Anda di halaman 1dari 21

PENGARUH PEMBERIAN AGAR-AGAR MENTIMUN

(CUCUMIS SATIVUS L) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN


DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SEMOLOWARUTAHUN 2019

Oleh :

Halisa (181141013)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS SURABAYA TAHUN 2020-2021


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan suatu kelompok penyakit yang proses
patologis bersifat kronik, menjadi masalah kesehatan dan penyebab kematian utama, serta
penanggulangan dan pengendaliannya cukup sulit dilakukan. Penyakit tidak menular ini
semakin hari semakin meningkat karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya
pada masyarakat. Kecenderungan peningkatan ini terutama terjadi pada diabetes, stroke
dan hipertensi.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis ketika seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal atau kronis (dalam waktu lama).
Secara umum seseorang dikatakan menderita hipertensi jika tekanan darah
sistolik/diastoliknya melebihi 140/90 mmHg (normalnya 120/80 mmHg). Hipertensi
merupakan faktor resiko utama dari perkembangan penyakit jantung dan stroke.
Hipertensi merupakan salah satu penyakit metabolik dan degeneratif berbahaya
yang saat ini sudah umum terjangkit pada usia dewasa sebagai akibat dari gaya hidup
yang tak sehat. Penyakit ini ditakuti oleh banyak orang karena banyak bahaya yang bisa
ditimbulkan bagi kesehatan dan keselamatan jiwa mulai dari kerusakan pada organ-organ
penting di dalam tubuh seperti otak, ginjal, mata, dan serangan jantung, gagal ginjal,
hingga stroke yang bisa mengakibatkan kematian.
Faktor penyebab hipertensi 90% tidak diketahui secara pasti, namun dari berbagai
penelitian telah di temukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya
hipertensi. Salah satunya adalah gaya hidup yang tidak sehat, contohnya adalah konsumsi
garam yang tinggi, makanan berlebihan, minum alkohol dan merokok. Selain gaya hidup,
tingkat stress diduga berpengaruh terhadap peningkatan tekanan darah. Seseorang
mengalami stres katekolamin yang ada di dalam tubuh akan meningkat sehingga
mempengaruhi mekanisme aktivitas saraf simpatis, dan terjadi peningkatan saraf
simpatis. Ketika saraf simpatis meningkat maka akan terjadi peningkatan kontraktilitas
otot jantung sehingga menyebabkan curah jantung meningkat, keadaan inilah yang
cenderung menjadi faktor mencetus hipertensi.
Faktor lain yang mempengaruhi hipertensi antara lain ras, umur, jenis kelamin,
obesitas, kurangnya aktivitas, kurangnya asupan kalium, kalsium, magnesium dan serat,
asupan tinggi lemak, tinggi natrium, konsumsi alcohol berlebih, kebiasaan merokok, dan
adanya riwayat hipertensi dalam keluarga. Menurut National Health and Nutrition
Examination, kejadian hipertensi pada orang dewasa di Amerika tahun 2010-2012 adalah
sekitar 39- 51%, yang berarti terdapat 58-65 juta orang menderita hipertensi. Menurut
Organisasi Kesehatan Dunia pada tahun 2012 sebanyak 839 juta kasus hipertensi,
diperkirakan akan meningkat menjadi 1,15 milyar pada tahun 2025 atau sekitar 29% dari
total penduduk dunia. Sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi terjadi terutama di negara-
negara berkembang termasuk indonesia.
Berdasarkan laporan tahunan Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2017,
hipertensi termasuk penyakit nomor dua tertinggi di Kota Padang setelah penyakit ISPA,
total penderita hipertensi di Kota Padang sebanyak 9587 penderita. Berdasarkan laporan
tersebut dapat dilihat bahwa penderita hipertensi tertinggi nomor satu di Kota Padang
terdapat di Puskesmas Andalas sebanyak 2028 orang dengan prevalensi sebesar 21,1%.
10
Pengobatan hipertensi dapat dilakukan dengan terapi medik dan terapi gizi. Terapi
medik menggunakan terapi obat antihipertensi dan modifikasi gaya hidup. Data WHO
juga menunjukkan bahwa obat – obatan konvensional (obat-obatan kimia) hanya mampu
menyembuhkan penyakit sekitar 30%. Penyembuhan utama berasal dari makanan.
Sedangkan terapi gizi menggunakan manajemen berat badan, terapi diet, pembatasan
natrium, peningkatan kalium berupa penambahan konsumsi buah dan sayuran. Salah satu
makanan yang tinggi kalium adalah mentimun.
Mentimun (cucumis sativus) merupakan tanaman yang digolongkan dalam
kategori sayuran, dan kaya akan nilai gizi. Kandungan kalium dalam mentimun mampu
mengobati tekanan darah tinggi, Kandungan kalium pada setiap 100 gram mentimun
sebesar 147 mg, dan fosfor 24 mg. Kandungan Kalium dalam mentimun dapat
menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik dengan menghambat pelepasan renin
sehingga terjadi peningkatan ekskresi natrium dan air. Renin beredar dalam darah dan
bekerja dengan mengkatalisis penguraian angiotensin menjadi angiotensin I. Angiotensin
I berubah menjadi bentuk aktifnya yaitu angiotensin II dengan bantuan angiotensin
converting enzyme (ACE). Retensi natrium dan air menjadi berkurang dengan adanya
kalium, sehingga terjadinya penurunan volume plasma, curah jantung, tekanan perifer,
dan tekanan darah. 13 Kalium juga merupakan penghasil elektrolit yang baik bagi hati,
dan membantu menurunkan tekanan darah tinggi serta mengatur irama detak jantung
dengan melawan efek buruk dari natrium, kandungan kalium pada mentimun inilah yang
efektif mengobati hipertensi. 14
Berdasarkan penelitian Ponggohong, dkk (2015) di Kabupaten Minahasa
Tenggara, pemberian mentiumun sebanyak 100 gram dengan cara di blender atau jus
mentimun selama 7 hari pada kelompok intervensi dan kontrol. Berdasarkan hasil
penelitian menggunakan paired sampel t-test (uji t dependen) menunjukan nilai p adalah
0,000 pada pemberian jus mentimun, dengan demikian (p 0,000 < 0,05) berarti ada
pengaruh pemberian jus mentimun terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di
Kabupaten Minahasa Tenggara.
Selain kalium serat juga sangat berperanan penting pada penderita gizi lebih
dapat mencegah atau mengurangi resiko penyakit degeneratif. Salah satu bahan makanan
yang mengandung serat adalah agar-agar. Agar-agar mengandung serat untuk setiap
gramnya dapat menurunkan kadar kolesterol Low Density Lipoprotein rata-rata 2,2
mg/dl. 16 Berdasarkan penelitian Escrig dan Muiz (2006) rumput laut memiliki
kandungan serat makanan (dietery fiber) sebesar 2,575% dengan komponen terbesarnya
soluble fiber serta kandungan polisakarida dalam rumput laut juga mampu menghalangi
penyerapan lemak dalam saluran pencernaan dan akan membantu menurunkan tekanan
darah.
Serat larut lebih efektif dalam mereduksi plasma kolesterol yaitu LDL dan
meningkatkan kadar HDL. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kerusakan pembuluh
darah bisa dicegah dengan mengkonsumsi serat. Konsumsi serat sayuran dan buah akan
mempercepat rasa kenyang, keadaan ini menguntungkan karena dapat mengurangi
pemasukan energi dan obesitas, dan akhirnya akan menurunkan risiko hipertensi. Dalam
sebuah penelitian Harvard terhadap lebih dari 40.000 laki-laki, peneliti menemukan
bahwa asupan serat tinggi berpengaruh terhadap penurunan sekitar 40% risiko penyakit
jantung koroner, dibandingkan dengan asupan rendah serat. Sehingga dianjurkan diet
tinggi serat bagi penderita hipertensi.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian


tentang pengaruh pemberian agar-agar mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada
penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Semolowaru tahun 2019.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah “Apakah
ada pengaruh pemberian agar-agar mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada
penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Semolowaru tahun 2019?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh pemberian agar-agar mentimun terhadap penurunan
tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas semolowaru
tahun 2019.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya rata-rata tekanan darah awal dan akhir perlakuan pada pasien
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas semolowaru tahun 2019.
b. Diketahuinya rata-rata tekanan darah awal dan akhir kontrol pada pasien
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas semolowaru tahun 2019.
c. Diketahuinya perbedaan antara rata-rata tekanan darah awal dan akhir perlakuan
pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas semolowaru tahun 2019.
d. Diketahuinya perbedaan antara rata-rata tekanan darah awal dan akhir kontrol
pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas semolowaru tahun 2019.
e. Diketahuinya pengaruh pemberian agar-agar mentimun terhadap penurunan
tekanan darah awal dan akhir antara perlakuan dan kontrol pada pasien hipertensi
di wilayah kerja Puskesmas semolowaru tahun 2019.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Puskesmas
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan tentang pengaruh pemberian
agar-agar mentimun terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi di
wilayah kerja Puskesmas Andalas.

2. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini nantinya akan memberikan masukan dan menambah pengetahuan
serta wawasan tentang pengaruh pemberian agar- agar mentimun terhadap tekanan
darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Andalas.
3. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang mentimun untuk penanggulangan
tekanan darah bagi penderita hipertensi.
4. Bagi Pasien
Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi dan bahan pertimbangan untuk
memilih pengobatan alternatif yang tepat dan praktis dalam menurunkan tekanan
darah yaitu dengan mengkonsumsi mentimun yang di olah menjadi agar-agar
mentimun.
BAB ll
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Tekanan Darah
Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah dari system
sirkulasi atau sistem vaskuler terhadap dinding pembuluh darah. 37
Tekanan darah adalah daya dorong ke semua arah pada seluruh permukaan
yang tertutup pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah. 38
Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada
pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh
anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua
ukuran yaitu sistolik dan diastolik.
Tekanan sistolik merupakan tekanan darah yang terjadi pada saat
kontraksi otot jantung. Secara khusus digunakan untuk membaca pada
tekanan arterial maksimum saat terjadi kontraksi pada lobus ventrikular
kiri dari jantung. Rentang waktu terjadinya kontraksi disebut systole. Pada
format penulisan angka tekanan darah, umumnya tekanan sistolik
merupakan angka pertama. Tekanan sistolik (angka atas) merupakan
tekanan yang timbul akibat pengerutan bilik jantung, sehingga akan
memompa darah dengan tekanan terbesar.
Tekanan diastolik merupakan tekanan darah ketika jantung tidak
sedang berkontraksi atau bekerja lebih, atau dengan kata lain sedang
beristirahat. Tekanan diastolik (angka bawah) merupakan kekuatan
penahan pada dinding pembuluh darah saat jantung mengembang antar
denyut,terjadi pada saat jantung dalam keadaan mengembang atau saat
istirahat, sehingga tekanan darah akan berkurang.
2. Hipertensi
a. Definisi Hipertensi
Penyakit yang dalam bahasa inggris disebut Hypertension ini
adalah gangguan yang terjadi pada sistem peredaraan darah, sehingga
tekanan darah menjadi di atas normal. Karena itu penyakit ini juga
dikenal dengan nama tekanan darah tinggi. Hipertensi adalah penyakit
yang sering terjadi ketika ada masalah kesehatan pada seseorang
sehingga membutuhkan pengobatan yang lebih spesifik. Hipertensi
adalah keadaan peningkatan tekanan darah yang akan memberi gejala
lanjut ke suatu organ target seperti stroke (untuk otak), penyakit
jantung koroner (untuk pembuluh darah jantung) dan hipertropi
ventrikel kanan. Dengan target organ di otak yang berupa stoke,
hipertensi menjadi penyebab utama stoke yang membawa kematian
yang tinggi.
Hipertensi merupakan salah satu penyakit metabolik dan
degeneratif berbahaya yang saat ini sudah umum terjangkit orang
dewasa sebagai akibat dari gaya hidup yang tak sehat. Penyakit yang
satu ini begitu ditakuti oleh banyak orang karena berbagai bahaya yang
bisa ditimbulkan bagi kesehatan dan keselamatan jiwa penderitanya
mulai dari kerusakan pada organ-organ penting di dalam tubuh seperti
otak, ginjal, mata, dan menderita serangan jantung, gagal ginjal, hingga
stroke yang bisa mengakibatkan kematian.
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi dalam dua
golongan, yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi
utama adalah suatu kondisi yang jauh lebih sering dan meliputi 95%
dari hipertensi. Hipertensi utama disebabkan oleh berbagai faktor,
yaitu beberapa faktor yang efek-efek kombinasinya menyebabkan
hipertensi. Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang
tidak/belum diketahui penyebabnya. Pada para penderita hipertensi
primer, tidak terlihat gejala yang jelas dan pada umumnya baru
diketahui setelah melakukan pemeriksaaan kesehatan ke dokter. 3
Hipertensi jenis ini terjadi apabila penyakit tersebut muncul sebagai
akibat dari gaya hidup dan lingkungan. Misalnya pada orang yang
tidak mengontrol pola makan, obesitas, stres, kurang olahraga, dan
sebagainya.
Sedangkan hipertensi sekunder adalah hipertensi yang telah
diketahui penyebabnya atau sebagai akibat dari adanya penyakit lain.
Sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit
ginjal. Pada sekitar 1-2% penyebabnya adalah kelainan hormonal atau
pemakaian obat tertentu, misalnya pil KB. 3 Hal ini juga termasuk
pada ibu hamil, dimana secara umum tekanan darah akan naik saat usia
kehamilan mencapai 20 minggu.
b. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi hipertensi dibuat berdasarkan tingkat tingginya
tekanan darah yang mengakibatkan peningkatan risiko penyakit
jantung dan pembuluh darah. Menurut WHO, batas tekanan darah yang
masih dianggap normal adalah kurang dari 140/90 mmHg, sedangkan
bila lebih dari 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi, dan di
antara nilai tersebut disebut sebagai normal-tinggi (batasan tersebut
diperuntukkan bagi individu dewasa diatas 18 tahun).

Tekanan darah seseorang bisa lebih atau kurang dari batasan


nilai normal. Jika melebihi nilai normal, orang tersebut menderita
tekanan darah tinggi atau hipertensi. Sebaliknya, jika di bawah nilai
normal, maka orang tersebut menderita tekanan darah rendah. Dalam
masyarakat, hipertensi atau tekanan darah tinggi lebih menonjol
ketimbang tekanan darah rendah karena hipertensi merupakan faktor
resiko utama dari perkembangan penyakit jantung dan stroke.
Klasifikasi Hipertensi atau tekanan darah tinggi dapat dilihat
pada tabel 1 : 3
Klasifikasi Hipertensi

Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik


Normal ≤ 120 mmHg ≤ 80 mmHg
Stadium 1 140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg
Stadium 2 ≥ 160 mmHg ≥ 100 mmHg

c. Patofisiologi Hipertensi
Hipertensi adalah proses degeneratif sistem sirkulasi yang
dimulai dengan artherosklerosis, yaitu gangguan struktur anatomi
pembuluh darah perifer yang berlanjut dengan kekakuan pembuluh
darah atau arteri. Kekakuan pembuluh darah tersebut disertai dengan
penyempitan dan pembesaran yang menghambat gangguan peredaran
darah perifer. Kekakuan dan kelambatan aliran darah menyebabkan
beban jantung bertambah berat yang akhirnya dikompensasi dengan
peningkatan upaya pemompaan jantung yang berdampak pada
peningkatan tekanan darah dalam sistem sirkulasi. Dengan demikian,
proses patologis hipertensi ditandai dengan peningkatan tahanan
perifer yang berkelanjutan sehingga secara kronik dikompensasi oleh
jantung dalam bentuk hipertensi.
d. Gejala Hipertensi
Penyakit hipertensi ini sering datang secara diam – diam dan
tidak menunjukkan adanya gejala-gejala tertentu yang bisa dilihat dari
luar sehingga disebut sebagai the silent disease. Namun ketika tekanan
darah naik dengan sangat cepat sehingga tekanan diastolenya lebih
besar dari 140 mmHg, biasanya baru muncul gejala-gejala tertentu
yang bisa dilihat dari luar, yaitu :
1. Sakit kepala atau pusing
2. Mudah Lelah
3. Muka merah
4. Serasa mau pingsan
5. Tinnitus (terdengar suara mendenging dalam telinga)
6. Keluar darah dari hidung secara tiba – tiba
7. Tengkuk terasa pegal
8. Penglihatan menjadi kabur
9. Faktor Predisposisi Hipertensi
Penyebab hipertensi dilihat dari faktor pemicunya, bisa dibagi
menjadi dua faktor yaitu faktor yang bisa dikontrol dan faktor yang
tidak bisa dikontrol.
1. Faktor yang bisa dikontrol
a. Obesitas
Prediket obesitas diberikan pada seseorang yang
memiliki indeks massa tubuh atau IMT lebih besar dari 30
kg/m2. Obesitas berhubungan erat dengan hipertensi.
Diketahui bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume
darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi
daripada mereka yang memiliki berat badan normal. Risiko
terserang hipertensi pada penderita obesitas mencapai dua
sampai enam kali lebih besar dari pada yang bertubuh
normal.
b. Konsumsi minuman beralkohol
Minuman beralkohol dapat meningkatkan tekanan darah
dan berat badan. Minum alkohol tiga gelas atau lebih setiap
hari sudah cukup untuk meningkatkan tekanan darah dan
berlanjut menjadi hipertensi.
c. Kebiasaan merokok
Rokok dapat menyebabkan peningkatan kecepatan
detak jantung serta memicu penyempitan pembuluh darah.
Jantung akan bekerja lebih keras untuk dapat mengalirkan
darah keseluruh tubuh sehingga memicu naiknya tekanan
darah. 2Kebiasaan merokok bisa meningkatkan risiko
hipertensi lantaran nikotin yang terkandung dalam rokok
bisa mengakibatkan pangapuran pada dinding pembuluh
darah.
d. Kurangnya aktivitas olahraga
Kurangnya olahraga mengakibatkan asupan kalori yang
masuk ke tubuh jauh lebih besar dibandingkan yang
digunakan untuk beraktivitas sehingga bisa mengakibatkan
kegemukan. Kegemukan dapat menaikkan tekanan darah
yang berarti memperbesar risiko tekanan darah tinggi.
e. Konsumsi garam berlebihan
Konsumsi natrium seperti garam dapur yang berlebihan
dapat menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan
ekstraselular meningkat. 2 Konsumsi garam berlebihan bisa
memicu naiknya tekanan darah. 3 Kandungan garam di
dalam tubuh memicu sistem metabolisme kita
menambahkan air ke dalam darah. Bertambahnya volume
cairan tersebut meningkatkan tekanan darah.
f. Pola makan sembarangan
Pola makan sembarangan dengan banyak mengonsumsi
makanan tinggi kalori, tinggi lemak, dan tinggi garam tetapi
rendah serat pangan, bisa mengakibatkan obesitas yang pada
ujungnya memperbesar risiko berkembangnya penyakit
degeneratif seperti hipertensi. 3 Kebiasaan mengonsumsi
makanan cepat saji dan makanan olahan dengan kandungan
garam yang tinggi, memicu naiknya tekanan darah.
g. Konsumsi serat
Serat makanan adalah polisakarida nonpati yang
menyatakan polisakarida dinding sel. Serat terbagi menjadi
dua golongan, yaitu serat yang dapat larut dalam air dan
serat yang tidak larut dalam air. Serat yang dapat larut
dalam air adalah pektin, gum, mukilase, glukan dan algal.
Serat yang tidak larut dalam air adalah selulosa.
2. Faktor yang tidak bida dikontrol
a. Faktor keturunan
Genetis atau keturunan adalah salah satu faktor yang
tidak bisa dikendalikan. Faktor ini berkaitan dengan struktur
gen dalam tubuh. Selain itu hasil penelitian menunjukkan
bahwa kembar identik memiliki risiko lebih besar menuruni
penyakit tekanan darah tinggi dibandingkan kembar tidak
identik.
b. Jenis kelamin
Umumnya pria memiliki peluang lebih besar
dibandingkan wanita. Hipertensi dapat pula dipengaruhi oleh
faktor psikologis. Hipertensi pada wanita seringkali dipicu
oleh perilaku yang tidak sehat, seperti merokok dan kelebihan
berat badan, depresi, dan rendahnya status pekerjaan.
Sedangkan pada pria biasanya berhubungan dengan karier.
c. Usia
Tekanan darah seseorang akan meningkat seiring
bertambahnya usia. Semakin tua usianya, semakin besar
kemungkinan menderita hipertensi. 2 Individu yang berumur
di atas 60 tahun, sebanyak 50-60% mempunyai tekanan darah
lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg. Hal ini
merupakan pengaruh degenerasi yang terjadi pada orang yang
bertambah usianya.
e. Penatalaksanaan Hipertensi
1. Penatalaksanaan Farmakologi
 Obat-obatan untuk hipertensi
penyakit merupakan faktor yang akan mempengaruhi
metabolisme dan distribusi obat, karenanya harus
dipertimbangkan dalam memberikan obat antihipertensi.
Pemberian obat dimulai dengan dosis kecil dan kemudian
ditingkatkan secara perlahan. Menurut JNC VI 1 pilihan
pertama untuk pengobatan pada penderita hipertensi lanjut
usia adalah diuretic atau penyekat beta. Obat yang potensial
memberikan efek antihipertensi misalnya obat anti psikotik
tcrutama fenotiazin, antidepresan khususnya trisiklik, L-
dopa, benzodiapezin, baklofen dan alkohol. Selain itu ada
juga dosis obat-obatan diuretic seperti bendrofluazid,
klortiazid, klortalidon, hidroklortiazid, dan indapamid.
2. Penatalaksanaan Non-farmakologi
 Gaya hidup
Modifikasi pola hidup Mengubah pola hidup/intervensi
nonfarmakologis pada penderita hipertensi, sangat
menguntungkan untuk menurunkan tekanan darah. Beberapa
pola hidup yang harus diperbaiki adalah :
1. Menurunkan berat badan jika ada kegemukan
2. Mengurangi minum alcohol
3. Meningkatkan aktivitas fisik aerobic
4. Mengurangi asupan garam
5. mempertahankan asupan kalium yang adekuat
6. mempertahankan asupan kalsium dan magnesium yang adekuat
 Olahraga secara teratur
Olahraga sangat baik bagi penderita hipertensi namun olahraga
tersebut harus disesuaikan dengan penyakitnya. Jika penderita hipertensi
memiliki penyakit peserta atau komplikasi maka olahraga ini harus
diperhatikan, seperti penyakit jantung koroner. Penyebab hipertensi yang
diderita harus diketahui terlebih dahulu. Ketahui juga kondisi organ
tubuh yang dapat terpengaruh oleh hipertensi seperti jantung, ginjal, dan
mata.
 Menghindari rokok dan alcohol
Rokok dapat menyebabkan peningkatan kecepatan detak jantung serta
memicu penyempitan pembuluh darah. Jantung akan bekerja lebih keras
untuk dapat mengalirkan darah keseluruh tubuh sehingga memicu naiknya
tekanan darah serta minuman beralkohol juga dapat meningkatkan
tekanan darah dan berat badan.
 Hidup santai dan tidak emosional
Stres berkepanjangan akan meningkatkan tekanan darah. Oleh karena
itu, para penderita hipertensi dianjurkan untuk hidup relaks dan
menghindari stres. Stres dapat dihindari dengan relaksasi, meditasi, yoga,
pemijatan dan terbuka dalam mengungkapkan masalah kepada orang lain
dapat menurunkan tekanan darah.
3. Mentimun
a. Morfologi mentimun
Mentimun (Cucumis sativus L.) termasuk tumbuhan merambat atau
merayap ini merupakan salah satu jenis sayuran buah dari family labu-
labuan (Cucurbitaceae) yang sudah banyak ditemukan diseluruh dunia
dan digemari dari benua Asia. Mentimun berasal dari bagian utara
India dan Afrika Selatan tepatnya di Gunung Himalaya.
Budidaya mentimun di Indonesia banyak di jumpai di dataran
rendah hingga dataran tinggi yang beriklim panas maupun sedang.
Pada umumnya mentimun disajikan dalam bentuk olahan segar, seperti
acar, asinan, salad dan lalapan. Mentimun dapat juga di konsumsi
sebagai minuman segar berupa jus, sebagai bahan kosmetik dan dalam
bidang obat-obatan.

Mentimun (Cucumis sativus) merupakan buah yang banyak


ditemukan di masyarakat dan sudah banyak dikonsumsi sebagai
pelengkap hidangan. Pada umumnya jenis mentimun dikelompokkan
menjadi 2 golongan, yaitu mentimun yang pada buahnya terdapat
bintil-bintil di bagian pangkalnya, dan mentimun yang buahnya halus.
Golongan mentimun yang buahnya tidak berbintil-bintik
dibedakan menjadi 3 macam, yaitu mentimun (biasa, watang, dan
wuku). Mentimun biasa ditandai dengan penampilan kulit buah yang
tipis, lunak, dan pada saat buah muda berwarna hijau keputih-putihan,
namun setelah tua menjadi berwarna cokelat. Sedangkan mentimun
watang memiliki ciri-ciri kulit buah tebal, agak keras, buah berwarna
hijau keputih- putihan dan setelah tua berwarna kuning tua.
Untuk golongan mentimun yang buahnya tidak berbintil-bintil
atau disebut Krai dibedakan dua macam, diantaranya mentimun (krai
dan suri). Pada mentimun Krai yang mana buahnya besar, dengan cita
rasa seperti mentimun biasa. Sedangkan timun Suri atau mentimun
Puan memiliki ukuran buah yang besar sekali, bentuknya lonjong,
rasanya manis renyah, dan umumnya dipanen pada saat buah tua.
4. Kandungan mentimun yang dapat menurunkan tekanan darah
Penurunan tekanan darah terjadi karena mentimun mempunyai
kandungan kalium. Kandungan kalium tersebut yang menyebabkan
penghambatan pada Sistem Renin Angiotensin juga menyebabkan
terjadinya penurunan sekresi aldosteron, sehingga terjadi penurunan
reabsorpsi natrium dan air di tubulus ginjal. Akibat dari mekanisme
tersebut, maka terjadi peningkatan diuresis yang menyebabkan
berkurangnya volume darah, sehingga tekanan darah pun menjadi
turun.
Selain itu kalium juga akan menyebabkan terjadinya
vasodilatasi pembuluh darah perifer, akibatnya terjadi penurunan
resistensi perifer, dan tekanan darah juga menjadi turun. Hal tersebut
terjadi karena kandungan didalam mentimun yaitu potassium,
magnesium, dan fosfor pada mentimun yang berkhasiat menurunkan
tekanan darah tinggi.
Konsumsi kalium dalam jumlah yang tinggi dapat melindungi
individu dari hipertensi. Fungsi dari kalium adalah bersama natrium,
kalium memegang peranan dalam pemeliharaan keseimbangan cairan
dan elektrolit serta keseimbangan asam basa. Kalium bersama kalsium,
kalium berperan dalam transmisi saraf dan relaksasi otot. Di dalam sel,
kalium berfungsi sebagai katalisator dalam banyak reaksi biologik,
terutama dalam metabolisme energi dan sintesis glikogen dan protein.
Kalium berperan dalam pertumbuhan sel, taraf kalium dalam otot
berhubungan dengan massa otot dan simpangan glikogen, oleh karena
itu bila otot berada dalam pembentukan dibutuhkan kalium dalam
jumlah cukup. Tekanan darah normal memerlukan perbandingan antara
natrium dan kalium yang sesuai di dalam tubuh.
Kebutuhan minimum akan kalium sebanyak 2000 mg sehari.
Pemenuhan kalium kurang dari minimum maka detak jantung akan
berdebar-debar dan menurunkan kemampuan untuk memompa darah.
Asupan kalium yang meningkat akan menurunkan tekanan darah
sistolik dan diastolik. Mekanisme kerja mentimun untuk menurunkan
tekanan darah dengan vasodilatasi sehingga menyebabkan penurunan
retensi perifer total dan meningkatkan output jantung. Karena
mentimun memiliki sekitar 95% kandungan air adalah cara terbaik
untuk meningkatkan asupan serat dan air. Dalam daging mentimun
juga terdapat kandungan vitamin A, B6 dan C yang tinggi yang baik
untuk penderita hipertensi.
Kandungan kalium dalam 100 gram mentimun adalah 147 mg.
Kandungan air yang tinggi pada mentimun dapat menurunkan tekanan
darah dengan berkhasiat sebagai diuretik. Sifat diuretik pada mentimun
yang terdiri dari 90% air mampu mengeluarkan kandungan garam dari
dalam tubuh. Mineral yang kaya dalam buah mentimun memang
mampu mengikat garam dan dikeluarkan melalui urin.
5. Agar – agar
Agar-agar adalah karbohidrat dengan molekul tinggi berupa gel yang
terbuat dari rumput laut dan tergolong kelompok pektin. Agar-agar
merupakan suatu polimer yang tersusun dari monomer galaktosa.
a. Bahan dasar agar-agar
Agar-agar diperoleh dari rumput laut jenis Gracilaria sp. dan karagenan
berasal dari Euchema sp. 31 Dengan kandungan serat pangan total
masing-masing sebesar 83,42% dan 83,62%. Agar-agar digunakan
sebagai pengental pada selai, jelly, marmalade, sirup dan lainnya.
Karagenan digunakan sebagai pengental dalam industri selai,sirup,
saus, dan lainnya.
f. Kerangka Konsep
a. Perlakuan

Kelompok perlakuan diberi agar-


agar mentimun

Tekanan Darah Awal Tekanan Darah Akhir

b. Kontrol

Kelompok kontrol diberi agar-


agar tanpa mentimun

Tekanan Darah Awal Tekanan Darah Akhir

g. Hipotesa
Ada pengaruh pemberian agar-agar mentimun terhadap
penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas semolowaru tahun 2019.
BAB lll
METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat quasi eksperiment dengan rancangan non equivalent control
group yaitu mengukur tekanan darah sebelum dan sesudah perlakuan pada kasus.
Kasus adalah penderita hipertensi yang diberikan perlakuan. Hasil penelitian ini untuk
melihat dampak pemberian agar-agar mentimun terhadap tekanan darah pada pasien
hipertensi.
Skema penelitian :

Pretest Perlakuan Postest


Perlakuan Kontrol
01 Penelitian
B. Populasi dan Sampel X 02
01 02
a. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pasien dewasa yang menderita
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Semolowaru.
b. Sampel
Sampel penelitian ini adalah pasien hipertensi yang diambil secara purposive
sampling yaitu pengambilan sampel sesuai dengan kriteria inklusi dan
eksklusi. Jumlah sampel yang diambil dihitung menggunakan rumus
pengambilan sampel (Sastroasmoro, 2015).

(𝑍𝛼+𝑍𝛽)𝑆 2
𝑛=2[ ]
(𝑋1−𝑋2)

(1,96+1,28) 9,574 2
𝑛=2[ ]
(171−162,9)

(8,1)

𝑛 = 2(3,8296)2 = 29,33 = 30
Keterangan :
n = Besar Sampel
Zα = 1,96 (Deviat baku alfa (5%)) Zβ
= 1,28 (Deviat baku beta (10%))

S = 9,574 (Standar deviasi penelitian terdahulu) X1-X2 =


8,1 (Selisih minimal yang dianggap bermakna)
Berdasarkan rumus di atas diperoleh sampel sebanyak 30 orang yang
dibagi menjadi dua kelompok perlakuan yaitu kelompok perlakuan 15 orang
dan kelompok kontrol 15 orang.
Kriteria Inklusi :
1. Bersedia menjadi sampel dan menandatangani surat persetujuan menjadi
sampel
2. Tekanan darah ≥140/90 mmHg
3. Usia di atas 45 tahun
4. Bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas semolowaru
5. Bisa berkomunikasi dengan baik
6. Mengkonsumsi obat yang sama
7. Tidak mempunyai penyakit komplikasi Kriteria Eksklusi :
 Tidak bersedia menandatangani surat persetujuan menjadi sampel
Pindah tempat tinggal
 Mempunyai penyakit komplikasi
 Tidak bisa berkomunikasi dengan baik
 Mengundurkan diri sebagai subjek penelitian
 Tidak memenuhi prosedur penelitian
C. Teknik pengumpulan data
1. Data Primer
Data primer adalah data pemberian agar-agar mentimun selama 7 hari oleh
peneliti di wilayah kerja Puskesmas Andalas. Agar-agar mentimun dan agar-agar
tanpa mentimun diberikan 1 kali dalam sehari sebanyak 300 gram dan 150 gram
waktu sore hari saat jam makan snack. Tekanan darah awal dan akhir perlakuan
dan kontrol diperoleh dari data hasil pemeriksaan yang diukur oleh bidan yang
bekerja di Puskesmas.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dan dikumpulkan dari Puskesmas Andalas dengan
melihat dan mencatat hasil medical record pasien meliputi catatan umum pasien
dan tekanan darah sampel.
21

DAFTAR PUSTAKA
Bustan, M. Nadjib. Manajemen Pengendalian Penyakit Tidak Menular: Cetakan I.
Jakarta: PT Rineka Cipta. 2015
Haryani, Ira Suprapto. Menu Ampuh Atasi Hipertensi. Yogyakarta: Notebook.
2014
Sudarmoko, A. Sehat Tanpa Hipertensi. Yogyakarta: Cahya Atma Pustaka. 2015
Nur Indah S, Yanita. Berdamai dengan Hipertensi. Jakarta: Bumi Medika. 2017
Yuliarti, N. Pengobatan Hipertensi dengan Herbal. Jakarta: Agromedia Pustaka.
2011
Wibowo, S. Tanaman Sakti Tumpas Macam-Macam Penyakit. Jakarta: Pustaka
Makmur. 2015
Dalimartha, S. Care Your Self Hipertensi. Jakarta: Penebar Plus. 2008
Kementrian Kesehatan RI Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Kementrian Kesehatan RI 2013
Riskesdas. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. 2013
Profil Dinas Kesehatan Padang. Profil Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun.2017
Triyanto, E. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi.
Yogyakarta: Graha Ilmu. 2014

Anda mungkin juga menyukai