Anda di halaman 1dari 76

GANGGUAN SISTEM

INTEGUMEN

AGUSTINA LESTARI, S.Kep.,


Ners., M.Kep
INFEKSI

1. Bakteri
2. Virus
3. Jamur
4. Parasit
• FOLIKULITIS
• FURUNKEL
• KARBUNKEL
• SELULITIS
• ACNE VULGARIS
• DERMATITIS
• KUSTA

INFEKSI BAKTERI
FOLIKULITIS
 Folikulitis adalah inflamasi kulit pada folikel
rambut, ditandai dengan pustul yang dapat
disertai nyeri dan memiliki dasar eritema.
 Folikulitis umumnya timbul di area yang
berambut, seperti area janggut dan ketiak,
dan dapat berkaitan dengan
adanya acne atau penggunaan steroid.
 Organisme penyebab folikulitis antara
lain Staphylococcus aureus, Streptococcus
pyogenes, Pseudomonas aeruginosa, Candida
sp, ataupun dermatofita.
 Penegakkan diagnosis folikulitis dapat
dilakukan secara klinis. Umumnya peradangan
pada folikulitis bermanifestasi sebagai vesikel,
pustul, atau papulopustul berukuran 1 mm pada
proses akut. Jika sudah kronik, akan didapatkan
hiperkeratosis dan pembentukan keratotic plug
 Penatalaksanaan folikulitis umumnya bersifat
suportif. Pada pasien dapat diberikan antibiotik
topikal dan kompres hangat. Pada folikulitis
dalam, dapat diberikan antibiotik sistemik, dan
pada kasus yang rekuren dapat dilakukan
tindakan bedah.
FURUNKEL
 Furunkel (boil)/ bisul merupakan peradangan akut yang
dalam folikel rambut dan sekitarnya, membentuk
nodul nyeri, biasanya didahului atau berkembang dari
folikulitis superfisialis dan sering berkembang menjadi
abses.
 Penyebab furunkel yang paling sering adalah infeksi
bakteri Staphylococcus aureus pada kulit, bagian
hidung dan tenggorokan (Carft,2012;James et al.,
2016). 
 Furunkel terjadi disisi bagian tubuh yang berambut,
terutama diarea yang terjadi gesekan, oklusi, dan
berkeringat, seperti leher, aksila, dan pantat, tetapi
bisa terjadi diseluruh bagian tubuh, terutama bagian
tubuh yang berkeringat.
 Beberapa bisul juga dapat disebabkan oleh
infeksi dari folikel rambut yang tumbuh ke
dalam sehingga akan menyebabkan kulit
infeksi dan gangguan sistem imun tubuh.
 Bisul atau furunkel jarang memerlukan
penanganan medis karena bisa sembuh
dengan sendirinya, cukup dilakukan kompres
hangat, namun apabila kondisi bisul semakin
parah harus mendapatkan penanganan yang
lebih intensif yaitu dengan pembedahan atau
pada kondisi tertentu yg lebih parah
memerlukan antibiotik.
KARBUNKEL
 Karbunkel merupakan lesi peradangan yang
lebih serius dengan dasar yang dalam,
mengenai beberapa folikel rambut dan
jaringan sekitarnya (kondisi yang lebih parah
dari furunkel).
 Sangat nyeri
 Sering terjadi pada leher belakang,
punggung, dan paha.
 Disertai demam dan malaise.
 Area yang terkena menjadi kemerahan dan
terjadi indurasi. (Craft,2012)
 Lesi berkembang cepat menjadi kawah
iregular berwarna kuning kehijauan ditengah
yang jika menyembuh membentuk jaringan
granulasi
(Craft,2012)
 Seperti pada furunkel, karbunkel juga tidak
memerlukan tindakan medis, akan tetapi juga
tidak boleh dipecahkan dengan sengaja,
dapat dikompres dengan air hangat dan pada
kondisi tertentu yang lebih parah
memerlukan tindakan pembedahan dan
terapi analgetik dan antibiotik
SELULITIS
 Selulitis adalah infeksi pada kulit yang
disebabkan oleh bakteri stapilokokus aureus,
streptokokus grup dan streptokokus
piogenes.
 Manifestasi klinik selulitis adalah kerusakan
kronik pada kulit sistem vena dan limfatik
pada kedua ekstremitas, kelainan kulit
berupa infiltrat difus subkutan, eritema local,
nyeri yg cepat menyebar dan infiltrat
kejaringan bawahnya, bengkak, merah dan
hangat, nyeri tekan, supurasi dan lekositosis.
 Infeksi ringan dapat diobati dengan obat oral
(nalgesik dan antipiretik)
 Insisi dan drainase pada keadaan terbentuk
abses disertai pemberian antibiotik intravena
spt oksasilin atau nafsilin
 Posisi dan imobilisasi ekstremitas dan
diberikan kompres lembab hangat.
ACNE VULGARIS
 Jerawat (acne vulgaris) adalah suatu penyakit
inflamasi kronis dari unit pilosebaceous yang
utamanya muncul pada usia remaja.
 Sebagian besar kasus jerawat/acne menunjukkan
gambaran lesi pleomorfik yang terdiri dari
komedo, papula, pustula, dan nodul dengan luas
serta keparahan yang bervariasi.
 Diagnosis jerawat/acne dapat ditegakkan
berdasarkan anamnesa perjalanan penyakit dan
juga melihat manifestasi klinis yang timbul, namun
dalam beberapa keadaan tertentu, pemeriksaan
laboratorium untuk melihat kadar androgen dan
juga kultur dari lesi kulit perlu dilakukan.
DERMATITIS
 Dermatitis merupakan peradangan yang terjadi
pada kulit. Kondisi ini membuat kulit penderitanya
terlihat kering, bengkak, dan merah.
 Gejala dermatitis juga ada yang berlangsung
ringan hingga paran dan terlihat berbeda
tergantung pada bagian tubuh mana yang
terpengaruh (ruam, lecet, kulit kering, pecah-
pecah, gatal, nyeri, rasa terbakar, kemerahan dan
pembengkakan)
 Dermatitis ada beberapa jenis tergantung
penyebabnya, yaitu dermatitis atopik (eksim),
dermatitis kontak, dan dermatitis seboroik.
KUSTA
 Kusta atau lepra dapat ditandai dengan rasa
lemah atau mati rasa di tungkai dan kaki,
kemudian diikuti timbulnya lesi pada kulit.
 Kusta atau lepra disebabkan oleh infeksi
bakteri Mycobacterium leprae.
 Bakteri ini dapat menular dari satu orang ke
orang lainnya melalui percikan cairan dari
saluran pernapasan (droplet), yaitu ludah atau
dahak, yang keluar saat batuk atau bersin.
 Seseorang dapat tertular kusta jika
mengalami kontak dengan penderita dalam
waktu yang lama. Seseorang tidak akan
tertular kusta hanya karena bersalaman,
duduk bersama, atau bahkan berhubungan
seksual dengan penderita. Kusta juga tidak
ditularkan dari ibu ke janin yang
dikandungnya.
 Pada beberapa kasus gejala kusta baru bisa
terlihat setelah bakteri kusta berkembang
biak dalam tubuh penderita selama 20–30
tahun.
 Metode pengobatan utama penyakit kusta
atau lepra adalah dengan obat antibiotik.
 Penderita kusta akan diberi kombinasi
beberapa jenis antibiotik selama 6 bulan
hingga 2 tahun.
 Operasi umumnya dilakukan sebagai
penanganan lanjutan setelah pengobatan
dengan antibiotik.
• HERPES SIMPLEK
• HERPES ZOSTER
• HERPETIC WHITLOW
• VERUCA

