Anda di halaman 1dari 17

REVIEW JURNAL

KELOMPOK 11 (FARMASI 3B)


1.Stivani Yunita ababelia (1918208)
2.Suci Susila (1918209)
3.Sulastri (1918211)
4.Sulpiana Putri (19.18.212)
5.Surya Dewi (1918213)
6.Tiurma Febrianti (1918222)

7. Tri Anggreni (1918224)


8. Ulfa Juinda (1918226)
9. Vivi Sulistia (1918228)
10. Wardah Jamila (1918230)
11. Yesika Romauli Ambarita (19.18.233)
12. Yoan Meysel Pardede (1918234)
13. Yulina Anastasya (1918237)
JURNAL 1

JURNAL 2

JURNAL 3
JURNAL 1
Judul :
Evaluation of pharmaceutical services in general outpatients based on WHO
indicators at the hospital. (Evaluasi pelayanan kefarmasian pada pasien rawat
jalan umum berdasarkan indikator WHO di rumah sakit).
Latar Belakang :
Data WHO menyatakan bahwa masih banyak terjadi
penggunaan obat yang tidak tepat oleh pasien. Oleh karena itu,
perlu dilakukan dengan evaluasi pelayanan kefarmasian secara
rutin sebagai salah satu upaya peningkatan penggunaan obat
yang tepat.

Metode :

Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan menggunakan rancangan cross-


sectional pada 211 pasien rawat jalan umum atau non-asuransi di salah satu rumah sakit
swasta Yogyakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode disproportionate
stratified random sampling. Data diperoleh dari observasi dan wawancara kepada pasien
kemudian data dianalisis secara deskriptif menggunakan rumus sesuai indikator pelayanan
pasien WHO. Analisis hubungan sosiodemografi dengan pengetahuan pasien tentang
penggunaan obat dilakukan menggunakan uji statistik chi-square dan spearman test
(Embrey,2012).
Hasil :

Rata-rata waktu penyerahan obat yaitu 47,52


detik dengan persentase obat terlayani 99,4%.
Persentase etiket obat yang memadai 91,7% dan
pasien yang mengetahui cara penggunaan obat
yang diterima sebesar 36,5%. Hasil analisis
statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara
usia (p=0,218) dan jenis kelamin (p=0,209)
dengan tingkat pengetahuan, serta terdapat
hubungan antara tingkat pendidikan (p=0,005)
dengan pengetahuan pasien.
Secara umum pelayanan kefarmasian di rumah
sakit sudah baik, namun masih perlu peningkatan
dalam pemberian informasi obat kepada pasien
saat penyerahan obat. Sedangkan, faktor
sosiodemografi yang berhubungan dengan tingkat
pengetahuan pasien tentang penggunaan obat
adalah tingkat pendidikan(Andini,2013).
JUDUL :
JURNAL 2
EPIDEMIOLOGICAL DETERMINANTS OF DENGUE FEVER (DHF) IN URBAN AREA
RETROSPECTIVE STUDY DETERMINAN EPIDEMIOLOGI DEMAMBERDARAH
DENGUE (DBD) DI DAERAH PERKOTAAN : metode retrospektif
Latar belakang
Dengue merupakan penyakit tropis paling umum yang menyerang manusia. Dengue telah menjadi
masalah internasional utama dalam kesehatan masyarakat dibeberapa dekade terakhir. Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sekitar 2,5–3 miliar orang saat ini tinggal dizona
penularan demam berdarah. Demam berdarah adalah penyakit demam akut yang dipicu oleh
infeksi virus dengue (DBD). Manusia tertular DBD melalui gigitan nyamuk Aedes betina pembawa
DENV,termasuk Aedes albopictus dan Aedes aegypti. Nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor utama
penyakit DBD memiliki pola hidup di daerah panas sehingga menjadikan penyakit ini berkembang
di daerah perkotaan dibandingkan di daerah perdesaan. Faktor risiko lainnya adalah kemiskinan
yang mengakibatkan orang tidak mempunyai kemampuan untuk menyediakan rumah yang layak
dan sehat, pasokan air minum dan pembuangan sampah sembarangan(Candra,2010).

