Anda di halaman 1dari 10

OBAT ANTI-HIV-AIDS

Nama Kelompok :
1.Raina Nayla Nazhirah
2.Aufa Rahma Amelia
3.Asri Nasriyah
4.Siti Nurjannah
5. Iim Masitoh
6.Zahra Katrun Nadawiah
 SINDROM IMUNODEFISIENSI
DAPATAN (AIDS)

Sindrom imunodefisiensi dapatan (acquired immunodeficiency


syndrome,AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang
disebabkan oleh infeksi virus imunodefisiensi manusia (human
immunodeficiencyvirus,HIV). HIV adalah jenis retrovirus yang
menginfeksi sistem kekebalan tubuh,menghancurkan atau
merusak fungsinya.Ketika infeksi berlangsung,sistem kekebalan
tubuh melemah dan penderita lebih rentan terhadap
infeksi.Stadium lanjut infeksi ini terjadi saat imunodefisiensi
(AIDS) timbul sehingga sang penderita sangat mudah
mendapatkan infeksi opoturnistik.

Penggunaan HAART (Highly Active Antiretroviral Theraphy) telah


berhasil menurunkan secara signifikan mortalitas dan
morbiditas terkait AIDS serta biaya perawatan rumah sakit.
 VIRUS IMUNODEFISIENSI
MANUSIA (HIV)

Virus imunodefisiensi manusia (human immunodeficiencyvirus,HIV)


adalah virus yang dapat menyebabkan penurunan kekebalan
tubuh.HIV termasuk genus retrovirus (“retro” berarti
“terbalik”)dan tergolong dalam famili Lentivirus.Infeksi famili
Lentivirus ini khas dengan sifat laten dan masa inkubasinya yang
lama,replikasi virus yang persisten,dan keterlibatan sistem saraf
pusat (SSP).Ciri khas famili retrovirus,yaitu dikelilingi oleh
membran lipid,mempunyai kemampuan variasi genetik yang
tinggi,mempunyai cara yang unik untuk replikasi,serta dapat
menginfeksi seluruh jenis vertebrata (Depkes RI,2006).

Struktur HIV
Virion HIV berbentuk sferif dengan diameter 80-100nm dan
memiliki inti berbentuk kerucut,dikelilingi membran lipid yang
berasal dari sel hospes.Inti virus mengandung protein kapsid
terbesar,yaitu p24,protein nukleopasid p7/p9,dua salinan genom
RNA,dan tiga enzim virus,yaitu protease,transkriptase balik
(reverse transcriptase),dan integrase.
Protein p24 adalah antigen virus yang cepat terdeteksi dan
merupakan target antibodi dalam tes skrining HIV.Inti virus
dikelilingi oleh matriks protein yang disebut p17,suatu lapisan
dibawah membran lipid.Membran lipid virus mengandung dua
glikoprotein yang sangat penting dalam proses infeksi HIV ke
dalam sel,yaitu gp 120 dan gp 41.

Replikasi Virus HIV


HIV bereplikasi atau memperbanyak diri setelah menginfeksi sel
targetnya pada CD4 (kelompok diferensiensi atau cluster of
differentiation),yang merupakan bagian limfosit atau sistem
pertahanan tubuh manusia.Tahapan-tahapan HIV
memperbanyak diri adalah sebagai berikut.
1. Virus mengenali (landing) sel target CD4,kemudian berfusi ke
dalam sel target.
2. Virus melepaskan materi genetiknya ke dalam sel target.
3. Terjadi transkirpsi terbalik RNA menjadi DNA dengan bantuan
enzim transkriptase balik.
4. Integrasi DNA virus ke dalam DNA manusia yang sedang
bereplikasi dibantu enzim integrase.
5. Terbentuk RNA virus yang ditranslasi menjadi protein
besar,untuk kemudian dipecah menjadi proein kecil.
6. Virus yang belum matang (immature) melewati sel membran
inang dengan mengambil protein pada sel membran (budding)
dengan bantuan enzim protease.
7. Virion baru yang menular dilepaskan dari sel target.