INFEKSI VIRUS
HERPES SIMPLEK
 Infeksi Herpes Simpleks ditandai dengan episode
berulang dari lepuhan-lepuhan kecil di kulit atau
selaput lendir, yang berisi cairan dan terasa nyeri.
 Herpes simpleks menyebabkan timbulnya erupsi
pada kulit atau selaput lendir.
 Jenis-jenis Virus Herpes Simplek :
 HSV tipe 1: menyebabkan demam seperti pilek
dengan menimbulkan luka di bibir semacam
sariawan.
 HSV tipe 2: menyebabkan luka di daerah alat
vital sehingga suka disebut genital herpes,
yang muncul luka-luka di seputar penis atau
vagina
 Gejala umum Herpes simplek adalah bentol
berisi cairan yang terasa perih dan panas dan
berlangsung beberapa hari.
 Terasa sakit dan panas di seluruh tubuh, gatal
dan rasa terbakar.
 Pengobatan dilakukan dengan pemberian
obat antivirus yang efektif melawan sistesis
DNA virus, miss: siklofir dalam bentuk
topikal, intravena maupun oral.
HERPES ZOSTER
 Herpes zoster atau cacar ular (cacar api) adalah
penyakit yang ditandai dengan timbulnya bintil kulit
berisi air pada salah satu sisi tubuh dan terasa nyeri.
 Penyakit ini disebabkan oleh infeksi
virus Varicella Zoster, yang juga menjadi penyebab
cacar air.
 Penderita herpes zoster adalah mereka yang
sebelumnya pernah mengalami cacar air.
 Bintil herpes pada kulit terasa nyeri seperti terbakar,
kaku, dan kesemutan, yang semakin parah bila
tersentuh.
 Pengobatan yang diberikan adalah berupa obat
antivirus, analgetik dan antipiretik.
HERPETIC WHITLOW
 Herpetic whitlow adalah kondisi kulit yang terasa
sakit dan sangat menular, biasanya muncul pada
jari-jari tangan. 
 Dikenal juga sebagai abses herpetik atau herpes
tangan karena infeksi ini disebabkan oleh virus
herpes simplex.
 Herpetic whitlow dapat muncul pada area kulit
yang luka pada jari tersentuh dengan cairan tubuh
yang mengandung virus.
 Kecil kemungkinan herpes di tangan berkembang
menjadi infeksi yang lebih serius dan memerlukan
evaluasi sehingga sering tidak perlu memerlukan
tindakan medis.
VERUCA VULGARIS (KUTIL)
 Veruka vulgaris (common warts) atau kutil adalah
infeksi kulit oleh Human Papillomavirus (HPV) tipe
2, 4, 27, dan 29 yang menyebabkan hiperkeratosis
pada kulit.
 Transmisi veruka terjadi melalui kontak langsung
antar kulit, maupun trauma minor yang
menyebabkan gangguan pada lapisan stratum
korneum epidermis.
 Ditandai dengan adanya papul atau nodul bersisik
berukuran 1-10 mm, serta permukaan lesi yang
kasar disertai bintik berwarna merah atau coklat.
 Penatalaksanaan pada veruka bertujuan untuk
mendestruksi sel yang terinfeksi secara fisik.
• KANDIDIASIS
• TINEA KAPITIS
• TINEA CORPORIS
• TINEA CRURIS
• TINEA PEDIS

INFEKSI JAMUR
CANDIDIASIS
 Candidiasis atau kandidiasis adalah infeksi jamur
yang disebabkan oleh jamur Candida albicans.
 Penderita candidiasis memiliki gejala yang
berbeda-beda, tergantung pada lokasi
infeksinya yaitu: Candidiasis mulut (thrush),
Candidiasis vulvovaginal, dan Candidiasis kulit
(cutaneous candidiasis).
 Pada keadaan normal, jamur candida memang
hidup di kulit dan beberapa bagian tubuh,
seperti mulut, tenggorokan, saluran cerna,
dan vagin, tanpa menyebabkan gangguan
kesehatan.
 Jamur candida berkembang biak tanpa
terkontrol atau masuk aliran darah, ginjal,
jantung, dan otak, hal ini dapat berbahaya
bagi tubuh.
 Pertumbuhan dan perkembangan jamur
candida yang tidak terkendali paling sering
disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh
yang lemah yaitu pada kondisi pasien dengan
Diabetes, HIV Aids atau sedang menjalani
kemoterapi.
TINEA CAPITIS
 Tinea capitis merupakan penyakit yang
disebabkan oleh infeksi jamur pada kulit kepala.
 Tergolong dalam penyakit yang sangat menular
apabila bersentuhan langsung dengan kulit
pengidap.
 Disebabkan oleh jamur dermatofit pada lapisan
luar kulit kepala dan batang rambut. Jenis jamur
dermatofit yang dapat menyerang rambut
adalah Trichophyton (T) dan Microsporum (M)
 Gejala umum adalah kulit kepala terasa sangat
gatal, akan tampak bagian bulat yang botak,
bersisik, berwarna merah dan kadang-kadang
bengkak.
 Pengobatan tinea capitis bertujuan untuk
memberantas jamur dermatofit yang
menginfeksi kulit kepala.
 Obat yang umumnya diresepkan adalah
antijamur dalam bentuk sampo.
Contohnya adalah sampo yang
mengandung selenium sulphide povidone-
iodine, atau ketoconazole.
TINEA CORPORIS (KURAP)
 Tinea Corporis atau kurap tubuh adalah
infeksi jamur yang bisa menimbulkan ruam
melingkar kemerahan atau keperakan pada
kulit.
 Tinea corporis lebih mudah menyebar di
daerah beriklim hangat dan lembap.
 Jamur bernama dermatophytes adalah
penyebab utama munculnya tinea corporis.
Jamur ini biasanya berkembang biak pada
keratin (jaringan yang keras dan antiair pada
kulit, rambut, dan kuku). 
 Gejala tinea corporis munculnya ruam
melingkar kemerahan atau keperakan
pada kulit, kulit bersisik, terasa gatal,
muncul luka melepuh dan berisi nanah
di sekitar ruam.
 Pengobatan tinea corporis akan
dilakukan dengan menggunakan krim,
gel, atau obat semprot antijamur yang
dapat dengan mudah didapatkan
karena dijual bebas.
TINEA CRURIS
 Tinea cruris adalah rasa gatal di selakangan
akibat infeksi jamur, dapat menyebar ke paha, bokong,
hingga dubur.
 Gejala utama tinea cruris adalah rasa gatal di
selangkangan yang memburuk saat beraktivitas atau
berolahraga, dan perubahan pada kulit di area
selangkangan seperti :
 Ruam kemerahan dengan bentuk melingkar seperti
pulau, dan bagian tepinya tampak lebih merah.
 Kulit pecah-pecah dan terkelupas
 Warna kulit menjadi lebih terang atau lebih gelap
 terasa perih seperti terbakar
 Pengobatan dapat dilakukan dengan perawatan mandiri
dan pemberian anti jamur (krim)
TINEA PEDIS
 Kutu air atau tinea pedis adalah infeksi jamur
pada kulit kaki, Kutu air dikenal juga dengan
istilah athlete’s foot atau kurap kaki.
 Infeksi jamur ini biasanya bermula dari sela
jari kaki kemudian menyebar ke semua area
kaki.
 Kondisi ini dapat terjadi pada semua golongan
usia.
 Kutu air paling sering disebabkan oleh infeksi
jamur dari kelompok dermatophytes yaitu
Tricophyton rubrum, Tricophyton
interdigitale, dan Epidermophyton floccosum.
 Kutu air bisa menyerang semua golongan usia
maupun jenis kelamin. Namun, kondisi ini lebih
mudah dialami oleh orang dengan kondisi
sistem imun (sistem kekebalan tubuh) yang
lemah, seperti penderita diabetes
atau HIV/AIDS.
 Pengobatan yang dilakukan bertujuan untuk
meredakan infeksi serta mencegah penyebaran
dan kekambuhan infeksi. 
 Kutu air dapat diobati dengan menggunakan
obat antijamur topikal (yang dioleskan langsung
ke kulit yang terinfeksi) atau oral (diminum).
• PEDIKULOSIS
• SCABIES

