PENATALAKSANAAN
PASIEN DENGAN ARV
LATAR BELAKANG
Cara penularan yang lazim adalah melalui hubungan seks yang tidak
aman (tidak menggunakan kondom) dengan mitra seksual terinfeksi
HIV, kontak dengan darah yang terinfeksi (tusukan jarum suntik,
pemakaian jarum suntik secara bersama, dan produk darah yang
terkontaminasi) dan penularan dari ibu ke bayi (selama kehamilan,
persalinan dan sewaktu menyusui). Cara lain yang lebih jarang seperti,
tato, transplantasi organ dan jaringan, inseminasi buatan, tindakan
medis semi invasif.
TERAPI ARV UNTUK ORANG DENGAN
HIV/AIDS
ARV atau antiretroviral sampai saat ini merupakan satu-satu obat yang
memberikan manfaat besar dalam pengobatan ODHA. Namun penggunaan
ARV menuntut adherence dan kesinambungan berobat yang melibatkan
peran pasien, dokter atau petugas kesehatan, pendamping dan ketersediaan
obat. Terapi ARV harus diberikan kepada semua ODHA tanpa melihat
stadium klinis dan nilai CD4 dan terapi ARV harus dimulai pada semua
ODHA yang hamil dan menyusui, tanpa memandang stadium klinis WHO
dan nilai CD4 serta dilanjutkan seumur hidup.
PERSYARATAN SEBELUM MEMULAI TERAPI ARV
3. Membantu pasien agar patuh minum obat antara lain dengan mendekatkan akses
pelayanan ARV.
https://farmalkes.go.id/2011/pedoman-pelayanan-kefarmasian-untuk-orang-dengan-hiv-aids/
diakses pada tanggal 14 April 2020
https://angsamerah.com/2011/pedoman-nasional-tatalaksana-klinis-infeksi-hiv-dan-terapi-
artiretroviral/ diakses pada tanggal 14 April 2020
https://siha.kemkes.go.id/2019/keputusan-menkes-RI-tentang-pedoman-nasional-pelayanan-
kedokteran-tatalaksana-hiv/ diakses pada tanggal 14 April 2020
We Found Love In a Hopeless Place