Anda di halaman 1dari 21

HIV

Human Immunodeficiency Virus

KELOMPOK 5 :
Anita faoziah
Resti meliana
Devi julianti
HIV
(HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS)
Virus yang dapat
menyebabkan
penyakit AIDS

Melawan infeksi Menyerang manusia

Menyerang sistem
Tubuh menjadi
kekebalan tubuh
lemah
(imunitas)
Indonesia adalah negara ketiga di dunia yang memiliki penderita
HIV terbanyak yaitu sebanyak 640.000 orang, setelah China dan
India, karena ketiga negara ini memiliki jumlah penduduk yang
banyak. Hanya saja prevalensi di Indonesia hanya 0,43 persen atau
masih di bawah tingkat epidemi sebesar satu persen.

Pada tahun 2014, the Joint United Nation Program on HIV/AIDS


(UNAIDS) memberikan rapor merah kepada Indonesia sehubungan
penanggulangan HIV/AIDS. Pasien baru meningkat 47 persen sejak
2005. Kematian akibat AIDS di Indonesia masih tinggi, karena
hanya 8 persen Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) yang
mendapatkan pengobatan obat antiretroviral (ARV)
Penyebab HIV & AIDS

AIDS disebabkan oleh human immunodeficiency virus


(HIV). HIV yang masuk ke dalam tubuh akan
menghancurkan sel CD4. Sel CD4 adalah bagian dari sel
darah putih yang melawan infeksi. Semakin sedikit sel
CD4 dalam tubuh, maka semakin lemah pula sistem
kekebalan tubuh seseorang.
 Komik kekebalan tubuh menggambarkan tentang
fungsi darah putih dalam tubuh seseorang sebagai
sistem kekebalan tubuh dalam menghadapi serangan
kuman, virus, dan lainnya
 HIV adalah kuman namun tidak seperti kuman lainnya
(diare, influenza dan lain-lain) yang mudah
dilumpuhkan oleh sel darah putih. Bila HIV masuk ke
dalam tubuh justru akan melumpuhkan sel darah putih
  Jumlah sel darah putih yang sehat 400-1500 sel/mm3
menunjukkan bahwa seseorang masih memiliki
kekebalan tubuh cukup baik
 Jika di bawah 350 sel/mm3 berpotensi menunjukkan
sistem kekebalan tubuh telah melemah sehingga orang
yang telah HIV positif
 HIV mengurangi jumlah sel darah putih (CD4) yang
pada akhirnya membuat tubuh seseorang rentan
terkena penyakit
• HIV bekerja dengan
membunuh sel-sel penting
yang dibutuhkan oleh
CARA KERJA manusia, salah satunya
VIRUS HIV adalah Sel T pembantu,
Makrofaga, Sel dendritik.

• PENYALURAN SEMEN
(REPRODUKSI)
PENYALURA • DARAH
N VIRUS • CAIRAN VAGINA
• ASI
TIPE DETEKSI HIV

3 tipe deteksi HIV

TES
TES PCR
teknik deteksi ANTIGEN
berbasis asam Tes antigen dapat
nukleat (DNA dan mendeteksi
RNA) yang dapat antigen (protein
mendeteksi P24) pada HIV
keberadaan materi
yang memicu
genetik HIV di dalam
tubuh manusia.
respon antibodi.
PENULARAN DAN PENCEGAHAN
 Hubungan seksual
Pencegahan HIV melalui hubungan seksual dapat dilakukan
dengan tidak berganti-ganti pasangan dan menggunakan
kondom.
 Ibu ke anak (transmisi perinatal)
Risiko penularan perinatal dapat dilakukan dengan persalinan
secara caesar, tidak memberikan ASI, dan pemberian AZT pada
masa akhir kehamilan dan setelah kelahiran bayi.
 penggunaan jarum atau alat suntik yang terkontaminasi
Bagi pengguna obat intravena (dimasukkan melalui pembuluh
darah), HIV dapat dicegah dengan menggunakan jarum dan alat
suntik yang bersih.
Penularan HIV melalui transplantasi dan transfusi hanya menjadi
penyebab sebagian kecil kasus HIV di dunia (3-5%). Hal ini pun
dapat dicegah dengan melakukan pemeriksaan produk darah dan
transplan sebelum didonorkan dan menghindari donor yang
memiliki risiko tinggi terinfeksi HIV.
CEGAH HIV DENGAN...

D
B C
A
A: Abstinence
B: Be Faithfull
E
C: Condom
D: No Drugs
E: Education
PRINSIP PENULARAN HIV

 Dikenal dengan ESSE :


› EXIT: keluar.
› SUFFICIENT: cukup
› SURVIVE: virusnya hidup
› ENTER: masuk.

 HIV keluar dari tubuh dalam jumlah


cukup dan dalam keadaan hidup masuk ke
dalam tubuh lain.
Gejala HIV & AIDS
Gejala HIV & AIDS
 Berat badan turun tanpa diketahui sebabnya.
 Berkeringat di malam hari.
 Bercak putih di lidah, mulut, kelamin, dan anus.
 Bintik ungu pada kulit yang tidak bisa hilang.
 Demam yang berlangsung lebih dari 10 hari.
 Diare kronis.
 Gangguan saraf, seperti sulit berkonsentrasi atau hilang
ingatan.
 Infeksi jamur di mulut, tenggorokan, atau vagina.
 Mudah memar atau berdarah tanpa sebab.
 Mudah marah dan depresi.
 Ruam atau bintik di kulit.
 Sesak napas.
 Tubuh selalu terasa lemah.
Komplikasi HIV dan AIDS

 Tuberculosis (TB), sering menyerang penderita HIV, bahkan menjadi


penyebab utama kematian pada penderita AIDS.
 Toksoplasmosis, memicu kejang bila menyebar ke otak.
 Cytomegalovirus (salah satu kelompok virus Herves), menyebabkan
kerusakan pada mata, saluran pencernaan, dan paru-paru.
 Candidiasis (infeksi jamur candida), menyebabkan ruam pada sejumlah
area tubuh.
 Meningitis kriptokokus, peradangan pada selaput otak dan tulang
belakang yang disebabkan oleh jamur.
 Wasting syndrome, kondisi ketika penderita AIDS kehilangan 10% berat
badan. Kondisi ini umumnya disertai diare serta demam kronis.
 HIV-associated nephropathy (HIVAN), peradangan pada saringan di
ginjal. Kondisi ini menyebabkan gangguan untuk membuang limbah sisa
metabolisme dari tubuh.
 Gangguan neurologis. Meski AIDS tidak menginfeksi sel saraf, akan tetapi
penderita AIDS dapat mengalami sejumlah kondisi seperti depresi, mudah
marah, bahkan sulit berjalan. Salah satu gangguan saraf yang paling
sering menimpa penderita AIDS adalah demensia.
Selain sejumlah penyakit di atas, ada
beberapa jenis kanker yang dapat
menyerang penderita HIV, di
antaranya adalah sarkoma kaposi dan
limfoma. Sarkoma kaposi adalah
kanker yang bisa muncul di sepanjang
pembuluh darah atau saluran getah
bening. Sedangkan limfoma
merupakan kanker kelenjar getah
bening.
Pengobatan
Meskipun sampai saat ini belum ada obat untuk
menyembuhkan HIV, namun ada jenis obat yang
dapat memperlambat perkembangan virus. Jenis
obat ini disebut antiretroviral (ARV). ARV bekerja
dengan menghilangkan unsur yang dibutuhkan
virus HIV untuk menggandakan diri, dan mencegah
virus HIV menghancurkan sel CD4. Beberapa jenis
obat ARV, antara lain:
 Efavirenz
 Etravirine
 Nevirapine
 Lamivudin
 Zidovudin
Efek samping yang timbul
 Diare.
 Mual dan muntah.
 Mulut kering.
 Kerapuhan tulang.
 Kadar gula darah tinggi.
 Kadar kolesterol abnormal.
 Kerusakan jaringan otot(rhabdomyolysis).
 Penyakit jantung.
 Pusing.
 Sakit kepala.
 Sulit tidur.
 Tubuh terasa lelah.
Obat-obatan untuk terapi pengobatan HIV

Ada beberapa obat-obatan yang digunakan untuk terapi


pengobatan HIV yang membantu memperlambat
perkembangan penyakit tersebut, antara lain:
 Nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NRTIs) seperti
zidovudine (Retrovir), abacavir (Ziagen), dan emtricitabine
(Emtriva), yang memblokir salah satu enzim yang
diperlukan HIV untuk mereplikasi diri di dalam sel.
 Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NNRTIs)
seperti efavirenz (Sustiva), etravirine (Intelence), dan
nevirapine (Viramune), yang menargetkan ensim yang
sama seperti NRTIs, tetapi dengan struktur kimia yang
berbeda.
 Protease inhibitors (PIs) seperti atazanavir (Reyataz),
ritonavir (Norvir), dan tipranavir (Aptivus), yang
menghentikan produksi satu komponen dari HIV.
 Entry inhibitors, yang menghalangi masuknya HIV ke dalam sel
CD4. Jenis obat ini meliputi 2 divisi kecil: yang pertama adalah
antagonis CCR5 (juga disebut entry inhibitors), seperti maraviroc
(Selzentry) yang memblokir CCR5, suatu protein reseptor pada
permukaan sel CD4 (sel sistem kekebalan tubuh) yang diikat
virus supaya dapat masuk ke dalam sel. Yang kedua adalah
fusion inhibitors, seperti enfuvirtide (Fuzeon) yang juga
memblokir kemampuan HIV untuk memasuki sel CD4.
 Integrase inhibitors seperti dolutegravir (Tivicay), elvitegravir
(Vitekta), dan raltegravir (Isentress), yang memblokir HIV dari
memasukkan DNA virusnya ke dalam sel inang.
Efek samping obat-obatan HIV
Ada beberapa efek samping dan komplikasi umum dari berbagai obat-
obatan HIV, antara lain :
 Anemia, kelainan pada sel darah merah
 Diare
 Sakit kepala dan pusing
 Kelelahan
 Mual dan muntah
 Nyeri
 Gangguan saraf
 Ruam
 Kehilangan lemak yang tak biasa, atau penumpukan lemak
(lipodistrofi)
 Resistensi insulin dan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia)
 Berkurangnya kepadatan tulang
 Asidosis laktat, penumpukan asam laktat dalam aliran darah
 Pembengkakan mulut atau lidah
 Kerusakan hati
Obat-obatan antiretrovirus dapat berinteraksi dengan beberapa obat yang
Anda gunakan, termasuk tetapi tidak terbatas pada yang berikut:
 Obat-obatan penurunan asam dan refluks asam, termasuk antasida,
proton pump inhibitors, dan antagonis H2.
 Obat dan suplemen yang mempengaruhi glikoprotein-p atau enzim
CYP3A4, seperti St. John’s wort.
 Zat yang mempengaruhi aktivitas enzim sitokrom P450, seperti jus jeruk
Bali merah.

Anda mungkin juga menyukai