INFEKSI PARASIT
PEDICULOSIS CAPITIS
 Pediculosis capitis adalah penyakit kulit
kepala akibat infestasi ektoparasit obligat
(tungau/lice) spesies Pediculus humanus var.
Capitis yang termasuk famili Pediculidae,
Parasit ini termasuk parasit yang menghisap
darah (hemophagydea) dan menghabiskan
seluruh siklus hidupnya di manusia.
 Gejala utama dari manifestasi tungau kepala
ialah rasa gatal, namun sebagian orang
asimtomatik dan dapat sebagai karier.
 Masa inkubasi sebelum terjadi gejala sekitar
4-6 minggu.
 Gigitan dari tungau dapat menghasilkan
kelainan kulit berupa eritema, makula dan
papula, tetapi yang tampak sering hanya
eritema dan ekskoriasi.
 Tujuan pengobatan adalah memusnahkan
semua kutu dan telur serta mengobati infeksi
sekunder
 Pedikulisid merupakan terapi yang tetap
dianjurkan untuk membunuh semua tungau
dan telur.
SCABIES (KUDIS)
SCABIES (KUDIS)
 Scabies (Kudis) merupakan infeksi
ektoparasit pada manusia yang
disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei
var hominis.
 Infeksi skabies terjadi akibat kontak
langsung kulit ke kulit atau transmisi dari
tungau yang melekat pada pakaian,
selimut, atau handuk.
 Manifestasi klasik skabies adalah gatal
yang lebih sering pada malam hari dengan
wajah dan leher yang tidak terpengaruh.
 Individu yang didiagnosis skabies dan setiap
orang yang kontak dengannya harus
mendapatkan terapi meskipun tidak disertai
tanda dan gejala.
 Penatalaksanaan skabies dilakukan kepada
penderita dan seluruh anggota keluarga atau
orang yang dekat dengan penderita
meskipun tidak menimbulkan gejala.
 Terapi skabisid sering digunakan untuk
penanganan scabies, dan tentunya juga
dengan menjaga kebersihan diri dan
lingkungan. (Firza & Hanna, 2016)
• HEMANGIOMA
• BASILIOMA
• KERATOSIS
• KELOID

KEGANASAN
HEMANGIOMA
 Hemangioma merupakan tumor jinak pembuluh
darah yang berproliferasi dari sel-sel endotelium
pembuluh darah diikuti involusi terus menerus
meyebabkan kelainan yang merupakan hasil
dari anomali perkembangan pleksus vaskular.
 Hemangioma terbentuk dari proliferasi sel
endotel pembuluh darah yang abnormal pada
kulit dan jaringan subkutan.
 Klasifikasi hemangioma terdiri dari
hemangioma kapiler, hemangioma juvenile,
hemangioma kavernosa dan hemangioma
arterivenosa (Neville dkk)
 Hemangioma kapiler merupakan yang paling
sering ditemukan, karena warnanya disebut
juga hemangioma stroberi.
 Hemangioma juvenile lebih sering ditemukan
pada daerah parotis.
 Hemangioma kavernosa umumnya
diameternya lebih besar serta melibatkan
struktur yang lebih dalam.
 Hemangioma arterivenosa merupakan suatu
keadaan dimana terjadi hubungan yang
abnormal antara arteri dan vena.
BASALIOMA
 Menurut WHO, basalioma adalah satu kelompok
tumor ganas kulit yang dikarakteristik oleh sel-sel
basaloid (germinative cell) yang membentuk
lobulus, kolum, pita, atau tali.
 Penyakit ini berkembang terutama pada kulit
yang terpapar sinar matahari. Kulit yang terpapar
sinar matahari selama masa kanak-kanak dan
dewasa merupakan faktor risiko basalioma.
 Imunodefisiensi sekunder dari acquired immune
deficiency syndrome (AIDS) atau pasca
transplantasi dihubungkan dengan peningkatan
risiko basalioma.
 Basalioma terutama terjadi pada kulit yang
ditumbuhi rambut dan jarang pada telapak
tangan dan kaki.
 Basalioma umumnya tumbuh lambat.
 Umumnya penanganan basalioma dilakukan
dengan terapi lokal, dapat berupa terapi
bedah dan non-bedah (derajat metastasis
basalioma rendah).
 Terapi non-bedah mencakup radioterapi,
terapi topikal dan injeksi imunomodulator,
serta terapi fotodinamik. (Loho & Durry,
2013)
KERATOSIS
 Keratosis seboroik adalah salah satu jenis
penyakit kulit, yaitu tumbuhnya benjolan
seperti kutil pada permukaan kulit.
 Benjolan-benjolan keratosis seboroik bisa
tumbuh di mana saja, kecuali pada telapak
tangan, telapak kaki, atau membran
mukosa (lapisan seperti di dalam mulut
atau hidung).
 Bagian tubuh yang sering menjadi lokasi
kemunculan benjolan ini adalah wajah,
dada, bahu, serta punggung.
 Keratosis seboroik terjadi pada orang
dewasa, terutama lansia. 
 Benjolan yang muncul bersifat jinak dan
jarang berkembang menjadi kanker.
 Umumnya keratosis seboroik tidak
menimbulkan nyeri dan tidak memerlukan
pengobatan khusus. 
 Sebaiknya penderita tidak menggaruk
benjolan tersebut dikarenakan dapat terjadi
perdarahan, pembengkakan, atau infeksi.
KELOID
 Keloid adalah bekas jaringan parut sehabis
munculnya luka, yang bertumbuh dan mengeras.
 Kondisi ini dapat berukuran lebih besar daripada
luka aslinya.
 Meskipun tidak terlalu membahayakan kesehatan,
keloid adalah kondisi yang dapat mengganggu
penampilan.
 Gejala umum keloid adalah:
 Dimulai dengan luka berwarna merah muda,
merah atau ungu
 Muncul dan tumbuh dengan lambat
 Terasa berbeda dengan kulit disekitarnya
 Menyebabkan sakit dan gatal
 Beberapa perawatan untuk keloid
adalah suntikan kortikosteroid dan
obat-obatan lain untuk mengecil
 Pada kasus yang sangat besar
atau bekas luka yang lebih lama dapat
dilakukan operasi pengangkatan luka.
 Serta perawatan lain yang dianjurkan
dokter.
• THERMAL BURN
• ELECTRICAL BURN
• CHEMICAL BURN
• RADIATION BURN
• INHALATION BURN
• FROZE BITE

TRAUMA
THERMAL BURN
ELECTRICAL BURN
CHEMICAL BURN
INHALATION BURN
RADIATION BURN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai