dalam perawatan dan pemberian dukungan pada pasien dengan sakit berat. Strategi
komunikasi harus dipersiapkan untuk memulai diskusi tentang masalah eksistensial
dan psikologis, yaitu dengan menunjukkan rasa hormat terhadap pasien dan keluarga.

Hal Penting dalam Komunikasi End of Life, yaitu:

1. Hampir semua pasien menginginkan informasi yang sebenarnya.

2. Menawarkan pasien untuk berdiskusi tentang end of life tidak akan


membahayakan pasien.

3. Kecemasan pada pasien dan tenaga kesehatan saat berdiskusi terkait end of life
merupakan hal yang wajar.
4. Anda dapat membuat perubahan besar dengan memberikan pasien dan
keluarga untuk berbicara dan mempersiapkan end of life.

Komunikasi masa transisi perawatan Menghadapi percakapan emosional dan


kuratif ke paliatif konflik
1. Sebelum diskusi, pahami 1. Sadari adanya konflik
prognosis penyakit dan 2. Persiapkan dirimu:
psikososial pasien a. Merasa siap bertemu pasien
2. Galih pemahaman pasien terkait b. Mengkaji situasi
kondisinya c. Tentukan tujuan
3. Sadari adanya perbedaan kultur 3. Jangan menghakimi
dan bahasa 4. Buatlah topik yang menyentuh sisi
4. Berikan informasi emosional
5. Respon terhadap reaksi 5. Tanggapi dengan penuh empati
emosional 6. Carilah pilihan yang sesuai bagi
6. Tawarkan tujuan perawatan baru semua pihak
(paliatif) 7. Jika tidak ada kesepakatan, carilah
7. Perawatan berkelanjutan bantuan
8. Perhatikan pertimbangan
keluarga
9. Menyimpulkan diskusi, atur
jadwal berikutnya dengan pasien
10. Setelah diskusi, dokumentasikan
dalam catatan keperawatan

Pertemuan V (Euthanasia)

KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia): “Tindakan mengakhiri kehidupan makhluk


hidup (manusia atau binatang) yang mengalami sakit berat atau luka parah dengan
sengaja.”

Active Euthanasia, yaitu:

1. Melakukan sesuatu pada pasien untuk mempercepat kematian


2. Tidak legal di United States
3. Legal di Netherlands dan Australia
Examples: memberikan obat-obatan dalam dosis letal

Passive Euthanasia, yaitu:

Pasien diberi keleluasaan untuk meninggal. Pasien hanya diberikan obat anti nyeri.

Examples: mematikan alat bantu nafas, menolak chemotherapy.

ASPEK Euthanasia, antara lain:

1. Aspek Hukum
Undang undang yang tertulis dalam KUHP Pidana hanya melihat dari
dokter sebagai pelaku utama euthanasia, khususnya euthanasia aktif dan
dianggap sebagai suatu pembunuhan berencana, atau dengan sengaja
menghilangkan nyawa seseorang.
2. Aspek Hak Asasi
Hak asasi manusia selalu dikaitkan dengan hak hidup, damai dan
sebagainya. Tapi tidak tercantum dengan jelas adanya hak seseorang untuk
mati. Mati sepertinya justru dihubungkan dengan pelanggaran hak asasi
manusia.
3. Aspek Ilmu Pengetahuan
Pengetahuan kedokteran dapat memperkirakan kemungkinan
keberhasilan upaya tindakan medis untuk mencapai kesembuhan atau
pengurangan penderitaan pasien.
4. Aspek Agama
Kelahiran dan kematian merupakan hak dari Tuhan sehingga tidak ada
seorangpun di dunia ini yang mempunyai hak untuk memperpanjang atau
memperpendek umurnya sendiri.

Pertemuan VI (Manajemen Nyeri Pasien Paliatif)


 Nyeri adalah keluhan yg paling sering pd pasien paliatif terutama kanker.

Faktor yang mempengaruhi, yaitu:

• Persepsi nyeri • Makna nyeri


• Sosiokultural • Ansietas
• Umur • Pengalaman lalu
• Gender • Harapan & keyakinan
Skala nyeri, diantaranya:

1. NRS (skala peringkat numerik)


2. Skala kategoris
3. Skala penilaian wajah
4. skala analog visual
5. Skala nyeri perilaku
6. Alat Observasi Perawatan Kritis

Pertemuan VI (Hospice Care In Palliative Of Nursing)

Hospice Care  Sebagai model perawatan caring pada akhir hidup pasien palliative.
Berfokus pada “caring” not “curing”. Hospice care tidak hanya diberikan pada pasien
namun juga pada orang- orang yang disekeliling pasien, seperti keluarga pasien.

