Anda di halaman 1dari 18

LITERATUR REVIEW

MENINGKATKAN KUALITAS TIDUR MELALUI TINDAKAN SLOW STROKE


BACK MASSAGE, AROMATERAPI LAVENDER DAN TERAPI MUROTTAL PADA
LANSIA

Dosen Pengampu : Ns. Dwi Kustriyanti, S.kep, M.Kep

Disusun Oleh :

Ira Setyowati (2007039)

PROGAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA

SEMARANG

2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas karuniaNya Tugas Riset Keperawatan
yang berjudul “Literatur Review : Meningkatkan Kualitas Tidur Melalui Tindakan
Slow Stroke Back Massage, Aromaterapi Lavender Dan Terapi Murottal Pada Lansia
ini dapat diselesaikan.
Literatur Review ini disusun untuk memenuhi tugas Riset Keperawatan. Penulis
mempunyai kekurangan dalam penyusunan tugas ini. Oleh karena itu, perkenankanlah
penulis menyampaikan ucapan terimakasih meskipun tak sebanding dengan apa yang
diterima oleh peneliti kepada :
1. Ibu Ns. Dwi Kustriyanti, S.kep, M.Kep selaku pengampu mata kuliah ini
Akhirnya semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang membantu. Penulis
menyadari bahwa tugas ini jauh dari kata sempurna, segala kesalahan hanya milik penulis
semata dan saya bertanggung jawab atas segala sesuatu yang saya tuliskan dalam tugas ini.
Semoga tugas yang saya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Semarang, 15 Juni 2021

Ira Setyowati
REVIEW ARTIKEL

No Judul Penulis Tahu Metode Sampel Hasil


n
1. Efektifitas Pascha 2019 Experimental 18 sampel Hasil uji beda nilai rerata setelah intervensi dengan
Slow Stroke Paramurthi, design independent sample t-test diperoleh bahwa pada
Back Massage Komang Tri dengan kelompok perlakuan yakni 4,11±1,054 dan kelompok
terhadap Adi rancangan kontrol yakni 6,89±3,516 dengan nilai p=0,012 (p <
Peningkatan Suparwati, pre and post 0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa pemberian slow
Kualitas Tidur dan Ni Putu test control stroke back massage efektif dalam meningkatkan kualitas
pada Lansia Devi group design tidur pada lanjut usia.
Sulistyawati
K
2. The Effect of Ira Suarilah, 2020 Quasi- 32 sampel Hasil statistik Uji Wilcoxon Sign Rank diperoleh nilai p =
Cutaneous Mohammad experimental 0,001 (0,001 <0,05) dan juga nilai a = 0,000 (0,000
Stimulation: Hayat, dan design <0,05) pada Mann Whitney Test yang menunjukkan
Slow Stroke Retno dengan bahwa stimulasi kulit: Slow Stroke Back Massage
Back Massage Indarwati rancangan mempengaruhi peningkatan kualitas tidur lansia secara
on Sleep control signifikan
Quality group pre-
Improvement posttest
in design
Elderly
3. Pengaruh Slow Anninah, 2020 Quasi 30 sampel Setelah diberikan slow stroke back massage pada
Stroke Back Asmawati, eksperiment kelompok intervensi diperoleh rerata skor kualitas tidur
Massage Sariman dengan pre- sebesar 8,80 dan kelompok kontrol 7,60 dengan hasil
terhadap Pardosi test and post- independen t-test menunjukkan p value 0,003 (p≤α=0,05)
Kualitas Tidur test with yang artinya ada perbedaan rerata skor kualitas tidur ibu
Ibu Post Sectio control pasca SC setelah diberikan terapi slow stroke back
Caesarea di group design. massage.
RS.
Bhayangkara
Bengkulu
4. Pengaruh Dian Sari, 2018 Desain 30 sampel Hasil uji statistik didapatkan nilai p= 0,000 (p < 0,05)
Aroma Terapi Devid preekperimen yang berarti terdapat pengaruh terapi lavender terhadap
Lavender Leonard tal kualitas tidur lansia di Wisma Cinta Kasih Padang.
Terhadap menggunaka Berdasarkan hasil penelitian setelah diberikan
Kualitas Tidur n rancangan aromaterapi lavender pada lansia, didapatkan yang
Lansia Di One Group mengalami kualitas tidur baik sebanyak 12 (40%)
Wisma Cinta Pretest- responden, sedangkan yang menagalami kualitas tidur
Kasih Posttest buruk sebanyak 18 (60%) responden.
Design
5. Effects Of Fatemeh 2019 Single-blind 100 Hasil uji statistic Chi-square digunakan untuk
Aromatherapy Sadat Izadi- randomized sampel membandingkan skor rata-rata kualitas tidur setelah
With Lavender Avanji, controlled intervensi antar kelompok dengan nilai p = 0,001
Essential Oil Sedigheh clinical trial (p≤α=0,05) yang artinya terdapat perbedaan yang
On Sleep Miranzadeh, signifikan dalam kualitas tidur diamati pada kelompok
Quality Among Hossein tersebut menerima minyak esensial lavender
Retired Older Akbari, Neda dibandingkan dengan kelompok kontrol setelah 7 malam
Adults Mirbagher intervensi. Minyak esensial lavender memiliki efek positif
Ajorpaz, pada peningkatan kualitas tidur orang dewasa yang lebih
Darius tua.
Ahmadi

6. The Effect of Ahmad 2017 A 50 sampel Sebelum intervensi tidak ada perbedaan yang signifikan
Inhalation Nasiri dan randomized antara kelompok eksperimen dan kontrol pada skor rata-
Aromatherapy Leila controlled rata kualitas tidur. Namun, antara 2 kelompok
with Lavender Faimzade field trial (percobaan- 6.48 ± 3.33 dan kontrol- 9.84 ± 3.76)
on Sleep dengan perbandingan skor rata-rata tidur sebelum dan sesudah
Quality dibagi intervensi menunjukkan bahwa secara statistic terdapat
of the Elderly menjadi the hubungan yang signifikan. Perbandingan tidur perubahan
in Nursing experimental skor rata-rata antara kelompok eksperimen dan kelompok
Care Homes group dan kontrol mengenai keterlambatan dalam tidur, durasi tidur,
the control gangguan tidur, minum obat tidur, dan gangguan fungsi
group sehari-hari dengan nilai p value < 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa aromaterapi lavender berdampak
positif pada peningkatan kualitas tidur lansia.
7. Pengaruh Suryadi 2019 Desain quasy 20 sampel Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh terapi
Terapi Imran experiment murottal Al-Qur’an terhadap kualitas tidur setelah
Murottal Al- dengan intervensi (p=0,01; α<5%) dan pada hasil uji Mann
Qur’an rancangan Whitney U nilai signifikansi hasil uji hipotesis adalah
terhadap penelitian 0,018 (α<5%) hal ini menunjukkan terdapat perbedaan
Kualitas Tidur nonequivalen yang signifikan antara kualitas tidur usia lanjut yang
Lansia di t control diberi intervensi terapi murottal Al-Qur‟an dengan yang
PSTW Kota group tidak diberi intervensi.
Jambi
8. The Effect of Abbas 2019 A 65 sampel Hasil menunjukkan perbedaan yang signifikan antara
Holy Quran Hossini, Jalil randomized kelompok eksperimen dan kontrol setelah mendengarkan
Recitation on Azimian, clinical trial bacaan Al-Qur’an (P <0,001). Pada kelompok
the Quality of Seyedeh study They eksperimen, nilai Mean ± SD dari total kualitas tidur (dari
Sleep Among Ameneh were 9,27 ± 3,37 menjadi 6,60 ± 3,87) dan dua subskala
Older People Motalebi, randomly efisiensi tidur kebiasaan (dari 2,94 ± 0,35 hingga 0,63 ±
Residing in Fatemeh divided into 1,25) dan disfungsi siang hari (dari 0,33 ± 0,54 menjadi
Nursing Mohammadi two 0,39 ± 0,50) meningkat secara signifikan (P <0,05). Hasil
Homes groups of penelitian ini menunjukkan bahwa mendengarkan
control and pembacaan Alquran berpengaruh dalam meningkatkan
test kualitas tidur pada lansia.
9. Pengaruh Sasongko 2016 Desain quasi 40 sampel Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan
Terapi Priyo Dwi experiment yang bermakna antara kualitas tidur sebelum dan sesudah
Murottal Al- Oktora, Iwan with control pemberian terapi murottal Al Qur’an (p value 0,000; α =
Qur’an Purnawan, group. 5%). Sedangkan pada kelompok kontrol tidak ada
Terhadap Deny perbedaan yang bermakna antara kualitas tidur sebelum
Kualitas Tidur Achiriyati dan sesudah pengamatan (p value 0,083 ; α = 5).
Lansia di Unit Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh terapi
Rehabilitasi murottal Al Qur’an terhadap kualitas tidur lansia.
Sosial
Dewanata
Cilacap
KESIMPULAN

Pengertian lanjut usia menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor


13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia bab I pasal 1 ayat 2 adalah
seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas (Azizah, 2011). Usia lanjut
ialah sebagai tahap akhir perkembangan normal yang akan terjadi dan dialami
oleh setiap individu serta tidak dapat dihindari. Menurut World Health
Organization WHO (2013) dalam Sunaryo (2016) batasan umur pada lansia
dikategorikan menjadi usia pertengahan (middle age) yakni usia 45-59 tahun,
lanjut usia pertama (elderly) yakni usia 60-74 tahun, lanjut usia tua kedua (old)
yakni usia 75-90 tahun, dan usia sangat tua (very old) yakni usia diatas 90 tahun.
Menjadi tua ialah sebuah proses alamiah yang menandakan bahwa seseorang
telah melalui tahap-tahap kehidupan sebelumnya. Beberapa kemunduran pada
lansia yang dapat mempengaruhi kondisi fisik serta psikis lansia adalah dalam hal
kualitas tidur. Lanjut usia yang mengalami penurunan kualitas tidur dapat
mengalami berbagai macam permasalahan seperti gangguan keseimbangan
fisiologi dan psikologis seperti terjadinya penurunan produktivitas, penurunan
kognitif, peningkatan kemungkinan kecelakaan, risiko morbiditas dan mortalitas
yang tinggi serta penurunan kualitas hidup (Nugroho, 2015 dalam Paramurthi, Tri,
& Suparwati, 2019). Beberapa hal yang dapat mempengaruhi kualitas tidur lansia
adalah usia, status kesehatan, lingkungan, motivasi, stress, psikologis, gaya hidup,
dan pemakaian obat-obatan (Aspiani, 2014 dalam Maryaningsih, et al., 2020).
Sebagai bagian dari penuaan, perubahan umum dalam ritme sirkadian disebut
tahap tidur lanjutan. Fase tidur lanjut pada orang tua dapat dikarenakan adanya
perubahan suprachias-inti matic, yang bertugas dalam mengatur ritme sirkadian.
Tidur dicirikan sebagai N1, N2, N3, N4, dan gerakan mata cepat (REM). N1 dan
N2 dianggap tidur ringan, periode di mana seseorang mudah dibangunkan oleh
suara-suara atau gangguan lainnya. N3 dan REM dianggap tidur nyenyak atau
tidur "gelombang lambat". Tidur REM adalah saat dimana mimpi terjadi
(Yaremchuk, 2018).
Pengertian dari kualitas tidur ialah suatu kemampuan individu untuk tetap
tertidur dan untuk mendapatkan serta mempertahankan tahapan tidur REM dan
NREM yang tepat. Kualitas tidur yang baik akan ditandai dengan tidur yang
tenang, merasa segar saat bangun, dan merasakan semangat untuk melakukan
aktivitas. Pada proses degenerasi yang terjadi pada lansia, waktu tidur efektif akan
semakin berkurang. Kualitas tidur menjadi berubah dimana episode tidur REM
cenderung memendek dan terdapat penurunan yang progresif pada tahap tidur
NREM 3 dan 4. Sehingga tidak tercapai kualitas tidur yang adekuat dan akan
menimbulkan berbagai macam keluhan tidur (Kozier, 2010; Potter dan Perry,
2010 dalam Rizkiana J dan Suratini, 2018).
Beberapa intervensi nonfarmakologis berbentuk terapi komplementer telah
memberi hasil yang signifikan dalam meningkatkan kualitas tidur pada lansia,
diantaranya ialah peneliti memilih intervensi slow stroke back massage,
aromaterapi lavender, dan terapi murotal.
Intervensi keperawatan yang pertama adalah berupa terapi komplementer
yakni terapi massage. Salah satu teknik massage yang dapat digunakan ialah jenis
slow stroke back massage (SSBM). SSBM sebenarnya ialah suatu cara
berinteraksi dengan klien melalui proses komunikasi yakni dengan merangsang
sistem sensorik melalui sentuhan (Miladinia et al, 2017 dalam Keramati et al,
2019). SSBM merupakan salah satu bentuk tindakan pijat yang ditandai dengan
pijatan secara memanjang, perlahan, gerakan meluncur dan stroking dalam gaya
ritmis (berirama) menggunakan dua tangan secara bersamaan dan berulang dari
daerah sacral ke daerah cervical pada tulang belakang bagian posterior tubuh
yakni pada daerah torakal 10 sampai 12. Kedua tangan menutup bidang area yang
lebarnya ±5 cm pada kedua sisi tonjolan tulang belakang, dari ujung kepala
sampai area sacrum. Usapan yang panjang dan lembut tersebut dapat
menenangkan dan memberi kenyamanan bagi pasien (Potter dan Perry, 2010).
