Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas ini sebagaimana mestinya. Salawat beriring salam
tak lupa penulis hadiahkan kepada junjungan Alam Nabi Besar Muhammad SAW,
beserta keluarga, sahabat serta pengikutnya sampai akhir zaman dengan mengucapkan
Allahumma sholliala syaidina muhammad waalaalihi syaidina muhammad.

Tugas ini ditulis guna memenuhi syarat tugas mata kuliah Psikososial dan
Budaya Dalam Keperawatan. Tugas ini juga untuk menambah wawasan agar kita
dapat menerapkannya dengan baik dan benar.

Penulis telah berusaha dengan maksimal dalam menyelesaikan tugas ini.


Namun, apabila masih terdapat kekurangan dan kelemahan baik dari segi penyusunan
maupun dari segi isi, penulis mohon maaf. Kritik dan saran yang membangun
senantiasa penulis harapkan dari berbagai pihak demi peningkatan kualitas penulisan
tugas selanjutnya. Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Pekanbaru, 14 November 2018

penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ 1

DAFTAR ISI........................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................. 3

1.2 Tujuan.............................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian DSS......................................................................... 5


2.2 Konsep DSS ............................................................................. 6

2.3 karakteristik dan kemampuan DSS.......................................... 6

2.4 Atribut DSS………………………………………………………. 7

2.5 Jenis-jenis dan komponen DSS………………………………....8

2.6 Peran DSS Sistem informasi manajemen rumah sakit………….9

2.7 Kelebihan dan kekurangan decision supper system…………….9

2.8 dampak pemanfaatan DSS………………………………………10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan............................................................................... 11

3.2 Saran……………………………………………………………....11

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 12

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen sendiri mencakup proses perencanaan, pengorganisasian,
pengawasan, pengarahan, dan lain-lain, dalam suatu organisasi. Sedangkan, informasi
dalam satu organisasi adalah data yang diolah sedemikian rupa sehingga memiliki
nilai dan arti bagi organisasi.
Dengan ini, dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Manajemen (SIM)
merupakan sistem yang mengolah serta mengorganisasikan data dan informasi yang
berguna untuk mendukung pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi.
Sistem Informasi Manajemen selalu berkaitan dengan Teknologi Informasi,
Teknologi Informasi adalah suatu studi, perancangan, implementasi, pengembangan,
dukungan atau manajemen sistem informasi berbasis komputer, terkhususnya pada
aplikasi perangkat keras dan perangkat lunak komputer. Teknologi informasi
memanfaatkan komputer elektronik dan perangkat lunak komputer untuk mengubah,
menyimpan, memproses, melindungi, mentransmisikan dan memperoleh informasi
secara aman.
Teknologi informasi dewasa ini menjadi hal yang sangat penting karena sudah
banyak organisasi yang menerapkan teknologi informasi untuk mendukung kegiatan
organisasi. Teknologi Informasi diterapkan guna untuk pengelolaan informasi yang
pada saat ini menjadi salah satu bagian penting karena :
(1) Karena meningkatnya kompleksitas dari tugas manajemen,
(2) Karena pengaruh ekonomi internasional (globalisasi),
(3) Karena perlunya waktu tanggap (response time) yang lebih cepat,
(4) Karena tekanan akibat dari persaingan bisnis.
DSS merupakan salah satu produk perangkat lunak yang dikembangkan secara
khusus untuk membantu manajemen dalam proses pengambilan keputusan (Indrajit
2001, p.179). Sesuai namanya, tujuan digunakannya system ini adalah sebagai
“second opinion” atau “information source” yang dapat dipakai sebagai bahan
pertimbangan sebelum seorang manajer memutuskan kebijakan tertentu. Pendekatan
yang paling sering dilakukan dalam proses perancangan sebuah DSS adalah dengan
menggunakan teknik simulasi yang interaktif, sehingga selain dapat menarik minat
manajer untuk menggunakannya, diharapkan system ini dapat merepresentasikan

