Anda di halaman 1dari 6

Nama: Rinda Novita Widyanti

Nik : 30120120015k

TUGAS MANDIRI K3

Identifikasi Dan resiko dan hazard asuhan keperawatan di ruang hemodialisa

A. Pengertian

Hazard adalah sesuatu yang menimbulkan kerugian, kerugian ini meliputi pada ganguan
Kesehatan dan cedra, hilangnya waktu kerja, kerusakan pada property, are atau tempat kerja,
produk atau lingkungan, kerugian pada proses produksi, atau kerusakan-kerusakan lainnya.
(Firence, 1978).

Resiko adalah kemungkinan adanya peristiwa atau kecelakaan yang tidak diharapkan dan dapat
terjadi dalam waktu dan keadaan tertentu.

Identifikasi Dan resiko dan hazard asuhan keperawatan di ruang hemodialisa

1. Hazard dan resiko dalam pengkajian


Dalam proses pengkajian, seorang perawat bertugas untuk mengumpulkan informasi
berkenaan dengan kondisi pasien, baik melalui keluarga, rekam medis, tenaga kesehatan
lainnya,. Kesalahan saat merencanakan pengkajian dapat saja terjadi, jika perawat
salah dalam mengkaji maka Perawat akan salah dalam memberikan proses perawatan
atau pengobatan yang pada akhirnya akan mengakibatkan kesehatan pasien malah
semakin terganggu.
a) Kurangnya informasi atau data yang diberikan oleh keluarga pasien atau Pasien itu
sendiri atau dalam kata lain menyembunyikan suatu hal, sehingga dalam proses
pengkajian kurang lengkap. Akibatnya perawat ataupun dokter akan salah dalam
memberikan perawatan sehingga berbahaya terhadap pasien.
b) Pada saat melakukan pengkajian dapat juga terjadi di kejadian tertularnya penyakit
dalam hal ini seperti kontak fisik maupun udara titik pada saat perawat melakukan
perawatan ataupun pengkajian kepada pasien maka perawat mempunyai resiko
tertular penyakit dari pasien tersebut.
c) Dalam melakukan pengkajian atau pemeriksaan perawat bisa saja mendapatkan
kekerasan fisik dari pasien ataupun keluarga pasien. Misalnya pasien ataupun
keluarga yang tidak menyukai proses perawatan atau pengkajian dapat saja
melakukan kekerasan fisik terhadap perawat.
2. Hazard dan resiko dalam perencanaan
Perencanaan keperawatan meliputi perumusan tujuan, tindakan dan penilaian rangkayan
asuhan keperawatan pada klien berdasarkan pengkajian. Oleh karena itu pada tahap ini
perawat harus mampu menyusun rencana tindakan yang akan diberikan secara sistematis dan
tepat agar tidak terjadi resiko dan hazard yang dapat mengancam keselamatan pasien pada
proses implementasi yang dijalani. Jika perawat salah dalam merencanakan tindakan
keperawatan maka perawat juga akan mendapatkan bahaya seperti tertularnya
penyakit dari pasien karena kurangnya perlindungan diri terhadap perawat.
3. Hazard dan resiko dalam implementasi
Perawat harus mampu menilai kemampuan secara pribadi dalam melaksanakan proses
implementasi agar tidak terjadi kesalahan saat memberikan tindakan keperawatan.
Kesalahan saat melakukan implementasi atau pelaksanaan tindakan keperawatan yaitu
merupakan kesalahan yang sangat fatal. Kesalahan ini dapat mengakibatkan
kecelakaan pada pasien atau perawat, misalnya kesalahan dalam pemberian obat
kepada pasien, dikarenakan perawat lupa membaca instruktur atau catatan an-nur
dokumen rekam medik dari pasien tersebut. Keselamatan juga ditentukan dari pelaratan
medis, dan lingkungan sekitar pasien sehingga perlu diperhatikan agar terhindar dari infeksi
akibat melakukan kontak dengan benda asing atau lingkungan diluar tubuhnya
4. Hazard dan resiko dalam evaluasi
Kesalahan pada saat melakukan evaluasi dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
