Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengobatan antiretroviral (ARV) kombinasi merupakan terapi terbaik bagi pasien
terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) hingga saat ini. Tujuan utama pemberian
ARV adalah untuk menekan jumlah virus (viral load), sehingga akan meningkatkan status
imun pasien HIV dan mengurangi kematian akibat infeksi oportunistik. Pada tahun 2015,
menurut World Health Organization (WHO) antiretroviral sudah digunakan pada 46% pasien
HIV di berbagai negara. Penggunaan ARV tersebut telah berhasil menurunkan angka
kematian terkait HIV/AIDS dari 1,5 juta pada tahun 2010 menjadi 1,1 juta pada tahun 2015.
Antiretroviral selain sebagai antivirus juga berguna untuk mencegah penularan HIV kepada
pasangan seksual, maupun penularan HIV dari ibu ke anaknya. Hingga pada akhirnya
diharapkan mengurangi jumlah kasus orang terinfeksi HIV baru di berbagai negara.
Untuk mencapai berbagai tujuan pengobatan ARV, dibutuhkan pengobatan ARV yang
berhasil. Keberhasilan pengobatan pada pasien HIV dinilai dari tiga hal, yaitu keberhasilan
klinis, keberhasilan imunologis, dan keberhasilan virologis. Keberhasilan klinis adalah
terjadinya perubahan klinis pasien HIV seperti peningkatan berat badan atau perbaikan
infeksi oportunistik setelah pemberian ARV. Keberhasilan imunologis adalah terjadinya
perubahan jumlah limfosit CD4 menuju perbaikan, yaitu naik lebih tinggi dibandingkan awal
pengobatan setelah pemberian ARV. Sementara itu, keberhasilan virologis adalah
menurunnya jumlah virus dalam darah setelah pemberian ARV. Target yang ingin dicapai
dalam keberhasilan virologis adalah tercapainya jumlah virus serendah mungkin atau di
bawah batas deteksi yang dikenal sebagai jumlah virus tak terdeteksi (undetectable viral
load).
Kepatuhan (adherence) merupakan faktor utama dalam mencapai keberhasilan
pengobatan infeksi virus HIV. Kepatuhan (adherence) adalah minum obat sesuai dosis, tidak
pernah lupa, tepat waktu, dan tidak pernah putus. Kepatuhan dalam meminum ARV
merupakan faktor terpenting dalam menekan jumlah virus HIV dalam tubuh manusia.
Penekanan jumlah virus yang lama dan stabil bertujuan agar sistem imun tubuh tetap terjaga
tinggi. Dengan demikian, orang yang terinfeksi virus HIV akan mendapatkan kualitas hidup
yang baik dan juga mencegah terjadinya kesakitan dan kematian.

1.2 Tujuan
1.3 Manfaat

1
BAB II
LANDASAN TEORI

Pemberian ARV
Tujuan: Memulihkan kekebalan tubuh dan mencegah penularan
Panduan Pelaksanaan
1 Pastikan status HIV pasien
2 Pasien dengan IO berat yang tidak dapat ditangani di FKTP dirujuk ke FKRTL/RS agar
penyulit ditangani dan ARV diberikan di FKRTL/RS pada saat penanganan IO.
3 Pastikan ketersediaan logistik ARV.
4 Pasien perlu diberikan informasi tentang cara minum obat dengan bahasa yang mudah
dimengerti, sesuai dengan latar belakang pendidikan dan budaya setempat
5 Petugas mendukung pasien untuk minum obat secara patuh dan teratur dengan melakukan
analisis faktor pendukung dan penghambat.
6 Pemberian informasi efek samping obat diberikan tanpa membuat pasien takut minum obat.
7 Obat ARV diminum seumur hidup
8 Obat ARV perlu diberikan sedini mungkin setelah memenuhi persyaratan terapi untuk
mencegah pasien masuk ke stadium lebih lanjut.
9 Terapi ARV pada kekebalan tubuh yang rendah meningkatkan kemungkinan timbulnya
Sindroma Pulih Imun (SPI)
10 Pemberian ARV, khususnya pada daerah dengan epidemi meluas, dapat dilakukan di tingkat
puskesmas oleh perawat/bidan terlatih di bawah tanggung jawab dokter terdekat.
11 ARV diberikan kepada pasien sebulan sekali untuk mengontrol kepatuhan minum obat.
Pemberian obat ARV dapat diberikan sampai tiga bulan bila pasien sudah stabil dengan
riwayat kepatuhan minum obat yang tinggi.
12 Sebisa mungkin gunakan rejimen ARV yang mudah untuk pasien seperti kombinasi dosis
tetap (KDT : Tenofovir-Lamivudin-Efavirenz atau TenofovirEmtricitabine-Efavirenz)
13 Puskesmas dapat melatih tenaga kader kesehatan, kelompok agama dan lembaga masyarakat
lainnya untuk menjadi pengingat minum obat
14 Bila tersedia pemeriksaan laboratorium maka dapat dilakukan pemeriksaan untuk menjadi
dasar memulai ARV, namun bila tidak tersedia, jangan menunda terapi ARV. Untuk obat-obat
ARV dengan efek samping rendah seperti KDT maka pemeriksaan pra-ARV tidak menjadi
syarat dan dapat dilakukan kemudian.
15 Informasi lebih lengkap tentang penggunaan ARV dapat dilihat pada Pedoman Nasional
Tatalaksana klinis infeksi HIV dan terapi Antiretroviral

