Sistem Pernafasan
Jalan nafas atas dan jalan nafas bawah dapat terlibat dalam proses infeksi
HIV. Komplikasi ini dapat disebabkan oleh infeksi HIV primer, terkait keganasan,
infeksi oportunistik, atau efek samping obat. Komplikasi pernafasan dapat berupa:
obstruksi jalan nafas (sarcoma Kaposi atau infeksi), bronkitis, sinusitis,
pneumonia, pneumonitis, infeksi atipik (umumnya tuberkulosis, lainnya
mikobakteri dan infeksi jamur).
Sistem Pencernaan
Komplikasi pada saluran pencernaan terkait infeksi HIV maupun proses
pengobatan meliputi : kesulitan atau nyeri saat menelan, peningkatan waktu
pengosongan lambung, mudah terjadi perdarahan yang timbul saat instrumentasi
saluran nafas/ insersi tabung nasogastric, diare dehidrasi, penurunan fungsi
hepatobilier, pankreatitis.
Sistem Ginjal
Penyakit ginjal akut maupun kronis dapat dikaitkan dengan infeksi HIV
dan penyebab gangguan ginjal adalah multifactorial, seperti nefrotoksisitas akibat
penggunaan obat, hipertensi dan diabetes, nefropati terkait HIV. Komplikasi yang
potensial ini mengharuskan untuk menghindari obat-obat yang bersifat
nefrotoksik, penyesuaian dosis obat yang dieksresikan melalui ginjal, kebutuhan
hidrasi yang memadai untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dari fungsi ginjal.
Sistem Neurologis
Infeksi HIV dapat mempengaruhi sistem saraf yang diakibatkan oleh
proses infeksi itu sendiri, inflamasi, demielinasi atau proses degeneratif.
Merupakan proses sekunder terhadap infeksi oportunistik, neoplasma, atau
imunodefisiensi. Hal ini dapat melibatkan semua struktur termasuk jaringan
meningens, jaringan otak, korda spinalis, saraf perifer atau otot. Gangguan dapat
berupa penurunan neurokognitif, ensefalopati, neuropati otonom, kejang.
Pemeriksaan neurologis pra-bedah secara menyeluruh dengan
dokumentasi yang tepat sangat penting terutama jika mempertimbangkan untuk
melakukan regional anestesi.
Sistem Hematologi
Hal-hal yang seringkali muncul akibat infeksi HIV : anemia, neutropenia,
trombositipenia, limfadenopati generalisata persisten, keganasan hematologi,
gangguan koagulasi.
Sistem Endokrin
Efek samping yang umum dari ARV meliputi lipodistrofi (obesitas
trunkal), buffalo hump, peripheral wasting, sindrom metabolic (meningkatnya
plasma trigliserida, kolesterol, glukosa), gangguan dari sumbu hipotalamus-
hipofisis-adrenal seperti Cushing Syndrome dan penyakit Addison, hiponatremia
akibat SIADH atau kegagalan adrenal, hipo- atau hipertiroidisme, dan laktat
asidosis.
MANAJEMEN ANESTESI
Dianjurkan pendekatan multisystem dan multidisiplin.
Penilaian preoperatif status infeksi HIV :
- Riwayat penyakit termasuk faktor resiko
- Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan laboratorium
- Menilai fungsi organ
- Riwayat penggunaan obat dan efek samping
Pemeriksaan harus mencakup :
- Darah rutin
- Profil koagulasi
- Pemeriksaan gula darah, elektrolit, fungsi ginjal dan hati
- Viral load dan hitung CD4
- Foto toraks untuk menyaring infeksi oportunistik dan tuberkulosis
- Elektrokardiografi dan ekokardiografi jika memungkinkan untuk evaluasi
kardiomiopati.
Anestesi Umum
Adanya kelainan fungsi saraf (neuropati sentral maupun perifer) menjadi
pertimbangan penting. Anestesi umum dapat menyebabkan depresi sementara
pada fungsi sistem imunitas. Harus diperhatikan prediksi kesulitan intubasi akibat
hipertrofi limfatik faringeal dan infeksi atau tumor di rongga mulut, serta resiko
migrasi kuman patogen di rongga mulut ke paru-paru. Resiko terjadinya interaksi
obat ARV dengan agen anestesi yang dapat menyebabkan pemanjangan dari efek
obat.
Regional Anestesi
Setelah melahirkan, ibu dan anak harus berobat, bayi sebaiknya diberi
pengobatan antivirus selama 6 minggu lalu diberikan susu formula. Nyeri umum
terjadi pada penyakit HIV tingkat lanjut dan bisa sangat sulit untuk diobati.
Etiologi nyeri bersifat multifactorial, termasuk infeksi oportunistik seperti herpes
simpleks, atralgia terkait HIV, neuropati perifer, dan nyeri terkait obat. Hal ini
berdampak pada pengobatan nyeri paska bedah yang tentunya memerlukan
pendekatan multimodal.
Transfusi Darah
Ada bukti bahwa transfuse darah alogenik pada pasien HIV yang terinfeksi
dapat menyebabkan transfusion related immunomodulation (TRIM) dan dapat
menyebabkan peningkatan viral load HIV. Transfusi darah hanya akan
ditransfusikan pada keadaan untuk menjaga keselamatan pasien.