Anda di halaman 1dari 28

KONSEP DAN PRINSIP KEBUTUHAN

ELIMINASI URIN DAN FEKAL


Kelompok 5
Berlian Laras N
Maulidatul M M
Elistya Widhiya N
Irene Maria Tallo D.C
DEFINISI ELIMINASI
URIN DAN FEKAL
Eliminasi adalah proses pembungan sisa metabolisme tubuh baik berupa urin atau
bowel (fases). Eliminasi pada manusia digolongkan menjadi 2 macam, yaitu :

• Defakasi (Fekal)
Buang air besar atau defekasi adalah suatu tindakan atau proses makhluk hidup
unutk membuang kotoran atau tinja yang padat atau setengah-padat yang berasal
dari system pencernaan (Dianawuri,2009) .
• Miksi (Urin)
Miksi adalah proses pengosongan kandungan kemih bila kandungan kemih terisi.
Miksi ini sering disebut buang air kecil.
Anatomi Sistem Ginjal
Perkemihan

Kedudukan ginjal terletak dibagian


belakang dari kavum abdominalis di
belakang peritonium pada kedua sisi
vertebra lumbalis III, dan melekat
langsung pada dinding abdomen.
Bentuknya seperti biji buah kacang
merah (kara/ercis), jumlahnaya ada 2
buah kiri dan kanan, ginjal kiri lebih
besar dari pada ginjal kanan.
Anatomi Sistem Nefron
Perkemihan

Setiap ginjal berisi 1 juta nefron. Nefron, yang


merupakan unit fungsional ginjal, membentuk urin
(Potter & Perry, 2010). Tiap – tiap nefron terdiri
atas komponen vaskuler dan tubuler.

Komponen vaskuler terdiri atas pembuluh –


pembuluh darah yaitu glomerolus dan kapiler
peritubuler yang mengitari tubuli.

Komponen tubuler terdapat kapsul Bowman, serta


tubulus – tubulus, yaitu tubulus kontortus
proksimal, tubulus kontortus distal, tubulus
pengumpul dan lengkung Henle yang terdapat pada
medulla.
Anatomi Sistem Bagian ginjal
Perkemihan

Kulit Ginjal (Korteks)


Sumsum Ginjal (Medula)
Pelvis Renalis
Anatomi Sistem ureter
Perkemihan

Terdiri dari 2 saluran pipa masing – masing


bersambung dari ginjal ke kandung kemih (vesika
urinaria) panjangnya ± 25 – 30 cm dengan
penampang ± 0,5 cm. Ureter sebagian terletak
dalam rongga abdomen dan sebagian terletak
dalam rongga pelvis.

Lapisan dinding ureter terdiri dari :

• Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)

• Lapisan tengah otot polos

• Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa


Anatomi Sistem Vesikula Urinaria
Perkemihan

Kandung kemih dapat mengembang


dan mengempis seperti balon karet,
terletak di belakang simfisis pubis di
dalam ronga panggul. Bentuk kandung
kemih seperti kerucut yang dikelilingi
oleh otot yang kuat, berhubungan
ligamentum vesika umbikalis medius.
Anatomi Sistem uretra
Perkemihan

Uretra merupakan saluran sempit yang


berpangkal pada kandung kemih yang
berfungsi menyalurkan air kemih keluar.
Anatomi Sistem
Uretra pada laki-laki
Perkemihan

Pada laki- laki uretra bewrjalan berkelok –


kelok melalui tengah – tengah prostat
kemudian menembus lapisan fibrosa yang
menembus tulang pubis kebagia penis
panjangnya ± 20 cm.
Uretra pada laki – laki terdiri dari :
Uretra prostatika
Uretra pars
Uretra pars kavernosus
Anatomi Sistem
Uretra pada wanita
Perkemihan

Uretra pada wanita terletak di belakang


simfisis pubis berjalan miring sedikit ke arah
atas, panjangnya ± 3-4 cm. lapisan uretra
wanita terdiri dari tunika muskularis (sebelah
luar), lapiosan spongeosa merupakan pleksus
dari vena-vena, dan lapisan mukosa (lapisan
sebelah dalam). Muara uretra pada wanita
terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris
dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai
salura ekskresi.
Anatomi Sistem mulut
pencernaan

Di dalam rongga mulut inilah makanan mulai


dicerna, baik secara mekanis maupun secara
kimiawi. Di dalam rongga mulut terdapat alat-
alat yang membantu berlangsungnya proses
pencernaan seperti gigi, lidah, dan kelenjar air
liur.
Anatomi Sistem esofagus
pencernaan

