Anda di halaman 1dari 15

ASKEP

PENATALAKSANAAN
PASIEN HIV/AIDS
DENGAN PENGOBATAN
ARV DISEASE
Oleh :
Kelompok 1

Nur Jihan Izmi P17212235091


Muhammad Fahmi NS P17212235092
Dewi Primaningsih P17212235094
Fiona Citra Dewi P17212235098
Nimas Ayu Mutiara Dewi P17212235102
Awalia Sukma Puspitasari P17212235106
PENDAHULUAN
Human immunodeficiency virus (HIV) adalah infeksi yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Acquired
immunodeficiency syndrome (AIDS) adalah stadium penyakit yang paling lanjut (WHO, 2023).

Persentase orang dengan infeksi HIV di Indonesia yang telah mengetahui status infeksi mereka (melalui
skrining dan tes diagnostik) sebesar 66%, persentase orang dengan infeksi HIV yang mendapatkan ARV sebesar
26%, sedangkan persentase orang dengan terapi ARV yang memiliki viral load tersupresi belum ada laporan
data dari Indonesia.

Penyakit HIV AIDS memunculkan berbagai masalah menurut Nursalam (2011) jika ditambah dengan stres
psikososial-spiritual yang berkepanjangan, maka akan mempercepat terjadinya AIDS, bahkan meningkatkan
angka kematian (Nurasalam, 2011).

Untuk menekan tingginya angka penularan dan kematian karena HIV/AIDS maka pasien dianjurkan untuk
melakukan pengobatan Anti Retro Viral (ARV). Obat ARV tidak membunuh virus itu, namun dapat
memperlambat pertumbuhan virus, waktu pertumbuhan virus diperlambat, begitu juga penyakit HIV (Suryanto
& Nurjanah, 2021).

Perawat sebagai pemberi asuhan pada ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS), memiliki peran penting dalam
perawatan penyakit, peningkatan ketaatan dalam berobat pasien, serta memandu klien dalam penggunaan terapi
ARV.
PENDAHULUAN

Rumusan Masalah Tujuan Manfaat


Bagaimana Askep Mengetahui Askep
Penatalaksanaan Pasien Penatalaksanaan Pasien Sebagai bahan tambahan informasi,
HIV/AIDS dengan Pengobatan HIV/AIDS dengan Pengobatan wawasan, dan ilmu pengetahuan
ARV? ARV. mengenai Askep Penatalaksanaan
Pasien HIV/AIDS dengan
Pengobatan ARV.
KAJIAN TEORI
 Pengobatan Antiretroviral

Penatalaksanaan infeksi HIV adalah dengan pemberian obat antiretroviral (ARV). ARV bertujuan untuk mencegah
morbiditas dan mortalitas yang berhubungan dengan HIV. Pemberian terapi ARV dapat menekan viral load hingga kadar yang tidak
terdeteksi (virus tersupresi).
Supresi virus dapat meningkatkan fungsi imun dan kualitas hidup secara keseluruhan, menurunkan risiko
komplikasi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) dan non-AIDS, serta memperpanjang kesintasan pasien. Selain itu,
terapi ARV dapat mengurangi risiko penularan HIV

 Indikasi ARV
Terdapat hal-hal yang harus diperhatikan saat menentukan indikasi ARV yaitu:
• Pengobatan TB harus dimulai lebih dahulu, kemudian obat ARV diberikan dalam 2-8 minggu sejak mulai obat TB, tanpa
menghentikan terapi TB. Pada ODHA dengan CD4 kurang dari 50 sel/mm3, ARV harus dimulai dalam 2 minggu setelah mulai
pengobatan TB. Untuk ODHA dengan meningitis kriptokokus, ARV dimulai setelah 5 minggu pengobatan kriptokokus.
• Bayi umur < 18 bulan yang didiagnosis terinfeksi HIV dengan cara presumtif, maka harus segera mendapat terapi ARV. Bila dapat
segera dilakukan diagnosis konfirmasi (mendapat kesempatan pemeriksaan PCR DNA sebelum umur 18 bulan atau menunggu
sampai umur 18 bulan untuk dilakukan pemeriksaan antibodi HIV ulang), maka perlu dilakukan penilaian ulang apakah anak pasti
terdiagnosis HIV atau tidak. Bila hasilnya negatif, maka pemberian ARV dihentikan.
KAJIAN TEORI
 Pemeriksaan Laboratorium Sebelum Pengobatan ARV

Pemeriksaan laboratorium yang ideal sebelum memulai ART apabila sumber daya memungkinkan :
• Darah lengkap*
• Jumlah CD4*
• SGOT / SGPT*
• Kreatinin Serum*
• Urinalisa*
• HbsAg*
• Anti-HCV (untuk ODHA IDU atau dengan riwayat IDU)
• Profil lipid serum
• Gula darah
• VDRL/TPHA/PRP
• Ronsen dada (utamanya bila curiga ada infeksi paru)
• Tes Kehamilan (perempuan usia reprodukstif dan perlu anamnesis mens terakhir)
• PAP smear / IFA-IMS untukmenyingkirkan adanya CaCervix yang pada ODHA bisabersifat progresif)
• Jumlah virus / Viral Load RNA HIV** dalam plasma (bila tersedia dan bila pasien mampu)
KAJIAN TEORI
 Tatalaksana Memulai Terapi ARV khusus untuk kesiapan terapi ARV, di antaranya :
3. Kaji situasi keluarga termasuk jumlah orang yang terkena atau
Berikut ini adalah rekomendasi cara memulai terapi ARV pada berisiko terinfeksi HIV dan situasi kesehatannya.
ODHA dewasa. 4. Identifikasi orang yang mengasuh anak dan kesediaannya
• Tidak tersedia pemeriksaan CD4 untuk mematuhi pengobatan ARV dan pemantauannya.
Dalam hal tidak tersedia pemeriksaan CD4, maka penentuan 5. Kaji pemahaman keluarga mengenai infeksi HIV dan
mulaiterapi ARV adalah didasarkan pada penilaian klinis. pengobatannya serta informasi mengenai status infeksi HIV
• Tersedia pemeriksaan CD4. dalam keluarga.
Rekomendasi : 6. Kaji status ekonomi, termasuk kemampuan untuk membiayai
1. Mulai terapi ARV pada semua pasien dengan jumlah perjalanan ke klinik, kemampuan membeli atau menyediakan
CD4 <350sel/mm3 tanpa memandang stadium klinisnya. tambahan makanan untuk anak yang sakit dan kemampuan
2. Terapi ARV dianjurkan pada semua pasien dengan TB aktif, ibu membayar bila ada penyakit yang lain.
hamil dan koinfeksi Hepatitis B tanpa memandang jumlah CD4.

Pada anak dengan HIV, perlu dilakukan kajian


KAJIAN TEORI
 Pemantauan Setelah Pemberian Pengobatan ARV

Evaluasi ODHA selama dalam pengobatan


 Prinsip dalam Pemberian ARV dilakukan bersama-sama antara dokter, perawat, dan konselor.
Evaluasi tidak hanya dilakukan untuk kondisi fisik, namun juga
1. Paduan obat ARV harus menggunakan 3 jenis obat yang psikologis, untuk membantu ODHA dan keluarganya selama
terserap dan berada dalam dosis terapeutik. Prinsip tersebut menjalani pengobatan. Pemantauan klinis dalam pengawasan dokter
untuk menjamin efektivitas penggunaan obat. dilakukan rutin minimal sebulan sekali dalam 6 bulan pertama
2. Membantu pasien agar patuh minum obat antara lain dengan setelah inisiasi ART. Pemantauan oleh dokter selanjutnya dapat
mendekatkan akses pelayanan ARV. dilakukan minimal 3 bulan sekali atau lebih sering, sesuai dengan
3. Menjaga kesinambungan ketersediaan obat ARV dengan kondisi dan kepatuhan pengobatan (Moeloek, 2014).
menerapkan manajemen logistik yang baik.
KAJIAN TEORI
 Pemantauan Efek Samping ARV

