Anda di halaman 1dari 14

KEBIJAKAN NASIONAL

TERKAIT PERAWATAN
PALIATIF DI INDONESIA
LATAR BELAKANG
Adanya peningkatan jumlah pasien dengan penyakit yang belum dapat disembuhkan baik pada
dewasa dan anak yang memerlukan perawatan paliatif.

Namun saat ini pelayanan kesehatan di Indonesia belum menyentuh kebutuhan pasien
dengan penyakit yang sulit disembuhkan tersebut,

Prioritas pelayanan tidak hanya pada penyembuhan tetapi juga memerlukan perawatan paliatif

karena pasien tidak hanya mengalami berbagai masalah fisik tetapi juga mengalami gangguan
psikososial dan spiritual yang mempengaruhi kualitas hidup pasien dan keluarganya.

Oleh karena itu konsep baru saat ini menekankan “Pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih
dini agar masalah fisik psikososial dan spiritual dapat diatasi dengan baik (Kemenkes RI, 2013)
3 INDIKATOR

PENGEMBANGAN
PERAWATAN
ORGANISASI
PALIATIF SISTEM PERAWATAN PALIATIF PROFESI DI BIDANG
PELAYANAN DALAM KEBIJAKAN PALIATIF
PENDIDIKAN
TUJUAN DAN SASARAN KEBIJAKAN
Tujuan Kebijakan
Tujuan umum:
Sebagai payung hukum dan arahan bagi perawatan paliatif di
Indonesia
Tujuan khusus:
1. Terlaksananya perawatan paliatif yang bermutu sesuai standar
yang berlaku di seluruh Indonesia
2. Tersusunnya pedoman-pedoman pelaksanaan/juklak perawatan
paliatif.
3. Tersedianya tenaga medis dan non medis yang terlatih.
4. Tersedianya sarana dan prasarana yang diperlukan.
TUJUAN DAN SASARAN KEBIJAKAN
Sasaran Kebijakan Pelayanan Paliatif
1. Seluruh pasien (dewasa dan anak) dan anggota keluarga, lingkungan yang
memerlukan perawatan paliatif di mana pun pasien berada di seluruh
Indonesia.
2. Pelaksana perawatan paliatif : dokter, perawat, tenaga kesehatan lainnya dan
tenaga terkait lainnya.
3. Institusi-institusi terkait, misalnya:
a. Dinas kesehatan propinsi dan dinas kesehatan kabupaten/kota
b. Rumah Sakit pemerintah dan swasta
c. Puskesmas
d. Rumah perawatan/hospis
e. Fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta lain.
SISTEM PELAYANAN
RUMAH SAKIT
 TAHUN 1992 : Perawatan paliatif sudah dimulai di salah satu rumah sakit milik pemerintah,
hanya sebatas rawat jalan
 TAHUN 2007 : Dalam keputusan menteri kesehatan disebutkan 5 Daerah sebagai
percontohan pelayanan paliatif yaitu Jakarta, Yogyakarta, Surbaya, Denpasar dan
Makassar.

Namun di Indonesia belum ada panduan pelayanan paliatif yang terstandar beserta
indikator penilaian mutu terhadap organisasi pemberian pelayanan paliatif seperti
rumah sakit, sehingga implementasinya belum dapat di evaluasi (Effendy, 2015)
Aspek medico legal perawatan paliatif di
indonesia diatur dalam kepeutusan menteri
kesehatan RI tahun 2007

INFORMED RESUSITASI/ TIDAK


CONCENT UNTUK RESUSITASI PADA PASIEN
PASIEN PALIATIF PALIATIF
INFORMED CONCENT UNTUK PASIEN
PALIATIF

1. Pasien harus memahami pelaksanaan perawatan paliatif


2. Persetujuan tindakan kedokteran dilakukan sebagaimana yang telah diatur dalam
peraturan perundang – undangan
3. Meskipun hanya tindakan kedokteran yang umumnya menggunakan informet
concent sebaiknya juga diterapkan diperawatan paliatif tindakan yang berisiko
4. Baik penerima informasi maupun pemberi persetujuan sebaiknya pada pasien
sendiri apabila masih kompeten dgn anggota keluarga sebagai saksi
5. Tim perawatan paliatif sebaiknya mengusahakan untuk memperoleh pesan atau
pernyataan pasien pada saat ia sedang kompeten tentang apa yang boleh atau
tidak boleh dilakukan terhadapnya apabula kompetensinya menurun.
6. Pada keadaan darurat demi kepentingan pasien perawat paliatif dapat melakukan
tindakan kedokteran. Informasi diberikan pada kesempatan pertama
RESUSITASI/ TIDAK RESUSITASI PADA PASIEN PALIATIF

1. Keputusan resusitasi dilakukan/tidak dilakukan dibuat oleh pasien kompeten atau


tim perawat paliatif

2. Informasi diberikan saat memulai perawatan paliatif

3. Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak menghendaki resusitasi

4. Keluarga terdekatnya pada dasarnya tidak boleh membuat keputusan tidak


resusitasi, kecuali telah dipesankan dalam pesan tertulis

5. Tim perawatan paliatif dapat membuat keputusan untuk tidak melakukan resusitasi
sesuai dengan pedoman klinis di bidang ini
PUSKESMAS
1. Berdasarkan keputusan menteri Kesehatan RI tentang kebijakan perawatan
palliatif, perawat paliatif seyogyanya telah tersedia ditingkat fasilitas primer.

2. Namun saat ini perawatan paliatif ditingkat puskesmas masih terbatas

3. Beberapa puskesmas di Kota Jakarta dan Surabaya tersedia perawatan paliatif :


layanan tersebut berupa rawat jalan maupun kunjungan rumah

4. Kendala dalam aplikasi pelayanan perawat paliatif adalah Sistem Rujukan

5. Akibatnya : banyak pasien kanker yang mengalami penderitaan yang tidak


diharapkan akibat gejala semakin yang memburuk serta beberapa kebutuhan
dasar pasien tidak terpenuhi.
PERAWATAN PALIATIF DALAM KEBIJAKAN PENDIDIKAN

1. Di Indonesia belum ada perguruan tinggi yang membuka program studi


mengenai perawatan paliatif.

2. Namun dibeberapa Universitas telah memasukkan perawatan paliatif


sebagai mata kuliah

3. Saat ini keperawatan paliatif telah diusulkan menjadi satu mata kuliah pada
program pendidikan strata satu keperawatan berdasarkan kurikulum standar
Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI) 2016 dengan bobot 3
SKS.
PENGEMBANGAN ORGANISASI PROFESI DI BIDANG
PALIATIF
1. Masyarakat Paliatif Indonesia saat ini menjadi satu – satunya
wadah bagi para peminat perawat paliatif, dimana tenaga dokter,
perawat dan tenaga kesehatan lainnya dapat bergabung dan
berkontribusi di organisasi ini

2. Saat ini belum ada organisasi mengenai perawat paliatif baik


Himpunan Perawat Paliatif yang spesifik (masih dalam perawat
onkologi) ataupun Ikatan Dokter Paliatif Indonesia
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai