B Y Y E N I Y U L I A N T I , S . K E P, N S , M . K E P
• Penatalaksanaan untuk kasus HIV (human
immunodeficiency virus) adalah dengan memberikan
terapi antiretroviral (ARV) yang berfungsi untuk
mencegah sistem imun semakin berkurang yang
berisiko mempermudah timbulnya infeksi oportunistik.
\
• Hingga kini, belum terdapat penatalaksanaan yang
bersifat kuratif untuk menangani infeksi HIV.
• Walau demikian, terdapat penatalaksanaan HIV yang
diberikan seumur hidup dan bertujuan untuk
mengurangi aktivitas HIV dalam tubuh penderita
sehingga memberi kesempatan bagi sistem imun,
terutama CD4 untuk dapat diproduksi dalam jumlah
PENATALAKSANAAN HIV/AIDS
• Tujuan utama dalam penatalaksanaan HIV/AIDS
adalah untuk menurunkan morbiditas dan
mortalitas. Pengobatan diperlukan untuk
menekan replikasi virus,mengatasi penyakit
penyerta (jamur, TB, hepatitis, toksoplasma,
sarcoma kaposi,limfoma, kanker serviks) serta
pengobatan suportif seperti gizi, gaya hidup,
dan terapi psikososial.
TERAPI ANTIRETROVIRAL (ARV)
• Prinsip pemberian ARV menggunakan 3 jenis obat dengan dosis
terapeutik. Jenis golongan ARV yang rutin digunakan:
1. NRTI (nucleoside and nucleotide reverse transcriptaser inhibitors) dan
NNRTI (non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors): berfungsi
sebagai penghambat kinerja enzim reverse transcriptase (enzim yang
membantu HIV untuk berkembang dan aktif dalam tubuh pejamu)
2. PI (protease inhibitors), menghalangi proses penyatuan dan maturasi
HIV
3. INSTI (integrase strand transfer inhibitors), mencegah DNA HIV masuk
ke dalam nukleus
….. “ Pemberian ARV diinisiasi sedini mungkin sejak penderita terbukti
menderita infeksi HIV “.
TERAPI ARV
• Terapi ARV membantu mengontrol dan mengurangi replikasi HIV
hingga aktivitas virus (viral load) tidak terdeteksi dalam darah melalui
pemeriksaan laboratorium, sehingga memberi kesempatan untuk
tubuh melakukan restorasi dari sistem imun hingga mencapai tingkat
aman dan menghindari progresifitas HIV.
• Terapi ARV juga mengurangi tingkat transmisi dan penularan dari HIV,
terutama melalui paparan darah maupun hubungan seksual.
• Tanpa pemberian terapi ARV, penderita infeksi HIV akan dapat
mengalami penurunan sistem imun secara konstan sehingga dapat
mencapai kondisi yang dikenal sebagai AIDS (Acquired
Immunodeficiency Syndrome) yang umumnya ditandai dengan
timbulnya berbagai infeksi oportunistik dan dengan kadar sel CD4
<200/µl.
INDIKASI ARV:
1. HIV stadium I dan II dengan CD4 < 350
2. HIV stadium III tanpa memandang CD4
3. Tanpa melihat CD4: HIV+TB/kehamilan/hepatitis B kronik,
pasanganserodiskordan, populasi kunci (penjaja seks, pengguna narkoba suntik
priahomoseksual
4. Indikasi non-medis: kesiapan pasien
Pada CD4 : 350 – 500 sel/ml, dapat dipertimbangkan pemberian ARV bila :
a. Penurunan CD4 > 100 / tahun
b. CD4 < 17 %
c. Viral load > 100.000 kopi/ml
d. Keinginan pasien dengan adherance kuat
e. Ibu hamil
KEWASPADAAN SAAT MEMULAI ARV
• Paling penting : Pasien harus sudah siap, hambatan terhadap kepatuhan
berobat seumur hidup harus sudah dapat diatasi.
• Sebelum mulai ARV perlu dilakukan :
1. Konseling tentang ARV dan kepatuhan berobat
2. Menilai ada tidaknya hambatan terhadap kepatuhan
3. Risiko toksisitas jangka pendek dan panjang
4. Penilaian awal laboratorium :
• CD4 dan viral load ( bila memungkinkan )
• Darah lengkap, profil lipid, gula darah, fungsi hepar/ginjal
EFEK SAMPING ARV