Metode
penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian retrospektif yang dimana (suatu penelitian (survei) analitik yang
menyangkut bagaimana faktor resiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan retrospektif).yang digunakan Secara
kuantitatif, desain kasus kontrol. Populasi kasus adalah seluruh masyarakat yang menderita demem berdarah dikecamatan
cipayung, jakarta timur. Sedangkan populasi kontrol adalah seluruh masyarakat yang tidak menderita demam berdarah.
Besar sampel dihitung menggunakan rumus uji hipotesis perbedaan dua proporsi, sehingga diperoleh sampel kasus sebanyak
217 responden. Pengambilan sampel kontrol menggunakan perbandingan satu berbanding satu, sehingga jumlah seluruh
sampel sebanyak 434 responden. Sampel kontrol diambil berdasarkan beberapa kriteria, yaitu: umur responden maksimal
kurang lebih 5 tahun dari umur kelompok kasus, sampel kontrol yang dipilih merupakan tetangga dari kelompok kasus. Data
diperoleh berdasarkan hasil observasi dan penyebaran kuesioner kepada responden. Faktor risiko dianalisis menggunakan uji
chi-square, untuk menentukan besarnya risiko menggunakan Odds Ratio (OR). Setelah itu, analisis multivariat dilakukan
dengan menggunakan regresi logistik ganda.
Hasil penelitian
Studi ini dilakukan untuk menilai faktor risiko yang
berhubungan signifikan dengan kejadian DBD. Pada populasi
studi terbukti bahwa sikap merupakan faktor kejadian DBD.
Kelompok kasus dalam studi ini sebagian besar memiliki sikap
negatif terhadap pencegahan DBD, sedangkan pada kelompok
kontrol lebih banyak yang memiliki sikap positif. Sebagian
besar responden sudah menyelesaikan pendidikan tinggi,
sehingga berdampak pada pengetahuan dan sikap responden.
Hasil studi ini membuktikan bahwa keberadaan jentik nyamuk
merupakan faktor utama penyebab DBD. Studi ini menemukan
beberapa jentik nyamuk aedes aegypti disetikar rumah
responden yang terinfeksi DBD. Dalam studi kami ditemukan
bahwa kepadatan hunian berhubungan dengan
kejadian DBD. Kepadatan hunian yang diperhatikan adalah
jarak antara rumah responden. Pada saat penelitian
ditemukan beberapa responden memiliki rumah berdekatan
satu sama lain, hal ini menunjukkan bahwa penghuni yang
menderita DBD dalam satu rumah mempunyai resiko untuk
tertularnya penyakit DBD pada penghuni rumah
lainnya.Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian DBD
adalah Sikap, pemberantasan sarang nyamuk, penggunaan
obat nyamuk, penggunaan kelambu, jentik nyamuk, kepadatan
hunian, pemantauan jentik berkala,fogging, larvasida, dan
edukasi DBD. Penentu epidemiologi yang paling dominan dari
kejadian DBD adalah jentik nyamuk. Orang yang tinggal
serumah dengan jentik nyamuk memiliki peluang 4,1 kali lipat
untuk terjangkit DBD.
Judul :Asites dan Komplikasi Terkait Pada Pasien Rawat Inap: Studi
JURNAL 3
Observasional Deskriptif

Latar Belakang:
Asites adalah penyakit mematikan, yang juga umum di Pakistan. Asites adalah
komplikasi sirosis yang paling umum dan berhubungan dengan kualitas kesehatan
yang buruk, risiko infeksi yang tinggi, gagal ginjal dan hasil jangka panjang yang
buruk (Anderson, 2002).

Metode :
metode penelitian yang digunakan adalah Studi observasional deskriptif dilakukan di
bangsal Kedokteran Penyakit Ginjal Kronis dan Penyakit Hati Kronis di Rumah Sakit Sir
Ganga Raam dan Rumah Sakit Layanan Lahore, Pakistan. Durasi penelitian adalah 2 bulan
(Juli 2014 - Agustus 2014) dan 50 pasien rawat inap Asites di bangsal pengobatan
Penyakit Ginjal Kronik dan Penyakit Hati Kronis dipilih sebagai subjek untuk penelitian
ini.
Formulir pengumpulan data dirancang untuk mengumpulkan informasi dari pasien
yang dirawat di bangsal pengobatan Penyakit Ginjal Kronis dan Penyakit Hati Kronis
dengan diagnosis Asites. Formulir pengumpulan data mencakup berbagai aspek
mengenaipasien informasi demografi, riwayat penyakit masa lalu, riwayat keluarga,
riwayat pengobatan, diagnosis dan manajemen hasil pemeriksaan perut, keluhan yang
diajukan, penyebab kenaikan biaya tak terduga; itu meningkatkan kematian 1 tahun
dan berfungsi sebagai risiko transplantasi hati ortotopik (OLT). Asites sirosis, dalam
pengaturan hipertensi portal, terdiri dari sekitar 85% dari semua kasus. Penyebab lain
asites (non-sirosis) dapat secara luas didefinisikan sebagai asal pra atau pasca hepatik
(Moore dan Thiel, 2013).
Hasil:
Distribusi responden berdasarkan usia dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa
sebesar 19 responden (38%) berusia 9 tahun, 25 responden (25%) berusia 10 tahun,
dan 6 responden (12%) berusia 11 tahun. Distribusi responden berdasarkan jenis
kelamin diketahui sebesar 31 responden (62%) berjenis kelamin laki-laki, dan 19
responden (38%) berjenis kelamin perempuan. Sedangkan distribusi responden
berdasarkan status gizi diketahui bahwa sebesar 28 responden (56%) memiliki status
gizi gemuk (overweight), dan 22 responden (44%) memiliki status gizi obesitas
Sebelum melakukan uji statistik, uji normalitas data perlu dilakukan untuk mengetahui
data terdistribusi normal atau tidak.
Apabila data terdistribusi normal maka uji statistik yang digunakan adalah uji
berpasangan, jika data tidak terdistribusi normal maka uji statistik yang digunakan
adalah uji statistic alternatif yaitu uji wilcoxon. Dalam penelitian ini uji normalitas
yang digunakan yaitu uji Saphiro-Wilk karena jumlah sampel yang digunakan yaitu 50.
Hasil uji normalitas data diketahui bahwa pada data skor pengetahuan tidak
terdistribusi normal. Sedangkan pada data skor sikap diketahui bahwa data
terdistribusi normal.
JURNAL KELEBIHAN KEKURANGAN

Jurnal 1  Metode studi yang terjangkau  Hanya efektif jika mewakili seluruh
 Memberikan kontrol yang baik atas proses pengukuran populasi
 Menawarkan kelengkapan dengan poin data utama  Diperlukan ukuran sampel yang lebih
 Memungkinkan siapa saja untuk menganalisis data untuk besar untuk memberikan akurasi
menarik kesimpulan  Memungkinkan bias yang dapat
 Studi cross-sectional memberi peneliti akses ke berbagai mempengaruhi hasil
hasil dan eksposur  Tidak menawarkan kendali atas pilihan
 Menawarkan informasi untuk analisis deskriptif atau tujuan
 Memberikan landasan untuk peluang penelitian di masa  Studi cross-sectional tidak menawarkan
depan data tentang hubungan kasual
 Dibutuhkan kelompok populasi tertentu
agar berhasil
 Tidak dapat mengukur insiden

Jurnal 2  Lebih cepat dan lebih murah dibanding penelitian lainnya.  Tidak dapat dipakai untuk menentukan
 Menjadi metode yang efisien jika dilihat dari pengambilan angka isidensi penyakit.
sampelnya.  Data tidak lengkap karena data faktor
 Membolehkan penyelidikan yang mendalam mengenai resiko disimpulkan setelah penyakit terjadi
faktor-faktor yang berkaitan dengan resiko penyakit. dan sering ada penyimpangan.
 Berguna untuk meneliti masalah kesehatan yang jarang  Terdapat seleksi karena populasi berasal
Jurnal 3  penelitian dilakukan hanya di
 peneliti memilih mayoritas yg kelas atas dengan kondisi rumah sakit Pemerintah
sosial ekonomi yg baik  penelitian ini dibatasi hanya
 penelitian ini menarik pemerintahan sektor kelas untuk dua rumah sakit
menengah dan kelas atas
PERBEDAAN 3 METODELOGI JURNAL
>>Kelebihan metode observasi
•Merupakan alat yang langsung untuk meneyelidiki bermacam-macam gejala. banyak
aspek tingkah laku manusia dapat diselidiki melalui jalan observasi langsung.
•Untuk subyek yang diselidiki observasi lebih sedikit tentunya bagi orang yang selalu
sibuk, mungkin tidak keberatan untuk di amati, tapi mungkin keberatan untuk mengisi
kuesioner-kuesioner.
•Memungkinkan pencatatan yang serempak dengan terjadinya suatu gejala.
•Tidak tergantung pada self-report.
•Banyak kejadian penting yang tidak dapat diperoleh dengan pengamatan langsung.
>>Kelemahan metode observasi
•Banyak kehidupan pribadi yang tidak terungkap, misalnya kehidupan pribadi yang
rahasia.
•Memungkinkan terjadinya ketidakwajaran apabila yang di oservasi mengetahui bahwa
dirinya sedang di observasi.
•Observasi banyak tergantung dari faktor yang tidak terkontrol.
•Subyektifitas observer sukar dihindarkan.
>>Kelebihan Metode Retrospektif
•Lebih cepat dan lebih murah dibanding penelitian lainnya.
•Menjadi metode yang efisien jika dilihat dari pengambilan
sampelnya.
•Membolehkan penyelidikan yang mendalam mengenai faktor-
faktor yang berkaitan dengan resiko penyakit.
•Berguna untuk meneliti masalah kesehatan yang jarang terjadi
di masyarakat.
•Hanya perlu waktu singkat dan biaya yang murah.
>>Kekurangan Metode retrospektif
•Tidak dapat dipakai untuk menentukan angka isidensi penyakit.
•Data tidak lengkap karena data faktor resiko disimpulkan
setelah penyakit terjadi dan sering ada penyimpangan.
•Terdapat seleksi karena populasi berasal dari dua populasi
yang berbeda.
•Sulit memilih kelompok kontrol yang tepat.
>>Kelebihan metode Deskriptif
• Metode deskriptif lebih banyak disukai berbagai bidang
penyelidikan. Hasil-hasil penelitian yang diperoleh melalui
percobaan dilaboratorium tetap menggunakan metode ini
untuk mengecek dan membuktikan tingkat reliabilitasnya.
Penelitian ini sangat logis dalam menyebarluaskan
informasi. Akhirnya metode deskriptif sangat cocok untuk
penelitian yang menyediakan standar ukuran normative
berdasarkan hal-hal yang umum.
B. Relatif mudah dilaksanakan
C.Tidak membutuhkan kelompok kontrol atau pembanding
>>Kelemahan metode Deskriptif
a). Tidak dapat menjawab pertanyan mengapa dan bagaimana
b). Penelitian ini memberikan informasi yang terbatas tentang pengaruh
variabel-variabel yang diteliti. Karena kita tidak dapat mengisolasi atau
menekan variabel-variabel lain yang konstan, maka kita tidak dapat
mengharapkan bukti nyata tentang sebab-akibat. Kerugian selanjutnya
motivasi subjek yang tidak konsisten,sebagai peneliti kita perlu
memastikan bahwa jawaban responden dapat dipercaya. Ini sangat
tergantung pada perhatian, simpati, minat, dan kerjasama para subjek
penelitian.
c). Umumnya hasil penelitian hanya berlaku saat ini dan mungkin saja
sudah tidak dapat relevan lagi dimasa yang akan datang.
d).  Dituntut ketajaman berfikir dalam menjelaskan fenomena.
Daftar Pustaka
Andini (2013) Gambaran tingkat kepuasan pasien rawat jalan terhadap kualitas pelayanan di instalasi farmasi RSUD Taman Husada kota
Bontang. Universitas Gadjah Mada.

Anderson, RN Hyattsville, Pusat Statistik Kesehatan Nasional. Kematian: penyebab utama tahun 2000. Laporan statistik vital nasional 2002,
Volume 50, Edisi 16. [DOI]

Candra A. Demam Berdarah Dengue: Epidemiologi, Patogenesis,dan Faktor Risiko Penularan. ASPIRATOR- Journal Vector-borne Dis Stud
[Internet]. 2010;2(2). Available from: http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/ind

Embrey, M. (2012) Managing access to medicines and health technologies. Arlington: Management Sciences for Health.

http://takdiralamsyahbio11.blogspot.com/2016/12/metode-penelitian-deskriptif.html?m=1

Moore, CM dan Thiel, DH (2013). Ulasan asites sirosis: Patofisiologi, diagnosis dan manajemen. Jurnal Hepatologi Dunia, Volume 5, Edisi 5,
Halaman 251-263. [DOI]

Anda mungkin juga menyukai