Anda di halaman 1dari 15

HUMAN IMMUNODEFICIENCY

VIRUS {HIV}
XII MIPA 7
OUR TEAM

 AZKA NURUL F  FIRMAN S


 AIS LAKSANA  CHANDRA F  TANTRI PUTRI D
 RIDZKIA Q
 ARI KURNIAWAN  DELLA PUTRI L  ULFAH L
 SULIS TRIYANI
 FAIZAL N
MATERI

Pengertian & Penyebab

Faktor Resiko & Gejala

Diagnosis & Pengobatan

Komplikasi & pencegahan


 Pengertian
• HIV (Human Immunodeficiency Virus)adalah virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh yang dapat melemahkan kemampuan tubuh melawan infeksi
dan penyakit.
• AIDS(Acquired Immune Deficiency Syndrome)adalah kondisi dimana HIV sudah
pada tahap infeksi akhir.ketika seseorang sudah mengalami AIDS,tubuh tidak lagi
memiliki kemampuan untuk melawan infeksi yang ditimbulkan.

Perbedaan HIV dan AIDS


HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, sedangkan AIDS
adalah kondisi akibat serangan virus HIV. 
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang dan
menghancurkan imunitas tubuh manusia, khususnya pada sel darah putih yang
disebut sebagai sel CD4. Jadi, HIV akan melemahkan tubuh manusia terhadap infeksi
oportunistik (opportunistic infection), seperti pneumonia, salmonella, kandidiasis,
toxoplasma, and tuberkulosis (TB). Selain itu, virus ini juga merusak perlindungan sel
kanker. 
Serangan virus HIV yang serius menyebabkan AIDS (Acquired Immune Deficiency
Syndrome). AIDS bisa disebut juga sebagai HIV stadium 3 dengan kondisi dan gejala
yang kompleks. 
 Penyebab
Virus HIV terbagi menjadi dua tipe utama, yaitu HIV-1 dan HIV-2. Pada 90% kasus, infeksi HIV
disebabkan oleh HIV-1. Sementara, HIV-2 diketahui hanya menyerang sebagian kecil orang, khususnya
di Afrika Barat.

Penularan HIV terjadi saat cairan tubuh penderita (bisa darah, sperma, atau cairan vagina), masuk ke
dalam tubuh orang lain. Hal ini dapat terjadi melalui berbagai cara berikut:
 Hubungan Seks
Infeksi HIV dapat terjadi melalui hubungan seks baik melalui vagina maupun dubur (seks anal). Meski
sangat jarang, HIV juga dapat menular melalui seks oral. Namun, penularan lewat seks oral hanya
terjadi bila terdapat luka terbuka di mulut penderita, misalnya akibat gusi berdarah atau sariawan.
 Penggunaan Jarum Suntik.
Penularan bisa terjadi jika berbagi pakai jarum suntik ketika menggunakan NAPZA atau saat membuat
tato.
 Transfusi Darah.
Penularan HIV dapat terjadi saat seseorang menerima donor darah dari penderita HIV. Namun,
kemungkinan terjadinya penularan ini cukup rendah. Hal ini karena sekarang pendonor darah harus
melewati skrining HIV dan infeksi lainnya terlebih dahulu.
 Penularan HIV Ibu Hamil terhadap Janin.
Virus HIV juga dapat menular pada proses melahirkan, atau melalui air susu ibu saat proses menyusui.

HIV tidak menyebar melalui kontak kulit maupun melalui ludah, ciuman, gigitan, atau berbagi alat
makan, kecuali bila penderita mengalami sariawan, gusi berdarah, atau memiliki luka terbuka pada
mulutnya.
 Faktor Resiko
HIV bisa menginfeksi semua orang dari segala usia. Akan tetapi, risiko tertular HIV lebih tinggi pada
pria yang tidak disunat, baik pria heteroseksual atau lelaki seks lelaki. Selain itu, risiko tertular HIV
juga lebih tinggi pada individu dengan sejumlah faktor berikut:

 Melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan kondom, melalui dubur (anus), atau dengan
berganti-ganti pasangan
 Menderita infeksi menular seksual (IMS), misalnya sifilis, herpes, klamidia, gonore, dan vaginosis
bakterialis, karena sebagian besar IMS menyebabkan luka terbuka di kelamin penderita
 Menggunakan NAPZA suntik, karena umumnya pelaku narkoba akan saling berbagi jarum suntik
 Menerima suntikan, transfusi darah, transplantasi jaringan, dan prosedur medis yang tidak steril
atau tidak dilakukan oleh tenaga professional
 Bekerja sebagai petugas kesehatan, karena berisiko mengalami cedera akibat tidak sengaja
tertusuk jarum suntik
 Gejala
 Stadium 1
HIV/AIDS
Fase ini disebut sebagai infeksi HIV asimtomatik dimana gejala HIV awal masih tidak terasa. Fase ini
belum masuk kategori sebagai AIDS karena tidak menunjukkan gejala. Gejala yang sering terjadi
adalah pembengkakan kelenjar getah bening di beberapa bagian tubuh seperti ketiak, leher, dan
lipatan paha. Penderita pada fase ini masih terlihat sehat dan normal namun penderita sudah
terinfeksi serta dapat menularkan virus ke orang lain.
 Stadium 2.
Daya tahan tubuh pada fase ini umumnya mulai menurun, namun gejala mulai muncul dapat berupa:
• Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
• Infeksi saluran pernapasan seperti siunusitis, bronkitis, radang telinga tengah (otitis), dan radang
tenggorokan.
• Infeksi jamur pada kuku dan jari-jari.
• Gatal pada kulit.
• Radang mulut dan stomatitis (sariawan di ujung bibir) yang berulang.
 Stadium 3.
Pada fase ini mulai timbul gejala-gejala infeksi primer yang khas sehingga dapat mengindikasikan diagnosis infeksi
HIV/AIDS. Gejala pada stadium 3 antara lain:
• Diare kronis yang berlangsung lebih dari satu bulan tanpa penyebab yang jelas.
• Penurunan berat badan kurang dari 10% berat badan sebelumnya tanpa penyebab yang jelas.
• Demam yang terus hilang dan muncul selama lebih dari satu bulan.
• Infeksi jamur di mulut (Candiasis oral).
• Muncul bercak putih pada lidah yang tampak kasar, berobak, dan berbulu.
• Tuberkulosis paru,Radang mulut akut, radang gusi, dan infeksi gusi (periodontitis) yang tidak kunjung sembuh.
• Penurunan sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.
 Stadium 4
Fase ini merupakan stadium akhir AIDS yang ditandai dengan pembengkakan kelenjar limfa di seluruh tubuh dan
penderita dapat merasakan beberapa gejala infeksi oportunistik (infeksi pada sistem kekebalan tubuh yang
lemah). Beberapa gejala dapat meliputi:
• Pneumonia
• Penderita semakin kurus dan mengalami penurunan berat badan lebih dari 10%.
• Infeksi bakteri berat, infeksi sendi dan tulang, serta radang otak.
• Infeksi herpes simplex kronis yang menimbulkan gangguan pada kulit kelamin dan di sekitar bibir.
• Tuberkulosis kelenjar
• Infeksi jamur di kerongkongan sehingga membuat penderita kesulitan untuk makan.
• Sarcoma Kaposi atau kanker yang disebabkan oleh infeksi virus human herpesvirus 8 (HHV8).
• Toxoplasmosis cerebral (infeksi toksoplasma otak yang menimbulkan abses di otak).
• Penurunan kesadaran, kondisi tubuh penderita sudah sangat lemah sehingga aktivitas terbatas dilakukan di
tempat tidur.
 Diagnosis
Penanganan awal dapat dilakukan dengan diagnosa untuk mendeteksi apakah seseorang tersebut terinfeksi HIV.
Diagnosis HIV dilakukan dengan pemeriksaan laboratorium. Jenis pemeriksaan laboratorium HIV dapat berupa:

 Tes serologi, yang terdiri dari:


• Tes cepat (Rapid Test)
• Tes Enzyme Immunoassay (EIA)
 Tes virologis, yang terdiri dari:
• HIV DNA kualitatif (EID), tes ini untuk mendiagnosis keberadan virus pada bayi berumur kurang dari 18 bulan.
• HIV RNA kuantitatif, tes ini untuk memeriksa jumlah virus dalam darah.

Bila hasil menunjukkan pasien terinfeksi HIV, maka pasien perlu menjalani tes lebih lanjut, berupa:
 Hitung Sel CD4
CD4 adalah bagian dari sel darah putih yang dihancurkan oleh HIV. Makin sedikit jumlah CD4, makin besar pula
kemungkinan seseorang menderita AIDS. Pada kondisi normal, jumlah CD4 berada dalam rentang 500–1400
sel/mm3. Jika jumlah CD4 nya di bawah 200 sel/mm3, maka pasien terinfeksi HIV.
 Pemeriksaan Viral Load (HIV RNA)
untuk menghitung jumlah virus di dalam tubuh penderita HIV & untuk menilai efektivitas terapi HIV.
 Tes Resistensi Obat.
Melalui tes ini, dokter dapat menentukan jenis obat anti HIV yang tepat bagi pasien.
 Pengobatan HIV
Saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan HIV, tetapi ada jenis obat yang dapat memperlambat
perkembangan virus, yakni ARV (antiretroviral).
ARV merupakan bagian dari pengobatan HIV dan AIDS untuk mengurangi risiko penularan HIV,
menghambat perburukan infeksi oportunistik, meningkatkan kualitas hidup penderita HIV, dan
menurunkan jumlah virus (viral load) dalam darah sampai tidak terdeteksi.Beberapa jenis obat ARV
diantaranya:
• Efavirenz
• Etravirine
• Nevirapine
• Lamivudin
• Zidovudin,dll

Untuk mendapatkan ARV, pasien harus melakukan konsultasi kepada dokter agar diberi resep.
Menurut Kementerian Kesehatan RI, ARV diminum 1 kali sehari dengan tenggat waktu 24 jam.
Pengobatan ini dapat digunakan untuk ibu hamil untuk mencegah penularan HIV ke janin.
 Komplikasi akibat HIV
 .Pneumocystis pneumonia (PCP)
Infeksi jamur ini dapat menyebabkan penyakit parah. Di AS, PCP masih menjadi penyebab
pneumonia paling umum pada orang yang terinfeksi HIV.
 Kandidiasis
Yaitu komplikasi HIV yang terbilang umum. Kondisi Ini menyebabkan peradangan dan lapisan
putih tebal di mulut, lidah, kerongkongan, atau vagina.
 Tuberkulosis (TB)
Di beberapa negara, TB adalah infeksi oportunistik paling umum yang terkait dengan HIV.
Penyakit ini menjadi penyebab utama kematian di antara orang-orang dengan AIDS.
 Sitomegalovirus
Virus herpes yang umum ini ditularkan melalui cairan tubuh seperti air liur, darah, urine, air
mani dan ASI. Sistem imun yang sehat akan menonaktifkan virus, sehingga virus tetap tidak
aktif di tubuh.
Namun, ketika sistem kekebalan tubuh melemah (akibat AIDS), virus dapat muncul kembali.
Kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan pada mata, saluran pencernaan, paru-paru, dan
lainnya.
 .Meningitis kriptokokus
Meningitis adalah peradangan pada selaput dan cairan yang mengelilingi otak dan sumsum
tulang belakang (meninges). Sedangkan meningitis kriptokokus adalah infeksi sistem saraf
pusat yang umum terkait dengan HIV.
 Pencegahan HIV
1) .Saling setia terhadap pasangan, hindari berganti-ganti pasangan.
2) Hindari penggunaan narkoba terutama melalui jarum suntik
3) Edukasi HIV yang benar mengenai cara penularan, pencegahan, dan
pengobatannya, dapat membantu mencegah penularan HIV di
masyarakat.
4) Jangan Menjadi Donor Bila Positif
5) Sunat Pada Pria
6) Tes HIV secara Rutin
7) Jujur pada Pasangan
8) Jangan downdload atau pakai aplikasi hijau
Sekian presentasi dari kelompok kami, jika ingin
bertanya silakan bertanya. Jangan hanya
memikirkan dia, yang tak memikirkan mu.
Selesai sudah persentasi dari kami hari ini,
Seperti kamu dan dia yang selesai tanpa dimulai.
Jika ada kekurangan mohon maaf, karena
Yang lebih hanya perasaan ku kepada dia.
Thanks You

Anda mungkin juga menyukai