dapat mengakibatkan pendokumentasian Asuhan Keperawatan yang kurang data yang
sudah dilakukan oleh perawat. Terkadang perawat lupa mengkonfirmasi ke dalam
dokumentasi asuhan keperawatan, sehingga yang tertulis atau yang telah dilaksanakan
oleh perawat kepada pasiennya tidak ada dalam dokumentasi asuhan keperawatan.
B. Upaya mencegah dan meminimalkan Risiko dan Hazard pada asuhan keperawatan
1. Upaya mencegah dan meminimalkan risiko dan hazard pada pengkajian asuhan
keperawatan Upaya yang dapat dilakukan perawat dalam tahap pengkajian tersebut
yaitu:
a) Perawat harus memperkenalkan identitas diri baik kepada pasien maupun kepada
keluarganya
b) Perawat hendak tidak menyinggung perasaan klien saat pengkajian dilakukan,
misalnya menggunakan masker yang sebenarnya tidak perlu dipakai
c) Perawat juga dapat membangun kepercayaan kepada pasien
d) Dalam merawat pasien, perawat harus memperlakukan setiap pasien dengan
sama
e) Pada saat melakukan wawancara dengan pasien, perawat harus menjadi
pendengar yang baik, perawat harus mampu menempatkan diri sebagai tempat
curhat pasien sebaik mungkin dan diharapkan menggunakan bahasa serta tutur
kata yang sopan
f) Ketika pasien terlihat dalam keadaan tidak terkontrol dan susah untuk didekati,
maka perawat dapat melakukan pengkajian kepada keluarganya terlebih dahulu.
g) Saat melakukan pemeriksaan fisik, perawat harus meminta persetujuan dari
klien terlebih dahulu
h) Perawat harus menggunakan APD saat melakukan pemeriksaan fisik pada klien
i) Perawat juga harus melaporkan setiap adanya tindakan kekerasan dalam
bentuk apapun kepada pihak rumah sakit
j) Perawat juga harus menghindari memegang benda yang mungkin telah
terkontaminasi
k) Sebelum menuju klien hendaknya perawat mencuci tangan.
2. Upaya mencegah dan meminimalkan risiko dan hazard dalam tahap perencanaan asuhan
keperawatan
a) Identifikasi sumber bahaya yang mungkin dapat terjadi saat menyusun rencana
keperawatan
b) Lakukan penilaian faktor risiko dengan jalan melakukan penilaian bahaya potensial
yang menimbulkan risiko kesehatan dan keselamatan kerja saat menyusun
perencanaan keperawatan
c) Kendalikan faktor risiko yang mungkin terjadi saat menyusun rencana tindakan
keperawatan. Hal ini dapat dilakukan dengan menghilangkan bahaya, mengganti
sumber risiko dengan sarana atau peralatan lain yang lebih memiliki tingkat risiko
yang lebih rendah
d) Ketika menyusun rencana keperawatan perawat hendak berpedoman pada
pedoman rencana asuhan keperawatan yang sesuai dengan diagnosis keperawatan
yang ada
e) Perawat juga diharapkan untuk mampu mempertimbangkan alokasi waktu
pencapaian dari rencana keperawatan yang disusun untuk menjadi indikator
evaluasi keperawatan.
3. Upaya mencegah dan meminimalkan risiko dan hazard pada tahap implementasi
asuhan keperawatan
a) Perawat harus menjaga diri dari infeksi dengan mempertahankan teknik aseptik
seperti mencuci tangan, memakai APD lengkap, menggunakan alat kesehatan
dalam keadaan steril
b) Perawat harus mematuhi SOP yang telah ditetapkan oleh rumah sakit dan tidak
terburu-buru dalam melakukan tindakan.
c) Perawat hendak memperhatikan cara menutup jarum suntik yang benar susunan sel
hidung kamu banyak diharapkan perawat dapat menghindari kontak langsung
dengan segala macam cairan klien, apabila dirasa sistem imunitas tubuh sedang
menurun atau tidak menggunakan APD
d) Perawat sebaiknya menerapkan perilaku hidup bersih dan juga sehat serta
menerapkan pola hidup yang sehat pula