Menurut Moeloek, (2014) penanganan efek samping akibat ARV adalah sebagai berikut :
1. Tentukan beratnya toksisitas.
2. Evaluasi obat yang diminum bersamaan, dan tentukan apakah toksisitas terjadi karena (satu atau lebih) ARV atau karena obat
lainnya.
3. Pertimbangkan proses penyakit lain (seperti hepatitis virus atau sumbatan bilier jika timbul ikterus).
4. Tata laksana efek samping bergantung pada beratnya reaksi.
Penanganan secara umum adalah :
• Derajat 4, reaksi yang mengancam jiwa
• Derajat 3, reaksi berat
• Derajat 2, reaksi sedang
• Derajat 1, reaksi ringan
5. Tekankan pentingnya tetap meminum obat meskipun ada toksisitas pada reaksi ringan dan sedang.
6. Jika diperlukan, hentikan pemberian terapi ARV apabila ada toksisitas yang mengancam jiwa. Perlu diperhatikan waktu paruh masing-
masing obat untuk menghindari kejadian resistansi.
REVIEW JURNAL
No. Identitas Jurnal Tujuan Desain Penelitian Hasil Penelitian
1. Judul penelitian : Tujuan dari penelitian Desain penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa 32,9%
Gambaran Kepatuhan Pengobatan ini adalah untuk Deskriptif observasional responden patuh dalam pengobatan ARV, 71,9%
ARV (Antiretroviral) (Studi Pada mendeskripsikan responden tidak patuh dalam pengobatan ARV.
Wanita Pekerja Seks (WPS) Positif kepatuhan pengobatan Waktu penelitian : Dalam pengobatan ARV. Sebanyak 62,2%
HIV/AIDS Di Kabupaten Batang) ARV pada wanita Penelitian dilaksanakan pada tahun responden yang tidak patuh dalam pengobatan
pekerja seks di 2014 hingga 2017 ARV adalah tamat SMP. 72,9% responden
Penulis : Kabupaten Batang. dengan pendapatan Rp 1.500.000 tidak patuh,
Khairunnisa, Lintang Dian Lokasi penelitian : 63,4% responden yang memiliki pengetahuan
Sawaraswati, Mateus Sakundarno Adi, Kabupaten batang baik tidak patuh, 68,2% responden yang
Ari Udiono memiliki sikap pengobatan baik tidak patuh,
Populasi : 66,1% responden yang memiliki dukungan dari
Penerbit : Semua wanita pekerja seksual yang keluarga tidak patuh, 67,9 responden yang
Jurnal Kesehatan Masyarakat (e- positif HIV/AIDS di Kabupaten memiliki dukungan baik dari petugas kesehatan
Journal) Batang tahun 2014-2017 sebanyak atau LSM tidak patuh, 63,3% responden yang
137 responden. Setelah dilakukan memiliki akses pelayanan yang baik tidak
Tahun penerbitan : penelitian didapatkan 82 responden patuh. Hasil wawancara menunjukkan bahwa
Oktober 20217 yang berhasil dilakukan wawancara kepatuhan pengobatan ARV tertahan oleh efek
dikarenakan 46 orang pindah keluar samping obat dan efek samping obat dan
DOI : kota dan 9 orang meninggal dunia. ketakutan akan diskriminasi dari orang-orang di
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/ sekitarnya.
jkm Teknik sampel :
Survey kuesioner dan wawancara
REVIEW JURNAL
2. Judul penelitian : Tujuan : Desain penelitian : Hasil :
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Penelitian ini bertujuan Kolerasi dengan rancangan desain Hasil uji Spearman Rank menunjukkan nila sig
Kejadian Lost To Follow Up Terapi Arv untuk mengetahui Correlation Analisa 0,007 (P value < 0,05) yang artinnya Ho ditolak
Pada Pasien Odha Di Puskesmas Hubungan dukungan atau ada hubungan dukungan keluarga dengan
Kebaman Banyuwangi keluarga dengan Waktu penelitian : kejadian lost to follow up pada pasien ODHA).
kejadian lost to follow Penelitian dilakukan pada tangagl 28 Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan
Penulis : up terapi ARV pada oktober sampai dengan 13 oktober bahwa terdapat Hubungan dukungan keluarga
Ayuk Naimah, Elin Soyanita pasien ODHA di 2020. dengan kejadian lost to follow up terapi ARV
puskesmas kebaman pada pasien ODHA di puskesmas kebaman
Penerbit : banyuwangi 2020. Lokasi penelitian : banyuwangi 2020.
Judika (Jurnal Nusantara Medika) Penelitian ini dilakukan di Wilayah
Kerja Puskesmas Kebaman
Tahun penerbitan : Banyuwangi.
Tahun 2022
Sampel :
DOI : Populasi sebanyak 55 orang
https://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/
akper/article/download/19176/3014
Teknik sampel :
Non Probability Sampling
REVIEW JURNAL
3. Judul penelitian : Tujuan: Desain penelitian : Hasil:
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tujuan dari penelitian Cross sectional Hasil analisis kepatuhan pada penelitian
Kepatuhan Pasien HIV/AIDS Rawat ini adalah untuk menunjukkan bahwa 32 (51,6%) pasien memiliki
Jalan dalam Pengobatan Terapi mengevaluasi Waktu penelitian : nilai kepatuhan yang tinggi. Hasil penelitian juga
Antiretroviral (ART) di Rumah Sakit hubungan antara faktor Penelitian dilakukan pada Mei-Juni menunjukkan bahwa pasien memiliki keyakinan
Dr.H.Moch.Ansari Saleh Banjarmasin keyakinan, faktor 2016 yang tinggi sebanyak 34 pasien (54,8%), pasien
dukungan sosial, faktor memiliki dukungan sosial yang tinggi sebanyak
Penulis : pendidikan, efek Lokasi penelitian : 45 pasien (72,6%), pasien yang tidak merasakan
Valentina Meta Srikartika, Difa samping obat yang Penelitian ini dilakukan di poliklinik efek samping sebanyak 33 pasien (53,2%), dan
Intannia, Restu Aulia dialami pasien dengan VCT RS Dr. H. Moch. Ansari Saleh alasan pasien lupa mengkonsumsi obat tertinggi
kepatuhan. Banjarmasin. adalah pasien merasa keadaan yang dialaminya
Penerbit : baik-baik saja sebanyak 14 orang (46,6%).
Jurnal Pharmascienc Populasi : Terdapat korelasi yang signifikan antara
Sampel yang digunakan adalah 20 kepatuhan dengan efek samping obat (p=0,002,
Tahun penerbitan : orang r= -0.326).
Februari 2019

DOI :
https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php
/pharmascience
REVIEW JURNAL
4 Judul penelitian : Tujuan: Desain penelitian : Hasil:
Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Tujuan penelitian ini Kolerasi dengan rancangan desain Hasil penelitian menunjukkaan bahwa ada
Kepatuhan Pasien HIV-AIDS Dalam adalah untuk Correlation Analisa hubungan antara dukungan keluarga, umur,
Terapi Antiteroviral (ARV) menjelaskan tingkat pendidikan, penghasilan dan lama
hubungan dukungan mengikuti program ARV dengan kepatuhan.
Penulis : keluarga, umur, jenis Lokasi penelitian : Sedangkan jenis kelamin terbukti tidak ada
Yeni Kartika Sari, Thatit Nurmawati, kelamin, tingkat Penelitian ini dilakukan di Poli hubungan dengan kepatuhan. Sehingga
Aprilia Putri Hidayat pendidikan, Cendana RSUD Ngudi Waluyo disarankan kepada Rumah Sakit untuk
penghasilan dan lama Wling. memaksimalkan pendampingan kepada pasien
Penerbit : mengikuti program HIV AIDS dan meningkatkan pendidikan
Jurnal Citra Keperawatan ARV dengan tingkat Populasi: kesehatan kepada keluarga pasien agar
kepatuhan terapi ARV Polulasi pada penelitian ini adalah kepatuhan pasien dalam menjalani terapi ARV
Tahun penerbitan : di Poli Cendana seluruh pasien HIV AIDS di Poli meningkat.
Desember 2019 RSUD Ngudi Waluyo Cendana RSUD Ngudi Waluyo
Wlingi Wlingi sebanyak 163 orang.
Volume:
Volume 7, No. 2 Sampel :
Sampel pada penelitian ini adalah
DOI : bagian populasi yang memenuhi
http://ejurnal-citrakeperawatan.com criteria inklusi sebanyak 30 orang.

Teknik sampel :
Purposive sampling
REVIEW JURNAL
5. Judul penelitian : Tujuan: Desain penelitian: Hasil Penelitian:
Penatalaksanaan HIV Dalam Kehamilan Tujuan dari penulisan ini Library research Penggunaan obat antiretroviral (ARV) terbukti
adalah untuk mengetahui berhasil mengurangi transmisi HIV ibu kepada anak. Terapi
Penulis : bagaimana penatalaksanaan monoterapi zidovudine menghasilkan angka kejadian
Sintong Halomoan Sianturi infeksi HIV dalam kehamilan transmisi (4,8%) lebih tinggi dibandingkan terapi kombinasi
sehingga dapat mengurangi ARV. Terapi kombinasi ARV yang dapat dipakai dalam
Penerbit : prevalensi serta mencegah masa kehamilan dapat berupa tripel NRTI, 2 NRTI+NNRTI,
Jurnal Ilmu Kesehatan dan dan mengurangi morbiditas atau 2 NRTI + PI dengan angka keberhasilan supresi
Keperawatan dengan cara menentukan virologi selama persalinan terbukti cukup tinggi. Terjadi
penatalaksanaan yang tepat pergeseran tren jenis persalinan dari Sectio caesar menuju
Tahun penerbitan : dengan mempertimbangkan ke persalinan pervaginam dengan keberhasilan penurunan
Mei 2023 manfaat dan kerugian dari viral load oleh kombinasi ARV, dimana persalinan per
vaginam meningkat dari 17% menjadi 52%. Wanita yang
masing-masing penatalaksaan
menerima >9 minggu pre partum profilaksis secara
Volume: yang ada saat ini.
signifikan memiliki viral load yang tidak terdeteksi baik
Volume 1, No. 2
pada plasma dan ASI pada saat persalinan.
DOI :
https://journal.widyakarya.ac.id/
index.php/diagnosa-widyakarya/
article/view/178/192
Kesimpulan & Saran

 Kesimpulan

Penatalaksanaan infeksi HIV adalah dengan pemberian obat antiretroviral (ARV). Inisiasi ARV
secara dini terbukti bermanfaat secara klinis, berguna untuk pencegahan, meningkatkan harapan hidup dan
menurunkan insiden infeksi terkait HIV dalam populasi. Orang dengan HIV harus mendapatkan informasi dan
konseling yang benar dan cukup tentang terapi antiretroviral sebelum memulainya. Penting sekali melakukan
pemantauan dalam 6 bulan pertama terapi ARV. Perbaikan klinis dan imunologis diharapkan muncul dalam masa
pemantauan ini, selain untuk mengawasi kemungkinan terjadinya sindrom pulih imun (Immune Reconstitution
Inflammatory Syndrome/IRIS) atau toksisitas obat.

 Saran

Diharapkan dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan terutama pada pasien HIV/AIDS,
sehingga langkah – langkah dalam proses keperawatan dapat terlaksana secara sistematis dan tepat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai