Anda di halaman 1dari 4

MULTIPLE SCLEROSIS (MS)

1. Definisi

Penyakit sklerosis ganda atau multiple sclerosis adalah gangguan saraf pada otak, mata, dan tulang
belakang. Multiple sclerosis akan menimbulkan gangguan pada penglihatan dan gerakan tubuh.
Saat terjadi multiple sclerosis, sistem kekebalan tubuh menyerang lapisan lemak yang melindungi
serabut saraf (mielin). Hal ini menyebabkan gangguan komunikasi antara otak dan seluruh tubuh. Jika
tidak segera ditangani, sklerosis ganda dapat menyebabkan penurunan atau kerusakan saraf permanen.
Multiple Sclerosis adalah penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf pusat, terutama otak,
saraf tulang belakang, dan saraf mata. Ini adalah penyakit jangka panjang yang memiliki ciri
gangguan keseimbangan, penglihatan, kendali dan penyesuaian otot. Multiple Sclerosis diderita
oleh 2,5 juta orang di seluruh dunia dan lebih sering menyerang wanita daripada pria. Pada kasus
berat, penyakit ini dapat menyebabkan cacat.
2. Etiologi

Penyebab dari multiple sclerosis masih belum diketahui. Penyebab sementara diantaranya genetik,
dan sifat imunologik. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat pertama kerabat dari anggota keluarga
dengan multiple sclerosis memiliki 15 kali insiden lebih besar dari penyakit daripada populasi umum.
Seseorang dengan kembar identik dengan multiple sclerosis mempunyai 20% resiko mederita
penyakit tersebut, 300 kali lebih besar dari populasi umum. Seseorang dengan multiple sclerosis,
mempunyai peningkatan serum dan cairan serebrospinal, titer dari antibodi terhadap virus, termasuk
jenis herpes simpleks tipe 1, parainfluenza, rubella, mumps, measles dan Epstein-Barr virus. Sekitar
90% individu dengan multiple sclerosis memiliki kelainan pada cairan serebrospinal, peningkatan IgG
dan oligoelonal penekan fungsi limfosit diubah, dan mengalami kerusakan akut , disertai atau
mungkin didahului kerusakan immunoregulation, sehingga kerusakan meluas ke membran myelin dan
oligodendrocytes.

3. Patofisiologi

Perubahan neuropatologik pada multiple sclerosis mencakup plak multifokal dari penyebarn acak
demyelination dalam batang otak, serebelum, spinal cord, nervus optik, dan serebrum. Selama proses
demyelination,selubung myelin dan sel selubung myelin menjadi rusak. Demyelination yang
mengarah ke empat disturbance- pusat yang signifikan dalam kecepatan konduksi saraf , blok saraf (
frekuensi berhubungan ) , tingkat diferensial transmisi , dan kegagalan lengkap transmisi impuls.

4. Manifestasi Klinis

o Tanda dan gejala dari multiple sclerosis sangat luas. Pembusukan dilihat pada 75%
pasien. Gejala dari mulitple sclerosis bermacam-macam dan tergantung pada area dari
sistem saraf pusat yang diserang penyakit ini.
o Spinal syndrome mendeskripsikan gejala-gejala yang termasuk kerusakan sistem
kortikospinal dan dorsal. Gejala sering diawali dengan kelemahan ekstremitas bawahdan
bisa juga sampai ekstremitas atas. Kejang paraparesis dapat muncul. Kelemahan otot,
gangguan BAB dan BAK dapat terjadi dengan keterlibatan spinal cord.
o Syndrom batang otak menjelaskan gejala yang secara refleks membuat kerusakan pada
nersua cranial III dan XII. Gangguan penglihatan bisa terjadi seperti diplopia, pandangan
kabur, kehilangan ketajaman penglihatan, sakit mata, dan nistagmus.
o Cerebellar syndrome refleks berkaitan dengan serebelum dan termasuk ataksia, hipotonia,
dan asthenia (kelemahan). Charcot triad(dysarthria, intention tremor, dan nistagmus)
mungkin dapat dilihat.
o Cerebral syndrome adalah karakteristik dari optik neuritis. Optik neuritis sering menjadi
tanda awal dari multiple sclerosis dan termasuk penglihatan keruh, kehilangan sebagian
lapang pandang, dan sakit.

