A. Judul Jurnal
Pengaruh Malnutrisi dan Faktor Lainnya Terhadap Kejadian Wound
Dehiscence Pada Pembedahan Abdominal Anak Pada Periode Perioperatif.
B. Kata Kunci
Wound Dehiscence, gizi buruk, resiko relative.
C. Penulis Jurnal
Tinuk Agung Meilany, Ariono Arianto, Qomarrudin Bausat, Endang S
K,Joedo Prihartono Damayanti R Sjarif.
D. Latar Belakang Penelitian
Latar belakang penelitian merupakan sebab-sebab atau alasan mengapa suatu
masalah atau hal itu menarik untuk diteliti. Dalam jurnal Pengaruh Malnutrisi dan
Faktor Lainnya Terhadap Kejadian Wound Dehiscence Pada Pembedahan Abdominal
Anak Pada Periode Perioperatif Wound Dehiscence adalah salah satu komplikasi
bedah abdominal yang jarang ditemui, namun sering menyebabkan kematian,
meningkatkan lama rawat, biaya dan risiko infeksi berat dengan akibat kematian.
Malnutrisi dianggap sebagai salah satu faktor yang berkontribusi terhadap suatu
kejadian dehiscence.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan satuan yang selaras dari perumusan masalah dan
manfaat penelitian atau pernyataan jawaban atas pertanyaan mengapa anda ingin
melakukan penelitian tersebut. Menilai angka kejadian dehiscence bedah mayor pada
anak yang berbeda status gizi, risiko relative serta sektor lain yang mempengaruhi
risiko dehiscence.
F. Metodologi Penelitian
Kriteria inklusi :
H. Hasil Penelitian
Angka kejadian dihiscene 2,7% (7/262), satu pasien gizi baik (0,8%), gizi
kurang 2/7 (1,7%), gizi buruk 4/4(100%). Terjadi pada hari kelima pasca operasi
kisaran 3 sampai 7 hari. Lama rawat 25 hari (14-37) vs 10 hari (1-10) tidak dihiscene.
Meninggal dunia 1/7 dihiscene. Risiko dihiscene meningkat secara bermakna pada
gizi buruk vs gizi baik (RR136, IK95% 19,3-958, p=0,000). Hipoalbumin vs normal
(RR23,6, IK 95% 5,8-95,4 p=0,000). Anemia vs normal (RR 18,6 IK 95% C13.7-
91.9, p=0,000). Sepsis vs normal (RR10,7 IK 95% 2,5-45,5 P=0,000). Faktor atribusi
dihiscene 99,3% karena gizi buruk hipoalbumin 96,6%, sepsis 90,7%, gizi kurang
59%. Status gizi buruk, hipoalbumin dan sepsis berperan hamper sertus persen
terhadap kejadian dihiscene pada anak.
A. Judul Jurnal
Hubungan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi dengan Perilaku
Seksual Remaja Pada Siswa Kelas XI di SMA Batik 1 Surakarta Tahun 20011
B. Kata Kunci
Pengetahuan, kesehatan reproduksi, perilaku seks
C. Penulis Jurnal
Dheny Rohmatika
D. Latar Belakang Penelitian
Masa remaja merupakan masa peralihan dari perilaku seksual anak-anak ke
perilaku seksual dewasa, rasa keinginan untuk mencoba hal-hal yang baru semakin
tinggi apalagi keingintahuan remaja mengenai seksualitas serta dorongan seksualnya
telah menyebabkan remaja melakukan aktivitas seksual namun, disisi lain remaja
memiliki pengetahuan yang kurang mengenai seksualitas sehingga remaja rentan
melakukan seks bebas.
E. Tujuan Penelitian
F. Metodologi Penelitian
H. Hasil Penelitian
Hasil penelitian dari 162 responden menunjukan sebagian besar mempunyai
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi kelompok sedang (88%), kurang (15,4%),
baik (30,2%). Pada data perilaku seksual menunjukan sebagian besar siswa SMA
Batik 1 berperilaku keompok cukup baik (62,3%), kurang baik (8,6%), baik (29%).
B. Kata Kunci
C. Penulis Jurnal
Heidi S, Resmick, Ph.D, Roger K. Pitman M.D and Dvid W.Foy.,Ph.D.
D. Latar Belakang Penelitian
Masa remaja merupakan masa peralihan dari perilaku seksual anak-anak ke
perilaku seksual dewasa, rasa keinginan untuk mencoba hal-hal yang baru semakin
tinggi apalagi keingintahuan remaja mengenai seksualitas serta dorongan seksualnya
telah menyebabkan remaja melakukan aktivitas seksual namun, disisi lain remaja
memiliki pengetahuan yang kurang mengenai seksualitas sehingga remaja rentan
melakukan seks bebas.
E. Tujuan Penelitian
F. Metodologi Penelitian
H. Hasil Penelitian
Hasil penelitian dari 162 responden menunjukan sebagian besar mempunyai
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi kelompok sedang (88%), kurang (15,4%),
baik (30,2%). Pada data perilaku seksual menunjukan sebagian besar siswa SMA
Batik 1 berperilaku keompok cukup baik (62,3%), kurang baik (8,6%), baik (29%).