e) Perawat harus menanamkan sifat kehati-hatian, konsentrasi yang tinggi, dan
ketenangan saat bekerja terutama saat melakukan tindakan yang beresiko kepada
pasien
f) Perawat dituntut untuk belajar mengoperasikan alat-alat yang sudah disediakan
oleh pihak rumah sakit dengan tujuan mengurangi risiko cedera baik bagi klien
maupun bagi perawat sendiri.
4. Upaya mencegah dan meminimalkan risiko dan hazard pada evaluasi asuhan
keperawatan evaluasi keperawatan dilakukan untuk menilai sejauh mana intervensi dan
implementasi yang diberikan berhasil dalam perkembangan kesembuhan pasien ada
beberapa cara untuk mencegah dan mengurangi resiko hazard.
Cara yang dapat dilakukan untuk mencegah risiko dan hazard dalam evaluasi asuhan
keperawatan yaitu
a) Identifikasi sumber bahaya yang mungkin terjadi saat menyusun evaluasi
keperawatan, dapat dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi dan kejadian
yang dapat menimbulkan potensi bahaya baik pada klien maupun kepada diri
perawat sendiri
b) Memperhatikan setiap perkembangan atau respon yang ditampakkan atau
ditimbulkan oleh klien setelah selesai melakukan tindakan keperawatan.
C. Analisa dari identifikasi resiko dan hazard di ruang hemodialisa
1. Perawat tertusuk jarum suntik saat melakukan tindakan implementasi
2. Terturalnya penyakit infeksius dari pasien ke perawat, dari pasien infeksius ke pasien
yang tidak infeksius
3. Terpaparnya tenaga medis oleh cairan-cairan berbahaya yang biasa dipergunakan
untuk mesin Hemodialisa
Upaya pencegahan
a) Perawat harus menjaga diri dari infeksi dengan mempertahankan teknik aseptik
seperti mencuci tangan, memakai APD lengkap, menggunakan alat kesehatan
dalam keadaan steril
b) Semua obat suntik tunggal untuk sekali pakai tunggal dan larutan digunakan untuk
satu pasien dan satu pemakaian.
c) Perawat harus mematuhi SOP yang telah ditetapkan oleh rumah sakit dan tidak
terburu-buru dalam melakukan tindakan.
d) Perawat hendak memperhatikan cara menutup jarum suntik yang benar susunan sel
hidung kamu banyak diharapkan perawat dapat menghindari kontak langsung
dengan segala macam cairan klien, apabila dirasa sistem imunitas tubuh sedang
menurun atau tidak menggunakan APD
e) Obat multi dosis dikemas menjadi satu bila memungkinkan.
f) Persiapan obat harus dilakukan dalam area bersih serta terpisah dengan pasien.
g) Tidak membawa tempat obat multi dosis dari tempat satu ke tempat lainnya atau
membawa botol obat, jarum suntik, penyeka alkohol atau persediaan di saku.
h) Obat atau persediaan yang tidak digunakan yang dibawa ke pasien harus digunakan
hanya untuk pasien tersebut tidak untuk pasien lain.
i) Jika nampan digunakan untuk mengirimkan obat ke pasien individu, mereka harus
dibersihkan antar pasien (Karkar, Bouhaha, and Dammang 2014).
j) Untuk pasien hemodialisan karena mengunakan dializer reuse sebaiknya
pembersihan penyimpanan dializer harus dipisah antara paien infeksius dan pasien
tidak infeksius.
k) Pembersihan rutin mesin hemodialisa baik bagian luar dan dalam mesin yang rutin
dilakukan
l) Pasien keluarga pasien selalu disarankan memakai masker pada saat di lingkungan
rumah sakit
m) Periksa HbsAg dan HIV setahun sekali untuk tenaga medis
n) Dirijen „acid“ yang ada di belakang mesin hemodialisa harus ditutup sehingga
uapnya tidak mengganggu kesehatan pasien dan petugas.
o) Pembersihan alat hemodialisa harus dilakukan oleh perawat yang terlatih. Bila
akan didelegasikan ke petugas kebersihan harus ada surat pendelegasian tertulis.

Anda mungkin juga menyukai