Organ ini berfungsi untuk menghubungkan


mulut dengan lambung. Panjang
kerongkongan ± 20 cm dan lebar ± 2 cm.
Kerongkongan dapat melakukan gerak
peristaltik, yaitu gerakan melebar, menyempit,
bergelombang, dan meremas-remas agar
makanan terdorong ke lambung. Di
kerongkongan, zat makanan tidak mengalami
pencernaan.
Anatomi Sistem lambung
pencernaan

Lambung berupa kantung yang terletak di dalam rongga


perut di sebelah kiri. bagian-bagian lambung dibagi
menjadi tiga daerah, yaitu:

• Kardiak adalah bagian lambung yang paling pertama


untuk tempat masuknya makanan dari kerongkongan
(esofagus)

• Fundus adalah bagian lambung tengah yang berfungsi


sebagai penampung makanan serta proese
pencernaan secara kimiawi dengan bantuan enzim.

• Pilorus adalah bagian lambung terakhir yang berfungsi


sebagai jalan keluar makanan menuju usus halus.
Anatomi Sistem Usus halus
pencernaan

Usus halus merupakan saluran terpanjang yang


terdiri dari tiga bagian, yaitu usus dua belas jari
(duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus
penyerapan (ileum). Panjang usus halus sekitar 6
hingga 8 meter yang dibagi menjadi 3 bagian,
yakni: duodenum (± 25 cm); jejunum (± 2,5 m); dan
illeum (± 3,6 m).
Anatomi Sistem Usus besar
pencernaan

Usus besar merupakan kelanjutan dari usus halus


yang memiliki tambahan usus yang berupa umbai
cacing (appedix). Usus besar terdiri dari tiga bagian
yaitu bagian naik (ascending), mendatar
(tranverse), dan menurun (descending). di usus
besar tidak terjadi pencernaan. Semua sisa
makanan akan dibusukkan dengan bantuan
bakteri E. coli dan diperoleh vitamin K.
Mekanisme Eliminasi Urin

filtrasi reabsorsi augmentasi mikturisi


Faktor yang MempengaruhiEliminasi Urin

Jumlah air yang Jumlah garam Konsentrasi Hormon


dikonsumsi yang dikonsumsi hormon insulin antidiuretik (ADH)

Gejolak emosi dan Minuman alkohol


Suhu lingkungan
stress dan kafein
Faktor yang MempengaruhiEliminasi Fekal

Umur Diet Cairan Tonus otot

Faktor
Gaya hidup Obat-obatan
psikologi
Gangguan Tanda klinis retensi:

Eliminasi Urin
■ ketidaknyamanan daerah pubis
■ distensi vesika urinaria
■ ketidak sanggupan untuk berkemih
■ sering berkemih, saat vesika urinaria berisi sedikit urine. (
25-50 ml)
■ ketidakseimbangan jumlah urine yang dikeluarkan dengan
asupannya
■ meningkatkan keresahan dan keinginan berkemih
■ adanya urine sebanyak 3000-4000 ml dalam kandung kemih.
Retensi urine Penyebab:
■ operasi pada daerah abdomen bawah, pelvis vesika urinaria
retensi urine merupakan
■ trauma sum sum tulang belakng
penumpukan urine dalam kandung
■ tekanan uretra yang tinggi karena otot detrusor yang lemah
kemih akibat ketidakmampuan
■ sphincter yang kuat
kandung kemihuntuk mengosongkan
■ sumbatan (striktur uretra dan pembesaran kelenjar prostat)
kandong kemih.
Gangguan ■ Inkontinensia Fungsional/urgensi

Eliminasi Urin Inkotinensia Fungsional ialah keadaan dimana


individu mengalami inkontine karenakesulitan
dalam mencapai atau ketidak mampuan
untuk mencapai toilet sebelum berkemih.

■ Inkontinensia Stress
Inkotinensia stress ialah keadaan dimana
Inkontinesia Urine individu mengalami pengeluaran urine
segera pada peningkatan dalam tekanan intra
merupakan ketidakmampuan otot spinkter
abdomen.
eksternal sementara atau menetap untuk
mengontrol eksresi urin. Penyebab nya: ■ Inkontinensia Total
proses penuaan (aging prodess), Inkotinensia total ialah keadaan
pembesaran kelnjar prostat, serta dimana individu mengalami kehilangan
penurunan kesadaran serta penggunaan urine terusmenerus yang tidak dapat
obat narkotik. diperkirakan.
Gangguan ■ Faktor penyebab:

Eliminasi Urin ■ Kapasitas vesika urinaria lebih besar dari


normal
■ Vesika urinaria peka ransang, dan
seterusnya tidak dapat menampung urine
dalam jumlah besar
■ Suasana emosional yang tidak
Enuresis
menyenangkan di rumah
■ Infeksi saluran kemih, perubahan fisik,
merupakan ketidaksanggupan menahan
kemih (ngompol) yang di akibatkan tidak
atau neorologis sistem perkemihan
mampu mengontrol sphincter eksterna. ■ Makanan yang banyak mengandung garam
Biasanya enuresis terjadi pada anak atau dan mineral
orang jompo.
■ Anak yang takut jalan gelap untuk ke
kamar mandi.
Gangguan ■ Frekuensi : Meningkatnya frekuensi

Eliminasi Urin
berkemih tanpa intake cairan yang
meningkat, biasanya terjadi pada cystitis,
stres dan wanita hamil.
■ Urgensi : Perasaan ingin segera
berkemih dan biasanya terjadi pada anak-
anak karena kemampuan spinter untuk
mengontrol berkurang.
■ Disuria : Rasa sakit dan kesulitan
Perubahan Pola Eliminasi Urine
dalam berkemih misalnya pada infeksi
saluran kemih, trauma dan striktur uretra.
Merupakan keadaan seseorang yang ■ Poliuria : Produksi urine melebihi
mengalami gangguan pada eliminasi urine normal, tanpa peningkatan intake cairan
karena obstruksi anatomis, kerusakan misalnya pada pasien DM.
motorik sensorik, dan infeksi saluran
■ Rrinaria Supresi : keadaan di mana ginjal
kemih. Perubahan pola eliminasi urin tidak memproduksi urine secara tiba-tiba.
terdiri atas: Anuria (urine kurang dari 100 ml/24 jam),
olyguria (urine berkisar 100-500 ml/jam).
GANGGUAN ELIMINASI FEKAL
■ Konstipasi
■ Diare
■ Inkontinensia usus
■ Kembung
■ Hemorroid
■ Fecal Impaction
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK GANGGUAN
ELIMINASI URINE
Warna urine normal yaitu jernih
pH normal yaitu 4,6-8,0
glukosa dalam keadaan normal negative
Ukuran protein normal sampai 10 mg/100ml
Keton dalam kondisi normal yaitu negative
Berat jenis yang normal 1,010-1,030
Bakteri dalam keadaan normal negative
No Usia Jumlah/hari
1 1-2 hari 15-60 ml
2 3-10 hari 100-300 ml
3 10 hari – 2bulan 250-400ml
4 2 bulan – 1 tahun 400-500 ml
5 1-3 tahun 500-600 ml
6 3-5 tahun 600-700 ml
7 5-8 tahun 700-1000 ml
8 8-14 tahun 800-1400 ml
9 14-dewasa 1500ml
10 Dewasa tua ≤1500 ml
Pemeriksaan Diagnostik Gangguan Eliminasi Urine
■ Pemeriksaan fisik
■ Abdomen, pemeriksaan dilakukan pada posisi terlentang, hanya pada bagian yang
tampak saja.
■ Inspeksi, amati abdomen untuk melihat bentuknya, simetrisitas, adanya distensi
atau gerak peristaltik.
■ Auskultasi, dengan bising usus, lalu perhatikan intensitas, frekuensi dan
kualitasnya.
■ Perkusi, lakukan perkusi pada abdomen untuk mengetahui adanya distensi berupa
cairan, massa atau udara. Mulailah pada bagian kanan atas dan seterusnya.
■ Palpasi, lakukan palpasi untuk mengetahui kostitensi abdomen serta adanya nyeri
tekan atau massa dipermukaan abdomen.
■ Rektum dan anus, pemeriksaan dilakukan pada posisi litotomi atau sims.
■ Feses, amati feses klien dan catat konstitensi, bentuk, bau, warna, dan jumlahnya.
Pemeriksaan Diagnostik Gangguan Eliminasi fekal
■ Pemeriksaan fisik
■ Abdomen, pemeriksaan dilakukan pada posisi terlentang, hanya pada bagian yang
tampak saja.
■ Inspeksi, amati abdomen untuk melihat bentuknya, simetrisitas, adanya distensi
atau gerak peristaltik.
■ Auskultasi, dengan bising usus, lalu perhatikan intensitas, frekuensi dan
kualitasnya.
■ Perkusi, lakukan perkusi pada abdomen untuk mengetahui adanya distensi berupa
cairan, massa atau udara. Mulailah pada bagian kanan atas dan seterusnya.
■ Palpasi, lakukan palpasi untuk mengetahui kostitensi abdomen serta adanya nyeri
tekan atau massa dipermukaan abdomen.
■ Rektum dan anus, pemeriksaan dilakukan pada posisi litotomi atau sims.
■ Feses, amati feses klien dan catat konstitensi, bentuk, bau, warna, dan jumlahnya.

Anda mungkin juga menyukai