Pemberian Slow Stroke Back Massage ini akan merelease fascia (selaput otot)
yang mengalami perlengketan, memperbaiki jaringan visceral yang mengalami
disfungsi, dan memiliki efek fasilitasi tidur dengan mensekresi serotonin. Sekresi
serotonin membuat munculnya perasaan nyaman dan optimis, relaksasi, perasaan
bugar, kemampuan memfokuskan konsentrasi, dan perhatian. Sekresi yang cukup
dari hormon tersebut akan mengontrol mood atau suasana hati, nafsu makan, dan
juga tidur. Efek-efek seperti rasa nyaman, relaksasi, mood terkontrol tersebut yang
akan membantu meningkatkan kualitas tidur lansia (Jahdi et al., 2016 dalam
Paramurthi et al., 2019). Slow stroke back massage akan membantu jalur
ascending reticular untuk mengaktifkan sistem yang mempercepat proses tahapan
tidur NREM yang berimplikasi pada peningkatan persepsi kenyamanan tahap
tidur REM sehingga memiliki efek yang lebih optimal. Hal itulah yang menjadi
salah satu alasan slow stroke back massage dapat meningkatkan kualitas tidur
pada orang tua karena dapat menyebabkan relaksasi dan menyebabkan kantuk
(Suarilah et al., 2020).
Penelitian yang dilakukan oleh Paramurthi, Tri, & Suparwati (2019)
bertujuan untuk mengetahui efektifitas dari slow stroke back massage terhadap
peningkatan kualitas tidur. Kualitas tidur diukur menggunakan Pittsburgh Sleep
Quality Index (PSQI). Setelah intervensi slow stroke back massage yang diberikan
selama 4 minggu dengan frekuensi 3x/minggu secara hasil dapat efektif dalam
meningkatkan kualitas tidur pada lansia di Desa Penatih Banjar Paang Kelod
dengan peningkatan sebesar 59 %. Kemudian hasil dari analisis independent
sample t-test pada kelompok 1 dan kelompok 2 ditunjukkan nilai p = 0,012 (p <
0,05) sesudah diberikan perlakuan, yang berarti terdapat perbedaan bermakna
pada kedua kelompok. Hasil tersebut memberi arti bahwa pemberian slow stroke
back massage efektif dalam meningkatkan kualitas tidur pada lanjut usia.
Penelitian selanjutnya oleh Suarilah et al., (2020) mengenai The Effect of
Cutaneous Stimulation: Slow Stroke Back Massage on Sleep Quality Improvement
in Elderly. Pengumpulan data menggunakan Pittsburgh Sleep Quality Index
(PSQI). Hasil dari penelitian menunjukkan setelah dilakukan slow stroke back
massage sebanyak 3 kali tiap 2 hari dalam waktu satu minggu diperoleh hasil
bahwa kualitas tidur mengalami peningkatan dimana 11 lansia memiliki kualitas
tidur yang baik (69%) dan 5 lansia masih berada di kualitas tidur buruk (31%)
dengan hasil uji Wilcoxon Sign Rank Test diperoleh p=0.001 (p<0,05) dan hasil uji
Mann Whitney Test a=0.000 (p< 0.05) yang berarti ada pengaruh cutaneous
stimulation : slow stroke back massage terhadap peningkatan kualitas tidur pada
lansia.
Kemudian penelitian oleh Anninah, Asmawati (2020) mengenai Pengaruh
Slow Stroke Back Massage Terhadap Kualitas Tidur Ibu Post Sectio Caesarea di
RS. Bhayangkara Bengkulu. Sebelum diberikan slow stroke back massage
diperoleh hasil rerata skor kualitas tidur pada kelompok intervensi sebesar 10,27
dan pada kelompok kontrol sebesar 8,00. Lalu setelah diberikan slow stroke back
massage pada kelompok intervensi sebanyak 1 kali sehari selama 15 menit selama
3 hari berturut-turut diperoleh rerata skor kualitas tidur menjadi 8,80 sedangkan
untuk kelompok kontrol 7,60 dengan hasil uji nilai p= 0.003 dimana p<α (0.05).
Hasil tersebut menandakan bahwa terapi slow stroke back massage memiliki
pengaruh dan diperlukan untuk memperbaiki kualitas tidur ibu pasca sectio
caesarea di RS Bhayangkara Bengkulu.
SSBM ialah salah satu teknik nonfarmakologi yang sederhana, murah, cepat,
dan non invasif yang dapat dimanfaatkan sebagai intervensi keperawatan (Holland
dan Pokorny, 2001 dalam Keramati et al, 2019). Slow Stroke Back Massage
memiliki pengaruh terhadap peningkatan kualitas tidur. Melalui tindakan massage
pada punggung dengan usapan yang perlahan (Slow Stroke Back Massage) akan
mendorong tidur lebih nyenyak. Mok dan Woo (2004) dalam S. McFeeters et al.,
(2016) mengeksplorasi efek SSBM (durasi 10 menit) yang menunjukkan bahwa
SSBM memberikan efek relaksasi sehingga membantu untuk dapat tertidur dan
juga meningkatkan kualitas tidur. Prinsip healing touch melalui sentuhan saat
melakukan massage area punggung menunjukkan bentuk perhatian dan sebagai
perilaku caring yang memberikan ketenangan, kenyamanan, rasa dicintai, dan
diperhatikan bagi klien sehingga akan mendekatkan hubungan terapeutik antar
pemberi asuhan dan klien. Slow stroke back massage merupakan penanganan
secara preventif yang dapat dilakukan di rumah secara mandiri. Pentingnya
intervensi ini agar lansia terhindar dari berbagai macam keluhan lain yang dapat
mempengaruhi kualitas hidup lansia (Paramurthi et al., 2019).
Intervensi selanjutnya adalah mengenai pemberian aromaterapi lavender pada
lansia sebagai media tambahan yang digunakan untuk memberikan efek lebih
pada saat intevensi slow stroke back massage. Aromaterapi lavender merupakan
bagian dari terapi relaksasi yang digunakan untuk mengatasi gangguan kualitas
tidur. Pemberian aromaterapi dianggap sebagai perawatan holistic keperawatan
dan juga terapi pelengkap. Di sisi lain, terapi ini selain hemat biaya juga telah
terbukti tidak memiliki efek samping yang serius dan dapat diterima dengan baik
oleh responden (Izadi-Avanji, et al., 2019).
Aromaterapi minyak lavender diperoleh dengan cara distilasi bunga yang
mudah menguap dan memiliki banyak kandungan aplikatif di dalamnya.
Kandungan pada lavender adalah linalool, linalyl asetat, 1 dan 8 cineol B
ocimene, trippen OL4, dan camphor (Nasiri dan Leila, 2017). Lavender adalah
tanaman dengan obat yang berefek menenangkan, antiseptik, analgesik, antisifat
spasmodik, dan penyembuhan. Minyak esensial lavender memberikan efek
psikologis melalui sistem limbik, terutama melalui amigdala dan hipokampus.
Oleh karena itu aromaterapi jenis lavender digunakan untuk meningkatkan mood,
menghilangkan depresi sedang serta membantu mengurangi insomnia dan
meningkatkan tidur nyenyak (Seyyed-Rasooli, et al., 2016 dalam Nasiri dan Leila,
2017).
Kandungan utama linalil asetat pada lavender memiliki efek sedatif dan anti
neuro depresif yang mampu mengendorkan dan melemaskan sistem kerja urat-urat
saraf dan otot-otot tegang. Melalui inhalasi linalil asetat yang terkandung akan
dibawa ke puncak hidung. Rambut getar yang ada di dalamnya berfungsi sebagai
reseptor, akan menghantarkan pesan aroma kepusat emosi dan daya ingat
seseorang yang selanjutnya akan mengantarkan pesan balik keseluruh tubuh
melalui sistem sirkulasi. Pesan yang diantar keseluruh tubuh akan dikonfeksikan
menjadi satu aksi dengan pelepasan substansi neuri kimia berupa perasaan senang,
rilex ataupun tenang. Bau yang menimbulkan rilex akan merangsang otak untuk
mensekresikan serotonin (hormon pemberi rasa nyaman dan senang) yang
mengantarkan seseorang untuk tidur (Sari dan Devid, 2018).
Posisi rileks inilah yang menurunkan stimulus ke Sistem aktivasi reticular
(SAR), dimana (SAR) yang berlokasi pada batang otak teratas dapat
mempertahankan kewaspadaan dan terjaga. Dengan demikian akan diambil alih
oleh bagian otak yang lain yang disebut BSR (bulbarsynchronizing region) yang
fungsinya berkebalikan dengan SAR, sehingga bisa menyebabkan tidur yang
diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas tidur (Potter dan Perry, 2015 dalam
Sari dan Devid, 2018). Berdasarkan hasil penelitian oleh Faydal and Funda (2018)
minyak aromaterapi lavender yang diberikan setiap malam selama seminggu pada
responden memberikan hasil dimana tidak hanya berefek dalam mengatur pola
tidur pada lansia sebagai responden penelitian tetapi juga membuat mereka
bangun tidur di pagi hari, menghilangkan bau tak sedap, membuat mereka merasa
bahagia, tenang, dan memberikan perasaan nyaman dan rileks serta mengurangi
rasa sakit dan gangguan tidur di malam hari.
Kemudian adalah mengenai penerapan terapi murottal dalam membantu
peningkatan kualitas tidur lansia sehingga dapat terpenuhi dengan lebih baik.