5. Diagnosa Keperawatan

 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot.

Data subjektif : mengeluh fatigue dan kelemahan umum.

Data objektif : fatigue saat beraktivitas;tidak mampu melakukan ADL.

 Kelemahan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan otot,ataksia, tremor, dan kejang
serta istirahat yag lama.

Data subjektif : mengeluh kelemahan otot dan kejang

Data objektif : kelemahan motorik; ataksia;tremor; hipotonia; astenia.

 Perubahan persepsi sensori (visual) berhubungan dengan kelemahan nervus optik dan/atau
batang otak.

Data subjektif : mengeluh penglihatan ganda, kehilangan penglihatan, sakit mata.

Data objektif : diplopia;nistagmus; sakit mata; abnormalitas pupil.

 Kelemahan komunikasi berhubungan dengan kelemahan otot untuk berbicara.

Data subjektif : mengeluh tidak mampu mengekspresikan kebutuhan.

Data objektif : kesulitan pengucapan; kelemahan otot wicara; frustasi.

6. Pemeriksaan Penunjang

Dokter akan menanyakan keluhan dan gejala yang dialami pasien, menelusuri riwayat penyakit yang
pernah diderita oleh pasien dan keluarganya, kemudian melakukan pemeriksaan fisik. Setelah itu,
dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis.
Tidak ada tes spesifik yang dapat langsung memastikan bahwa seseorang terkena multiple sclerosis.
Proses diagnosis dilakukan untuk menyingkirkan dugaan penyakit lain yang dapat menimbulkan
gejala yang mirip dengan MS.
Tes-tes penunjang yang dapat dilakukan berupa:

 Tes darah, dilakukan dengan mengambil sampel darah pasien untuk diperiksa di laboratorium.
 Tes lumbal pungsi, untuk mengambil sampel cairan tulang belakang supaya bisa dianalisis di
lab.
 Evoked potensial test, untuk merekam sinyal listrik yang dihasilkan oleh sistem saraf ketika
merespons rang
 MRI, yaitu tes pemindaian yang digunakan untuk melihat adanya kelainan di otak atau saraf
tulang belakang.
7. Komplikasi

 Kehilangan sensorik dan motorik yang bervariasi


 Disfungsi bladder dan bowel.
 Deficit kemampuan berbicara.
 Gangguan penglihatan, kebutaan.
 Infeksi.
 Ulkus dekubitus.
 Pneumonia.
 Pembentukan trombus.

8. Penatalaksanaan Medis

Beberapa bentuk pengobatan yang dapat diberikan oleh dokter untuk meredakan gejala multiple
sclerosis (MS) adalah:

 Obat-obatan
Dokter dapat memberikan obat kortikosteroid, seperti prednisone dan methylprednisolone,
untuk mengurangi peradangan saraf akibat multiple sclerosis. Selain itu, untuk mengurangi
kaku pada otot dokter dapat memberikan obat pelemas otot, seperti baclofen dan tizanidine,
serta obat methylphenidate dan obat antidepresan untuk mengurangi rasa lelah.
 Fisioterapi
Terapi fisik dan terapi okupasi dilakukan untuk meningkatkan kekuatan fisik pada penderita
multiple sclerosis. Hal ini akan memudahkan penderita MS menjalani kesehariannya.
 Plasmapheresis
Dokter akan membuang plasma darah yang ada di dalam tubuh pasien, menggunakan alat
khusus. Untuk mengganti plasma yang dibuang, dokter akan memasukkan cairan infus
khusus, seperti albumin.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.alodokter.com/multiple-sclerosis. Diakses tanggal 5 November 2019

https://www.docdoc.com/id/info/condition/sklerosis-ganda/. Diakses tanggal 5 Novemver 2019

https://www.alodokter.com/multiple-sclerosis.diakses tanggal 5 November 2019

Anda mungkin juga menyukai