3
Pengembangan DSS berawal pada akhir tahun 1960-an dengan adanya
pengguna computer secara time-sharing (berdasarkan pembagian waktu). Pada
mulanya seseorang dapat berinteraksi langsung dengan computer tanpa harus melalui
spesialis informasi. Time sharing membuka peluang baru dalam penggunaan
computer. Tidak sampai tahun 1971, ditemukan istilah DSS, G Anthony Gorry dan
Michael S. Scott Morton yang keduanya professor MIT, bersama-sama menulis
artikel dalam jurnal yang berjudul “A Framework for Management Information
System” mereka merasakan perlunya ada kerangka untuk menyalurkan aplikasi
computer terhadap pembuatan keputusan manajemen. Gorry dan Scott Morton
mendasarkan kerangka kerjanya pada jenis keputusan menurut Simon dan tingkat
manajemen dari Robert N. Anthony menggunakan istilah Strategic Planning,
Managemen control dan operational control (perencanaan strategis, control
management).
1.2 Tujuan Pembuatan Makalah
1) Untuk memahami apa itu DSS
2) Untuk memahami penerapan DSS yang ada di lingkungan sosial
3) Untuk memahami penerapan DSS yang ada di lingkungan kerja

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian DSS


Decision support systems (DSS) atau bisa juga disebut Sistem pendukung
keputusan adalah sistem berbasis software yang dimaksudkan untuk membantu
manajer dalam pengambilan keputusan dengan mengakses sejumlah besar informasi
yang dihasilkan dari berbagai sistem informasi terkait yang terlibat dalam proses
bisnis organisasi, seperti sistem automatis kantor, sistem pemrosesan transaksi, dll.
DSS menggunakan ringkasan informasi, pengecualian, pola, dan tren
menggunakan model analisis. Sistem pendukung keputusan membantu dalam
pembuatan keputusan namun tidak harus memberikan keputusan itu sendiri. Para
pengambil keputusan mengumpulkan informasi yang berguna dari data mentah,
dokumen, pengetahuan pribadi, dan / atau model bisnis untuk mengidentifikasi dan
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
Pendekatan yang paling sering dilakukan dalam proses perancangan pada
sebuah DSS adalah dengan menggunakan teknik simulasi yang interaktif, sehingga
selain dapat menarik minat manajer untuk menggunakannya, diharapkan system ini
dapat merepresentasikan keadaan dunia nyata atau bisnis yang sebenarnya. Hal yang
perlu ditekankan adalah bahwa keberadaan DSS bukan untuk menggantikan tugas-
tugas manajer, tetapi untuk menjadi sarana (tools) bagi mereka.
DSS sebenarnya merupakan implementasi teori-teori pengambilan keputusan
yang telah diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti “Operation Research” dan
“Management Science” , hanya bedanya adalah bahwa jika dahulu untuk mencari
penyelesaian masalah yang dihadapi harus dilakukan perhitungan iterasi secara
manual, maka saat ini komputer PC telah menawarkan kemampuannya untuk
menyelesaikan persoalan yang sama dalam waktu relative singkat.
Suatu DSS yang dirancang dengan benar adalah suatu system berbasis
perangkat lunak interaktif yang dimaksudkan untuk membantu para pengambil
keputusan mengkompilasi informasi yang berguna dari data mentah, dokumen,
pengetahuan pribadi, dan/atau model bisnis untuk mengidentifikasikan dan
memecahkan berbagai masalah dan mengambil keputusan. System pendukung
keputusan atau DSS digunakan untuk mengumpulkan data, menganalisa dan
membentuk data yang dikoleksi, dan mengambil keputusan yang benar atau

5
membangun strategi dari analisis, tidak pengaruh terhadap computer, basis data atau
manusia penggunanya.

2.2 Konsep DSS


Konsep DSS dimulai pada akhir tahun 1960-an dengan timesharing komputer.
Untuk pertama kalinya seseorang dapat berinteraksi langsung dengan komputer tanpa
harus melalui spesialis informasi.

Baru pada tahun 1971, istilah DSS diciptakan oleh G. Anthony Gorry dan
Michael S. Scott Morton. Mereka merasa perlunya suatu kerangka kerja untuk
mengarahkan aplikasi komputer kepada pengambilan keputusan manajemen dan
mengembangkan apa yang dikenal sebagai Gorry & Scott Morton Grid. Dimana
Matriks Grid ini didasarkan pada konsep Simon mengenai keputusan terprogram dan
tak terprogram serta tingkat-tingkat manajemen Robert N. Anthony.

Gorry dan Scott Morton mengembangkan jenis-jenis keputusan menurut


struktur masalah, dari terstruktur hingga tidak terstruktur. Untuk menjelaskan tingkat
manajemen puncak, menengah dan bawah, Anthony menggunakan nama perencanaan
strategis, pengendalian manajemen dan pengendalian operasional.

Tahap-tahap pengambilan keputusan Simon digunakan untuk menentukan


struktur masalah. Masalah terstruktur merupakan suatu masalah yang memiliki
struktur pada tiga tahap yaitu intelijen, rancangan, dan pilihan. Masalah tak
terstruktur, sebaliknya merupakan masalah yang sama sekali tidak memiliki tiga tahap
di atas. Adapun masalah semi-terstruktur merupakan masalah yang memiliki struktur
hanya pada satu atau dua tahap

2.3 Karakteristik dan Kemampuan DSS


Berikut ini karakteristik dan kemampuan kinerja dari DSS atau Decision
Support System, antara lain yaitu :
a. DSS menyediakan dukungan bagi pengambil keputusan utamanya pada situasi
semi-terstruktur dan tak terstruktur dengan memadukan pertimbangan manusia
dan informasi terkomputerisasi.

6
b. Dukungan disediakan untuk berbagai level manajerial yang berbeda, mulai
dari pimpinan puncak sampai manajer lapangan.
c. Dukungan disediakan bagi individu dan juga bagi grup. Berbagai masalah
organisasional melibatkan pengambilan keputusan dari orang dalam grup.
Untuk masalah yang strukturnya lebih sedikit seringkali hanya membutuhkan
keterlibatan beberapa individu dari departemen dan level organisasi yang
berbeda.
d. DSS menyediakan dukungan ke berbagai keputusan yang berurutan atau
saling berkaitan.
e. DSS mendukung berbagai fase proses pengambilan keputusan: intelligence,
design, choice dan implementation.
f. DSS mendukung berbagai proses pengambilan keputusan dan style yang
berbeda-beda; ada kesesuaian diantara DSS dan atribut pengambil keputusan
individu (contohnya vocabulary dan style keputusan).
g. DSS selalu bisa beradaptasi sepanjang masa. Pengambil keputusan harus
reaktif, mampu mengatasi perubahan kondisi secepatnya dan beradaptasi
untuk membuat DSS selalu bisa menangani perubahan ini. DSS adalah
fleksibel, sehingga user dapat menambahkan, menghapus, mengkombinasikan,
mengubah, atau mengatur kembali elemen-elemen dasar (menyediakan respon
cepat pada situasi yang tak diharapkan). Kemampuan ini memberikan analisis
yang tepat waktu dan cepat setiap saat.
h. DSS mencoba untuk meningkatkan efektivitas dari pengambilan keputusan
(akurasi, jangka waktu, kualitas), lebih daripada efisiensi yang bisa diperoleh
(biaya membuat keputusan, termasuk biaya penggunaan komputer).
i. Pengguna harus mampu menyusun sendiri sistem yang sederhana. Sistem yang
lebih besar dapat dibangun dalam organisasi pengguna tadi dengan melibatkan
sedikit saja bantuan dari spesialis di bidang Information Systems (IS).

2.4 Atribut DSS


Berikut merupakan berbagai atribut DSS, yaitu :
1. Kemampuan beradaptasi dan fleksibel
2. Tingkat Interaktivitas yang tinggi
3. Kemudahan penggunaan
4. Efisiensi dan efektivitas

7
5. Kontrol penuh oleh pengambil keputusan
6. Kemudahan pengembangan
7. Dukungan untuk pemodelan dan analisis
8. Dukungan untuk akses data
9. Standalone, terpadu, dan berbasis web

2.5 Jenis–Jenis dan Komponen DSS


Ada enam jenis DSS, yaitu :
1. Retrive information element (memanggil eleman informasi)
2. Analyze entries fles (menganali semua file)
3. Prepare reports form multiple files (laporan standart dari beberapa files)
4. Estimate decisions qonsquences (meramalkan akibat dari keputusan)
5. Propose decision (menawarkan keputusan )
6. Make decisions (membuat keputusan)

Secara garis besar DSS dibangun oleh tiga komponen besar:


1. Database
2. Model Base
3. Software System
Sistem database berisi kumpulan dari semua data bisnis yang dimiliki
perusahaan, baik yang berasal dari transaksi sehari-hari, maupun data dasar (master
file). Untuk keperluan DSS, diperlukan data yang relevan dengan permasalahan yang
hendak dipecahkan melalui simulasi. Komponen kedua adalah Model Base atau suatu
model yang merepresentasikan permasalahan ke dalam format kuantitatif (model
matematika sebagai contohnya) sebagai dasar simulasi atau pengambilan keputusan,
termasuk di dalamnya tujuan dari permasalahan (obyektif), komponen-komponen
terkait, batasan-batasan yang ada (constraints), dan hal-hal terkait lainnya.
Kedua komponen tersebut untuk selanjutnya disatukan dalam komponen ketiga
(software system), setelah sebelumnya direpresentasikan dalam bentuk model yang
“dimengerti” komputer.
Contohnya adalah penggunaan teknik RDBMS (Relational Database
Management System), OODBMS (Object Oriented Database Management System)
untuk memodelkan struktur data. Sedangkan MBMS (Model Base Management
System) dipergunakan untuk mere-presentasikan masalah yang ingin dicari

8
pemecahannya. Entiti lain yang terdapat pada produk DSS baru adalah DGMS
(Dialog Generation and Management System), yang merupakan suatu sistem untuk
memungkinkan terjadinya “dialog” interaktif antara computer dan manusia (user)
sebagai pengambil keputusan.

2.6 Peran DSS dalam Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit


Medical error merupakan penyimpangan dari proses perawatan, yang dapat
menyebabkan kerugian bagi pasien. Definisi tersebut menggambarkan bahwa setiap
tindakan yang dilaksanakan, tetapi tidak sesuai dengan rencana atau prosedur, sudah
dianggap sebagai medical error. CDSS memiliki tujuan utama untuk mendukung
bermacam fungsi klinis, seperti misalnya: dokumentasi dan pengkodean klinis,
mengatur kompleksitas klinis, menyimpan dan memelihara database pasien, melakukan
tracking order pasien, monitoring dan tindak lanjut kesehatan, serta tindakan
pencegahan suatu penyakit. Secara umum CDSS, merupakan teknologi penunjang
untuk mencegah terjadinya medical errors dan mendukung implementasi patient safety
di rumah sakit. Penggunaan Clinical Decision Support System (CDSS) diantarnya ialah
adanya penghematan 30% biaya pengobatan dari penggunaan CDSS untuk peresepan
obat, meningkatkan keselamatan (patient-safety), seperti penurunan sampai 50%
medication error yang terjadi di rumah sakit. Sehingga sistem ini mulai diterapkan
karena adanya dampak positif yang diberikan. Suatu system pendukung keputusan
harus mampu melayani berbagai format input atau output dari pengguna, berbagai gaya
dialog, mendukung komunikasi antar pengguna dan pengembang, mendukung adanya
pengetahuan dari pengguna.

2.7 Kelebihan dan Kekurangan Decision Support System


Decision Support System (DSS) dapat memberikan beberapa keuntungan-
keuntungan bagi pemakainya. Menurut Turban (1995: 87) maupun McLeod (1995:
103) keuntungan-keuntungan tersebut meliputi:
1. Memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses
data/informasi untuk pengambilan keputusan.
2. Menghemat waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah, terutama
berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.
3. Mampu memberikan berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan,
meskipun seandainya DSS tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi

9
oleh pengambil keputusan, namun dapat digunakan sebagai stimulan dalam
memahami persoalan.
4. Memperkuat keyakinan pengambil keputusan terhadap keputusan yang
diambilnya.
5. Memberikan keuntungan kompetitif bagi organisasi secara keseluruhan
dengan penghematan waktu, tenaga dan biaya.
Selain memiliki banyak keuntungan atau manfaat, decision support system juga
memiliki beberapa kelemahan antara lain :
1. Sulit dalam memodelkan sistem bisnis
2. Mungkin akan menghasilkan suatu model bisnis yang tidak dapat menangkap
semua pengaruh pada entity.
3. Dibutuhkan kemampuan matematika yang tinggi untuk mengembangkan suatu
model yang lebih kompleks.

2.8 Dampak Pemanfaatan DSS


Dampak dari pemanfaatan Decision Support System (DSS) antara lain:
1. Masalah-masalah semi struktur dapat dipecahkan.
2. Problem yang kompleks dapat diselesaikan.
3. Sistem dapat berinteraksi dengan pemakainya.
4. Dibandingkan dengan pengambilan keputusan secara intuisi, pengambilan
keputusan dengan DSS dinilai lebih cepat dan hasilnya lebih baik.
5. Menghasilkan acuan data untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh
manajer yang kurang berpengalaman.
6. Untuk masalah yang berulang, DSS dapat memberi keputusan yang lebih
efektif.
7. Fasilitas untuk mengambil data, dapat memberikan kesempatan bagi beberapa
manajer untuk berkomunikasi dengan lebih baik.
8. Meningkatkan produktivitas dan kontrol dari manajer.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Peranan DSS sangat penting dalam beberapa dekade ini terutama untuk
mendukung pengambilan keputusan terkait kebijakan dan strategi universitas dalam
meningkatkan mutu bagi fasilitas di dalam universitas tersebut, yaitu Universitas
Gunadarma dalam menunjang kegiatan pembelajaran bagi mahasiswa/i dalam
universitas tersebut. Demikian pula bagi perusahaan dalam hal persaingan usaha.
Perusahaan yang menguasai informasi hampir dapat dipastikan akan memenangkan
persaingan dalam memperebutkan pangsa pasar. PT Coca Cola Amatil Indonesia
(CCAI) dalam hal ini menggunakan aplikasi DSS untuk menganalisis perilaku
konsumen dengan menggunakan metode Market Basket Analysis. Pemanfaatan DSS
ini diharapkan dapat membantu CCAI dalam mencapai atau melebihi target
perusahaan, melakukan promosi yang efektif, dan optimalisasi tata letak kulkas
(Cold Drink Equipment). Namun keberhasilan DSS ini tidak akan bisa terwujud
apabila data dan informasi yang dibutuhkan oleh sistem tidak tersedia karena
kurangnya koordinasi dengan outlet yang ada.

3.2 Saran
Universitas dan Perusahaan sebaiknya lebih aktif dalam mendorong beberapa
terobosan baru khususnya dalam pemanfaataan DSS dalam menunjang pengambilan
keputusan seperti melakukan pengembangan DSS di Universitas ataupun Perusahaan
tersebut.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&u
act=8&ved=2ahUKEwj874XQqtPeAhWHMI8KHX6-
D7MQFjADegQIBBAB&url=http%3A%2F%2Fwww.sisteminformasi.xyz%2F2016%
2F11%2Fkonsep-dss-decision-support-
system.html&usg=AOvVaw17NsS3QvSZXfuZI881edOY

https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&cad=rja&u
act=8&ved=2ahUKEwj874XQqtPeAhWHMI8KHX6-
D7MQFjAFegQIBRAB&url=https%3A%2F%2Fyusrizalfirzal.wordpress.com%2Ftag
%2Fkonsep-dss%2F&usg=AOvVaw00GIEj6z2NGX4kD_99WRcQ

https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&cad=rja&u
act=8&ved=2ahUKEwj874XQqtPeAhWHMI8KHX6-
D7MQFjAGegQIAxAB&url=http%3A%2F%2Fwww.academia.edu%2F7258788%2F
Konsep_dasar_dss&usg=AOvVaw3F5K5Sl5vaFbviozjZpjUX

12

Anda mungkin juga menyukai