Prisip kerja terapi murottal Al Qur’an merupakan salah satu jenis terapi suara.
Efek yang ditimbulkan dari terapi suara yaitu berupa efek psikologis dan efek
neurologis. Salah satu suara yang menyenangkan dan indah adalah suara
Pembacaan Quran. Terapi musik/suara lantunan ayat suci Al-Qur’an dapat
meningkatkan kualitas tidur dengan mendorong relaksasi. Lantunan irama
tersebut memperbaiki fisiologis saraf–saraf sehingga perbaikan mekanisme tubuh
lansia terjadi (Asrin, Mardiyono, dan Saryono, 2007 dalam Oktora dkk, 2016).
Perbaikan kualitas tidur ini juga disebabkan karena adanya peningkatan kerja
saraf parasimpatis. Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Oktora dkk (2016)
menunjukkan bahwa murottal Al Qur’an mampu memacu sistem saraf
parasimpatis yang mempunyai efek berlawanan dengan sistem saraf simpatis.
Sehingga terjadi keseimbangan pada kedua sistem saraf autonom tersebut. Hal
inilah yang menjadi prinsip dasar dari timbulnya respon relaksasi, yakni terjadi
keseimbangan antara sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis. Sistem
saraf simpatis berfungsi untuk mempersyarafi jantung dan memperlambat detak
jantung, sedangkan saraf parasimpatis sebaliknya. Kedua sistem saraf ini
mempengaruhi relaksasi atau ketenangan.
Meningkatnya kualitas tidur akibat melakukan terapi murottal Al-Qur’an,
merupakan stimulus getaran suara bacaan Al-Qur’an yang kemudian ditangkap
oleh daun telinga yang akan dialihkan ke lubang telinga dan mengenai membran
timpani (membrane yang ada di dalam telinga) sehingga membuat bergetar.
Getaran ini akan diteruskan ke tulang-tulang pendengaran yang bertautan antara
satu dengan lainnya. Setelah itu rangsangan diteruskan ke hipothalamus.
Hipothalamus mengeluarkan beberapa hormon, dan mengontrol kerja kelenjar
hipofisis yang menghasilkan hormon endorfin. Endorfin atau hormon kebahagiaan
disebut endogenus opiates karena berasal dari dalam tubuh dan efeknya seperti
efek heroin dan morfin. Zat ini berkaitan dengan penghilang nyeri alamiah dan
berfungsi untuk merespon stress, yang membuat senang dan tenang sehingga
dapat membantu dalam proses tidur dan mencapai kualitas tidur yang baik (Al-
Mazid, 2007 dalam Imran, S, 2019).
Berdasarkan mekanisme tersebut, lansia mengalami peningkatan kualitas
tidur. Hal ini didukung oleh penelitian Imran, Suryadi (2019) di PSTW Kota
Jambi yang menyatakan bahwa lansia yang mendengarkan murottal Al-Qur’an
akan mudah tidur dan dapat mengatasi gangguan tidur sehingga tercipta kualitas
tidur yang lebih baik. Murottal Al-Qur’an yang digunakan pada penelitiannya
adalah Surah Ar-Rahman yang memiliki durasi 14 menit 22 detik dengan tempo
79,8 beats per minute (BPM) yang dberikan selama 5 hari berturut-turut sebelum
jam tidur. Sedangkan pada penelitian oleh Hossini A, Azimian J, Motalebi SA
(2019) setelah intervensi terapi murottal Surat Al-Mu'minūn oleh Master
Parhizkar menggunakan headphone selama 15 menit per malam sebelum tidur,
selama 4 minggu selesai diberikan. Kemudian diperoleh bahwa hasil tingkat
efisiensi kebiasaan tidur dan disfungsi siang hari, serta kualitas tidur total secara
signifikan lebih baik pada lansia. Keadaan relaksasi diakibatkan oleh
mendengarkan suara yang diinginkan dari Quran memfasilitasi kualitas tidur yang
tinggi orang tua. Intervensi sebelum waktu tidur ini dapat digunakan sebagai
pendekatan yang aman, murah, terjangkau, dan efisien. Hal itulah yang menjadi
pendukung dalam meningkatkan kualitas tidur pada lansia, bersama dengan
perawatan non-farmakologis lainnya.
Berdasarkan 9 artikel jurnal tersebut dapat menunjukkan adanya pengaruh
positif pada slow stroke bacak massage, aromaterapi lavender, dan terapi murottal
dalam meningkatkan kualitas tidur pada lansia. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa ketiga intervensi yang dipilih dapat digunakan untuk membantu
peningkatan kualitas tidur lansia secara lebih komprehensif, efektif, dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA

Anninah, Asmawati, S. P. (2020). Pengaruh Slow Stroke Back Massage Terhadap Kualitas
Tidur Ibu Post Sectio Caesarea di RS. Bhayangkara Bengkulu. Jurnal Keperawatan
Raflesia, 2(1). https://doi.org/10.33088/jkr.v2i1.427
Azizah, L. M. (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. (2019). Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah
2019.
BPS. (2019). Statistik Penduduk Lanjut Usia 2019. Jakarta.
Chrousos, V. A. and I. K. (2016). HPA Axis and Sleep. NCBI Bookshelf (National Library of
Medicine, Ed.). National Institutes of Health.
Deviana, S. U. (2018). Perbedaan Pengaruh Foot Reflexology dan Massage Therapy
Terhadap Kualitas Tidur pada Lansia. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Dinkes Karanganyar. (2019). Profil Kesehatan Kabupaten Karanganyar 2018. Retrieved
from www.dinkes.karanganyarkab.go.id
Faydal and Funda. (2018). The Effect of Aromatherapy on Sleep Quality of Elderly People
Residing in a Nursing Home. Holistic Nursing Practice, 32(1), 8–16.
https://doi.org/10.1097/HNP.0000000000000244
Frohnhofen, H., Popp, R., Stieglitz, S., Netzer, N., & Danker-Hopfe, H. (2020). Assessment
of sleep and sleep disorders in geriatric patients. Zeitschrift Fur Gerontologie Und
Geriatrie, 53(2), 100–104. https://doi.org/10.1007/s00391-019-01670-9
Hossini A, Azimian J, Motalebi SA, M. F. (2019). The Effect of Holy Quran Recitation on
the Quality of Sleep Among Older People Residing in Nursing Homes. Iranian Journal
of Ageing, 14(2), 236–247. https://doi.org/https://doi.org/10.32598/sija.13.10.280
Hudson Tori and Bush Bradley. (2010). The Role of Cortisol in Sleep. Natural Medicine
Journal, 2(6).
Iksan, R. dan E. H. (2020). Terapi Murotal dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Tidur
Lansia. Jurnal Keperawatan Silampari, 3(2), 597–606.
https://doi.org/https://doi.org/10.31539/jks.v3i2.1091
Imran, S. (2019). Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur’an terhadap Kualitas Tidur Lansia di
PSTW Kota Jambi. Jurnal Ilmu-Ilmu Kesehatan, 5(1), 48–60.
Isnaeni, S. dan Y. (2018). Pengaruh Terapi Audio Murottal Surah Ar-Rahman terhadap
Kualitas Tidur pada Usia Lanjut di Dusun Kwarasan Nogotirto Gamping Sleman
Yogyakarta. Universitas Aisyiyah Yogyakarta.
Izadi-Avanji. (2019). Effects Of Aromatherapy With Lavender Essential Oil On Sleep
Quality Among Retired Older Adults. Journal of Research & Health, 9(5), 437–442.
https://doi.org/10.29252/jrh.9.5.437
Kemenkes RI. (2016). Situasi lanjut usia (Lansia) di Indonesia. Jakarta.
Keramati et al. (2019). Evaluating the Effect of Slow-Stroke Back Massage on the Anxiety of
Candidates for Cataract Surgery. International Journal Therapeutic Massage and
Bodywork, 12(2), 12–17.
Kheyri, A., Bastani, F., & Haghani, H. (2016). Effects of Reflexology on Sleep Quality of
Elderly Women Undergoing Abdominal Surgery. 2(1), 11–18.
Kiik, S. M., Sahar, J., & Permatasari, H. (2018). Peningkatan Kualitas Hidup Lanjut Usia
(Lansia) di Kota Depok dengan Latihan Keseimbangan. Jurnal Keperawatan Indonesia,
21(2), 109–116. https://doi.org/10.7454/jki.v21i2.584
Kurniawan, A., Wantiyah, & Kushariyadi. (2016). Pengaruh Terapi Slow Stroke Back
Massage ( SSBM ) terhadap Depresi pada Lansia di Unit Pelayanan Teknis Panti Sosial
Lanjut Usia ( UPT PSLU ) Kabupaten Jember . Pustaka Kesehatan, 5(3), 475–480.
Levenson et al. (2015). The Pathophysiology of Insomnia. Chest Journal, 147(4), 1179–
1192.
Maruti, E. D. dan N. M. (2015). Efektivitas Rendam Air Hangat pada Kaki terhadap Kualitas
Tidur Lansia di Panti Wredha Harapan Ibu Semarang. Jurnal Ilmu Keperawatan Dan
Kebidanan (JIKK).