2
Indikasi
1 Semua pasien dengan stadium 3 dan 4, berapapun jumlah CD4 atau
2 Semua pasien dengan CD4 < 350 sel/ml, apapun stadium klinisnya
3 Semua pasien dibawah ini apapun stadium klinisnya dan berapapun jumlah CD4
a. Semua pasien ko-infeksi TB
b. Semua pasien ko-infeksi HBV
c. Semua ibu hamil
d. ODHA yang memiliki pasangan dengan status HIV negatif (sero discordant)
e. Populasi kunci (penasun, waria, LSL,WPS)
f. Pasien HIV (+) yang tinggal pada daerah epidemi meluas seperti Papua dan Papua Barat

Obat ARV lini pertama yang tersedia di Indonesia


1. Tenofovir (TDF) 300 mg
2. Lamivudin (3TC) 150 mg
3. Zidovudin (ZDV/AZT) 100 mg
4. Efavirenz (EFV) 200 mg dan 600 mg
5. Nevirapine (NVP) 200 mg
6. Kombinasi dosis tetap (KDT):
a. TDF+FTC 300mg/200mg
b. TDF+3TC+EFV 300mg/150mg/600mg
Obat ARV harus diminum seumur hidup dengan tingkat kepatuhan yang tinggi (>95%)
sehingga petugas kesehatan perlu untuk membantu pasien agar dapat patuh minum obat, kalau
perlu melibatkan keluarga atau pasien lama. Kepatuhan pasien dalam meminum obat dapat
dipengaruhi oleh banyak hal seperti prosedur di layanan, jarak, keuangan, sikap petugas dan efek
samping. Oleh karena itu perlu dicari penyebab ketidak patuhannya dan dibantu untuk
meningkatkan kepatuhannya, seperti konseling dan motivasi terus menerus. Ketidak patuhan
kepada obat lain seperti kotrimkoksasol tidak selalu menjadi dasar untuk menentukan kepatuhan
minum ARV.
Cara Kerja ARV
Obat-obatan ARV yang beredar saat ini sebagian besar bekerja berdasarkan siklus HIV. Jenis
obat-obat ARV mempunyai target yang berbeda pada siklus replikasi HIV yaitu:
1. Entry (saat masuk). HIV harus masuk ke dalam sel T untuk dapat memulai kerjanya yang
merusak. HIV mula-mula melekatkan diri pada sel, kemudian menyatukan membran luarnya
dengan membran luar sel. Enzim reverse trascriptase dapat dihalangi oleh obat AZT, ddC, 31C,
dan D4T, enzim integrase mungkin dihalangi oleh obat yang sekarang sedang dikembangkan,
enzim protease mungkin dapat dihalangi oleh obat Saquinavir, Ritonivir, dan Indinivir.
2. Early replication. Sifat HIV adalah mengambil alih mesin genetik sel T. Setelah bergabung
dengan sebuah sel, HIV menaburkan bahan-bahan genetiknya ke dalam sel. Di sini HIV
mengalami masalah dengan kode genetiknya yang tertulis dalam bentuk yang disebut RNA,

3
sedangkan pada manusia kode genetik tertulis dalam DNA. Untuk mengatasi masalah ini, HIV
membuat enzim reverse transcriptase (RI) yang menyalin RNA-nya ke dalam DNA. Obat
Nucleose RT inhibitors (Nukes) menyebabkan terbentuknya enzim reverse transcriptase yang
cacat. Golongan non-nucleoside RT inhibitors memiliki kemampuan untuk mengikat enzim
reverse transcriptase sehingga membuat enzim tersebut menjadi tidak berfungsi.
3. Late replication. HIV harus menggunting sel DNA untuk kemudian memasukkan DNAnya
sendiri ke dalam guntingan tersebur dan menyambung kembali helaian DNA tersebut. Alat
penyambung itu adalan enzim integrase, maka obat integrase inhibitors diperlukan untuk
menghalangi penyambungan.
4. Assembly (perakitan/penyatuan). Begitu HIV mengambil alih bahan-bahan genetik sel, maka
sel akan diatur untuk membuat berbagai potongan sebagai bahan untuk membuat virus baru.
Potongan ini harus dipotong dalam ukuran yang benar yang dilakukan enzim protease HIV, maka
pada fase ini, obat jenis Protease inhibitors diperlukan untuk menghalangi terjadinya
penyambungan ini.

4
BAB III
ANALISA JURNAL

5
BAB VI
PENUTUP

6
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?
q=jurnal+askep+penatalaksanaan+pasien+dengan+ARV&oq=jurnal+askep+penatalaksan
aan+pasien+dengan+ARV&aqs=chrome..69i57.19506j0j8&sourceid=chrome&ie=UTF-8
http://siha.depkes.go.id/portal/files_upload/4__Pedoman_Fasyankes_Primer_ok.pdf

Anda mungkin juga menyukai