Anda di halaman 1dari 5

Pemberian Terapi Birthing Ball Untuk

Menurunkan Skala Nyeri Pada Ibu Bersalin Dengan Persalinan Normal

1. Different
Apakah terapi Birthing Ball efektif untuk menurunkan skala nyeri pada ibu dengan
bersalin?
2. Description
Selama kami mengelola pasien dengan persalinan normal, ketidaknyamanan,
rasa takut dan rasa nyeri merupakan masalah bagi setiap ibu bersalin. Hal tersebut
merupakan rintangan terbesar dalam persalinan dan jika tidak diatasi akan berdampak
pada terhambatnya kemajuan persalinan. Ada beberapa upaya fisiologis yang dapat
dilakukan untuk mengurangi nyeri persalinan salah satunya yaitu birthing ball.
Tampak pada penerapan terapi Birthing Ball yang dilakukan pada pasien “Ny H”,
efektif untuk menurunkan skala nyeri yang dirasakan. Dimana sebelum penerapan
terapi birthing ball pada Ny.H intensitas nyeri pasien diukur terlebih dahulu dengan
menggunakan Numeric rating Scale dan berada pada skala 8 (nyeri berat). Setelah
dilakukan tindakan terapi birthing ball selama 15 menit, intensitas nyeri pasien Ny H
berkurang menjadi skala 5 (Nyeri Sedang).
3. Dissection
Pasien dengan persalinan normal, menurut Sutriningsih dkk (2019) Persalinan
dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal yaitu proses pengeluaran
janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu). Menurut Journal of
Healthcare Technology and Medicine (2021) Proses persalinan diawali dari
pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat kontraksi uterus dengan frekuensi,
durasi, dan kekuatan yang teratur.
Menurut Ferinawati (2021), proses persalinan identik dengan rasa nyeri yang
akan dijalani. Secara fisiologis nyeri terjadi ketika otot-otot rahim berkontraksi
sebagai upaya membuka servik dan mendorong kepala bayi kearah panggul. Nyeri
pada persalinan kala I merupakan proses fisiologis yang disebabkan oleh proses
dilatasi servik, hipoksia otot uterus saat kontraksi, iskemia korpus uteri dan
peregangan segmen bawah rahim dan kompresi saraf di servik. Ketidaknyamanan,
rasa takut dan rasa nyeri merupakan masalah bagi ibu bersalin. Hal tersebut
merupakan rintangan terbesar dalam persalinan dan jika tidak diatasi akan berdampak
pada terhambatnya kemajuan persalinan. Nyeri persalinan dapat menimbulkan stres
yang menyebabkan pelepasan hormon stres yang berlebihan seperti katekolamin dan
steroid. Horrmon ini dapat menyebabkan ketegangan otot polos dan vasokontriksi
pembuluh darah sehingga terjadi penurunan kontraksi uterus, penurunan sirkulasi
utero plasenta, pengurangan aliran darah dan oksigen ke uterus yang membuat impuls
nyeri bertambah banyak.
Nyeri persalinan atau rasa nyeri muncul akibat reflek fisik dan respon psikis
ibu. Ketegangan emosi akibat rasa cemas sampai rasa takut dapat memperberat
persepsi nyeri selama peralinan. Nyeri yang dialami ibu ketika menghadapi persalinan
dapat merangsang ketakutan sehingga timbul kecemasan yang berakhir dengan
kepanikan. Hal ini dapat menimbulkan respon fisiologi yang mengurangi kemampuan
rahim untuk berkontraksi dengan akibat akan memperpanjang waktu persalinan.
Menurut Indonesian Journal Of Nursing And Midwifery (2016) Ibu bersalin yang
sulit beradaptasi dengan rasa nyeri persalinan dapat menyebabkan tidak
terkoodinasinya kontraksi uterus yang dapat mengakibatkan perpanjangan kala I
persalinan dan kesejahteraan janin terganggu. Tidak ada kemajuan persalinan atau
kemajuan persalinan yang lambat merupakan salah satu komplikasi persalinan yang
mengkhawatirkan, rumit, dan tidak terduga.
4. Discover
Persalinan bagi seorang ibu hamil adalah momen yang dinanti-nantikan karena
persalinan segala rasa tertumpah saat itu juga. Persalinan merupakan proses
pergerakan keluarnya janin, Proses ini diawali dari pembukaan dan dilatasi serviks
sebagai akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan kekuatan yang teratur.
Persalinan dibagi menjadi empat tahapan, yaitu kala I, kala II, kala III, kala IV
(Ferinawati, 2021). Menurut data WHO, sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah
persalinan atau kelahiran. Angka kematian yang tinggi umumnya disebabkan masih
kurangnya pengetahuan tentang sebab dan penanggulangan komplikasi kehamilan,
persalinan dan nifas. Selain itu, kematian ibu bersalin dapat disebabkan karena adanya
3 terlambat, yaitu terlambat mengambil keputusan dalam memberikan pertolongan ibu
hamil dan melahirkan, terlambat membawa ke tempat pelayanan kesehatan, dan
terlambatnya tenaga medis memberikan pertolongan persalinan (Ferinawati, dkk
2021).
Proses persalinan identik dengan rasa nyeri yang akan dijalani Secara fisiologis
nyeri terjadi ketika otot-otot rahim berkontraksi sebagai upaya membuka servik dan
mendorong kepala bayi kearah panggul. Nyeri pada persalinan kala I merupakan
proses fisiologis yang disebabkan oleh proses dilatasi servik, hipoksia otot uterus saat
kontraksi, iskemia korpus uteri dan peregangan segmen bawah rahim dan kompresi
saraf di servik. Proses kemajuan persalinan kala I fase aktif pada primigravida
dipengaruhi oleh dilatasi servik dan penurunan kepala janin ke dalam dasar panggul.
Nyeri persalinan disebabkan oleh adanya kontraksi uterus yang berlangsung secara
regular dengan intensitas yang semakin lama semakin kuat dan semakin sering
adekuat (Anik purwati, 2017).
Upaya untuk menghilangkan rasa nyeri persalinan biasa dengan menggunakan
metode farmakologi maupun nonfarmakologi. Mengingat potensi efek samping pada
ibu dan janin, penggunaan metode farmakologi berupa analgesik dan anestesi
memungkinkan untuk tidak menjadi pilihan pertama untuk persalinan. Banyak wanita
bersalin yang berkeinginan untuk menghindari nyeri dengan meminimalkan
penggunaan metode farmakologi. Manajemen nyeri secara farmakologi lebih efektif
dibanding dengan metode nonfarmakologi yaitu bersifat murah, simpel efektif, dan
tanpa efek yang merugikan. Asuhan sayang ibu dalam kala I juga harus diberikan,
salah satunya adalah memberikan teknik relaksasi pada kala I yaitu dengan
pernapasan, posisi ibu dan pijat (Ade Kurniawati, 2017)
Salah satu tindakan nonfarmakologis dalam penanganan nyeri saat persalinan
dengan menggunakan birthing ball yang juga biasa dikenal dalam senam pilates
sebagai fit ball, swiss ball dan petzi ball. Birthing ball adalah bola terapi fisik yang
membantu ibu inpartu kala I ke posisi yang membantu kemajuan persalinan (Ade
kurniawati, 2017). Penggunaan birthing ball selama proses persalinan mampu
menurunkan tingkat nyeri karena merangsang refleks postural dan menjaga otot-otot
serta menjaga postur tulang belakang dalam keadaan baik, sehingga mengurangi
kecemasan, sedikitnya penggunaan pethidin, memfasilitasi penurunan kepala janin,
mengurangi lamanya kala 1 serta meningkatkan kepuasan dan kesejahteraan ibu.
Salah satu gerakannya yaitu dengan duduk di bola dan bergoyang - goyang membuat
rasa nyaman, mengurangi rasa nyeri dan membantu kemajuan persalinan (Ferinawati,
2021).
Berdasarkan referensi jurnal manfaat yang didapatkan dengan menggunakan
birth ball selama persalinan adalah mengurangi rasa nyeri, dan kecemasan,
meminimalkan penggunaan petidin, membantu proses penurunan kepala, mengurangi
durasi persalinan kala I, meningkatkan kepuasan dan serta kesejahteraan ibu-ibu.( Hau
W-L, dkk 2012) Latihan birth ball dapat meningkatkan mobilitas panggul ibu hamil.
Latihan ini dilakukan dalam posisi tegak dan duduk, yang diyakini untuk mendorong
persalinan dan mendukung perineum untuk relaksasi dan meredakan nyeri persalinan.
( Leung RW, dkk). Birth ball bermanfaat secara fisik sehingga dapat digunakan
selama kehamilan dan persalinan. Dalam hal ini, birth ball memposisikan tubuh ibu
secara optimal dan pengurangan nyeri selama kontraksi uterus memunculkan gerakan
yang tidak biasa. Alasan yang mendasari hal ini adalah latihan birth ball dapat bekerja
secara efektif dalam persalinan. Penggunaan birth ball selama persalinan mencegah
ibu dalam posisi terlentang secara terus-menerus.( Gau M-L, dkk)
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sutriningsih dkk menunjukkan bahwa ada
pengaruh penggunaan birthing ball terhadap penurunan nyeri pada Ibu bersalin kala I
fase aktif. Hal ini dikarenakan, selama terapi birthing ibu bersalin duduk senyaman
mungkin dan bentuk bola yang dapat rnenyesuaikan dengan bentuk tubuh ibu
membuat ibu lebih mudah relaksasi, selain itu ligamen dan otot terutama yang ada di
daerah panggul menjadi kendor dan mengurangi tekanan pada sendi sacroiliac,
pembuluh darah sekitar uterus dan tekanan pada kandung kemih, punggung,
pinggang, tulang ekor serta dapat mengurangi tekanan pada perineum.
5. Decision
Mahasiswa ingin menyarankan kepada pihak Rumah Sakit untuk menerapkan terapi
birthing ball sebagai salah satu terapi nonfarmakologi untuk menurunkan skala nyeri
pada pasien dengan nyeri pada persalinan normal dengan cara memberikan arahan
dan melatih pasien melakukan terapi birthing ball.

DAFTAR PUSTAKA

Ferinawati, Rita Zahara. 2021. Pengaruh Penggunaan Birthing Ball Terhadap Penurunan
Tingkat Nyeri Pada Ibu Bersalin Di Bpm Yulia Fonna, A.Md. Keb, Skm Desa Lipah
Rayeuk Kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen: Journal of Healthcare Technology
and Medicine Vol. 7 No. 2 Oktober 2021 Universitas Ubudiyah Indonesia e-ISSN :
2615-109X.
Purwati, Anik, Tut Rayani A. 2020. Pengaruh Teknik Bola Persalinan (Birthing Ball)
Terhadap Penurunan Bagian Bawah Janin Pada Ibu Primigravida Inpartu Kala I Fase
Aktif Di Pmb Ike Sri Kec. Buluwang Kab. Malang: Journal of Islamic Medicine Vol
4(1) (2020), Pages 40-45 e-ISSN: 2550-0074
Kurniawati, Ade.dkk. 2017. Efektivitas Latihan Birth Ball terhadap Penurunan Nyeri
Persalinan Kala I Fase Aktif pada Primigravida: Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia
Sutriningsih; Yuhelva Destri; Andiani Shaqinatunissa. 2019. Pengaruh birth ball terhadap
nyeri persalinan: Wellness and Healthy Magazine, 1(1), February 2019, – 126

Anda mungkin juga menyukai