Disusun Oleh:
Rima Astrin P07124217031
Roberta Anggeeny S P07124217032
Rosse Adelia L P07124217033
Shafiatush Shalikhah P07124217035
Sri Astuti Handayani P07124217036
Syifa Shafa Mada P07124217037
Yanuari Fitrianingsih P07124217039
Anisha Putri C P07124217040
2. Jurnal mengenai kompres hangat dapat mengurangi rasa nyeri pada saat
persalinan
Berdasarkan jurnal yang kami peroleh, disebutkan bahwa terapi kompres
hangat merupakan suatu tindakan yang dilakukan dengan memberikan kompres
hangat untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman, mengurangi atau membebaskan
nyeri, mengurangi atau mencegah terjadinya spasme otot dan memberikan rasa
hangat. Kompres panas juga memperlancar sirkulasi darah; mengurangi rasa sakit;
memberi rasa hangat, nyaman dan tenang pada klien; memperlancar pengeluaran
eksudat serta merangsang peristaltik usus.
Gate Control Theory Mechanism, menjelaskan bahwa menstimulasi
serabut-serabut yang mentransmisikan sensasi tidak nyeri, memblok atau
menurunkan transmisi impuls nyeri. Beberapa strategi penghilang nyeri
nonfarmakologi, termasuk menggosok kulit serta menggunakan panas dan dingin
adalah berdasarkan mekanisme ini.
Menurut Cohn, dkk (1989) (dikutip dalam Smeltzer dan Bare, 2002)
menunjukkan bahwa saat es diletakkan di sekitar lutut segera setelah pembedahan
dan 4 hari pascaoperasi, kebutuhan analgesik menurun. Penggunaan panas
mempunyai keuntungan meningkatkan aliran darah ke suatu area dan
kemungkinan dapat turut menurunkan nyeri dengan mempercepat penyembuhan.
Baik terapi panas kering dan lembab kemungkinan memberikan efek analgesik
tetapi diperlukan penelitian tambahan untuk memahami mekanisme kerja dan
indikasi.
Tujuan dari kompres hangat adalah melunakkan jaringan fibrosa,
membuat otot tubuh lebih rileks, menurunkan rasa nyeri, dan memperlancar
pasokan aliran darah, dan memberikan ketenangan pada klien. Kompres hangat
yang digunakan berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah, menstimulasi
sirkulasi darah, dan mengurangi kekakuan (Perry dan Poter, 2005).
B. Kesimpulan
Pada jurnal tersebut didapatkan hasil bahwa sebelum terapi, skala nyeri terendah
adalah 6 dan skala nyeri tertinggi 8 dengan rata – rata skala nyeri 7,00. Sedangkan setelah
terapi skala terendah adalah 3 dan skala nyeri tertinggi adalah 6 dengan rata –rata skala
nyeri adalah 4,14. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ibu
bersalin yang mendapat intervensi berupa kompres hangat dan massage effleurage
mengalami penurunan skala nyeri saat persalinan.
Berdasarkan jurnal yang telah kami telaah, dapat ditarik kesimpulan bahwa
terdapat penurunan skala nyeri persalinan dilihat melalui intervensi yang telah diberikan
berupa terapi kompres hangat dan masage effleurence.
C. Kritik atau Pendapat
Menurut pendapat kami, kami menyarankan agar terapi kompres hangat dan massage
effleurage dapat diterapkan pada ibu bersalin kala 1 oleh tenaga kesehatan karena dapat
membantu memenuhi kebutuhan ibu akan rasa nyaman dalam pengontrolan rasa nyeri
secara non farmakologis saat persalinan.
DAFTAR PUSTAKA
Stang, Ary, dkk 2017. Penurunan Nyeri Persalinan dengan Kompres Hangat dan
Massage Effleurage.Makassar.