Cara Penularan (Transmisi) HIV


HIV terdapat dalam cairan tubuh penderitan dan dapat ditularkan
melalui cairan tersebut.Meskipun menurut penelitian terdapat
dalam saliva,air mata,cairan serebrospinal,dan urin,virus tidak
terbukti berisiko menular karena kadarnya sangat rendah.Selain
itu,tidak ada juga mekanisme yang memfasilitasinya untuk masuk
ke dalam darah,kecuali terdapat luka.
Cara penularan yang lazim adalah melalui hubungan seksual
yang tidak aman (tidak menggunakan kondom) dengan mitra seksual
yang terinfeksi HIV,kontak dengan darah orang yang terinfeksi
(tusukan jarum suntik,pemakaian bersamaproduk yang
terkontaminasi atau jarum suntik yang umum dilakukan
pengguna narkoba suntik (injecting drugs users)),serta penularan dari
ibu ke bayi.Cara lain yang lebih jarang adalah melalui pembuatan
tato,transplantasi organ dan jaringan,inseminasi buatan/tindakan
medis semi-invasif (Depkes RI,2006).
Penyakit AIDS
HIV adalah virus yang menginfeksi sistem kekebalan tubuh
manusia sehingga dapat menimbulkan penurunan imunitas
tubuh.
Seseorang dikatakan HIV (+) jika sudah terinfeksi virus tersebut
dan di dalam tubuhnya terdeteksi adanya perkembangan virus
tersebut.Sementara itu,penderita HIV/AIDS adalah orang telah
terinfeksi HIV (+) stadium lanjut,yang sudah menunjukkan
gejala-gejala khusus AIDS.

WHO telah menetapkan stadium klinis HIV/AIDS untuk


dewasa maupun anak.Setiap stadium klinis terdiri dari empat
stadium yaitu
Gejala Stadium
Asimtomatik 1
Gejala ringan 2

Gejala lanjut 3
Gejala berat/sangat lanjut 4

Diagnosis Laboratorium HIV/AIDS


Prosedur pemeriksaan laboratorium untuk HIV sesuai dengan
panduan nasional yang berlaku pada saat ini,yaitu dengan
menggunakan strategi A3 dan selalu didahului dengan konseling
pra-tes.Untuk pemeriksaan petama (A1) biasanya digunakan tes
cepat dengan sensitivitas yang cukup tinggi,sedangkan untuk
pemriksaan selanjutnya (A2 dan A3) digunakan perlengkapan
tes dengan spesifitas yang lebih tinggi.
Antibodi biasanya baru dapat dideteksi dua minggu hingga tiga
bulan setelah seseorang terinfeksi HIV (97%).Masa tersebut
disebut “masa jendela” (window period).

Faktor Risiko HIV/AIDS


1. Pekerja seks laki-laki atau perempuan
2. Penggunaan narkoba suntik (dahulu/sekarang)
3. Laki-laki yang berhubungan seks dengan sesama lelaki (LSL
atau lelaki suka lelaki) atau trangender
4. Melakukan hubungan seksual tanpa pelindung dengan pekerja
seks komersial (PSK)
5. Pernah atau sedang mengidap penyakit infeksi menular seksual
(IMS)
6. Pernah mendapatkan transfusi darah atau resipien produk
darah
7. Menerima suntikan,tato,atau tindik dengan menggunakan alat
nonsteril