Perawatan hospice care kebanyakan diberikan di rumah pasien, namun ada juga yang
diberikan di rumah sakit, panti jompo, serta fasilitas perawatan jangka panjang lainnya.

Pelayanan hospice care, yaitu:

1. Kontrol nyeri dan gejala


2. Perawatan di rumah dan perawatan rawat inap
3. Perawatan spiritual
4. Pertemuan keluarga
5. Koordinasi perawatan
6. Perawatan tangguh
7. Perawatan duka
Pertemuan VI (Penerapan Evidence Based Nursing pada End of Life Care)

End of Life Care  Ketika kematian seseorang tidak dapat dihindari dan semakin dekat
dengan kematian, proses perjalanannya dapat berbeda- beda berdasarkan konteks dan
riwayat masa lalu seseorang.

End of Life Care  Tindakan untuk memungkinkan orang meninggal di rumah harus
fokus pada pemberdayaan keluarga, pendidikan publik, model perawatan berbasis
rumah, penilaian risiko, dan pelatihan praktisi dalam perawatan paliatif.

Indikator kematian yang baik, yaitu:


1. Menerima tatalaksana nyeri dan gejala- gejala
2. Menghindari memanjangnya waktu sekarat
3. Komunikasi yang jelas terkait keputusan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan
4. Adekuatnya persiapan pasien dan keluarga menghadapi kematian
5. Menerima adanya perasaan terkontrol
6. Pencarian dukungan spiritual dan emosional
7. Menegaskan arti pentingnya dan keunikan setiap pasien
8. Tidak sendirian

Caring for dying patients:


1. Pemberian obat anti nyeri
2. Mengatasi gejala yang muncul
3. Mempersiapkan pasien dan keluarganya menghadapi akhir hayat
4. Menggunakan teknik komunikasi yang benar
5. Memfasilitasi adanya spiritual care
6. Memberi kesempatan pada pasien untuk berada ditengah-tengah keluarga/orang
yg dicintai.
7. Menekankan pada keluarga agar tidak membiarkan pasien sendirian

DAFTAR PUSTAKA
American Pain Society (2010). Pain : current understanding of assesment, management
and treatment. National pharmaceutical inc
Archie, bruera, cohen, (2012). music based intervention in palliative cancer care : a
review of quantitative studies and neurobiological literature
Black, M. Joice, Hawks, Jane Hokanson. (2009). Medical Surgical Nursing. Saunders
Elseiver : Missouri.
Brunner & Suddarth (2010). Medical Surgical Nursing, Volume 1. Lippincott Williams &
Wilkins. 
Choi; Kim; Kang; Lee; Cha; Lee; Yi (2016). Brain mechanism of pain relief by TENS : a
functional magnetic resonan imaging study. Euripean journal of pain volume 20. DoI
: 10.1002/ejp.696. 
Connor,S.R.,& Bermedo,M.C.S (2014).Global atlas of palliative care at the end of life by
Worldwide Palliative Care Alliance, All Rights Reserved.
Daniel S.Golberg, Summer J. Mc Gee.(2011). Pain as a global public health priority.
BMC Public health 201111:770. DOI: 10.1186/1471-2458-11-770. 
Evangelista; Ceccarelli; Ferren; Milani; Ugulini; Morgini (2016). Efficacy of a workplace
relaxation exercise program on muscle tenderness in working community with
headache and neck pain : a longitudinal, control study. European journal of physical
and rehabilitation medicine 92016, 52 (4) : 457-465). 
Fielad, Tiffany (2016). Knee osteoarthritis pain in the elderly can be reduced by
massage therapy, yoga and taichi : a review. Complementary therapy in clinical
practice international journal. Februari 2016 vol. 2 pages 87-92. 
Hendrich, Sandra; Kahanov, leamor; Eberman, Lindsey. (2011). Accupressure for
tension headache. International journal of athletic tehrapy & tarining. May 2011.
ATT 16(3)pp 37-40.
Indonesia Kementrian Kesehatan RI.(2015). Pedoman nasional program paliatif.
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Kemp, Charles.2009.  Klien Sakit Terminal ,  seri asuhan keperawatan. Edi
Jakarta:EGC
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
821/PERMENKES/SK/VII/2007 Tentang Kebijakan Perawatan Paliatif
Menteri Kesehatan Republik
Komisi Akreditasi Rumah Sakit (2017). Standar akreditasi rumah sakit. Jakarta: KARS
WHO | WHO Definition of Palliative Care.WHO 2012
Watson, J. 2007. Theory of Human Caring, Danish Clinical Nursing Journal. Available
from www.uchsc.edu/nursing/caring. Diakses pada tanggal 5 januari 2011

Anda mungkin juga menyukai