Maryaningsih, Dewi Agustina, Yeni Vera, S. (2020). Efektivitas Pemberian Massage
Punggung terhadap Kualitas Tidur Lanjut Usia di Panti Taman Bodhi Asri. Journal of
Public Health, 3(2).
Miller C.A. (2012). Nursing for Wellness in Older Adults. Philadelphia: Lippincott Williams
& Wilkins.
Nasiri dan Leila. (2017). The Effect of Inhalation Aromatherapy with Lavender on Sleep
Quality of the Elderly in Nursing Care Homes. Modern Care Journal, 14(4).
https://doi.org/10.5812/modernc.61602
Oktora dkk. (2016). Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur’an Terhadap Kualitas Tidur Lansia di
Unit Rehabilitasi Sosial Dewanata Cilacap. Jurnal Keperawatan Soedirman (The
Soedirman Journal of Nursing), 11(3), 168–173.
Paramurthi, I. A. P., Tri, K., & Suparwati, A. (2019). Efektifitas Slow Stroke Back Massage
Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur Pada Lansia. Bali Health Journal, 3.(2).
Potter & Perry. (2016). Fundamentals of Nursing: Concept, Process and Practice. St. Louis:
Mosby-Year Book.
Potter dan Perry. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan (Edisi 7). Jakarta: EGC.
Praharaj SK, Gupta R, G. N. (2018). Clinical Practice Guideline on Management of Sleep
Disorders in the Elderly. Indian J Psychiatry, 60(3), 83–96.
Pramesona, B. A., & Taneepanichskul, S. (2018). The Effect of Religious Intervention on
Depressive Symptoms and Quality of Life Among Indonesian Elderly in Nursing
Homes: A Quasi-Experimental Study. Journal of Public Health Sciences, 13, 473–483.
https://doi.org/https://doi.org/10.2147/CIA.S162946
Ramadini, I. & J. P. (2020). Pengaruh Back Massage Terhadap Insomnia Pada Lansia di
Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Sabai Nan Aluih Sicincin Tahun 2018. Jurnal
Amanah Kesehatan, 2(1).
Rizkiana J dan Suratini. (2018). Pengaruh Terapi Massage Punggung Terhadap Kualitas
Tidur Lansia di Balai Pelayanan Sosial Tresna Werdha Unit Budi Luhur Kasongan
Bantul Yogyakarta. Universitas Aisyiyah Yogyakarta.
S. McFeeters et al. (2016). Massage, a complementary therapy effectively promoting the
health and well-being of older people in residential care settings: a review of the
literature. Journal of Older People Nursing. https://doi.org/10.1111/opn.12115
Sari dan Devid. (2018). Pengaruh Aroma Terapi Lavender Terhadap Kualitas Tidur Lansia Di
Wisma Cinta Kasih. Jurnal Endurance, 3(1), 121–130.
https://doi.org/http://doi.org/10.22216/jen.v3i1.2433
Shang, B., Yin, H., Jia, Y., Zhao, J., Meng, X., Chen, L., & Liu, P. (2019).
Nonpharmacological interventions to improve sleep in nursing home residents: A
systematic review. Geriatric Nursing, 40(4), 405–416.
https://doi.org/10.1016/j.gerinurse.2019.01.001
Suarilah, I., Hayat, M., & Indarwati, R. (2020). The Effect of Cutaneous Stimulation: Slow
Stroke Back Massage on Sleep Quality Improvement in Elderly. Systematic Reviews in
Pharmacy, 11(3), 918–920. https://doi.org/10.31838/srp.2020.3.137
Sulistyarini, T., & Santosa, D. (2016). Gambaran Karakteristik Lansia Dengan Gangguan
Tidur (Insomnia) Di RW 1 Kelurahan Bangsal Kota Kediri. Jurnal Penelitian
Keperawatan, 2, 150–155.
Sunaryo, et al. (2016). Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: ANDI.
WHO. (2016). Life Expectancy. Jenewa.
Wirakhmi, I. & A. (2016). Pengaruh Terapi Murotal Ar-Rahman pada Pasca Operasi Caesar
di RSUD DR. R. Goeteng Tarunadibrata Purbalingga. RAKERNAS AIPKEMA Temu
Ilmiah Hasil Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat.
Yaremchuk, K. (2018). Sleep Disorders in the Elderly. Clinics in Geriatric Medicine, 34(2),
205–216. https://doi.org/10.1016/j.cger.2018.01.008

Anda mungkin juga menyukai