Tanda-Tanda Perkembangan HIV


1. Jumlah CD4
Kecepatan penurunan jumlah CD4 telah terbukti dapat
digunakan sebagai petunjuk perkembangan penyakit
AIDS.Jumlah CD4 menurun secara bertahap selama perjalanan
penyakit.Kecepatan penurunannya dari waktu ke waktu rata-
rata 100 sel/tahun.
2. Muatan virus plasma
Gejala Klinis
Gejala klinis pada HIV biasanya bervariasi dan umumnya terjadi
sindrom retrovirus akut.Berikut merupakan gejala klinis yang
terjadi pada infeksi HIV :
1. Demam,lemah,radang tenggorokan,penurunan berat badan
yang signifikan,dan mialgia.
2. 40-80% pasien menunjukkan bintik merah
(rash),morbiliformis,atau makulopapular.
3. Diare,mual,dan muntah.
4. Limfadenofati,berkeringat di malam hari.
5. Meningitis antiseptik (demam,pusing,fotofobia,dan kaku leher).

Infeksi Oportunistik
Infeksi oportunistik pada penderita HIV/AIDS adalah infeksi
pada berbagai macam organ yang disebabkan oleh berbagai jenis
bakteri.Penderita HIV/AIDS juga tidak jarang mengalami
kematian karena infeksi oportunistik yang tidak tertangani.
Jenis-jenis infeksi oportunistik yang sering menyertai
penderita HIV/AIDS,yaitu tuberkulosis paru (hampir sekitar 50-
65% pada penderita HIV/AIDS),kandidiasis,herpes,dll
Pengobatan HIV/AIDS
Tujuan pengobatan :
1.Mengurangi laju penularan HIV di masyarakat.
2.Memulihkan dan/memelihara fungsi imunologis
(stabilitasi,peningkatan sel CD4).
3.Menurunkan kompilasi akibat HIV.
4.Memperbaiki kualitas hidup ODHA.
5.Menekan replikasi virus secara maksimal dan terus-menerus.
6.Menurunkan angka kesakitan & kematian yang berhubungan
dengan HIV.

Penggolongan Terapi Antiretrovirus (ARV)


Antiretrovirus (ARV) adalah obat antivirus yang menghambat
replikasi HIV (retrovirus).Terdapat lebih dari 20 antiretrovirus
yang digolongkan dalam enam golongan berdasarkan mekanisme
kerjanya.
1. Penghambat transkriptase balik nukleosida/nukleotida
(nukleoside/nukleotide reverse transcriptase inhibitor.NRTI/NtRTI)
2. Penghambat transkriptase balik non-nukleosida (non-
nukleoside reverse transcriptase inhibitor,NNRTI)
3. Penghambat protoase (protoase inhibitor,PI)
4. Penghambat fusi (fusion inhibitor,FI)
5. Antagonis CCR5
6. Penghambat transfer untai integrase (integrase strand transfer
inhibitor,INSTI)
Regimen Terapi Antiretrovirus
Diawali dengan penggunaan satu jenis obat (monoterapi),dua
jenis obat hingga pada saat ini dikenal dengan istilah HAART
(Highly Active Antiretrovial Teraphy)yang menggunakan tiga jenis
obat/lebih.Kombinasi ini sering kali disebut sebagai regimen
terapi.Pasien HIV/AIDS yang baru mulai penggunaan
antiretrovirus umumnya menggunakan regimen pertama.

Alasan Penggantian Antiretrovirus


Ada kemungkinan ARV perlu diganti karena toksisitas ataupun
kegagalan terapi.
1. Toksisitas
Toksisitas berhubungan dengan ketidakmampuan untuk
menahan efek samping obat sehingga terjadi disfungsi organ
yang cukup berat.
2. Kegagalan terapi
Kegagalan terapi dapat didefinisikan secara klinis dengan
menilai perkembangan penyakit secara imunologis.

Efek Samping Umum Antiretrovirus


Efek samping antiretrovirus merupakan penyebab
morbiditas,rawat inap pasien,dan mortalitas.Efek samping ini
juga berpengaruh pada kepatuhan pasien terhadap rencana
terapi.Oleh sebab itu,deteksi dini efek samping merupakan hal
yang kritis & memerlukan peran semua pihak,baik
penderita,keluarga,dokter,maupun apoteker.

Anda mungkin juga menyukai