Anda di halaman 1dari 49

DENGAN BANTUAN BIAYA

DARI UNIVERSITAS NASIONAL

LAPORAN PENELITIAN STIMULUS

PENGARUH TEKNIK COUNTERPRESSURE DENGAN


MENGGUNAKAN BIRTHBALL TERHADAP NYERI PERSALINAN
DI DEPOK JAWA BARAT
TAHUN 2020

PENELITI
Andi Julia Rifiana
Habibbah Amidhea Septiani

PROGRAM STUDI KEBIDANAN


1
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL
2021

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Penelitian : Pengaruh Teknik Counterpressure Dengan Menggunakan


Birthball Terhadap Nyeri Persalinan di Depok Jawa Barat
Tahun 2020

2. Ketua Peneliti

a. Nama Lengkap : Dr. dr. Andi Julia Rifiana, M.Kes


b. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 31 Juli 1968
c. NIDN : 0331076803
d. Pangkat/Golongan : - / IIIC
e. Jabatan Fungsional : Lektor
f. Fakultas/Jurusan : Ilmu Kesehatan/ Kebidanan
g. Alamat Rumah : Jl. H.Alwi No.37 Tanjung Barat – Jagakarsa -
Jaksel
h. Telepon : 08170983368
i. Email : eviriviana@yahoo.co.id
3. Jangka Waktu Kegiatan : 6 bulan
4. Anggota : Habibbah Amidhea Septiani (183112540120542)
5. Biaya Penelitian : Rp. 8.500.000,- (delapan juta lima ratus ribu rupiah)

Jakarta, 7 Januari 2021


Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan, Ketua,

(Dr. Retno Widowati, M.Si) (Dr. dr. Andi Julia Rifiana, M.Kes)
NIDN: 0327096502 NIDN: 0331076803

Menyetujui,
Wakil Rektor Bidang PPMK

2
(Prof. Dr. Ernawati Sinaga, MS.,Apt).
NIP. 195507311981032001

RINGKASAN

Lamanya persalinan kala I menyebabkan rasa tidak nyaman karena nyeri

persalinan yang dialami juga lebih lama ditambah informasi dan pengalaman

yang kurang dalam menghadapi nyeri persalinan sehingga resiko mengalami

keletihan akan lebih besar yang berakibat pada respon cemas, tegang, takut

bahkan panik. Ibu bersalin yang sedang merasakan nyeri persalinan dapat

melakukan segala cara agar rasa nyeri dapat berkurang, misalkan ibu dapat

menangis ,berteriak , meminta obat penghilang rasa nyeri bahkan ada ibu yang

lebih memilih untuk melakukan persalinan section caesarea tanpa ada indikasi

yang jelas. Kecemasan dan ketakutan pada proses persalinan memacu pelepasan

hormon stress yaitu hormon adrenalin dan ketokolamin yang memberikan

respon kaku dan keteganggan dalam tubuh, otot hingga sel-sel. Pada

primigravida kala I berlangsung selama ±13 jam, sedangkan pada multigravida

berlangsung ±7 jam.

Penolong persalinan dan ibu bersalin seringkali melupakan untuk

menerapkan teknik pengontrolan nyeri persalinan pada kala I ,hal ini akan

menyebabkan ibu bersalin memiliki pengalaman persalinan yang buruk,

mengalami trauma persalinan yang berkepanjangan maka sangat penting bagi

seorang penolong persalinan untuk memenuhi kebutuhan ibu akan rasa nyaman

saat persalinan. Salah satu dari kebutuhan tersebut adalah pengontrolan nyeri

pinggang persalinan yang paling tepat dan efektif baginya dan membutuhkan

dukungan untuk menerapkan teknik tersebut pada saat proses persalinan. Untuk

3
mengurangi nyeri persalinan dengan cara famakologis yang menggunakan obat-

obatan serta cara nonfamakologis yaitu tanpa menggunakan obat-obatan dan

dilakukan bersama dengan pendamping persalinan diantaranya : hypnobirthing,

active birth, counterpresure, birthball, kompres panas atau dingin, birthing ball

exercise, hidroterapi, teknik pernapasan, visualisasi, penggunaan musik dan

aromatheraphy (Johariyah,dkk. 2016).

4
Abstrak

PENGARUH TEKNIK COUNTERPRESSURE DENGAN MENGGUNAKAN


BIRTHBALL TERHADAP NYERI PERSALINAN DI BPM AY DAN
BPM AA DEPOK JAWAB BARAT TAHUN 2020

Andi Julia Rifiana, Habibbah Amidhea Septiani

Latar Belakang : Angka kematian ibu di Indonesia adalah 305/100.000 kelahiran


hidup, di Jawa Barat angka kematian ibu 696/100.000 kelahiran hidup. Penyebab
kematian adalah perdarahan, eklamsi, infeksi, partus macet dan lain-lain. Penyebab
partus macet dapat dikarenakan nyeri persalinan yang tidak ditangani sehingga
menimbulkan gangguan rasa nyaman. Sebanyak 12%-67% wanita akan mengalami
gangguan rasa nyaman karena nyeri persalinan. Upaya menangani gangguan rasa
nyaman adalah metode non farmakologi yaitu counterpressure dan birthball.
Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh teknik counterpressure dengan menggunakan
birthball terhadap nyeri persalinan di BPM AY dan BPM AA Depok Jawa Barat Tahun
2019.
Metodelogi : Desain penelitian digunakan Quasi Experiment menggunakan rancangan
two group pretest-posttest with control group design. Metode pengambilan sampel
purposive sampling ,sampel yang terlibat dalam penelitian ini dengan jumlah 60
responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data dikumpulkan
menggunakan lembar observasi dan dianalisis menggunakan uji Wilcoxon dan Mann
Withney U.
Hasil : Uji beda dan uji pengaruh dari skala nyeri persalinan kala I fase aktif
menunjukan bahwa teknik counterpressure dengan menggunakan birthball mempunyai
perbedaan yaitu dengan nilai sig 0,000 (α < 0.05) dan mempunyai pengaruh dengan
nilai sig 0,000 (α < 0.05).
Simpulan dan Saran : Terdapat perbedaan dan pengaruh yang signifikan dari teknik
counterpressure dengan menggunakan birthball terhadap Intensitas nyeri persalinan
kala I fase aktif. Diharapkan teknik counterpressure dengan menggunakan birthball
dapat menjadi salah satu terapi non farmakologi yang dapat diaplikasikan untuk
mengurangi gangguan rasa nyaman karena nyeri persalinan kala I safe aktif.

Kata Kunci : Counterpressure,birthball ,nyeri persalinan.


Kepustakaan : 40 pustaka (2010-2018)

5
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan laporan penelitian dengan judul Pengaruh Teknik Counterpressure

Dengan Menggunakan Birthball Terhadap Nyeri Persalinan di Depok Jawa Barat

Tahun 2020. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada

Universitas Nasional yang telah membantu sebagian dana penelitian, sehingga

penelitian ini dapat dilaksanakan. Semoga laporan penelitian ini bermanfaat bagi

pembaca, dan data yang diperoleh dapat mendukung pengembangan ilmu pengetahuan,

khususnya bidang kesehatan.

Jakarta, Januari 2021

Penulis

6
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……………………………………………..... 1


HALAMAN PENGESAHAN…………………………………….... 2
RINGKASAN............................................................................ 3
ABSTRACT……………….…….………………………………..... 4
KATA PENGANTAR…………………………………………….... 5
DAFTAR ISI ……………………………………………………….. 6
DAFTAR TABEL ………………………………………………….. 7

BAB I. PENDAHULUAN………………………………………...... 8
A. Latar Belakang....................................................................... 8
B. Kerangka Teori................................................................. 12
C. Permasalahan.................................................................... 12
D. Urgensi............................................................................ 13
E. Tujuan.............................................................................. 13

BAB II. KAJIAN PUSTAKA …………………………………….... 14

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN …………………………… 27


A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. .. 27
B. Alat dan Bahan .................................................................. .. 27
C. Cara Kerja .............................................................................. 27

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ………………................... 29

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………. 41

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………... 44


LAMPIRAN ................................................................................. .. 47

7
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Definisi Operasional……………………………………………….. 49

4.1 Distribusi Frekuensi kesehatan mental ......................................... . 56

4.2 Distribusi Frekuensi Pola Asuh…………………………… ........... 57

4.3 hubungan pola asuh dengan kesehatan mental ............................... 57

8
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lamanya persalinan kala I menyebabkan rasa tidak nyaman karena nyeri

persalinan yang dialami juga lebih lama ditambah informasi dan pengalaman yang

kurang dalam menghadapi nyeri persalinan sehingga resiko mengalami keletihan

akan lebih besar yang berakibat pada respon cemas, tegang, takut bahkan panik. Ibu

bersalin yang sedang merasakan nyeri persalinan dapat melakukan segala cara agar

rasa nyeri dapat berkurang ,misalkan ibu dapat menangis ,berteriak , meminta obat

penghilang rasa nyeri bahkan ada ibu yang lebih memilih untuk melakukan

persalinan section caesarea tanpa ada indikasi yang jelas. Kecemasan dan

ketakutan pada proses persalinan memacu pelepasan hormon stress yaitu hormon

adrenalin dan ketokolamin yang memberikan respon kaku dan keteganggan dalam

tubuh, otot hingga sel-sel. Pada primigravida kala I berlangsung selama ±13 jam,

sedangkan pada multigravida berlangsung ±7 jam.

Penolong persalinan dan ibu bersalin seringkali melupakan untuk

menerapkan teknik pengontrolan nyeri persalinan pada kala I ,hal ini akan

menyebabkan ibu bersalin memiliki pengalaman persalinan yang buruk, mengalami

trauma persalinan yang berkepanjangan maka sangat penting bagi seorang

penolong persalinan untuk memenuhi kebutuhan ibu akan rasa nyaman saat

persalinan. Salah satu dari kebutuhan tersebut adalah pengontrolan nyeri pinggang

persalinan yang paling tepat dan efektif baginya dan membutuhkan dukungan untuk
9
menerapkan teknik tersebut pada saat proses persalinan. Untuk mengurangi nyeri

persalinan dengan cara famakologis yang menggunakan obat-obatan serta cara

nonfamakologis yaitu tanpa menggunakan obat-obatan dan dilakukan bersama

dengan pendamping persalinan diantaranya : hypnobirthing, Active birth,

counterpresure, birthball ,kompres panas atau dingin, birthing ball exercise,

hidroterapi, teknik pernapasan, visualisasi, penggunaan musik dan aromatheraphy

(Johariyah,dkk. 2016).

Tingkat hormon adrenalin dan ketokolamin yang tinggi dalam darah juga

membuat impuls nyeri bertambah banyak, mengurangi aliran darah menuju plasenta

sehingga suplai oksigen untuk janin menurun, kebutuhan oksigen meningkat,

kenaikan tekanan darah, dan berkurangnya motilitas usus serta vesika urinaria.

Keadaan ini akan merangsang peningkatan katekolamin yang dapat menyebabkan

gangguan pada kekuatan kontraksi uterus sehingga terjadi inersia uteri. Nyeri yang

terjadi dapat mempengaruhi kondisi ibu berupa kelelahan, rasa takut, khawatir dan

menimbulkan stress. Stress dapat menyebabkan melemahnya kontraksi rahim dan

berakibat pada persalinan yang lama (Sri Rejeki, Ulfa Nurullita, dan Retno RN.

2015). Selain itu, nyeri yang tak tertahankan pada ibu bersalin menyebabkan ibu

berkeinginan untuk segera mengakhiri masa persalinannya dengan mengejan

sebelum dilatasi servik maksimal sehingga menyebabkan pembengkakan pada

mulut rahim. Hal tersebut menyebabkan persalinan menjadi traumatik bahkan

secara tidak langsung dapat menyebabkan post partum blues (Aprillia, 2017).

Nyeri persalinan yang dirasakan ibu memang semakin meningkat

bersamaan dengan pembukaan persalinan yang bertambah dan membuat ibu

merasakan semakin cemas serta takut saat kontraksi semakin terasa sakit. Untuk

membantu ibu mengontrol nyeri persalinan, Bidan hanya melakukan tindakan

mandiri ringan seperti usapan di daerah perut maupun punggung atau menyarankan
10
ibu bersalin melakukan relaksasi pernafasan. Sedangkan teknik counterpressure

atau penggunaan birtball belum pernah dilakukan oleh Bidan, karena Bidan

menyatakan kurang mendapatkan informasi tentang tindakan non farmakologis

berupa teknik counterpressure dan tidak tersedianya birthball tersebut.

B. Kerangka Teori

Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan :


- Power (Kontraksi/tenaga ibu)
- Passage (Jalan lahir)
- Passenger (Janin ,plasenta & air ketuban)
Tanda-tanda persalinan :
- Kontraksi
Fase laten &
- Bloody Show Kala I
aktif
- Pengeluaran cairan
(Air Ketuban)
Kala II

Kontraksi
Kala III

Nyeri Persalinan Kala IV

Gangguan Rasa Nyaman

Penanganan Non Farmakologi :


- Counterpressur
- Effleurage
- Hypnobirthing
- Kompres panas/dingin
- Birth ball
- Aromatheraphy
- Hidroterapi
- Distraksi (pengalihan Perhatian)
- Penggunaan music

11
Bagan 2.1 Kerangka Teori
(Lockhart dan Saputra,2015) ,(Uliyah dan Azis ,2015) ,(Pasongli, 2015).

C. Permasalahan

Belum ada intervensi atau tehnik yang diterapkan untuk menangani nyeri

persalinan pada ibu bersalin kecuali hanya menerapkan teknik relaksasi pernafasan.

Nyeri persalinan yang tidak dapat diatasi sering mengakibatkan rasa tidak

nyaman atau rasa cemas yang dirasakan oleh ibu bersalin dan gangguan proses

persalinan kala II karena ibu sudah kehabisan tenaga yang menyebabkan persalinan

kala II lama.

D. Urgensi Penelitian

Nyeri yang terjadi dapat mempengaruhi kondisi ibu berupa kelelahan, rasa takut,

khawatir dan menimbulkan stress. Stress dapat menyebabkan melemahnya kontraksi

rahim dan berakibat pada persalinan yang lama (Sri Rejeki, Ulfa Nurullita, dan Retno

RN. 2015). Selain itu, nyeri yang tak tertahankan pada ibu bersalin menyebabkan ibu

berkeinginan untuk segera mengakhiri masa persalinannya dengan mengejan sebelum

dilatasi servik maksimal sehingga menyebabkan pembengkakan pada mulut rahim. Hal

tersebut menyebabkan persalinan menjadi traumatik bahkan secara tidak langsung dapat

menyebabkan post partum blues (Aprillia, 2017).

Penanganan nyeri dalam persalinan merupakan hal utama yang harus diperhatikan

oleh pemberi asuhan yaitu Bidan agar dapat mengurangi rasa cemas yang dirasakan ibu

bersalin saat merasakan nyeri persalinan oleh karena itu peneliti ingin mengetahui

bagaimana pengaruh teknik counterpressure dengan menggunakan birthball terhadap

nyeri persalinan di BPM AY dan BPM AA Depok Jawa Barat Tahun 2020.E. Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh Pemberian

Minuman Jahe Terhadap Penurunan Nyeri Haid (Dysmenorrhea) pada Siswi Kelas

12
XI di SMAN 1 Konawe Selatan Prov. Sultra 2018. Dari hasil penelitian ini

diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan untuk menginformasikan kepada

masyarakat tentang manfaat minuman jahe sebagai salah satu cara menangani nyeri

haid (dysmenorrheal) pada wanita.

Dari hasil penelitian ini juga diharapkan sebagai media informasi, pengetahuan

dan referensi kepada remaja tentang manfaat minuman jahe sebagai salah satu cara

menangani nyeri haid (dysmenorrheal) pada wanita

13
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. Konsep Dasar Persalinan


2.1.1 Definisi Persalinan
Persalinan merupakan suatu proses alamiah yang akan dialami oleh setiap ibu
hamil. Pada proses ini terjadi peregangan dan pelebaran mulut rahim sebagai akibat dari
kontraksi otot-otot rahim untuk mendorong bayi keluar. Kebanyakan ibu mulai
merasakan sakit atau nyeri persalinan pada kala I fase aktif, pada fase ini ibu merasakan
sakit yang hebat karna Rahim berkontraksi semakin lama semakin sering untuk
mengeluarkan hasil konsepsi. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi
(janin dan uri) yang cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir
atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan, dalam (Marmi, 2016).
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan
cukup bulan setelah 37 minggu tanpa disertai penyulit. (JNPK-KR, 2016). Persalinan
adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir.
Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar melalui jalan lahir.
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37 sampai dengan 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun pada 11 janin (Prawirohardjo, 2016).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam
uterus ke dunia luar. Persalinan dan kelahiran normal merupakan proses pengeluaran
janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam waktu 18 jam, tanpa komplikasi
baik ibu maupun janin. (Jannah, 2015). Persalinan dapat diartikan pula sebagai
peregangan dan pelebaran dari mulut rahim. Peristiwa tersebut terjadi ketika pada
bagian otot-otot rahim berkontraksi dan mengakibatkan adanya dorongan untuk bayi
keluar. Otot-otot rahim atau kantong muskuler yang bentuknya menyerupai buah pir
14
yang terbalik akan mengalami penegangan selama kontraksi. Bersamaan dengan setiap
kontraksi, kandung kemih, rectum, tulang belakang dan tulang pubic menerima tekanan
kuat dari rahim. Berat dari kepala bayi ketika bergerak kebawah saluran lahir juga
menyebabkan tekanan.

2.1.2 Tanda – Tanda Persalinan


a. Bloddy Show
His permulaan menyebabkan terjadinya perubahan pada serviks yang menimbulkan
pendataran dan pembukaan, sumbat mukus yang terdapat di kanalis servikalis lepas,
kapiler pembuluh darah pecah, yang menjadikan sedikit pengeluaran lendir disertai
darah melalui vagina.
b. Kontraksi
Kontraksi persalinan merupakan kontraksi dari otot-otot rahim (myometrium) akibat
pengaruh hormon oksitosin. Pada awalnya kontraksi tersebut terjadi tidak teratur tetapi
kemudian menjadi teratur dan berpola. Uterus akan menjadi keras ketika dipalpasi,
menyebabkan effacement (pemendekan dan penipisan serviks) dan dilatasi serviks yang
progresif.
c. Pengeluaran cairan
Selaput ketuban tersusun dari membran amnion dan korion menyelimuti permukaan
fetal, plasenta dan membentuk sebuah kantung yang menyangga janin beserta cairan
amnion. Cairan amnion diproduksi oleh membran amnion yang berfungsi sebagai
bantalam yang melindungi janin dari benturan, menjaga janin dari perubahan suhu, dan
membantu perkembangan otot janin (Lockhart dan Saputra,2015).

2.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan


a. Power (tenaga)
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau
kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan tenaga primer atau
kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-otot rahim.
Kekuatan yang mendorong janin keluar terdiri dari :
1) His (kontraksi otot uterus) karena otot – otot polos rahim bekerja dengan baik
dan sempurna. Pada waktu kontraksi otot – otot rahim menguncup sehingga
menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil serta
mendorong janin dan kantung amnion ke arah segmen bawah rahim dan serviks.

15
2) Kekuatan mengejan ibu.

b. Passenger (janin ,plasenta dan air ketuban)


1) Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan
besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan. Kepala janin banyak
mengalami cedera pada saat persalinan sehingga dapat membahayakan
kehidupan janin. Pada persalinan karena tulang kepala masih dibatasi fontanel
dan sutura yang belum keras ,maka pinggir tulang dapat menyisip antara tulang
satu dengan tulang lain (molase) ,sehingga kepala bayi bertambah kecil.
2) Placenta juga harus melalui jalan lahir, ia juga dianggap sebagai penumpang
atau pasenger yang menyertai janin.
3) Selaput ketuban tersusun dari membran amnion dan korion menyelimuti
permukaan fetal, plasenta dan membentuk sebuah kantung yang menyangga
janin beserta cairan amnion. Cairan amnion diproduksi oleh membran amnion
yang berfungsi sebagai bantalan yang melindungi janin dari benturan, menjaga
janin dari perubahan suhu, dan membantu perkembangan otot janin dan juga
membatu proses pengeluaran janin melewati panggul.
c. Passage (jalan lahir)
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin dan plasenta terdiri dari rongga
panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta dapat melalui
jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut harus normal.

2.1.4 Tahapan Persalinan


a. Kala I
Kala I disebut juga dengan kala pembukaan, dimulai sejak adanya his yang teratur
dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya) sehingga meyebabkan terjadinya
pembukaan sampai serviks membuka lengkap 10cm. Pada fase ini, leher rahim mulai
melunak dan menipis lalu terbuka karena adanya kontraksi secara berkala untuk
mendorong bayi ke jalan lahir. Pada permulaan kala I, his berlangsung tidak terlalu kuat
sehingga pasien masih dapat berjalan dan melakukan aktivitas seperti biasa. Semakin
lama kontraksi uterus akan semakin teratur, makin kuat, makin sering, dan disertai
pengeluaran darah dan lendir atau bloddy show. Lendir bercampur darah berasal dari
lendir kanalis servikalis karena serviks mulai membuka dan mendatar. Darah berasal
dari pembuluh-pembuluh kapiler yang berada disekitar kanalis servikalis. Lamanya kala

16
I untuk primigravida berlangsung 13 jam sedangkan multigravida 7 jam (Prawirohardjo,
2016).
Berdasarkan kurva Friedman, diperhitungkan pembukaan primigravida 1cm/jam dan
multigravida 2cm/jam (Manuaba, 2010). Kala I terbagi atas dua fase, yaitu :
1. Fase Laten
Fase laten berlangsung selama 8 jam pada primipara. Fase laten dimulai saat
kontraksi yang teratur dan pembukaan berlangsung sangat lambat sampai ukuran
diameter serviks 3cm karena terjadi pelunakan dan penipisan serviks. Persepsi nyeri
pada saat kontraksi juga terjadi karena keadaan psikologi ibu bersalin seperti emosi,
rasa takut dan kesemasan yang bersifat sangat subjektif dan berbeda-beda pada
setiap fase pembukaan serviks.
2. Fase Aktif
Menurut Varney (2007), fase aktif merupakan periode waktu dari awal
kemajuan aktif pembukaan yang biasanya mengacu pada pembukaan servik 4cm
hingga pembukaan lengkap 10cm. Pada fase ini kontraksi menjadi lebih sering,
dengan durasi yang lebih panjang dan intensitas lebih kuat sehingga intensitas nyeri
yang dirasakan dari sedang hingga sangat berat (Fitryanti, 2017).
Fase aktif dibagi menjadi 3 fase, yaitu:
a) Fase Akselerasi
Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
b) Fase Dilatasi maksimal
Dalam waktu 2 jam pembukaan serviks berlangsung sangat cepat dari 4cm
menjadi 9cm. Pada fase ini kekuatan amplitudo his sebesar 40 mmHg dengan
frekuensi his 3—4 kali tiap 10 menit dan durasi berkisar antara 40—60 detik.
c) Fase Deselerasi
Pembukaan serviks menjadi lambat kembali, dalam waktu 2 jam dari pembukaan
9 cm menjadi 10 cm. Pada fase ini kekuatan amplitudo his meningkat sampai 60
mmHg dengan frekuensi his 4—5 kali tiap 10 menit dan durasi 40-60detik
(Saifuddin,2014).
Pada fase aktif kontraksi akan semakin kuat dan efisien dengan intensitas nyeri
sedang hingga berat, sehingga ia akan menutup mata dan pernapasannya lebih
berat. Ia akan mengerang dan kadang berteriak selama nyeri yang dirasakan karena
adanya kontraksi.
b. Kala II

17
Kala ini disebut juga sebagai kala pengeluaran. Kala ini dimulai dari pembukaan
lengkap sampai lahirnya janin. Pada kala ini his menjadi lebih kuat dan lebih cepat,
kira-kira 2 sampai 3 menit sekali. Dalam fase ini dirasakan tekanan pada otot-otot dasar
panggul yang dapat menimbulkan rasa mengedan. Wanita merasa pula tekanan pada
rektum dan hendak buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi
lebar dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala
janin tampak dalam vulva pada waktu his. Bila dasar panggul sudah lebih berelaksasi
maka kepala janin tidak masuk lagi diluar his, dan dengan his dan kekuatan mengejan
maksimal, kepa janin dilahirkan dengan suboksiput dibawah simfisis dan dahi, muka
dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk
mengeluarkan badan dan anggota bayi. Pada primigravida kala II berlangsung rata-rata
1,5 jam dan pada multigravida rata-rata 0,5 jam.
c. Kala III
Disebut juga sebagai kala uri. Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus
uteri agak diatas pusat. Bebrapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk
melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit
setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri.
Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah, kira-kira 100-200 cc.
d. Kala IV
Kala IV adalah kala pengawasan selama 1-2 jam setelah bayi dan uri lahir untuk
mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum. Pada
primigravida, lama kala satu yaitu 13 jam, kala dua 1 jam, kala tiga ½ jam, lama
persalinan 14 ½ jam. Pada multigravida, lama kala satu 7 jam, kala dua ½ jam, kala tiga
¼ jam, lama persalinan 7 ¾ jam. (Kuswati dan Fitria ,2015)

2.2 Konsep Dasar Nyeri Persalinan


2.2.1 Definisi Nyeri Persalinan
Nyeri persalinan merupakan masalah kebutuhan rasa nyaman yang sering terjadi
pada ibu yang akan melahirkan, nyeri persalinan dapat disebabkan karena proses
pembukaan mulut rahim ketika bayi bergerak untuk melewati jalan lahir. Penyebab
nyeri diantaranya karena kontraksi rahim, sehingga otot-otot dinding rahim mengkerut
dan menjepit pembuluh darah, jalan lahir atau vagina serta jaringan lunak di sekitarnya
merenggang, rasa takut, cemas, dan tegang memicu produksi hormone prostaglandin
sehingga timbul stress. Kondisi stress dapat mengurangi kemampuan tubuh menahan

18
nyeri (Uliyah dan Azis ,2015).
Rasa nyeri pada persalinan berbeda dari rasa nyeri lain pada umumnya. Perbedaan
tersebut terletak pada :
a. Nyeri persalinan adalah proses fisiologis atau bagian dari proses yang normal,
sedangkan nyeri lain pada umumnya mengindikasikan adanya injury atau penyakit.
b. Perempuan dapat mengetahui bahwa ia akan mengalami nyeri saat bersalin sehingga
hal tersebut dapat diantisipasi.
c. Pengetahuan yang cukup tentang proses persalinan akan membantu perempuan untuk
mengatasi nyeri persalinan.
d. Konsentrasi perempuan pada bayi yang akan dilahirkan akan membuat lebih toleran
terhadap nyeri yang dirasakan saat persalinan.

Nyeri persalinan diartikan pula sebagai sinyal bagi ibu bahwa dirinya telah
memasuki tahapan persalinan. Nyeri persalinan disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor
fisiologis dan psikologis (Ilmiah, 2015). Faktor fisiologis yang dimaksud adalah
kontraksi otot rahim. Gerakan otot ini menimbulkan rasa nyeri karena saat itu otot-otot
rahim memanjang dan kemudian memendek. Servik juga akan melunak, menipis dan
mendatar kemudian tertarik. Saat itulah kepala janin menekan mulut rahim dan
membukanya. Pada fase ini ibu merasakan nyeri yang hebat pada daerah pinggang,
perut, dan menjalar ke paha karena rahim berkontraksi semakin lama semakin sering
untuk mengeluarkan hasil konsepsi. Kontraksi uterus juga mengakibatkan peningkatan
aktivitas sistem saraf simpatis sehingga menyebabkan perubahan-perubahan fisiologi
tubuh seperti: peningkatan tekanan darah, denyut nadi, laju pernapasan, berkeringat,
diameter pupil membesar, dan ketegangan otot (Ilmiah, 2015).
Faktor psikologis yang dimaksud adalah rasa takut dan cemas berlebihan yang
akan mempengaruhi rasa nyeri. Ketegangan emosi akibat rasa cemas sampai rasa takut
dapat memperberat persepsi nyeri selama persalinan. Nyeri yang dialami ibu ketika
menghadapi persalinan dapat merangsang ketakutan sehingga timbul kecemasan yang
berakhir dengan kepanikan. Kecemasan dan ketakutan memacu pelepasan hormon stress
yaitu hormon adrenalin dan ketokolamin yang memberikan respon kaku dan
keteganggan dalam tubuh, otot hingga sel-sel. Keluarnya hormon adrenalin dan
ketakolamin juga membuat impuls nyeri bertambah banyak, kontraksi pembuluh darah
sehingga suplai oksigen dan janin menurun (Aprillia, 2017).
Ibu bersalin yang dapat mengelola rasa takut , rileks dan menanggapi proses

19
persalinan dengan positif maka tubuhnya akan segera memproduksi hormon penghilang
rasa sakit yaitu hormon endorpin dan oksitosin. Hal ini menyebabkan persalinan
berjalan lebih lembut, alami dan lancar. Ketika ibu bersalin bergerak, mengatur posisi,
mengubah posisi pada saat nyeri terjadi, mampu mengontrol rasa takut dan memiliki
pendamping persalinan yang mampu membantunya mengalihkan fikiran dari persepsi
nyeri maka nyeri tersebut akan berkurang (Aprillia,2017).

2.2.2 Intensitas Nyeri


Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan oleh
individu yang merupakan penilai terbaik dari nyeri yang dialaminya dan karenanya
harus diminta untuk menggambarkan dan membuat tingkatnya. Intensitas nyeri
persalinan bisa ditentukan dengan cara menanyakan tingkatan intensitas merujuk pada
skala nyeri (Judha, 2017).
Skala penilaian numerik atau Numerical Rating Scales (NRS) adalah suatu garis
lurus sepanjang 10 cm dengan pembacaan skala 1-10 cm atau 0–100 mm dengan atau
tanpa tanda pada tiap milimeter, yang mewakili intensitas nyeri yang terus menerus.
Tanda pada kedua ujung garis ini dapat berupa angka atau pernyataan deskriptif. Ujung
kiri biasanya menandakan tidak nyeri, sedangkan ujung kanan biasanya menandakan
nyeri berat. Skala dapat dibuat vertikal atau horizontal. Skala ini memberikan klien
kebebasan penuh untuk mengidentifikasi keparahan nyeri. NRS menjadi alat
pengukuran keparahan nyeri yang lebih sensitife karena klien dapat mengidentifikasi
setiap titik pada rangkaian daripada dipaksa memilih satu kata atau satu angka
(Yudiyanta dkk, 2015). Skala NRS dapat dilihat dari gamabr 2.7 berikut :

Gambar 2.1 Numerical Rating Scales (NRS)


Sumber : Yudiyanta dkk, 2015

Intensitas nyeri pada skala 0mm tidak terjadi nyeri, intensitas nyeri ringan pada
skala 10-30mm, intensitas nyeri sedang pada skala 40-60mm, intensitas nyeri berat pada
skala 70-90mm, intensitas nyeri sangat berat pada skala 100mm. Cara penilaiannya
adalah penderita menandai sendiri dengan pensil pada nilai skala yang sesuai dengan

20
intensitas nyeri yang dirasakannya setelah diberi penjelasan dari peneliti tentang makna
dari setiap skala tersebut. Penentuan skor NRS dilakukan dengan mengukur jarak antara
ujung garis yang menunjukkan tidak nyeri hingga ke titik yang ditunjukkan pasien
(Yudianta dkk ,2015).
VAS adalah alat ukur lainnya yang digunakan untuk memeriksa intensitas nyeri
dansecara khusus meliputi 100mm garis, dengan setiap ujungnya ditandai dengan level
intensitas nyeri (ujung kiri diberi tanda “no pain” dan ujung kanan diberi tanda “bad
pain”(nyeri hebat). Pasien dapat menandai disepanjang garis tersebut sesuai dengan
level intensitas nyeri yang dirasakan pasien. Kemudian jaraknya diukur dari batas kiri
sampai pada tanda yang diberi oleh pasien (ukuran mm), dan itulah skornya yang
menunjukkan level intensitas nyeri. Kemudian skor tersebut dicatat untuk melihat
kemajuan pengobatan/terapi selanjutnya. Skala visual adalah gambar anatomi wajah
manusia untuk membantu menjelaskan rasa nyeri. Skala visual yang paling popular
adalah skala tingkat nyeri gambar wajah oleh Wong Baker, berupa ekspresi wajah untuk
menunjukan rasa nyeri yang dirasakan. Biasanya digunakan pada bayi/anak yang belum
bisa berbicara juga digunakan pada pasien yang sudah tua dan mengalami kerusakan
kognitif/sulit bicara (Solehati & Kosasi, 2017). Dinyatakan dengan gambar 0 = tidak
nyeri ,1 = nyeri ringan ,2 = nyeri sedang 3-4 = nyeri berat dan 5 = nyeri sangat berat.

0 1 2 3 4 5

Gambar 2.2 Visual Analogue Scales (VAS)

2.2.3 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan nyeri persalinan dibagi menjadi dua cara, yaitu: famakologis
yang menggunakan obat-obatan seperti : analgetik, sedative dan epidural anestesi. Cara
non farmakologis yang dilakukan bersama dengan pendamping persalinan atau doula,
diantaranya: hypnobirthing, Active birth, kompres panas atau dingin, birth ball exercise
, hidroterapi, teknik pernapasan, distraksi (pengalih perhatian), counterpresure,

21
effleurage ,visualisasi, penggunaan musik dan aromatheraphy (Johariyah,dkk. 2016).

2.3 Teknik Counterpresure


Counterpresure berasal dari bahasa inggris yang memeiliki arti tekanan balik.
Countepressure adalah pijatan tekanan kuat dengan cara meletakkan tumit tangan atau
bagian datar dari tangan, atau juga menggunakan birthing ball pada daerah lumbal lima
atau sakrum yang dilakukan terus menerus selama kontraksi sedang berlangsung.
Tekanan dalam massage counterpressure dapat diberikan dalam gerakan lurus atau
lingkaran kecil. Teknik ini efektif mengurangi nyeri saat kontraksi, yang ada pada
daerah pinggang dan punggung bagian bawah namun counterpressure tidak dapat
diteruskan jika wanita merasa penekanan ini tidak dapat menolong dalam mengurangi
rasa nyeri yang dideritanya (Marmi, 2016).
Dengan pemberian masase dengan Teknik Counterpressure dapat menutup
gerbang pesan nyeri yang akan dihantarkan menuju medulla spinalis dan otak selain itu
dengan tekanan yang kuat pada saat memberikan teknik tersebut maka akan dapat
mengaktifkan senyawa endhorophin yang berada di sinaps sel-sel saraf tulang belakang
dan otak ,sehingga tranmisi dari pesan nyeri dapat di hambat dan menyebabkan
penurunan sensasi nyeri (Nastiti ,2012). Counterpressure dapat dilihat pada gambar 2.2
dan 2.3 dibawah ini :

Gambar 2.3 Counterpressure


Sumber : Simkin, P., & Ancheta, R. (2007)

22
Gambar 2.4 Counterpressure Dengan Birthball
Sumber : Howell, 2016
Beberapa posisi yang dapat dilakukan ketika memberikan Counterpressure antara
lain ibu dapat berdiri atau membungkuk dan bersandar ke depan. Ibu juga dapat berlutut
dengan posisi dada bersandar ke depan memeluk bola atau tumpukan bantal.
Counterpressure dilakukan pada atau di atas sakrum dan pada daerah lumbal lima. Ibu
bersalin dapat mengatakan dimana harus menekan (letak rasa nyeri paling kuat) dan
seberapa keras.
Berikut ini gambar 2.4 dan 2.5 menjelaskan letak anatomi sacrum dan lumbal lima
tempat counterpressure dilakukan :

Gambar 2.5 Kolumna Spinalis


Sumber : Wiarto, 2017

23
Gambar 2.6 Letak Sakrum Tempat Counterpressure Dilakukan
Sumber : Aprillia, 2014

2.3.1 Manfaat Counterpresure


Counterpressure dapat mengatasi nyeri tajam dan memberikan sensasi
menyenangkan serta nyaman yang melawan rasa tidak nyaman pada saat kontraksi
ataupun diantara kontraksi dan juga mengurangi keluhan nyeri pinggang pada ibu
bersalin. Dengan memberikan tehnik counterpressure dapat menutup gerbang pesan
nyeri yang akan dihantar menuju medulla spinalis dan otak selain itu tekanan kuat yang
diberikan pada saat melakukan tehnik counterpressure dapat mengaktifkan senyawa
endhorphin sehingga transmisi dari pesan nyeri dapat dihambat yang dapat
menyebabkan penurunan intensitas nyeri (Pasongli, 2015).
Stimulasi seperti menggosok-gosok, memijat atau menekan dengan
tekanan kuat pada sakrum yang dilakukan selama proses persalinan dapat
menimbulkan efek relaksasi (Monsdragon, (2008) dalam Pasongli dkk,2015).

2.3.2 Mekanisme Counterpressure


Teknik counterpressure dilakukan di daerah lumbal lima atau sakrum di mana
saraf sensorik rahim dan mulut rahim berjalan bersama saraf simpatis rahim memasuki
sumsum tulang belakang melalui saraf torakal 10-11-12 sampai ke lumbal 1. Dengan
begitu impuls rasa sakit ini dapat diblok yaitu dengan memberikan rangsangan pada
saraf yang berdiameter besar yang menyebabkan gate control akan tertutup dan
rangsangan sakit tidak dapat diteruskan ke korteks serebral. Teknik counterpressure
melakukan pemblokiran impuls nyeri yang akan di transmisikan ke otak. Pemberian
masase dengan teknik counterpressure dapat menutup gerbang pesan nyeri yang akan
dihantarkan menuju medulla spinalis dan otak dant mengaktifkan senyawa endhorphin
yang berada di sinaps sel-sel saraf tulang belakang dan otak, sehingga tranmisi dari
pesan nyeri dapat dihambat dan menyebabkan penurunan sensasi nyeri.

2.4 Birthball
Birthball atau bola persalinan adalah bola terapi fisik yang mampu menyangga
berat orang dewasa sampai 136 kg. Ukuran birthball yang paling banyak dipakai ialah
diameter 65cm untuk ibu bersalin dengan tinggi <160cm sedangkan untuk ibu bersalin
yang tingginya >160—178cm bola yang digunakan berdiamter 75cm. Bola persalinan
24
ini juga dapat digembungkan dengan derajat kekerasan yang berbeda sesuai dengan
kenyamanan ibu bersalin (Simpkin, 2007). Birthball adalah bola terapi fisik yang
membantu ibu inpartu kala I ke posisi yang membantu kemajuan persalinan (Kuniawati
dkk, 2017).
Berikut gambar untuk menjelaskan pengunaan birthball sebagai media dalam
membantu teknik counterpressure.

Gambar 2.7 Penggunaan Birthball Dengan Posisi Berlutut Dan Pemberian Teknik
Counterpressure Dengan Ibu Duduk Diatas Birthball.
Sumber : Bidankita.com

Gambar 2.8 Teknik Penggunaan Birthball.


Sumber : Bidankita.com

2.4.1 Manfaat Birthball


Latihan dengan bola persalinan bermanfaat untuk mengontrol, mengurangi dan
menghilangkan nyeri pada persalinan terutama kala I karena dapat digunakan dalam
berbagai posisi. Salah satu gerakannya yaitu dengan posisi berlutut dan dada condong
kedepan bersandar dan memeluk birthball kemudian menggoyangkan pinggul searah
jarum jam atau ke kiri dan kanan. Hal ini dapat membuat rasa nyaman dan mengurangi
nyeri persalinan, membantu kemajuan persalinan dengan menggunakan gravitasi sambil
meningkatkan pelepasan endorfin karena elastisitas dan lengkungan bola merangsang
reseptor di panggul yang bertanggung jawab untuk mensekresi endorfin (Kuniawati
dkk, 2017). Latihan atau terapi birthball yang dilakukan ibu bersalin dengan cara duduk
25
dengan santai dan bergoyang di atas bola, memeluk bola selama kontraksi memiliki
manfaat membantu ibu dalam mengurangi rasa nyeri saat persalinan.
Seorang ibu yang mampu melakukan relaksasi seirama kontraksi uterus
berlangsung rnaka ibu tersebut akan rnerasakan kenyamanan selama proses
persalinannya. Selain itu birthball sangat baik mendorong dengan kuat tenaga ibu yang
diperlukan saat melahirkan, posisi postur tubuh yang tegak akan menyokong proses
kelahiran serta membantu posisi janin berada di posisi optimal sehingga memudahkan
melahirkan dengan normal. Selama persalinan kala 1 fase aktif ibu bersalin dapat duduk
senyaman mungkin diatas bola dan bentuk bola yang akan rnenyesuaikan dengan
bentuk tubuh ibu membuat ibu lebih mudah relaksasi, selain itu ligamen dan otot
terutama yang ada di daerah panggul menjadi kendor dan mengurangi tekanan pada
sendi sacroiliac, pembuluh darah sekitar uterus dan tekanan pada kandung kemih,
punggung, pinggang, tulang ekor serta dapat mengurangi tekanan pada perineum.
Penggunaan birthball yang mendukung penerapan teknik counterpressure yang
dilakukan ibu bersalin dengan cara duduk dengan santai dan bergoyang di atas bola,
atau memeluk bola selama kontraksi memiliki manfaat membantu ibu merasa rileks dan
sebagai distraksi dari rasa nyeri persalinan, mempercepat proses dilatasi serviks,
menyokong posisi postur tubuh yang tegak akan memperlancar proses kelahiran serta
membantu posisi janin berada di posisi optimal sehingga memudahkan melahirkan
dengan normal. Ibu bersalin memeluk bola senyaman mungkin dan bentuk bola yang
bulat dan dapat rnenyesuaikan dengan bentuk tubuh ibu membuat ibu lebih mudah
relaksasi, selain itu ligament dan otot terutama yang ada di daerah panggul menjadi
kendor dan mengurangi tekanan pada sendi sacroiliac, pembuluh darah sekitar uterus
dan tekanan pada kandung kemih, punggung, pinggang, tulang ekor serta dapat
mengurangi tekanan pada perineum (Hau et al, (2012) dalam Maryani, 2016). Indikasi
penggunaan birthball yaitu diberikan pada ibu inpartu yang merasakan nyeri,
pembukaan yang lama, penurunan kepala bayi yang lama. Kontraindikasi penggunaan
birthball yaitu janin malpresentasi, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini, dan ibu
hamil dengan hipertensi (Kustari dkk, 2012).

2.4 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara


konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan
(Notoatmodjo, 2012). Berdasarkan teori yang telah dijelaskan pada tinjauan pustaka dan
26
uraian latar belakang di atas maka kerangka konsep penelitian ini dapat divisualisasikan
dalam bagan dibawah ini.
Variabel Bebas (Independen) Variabel Terkait (Dependen)

Counterpressure dengan Nyeri Persalinan


Birthball

2.5 Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan sementara dari penelitian yang dilakukan.

Kerangka konsep telah dibuat berdasarkan kerangka teori yang terkait dengan

masalah yang diangkat dalam penelitian.

Menurut sutanto (2011), hipotesis nol (H0) adalah hipotesis yang

menyatakan tidak ada perbedaan sesuatu kejadian antara kedua kelompok atau

hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan antara variabel satu dengan variabel

yang lain, sedangkan hipotesis alternative (Ha) adalah hipotesis yang menyatakan

ada perbedaan suatu kejadian antara kedua kelompok atau hipotesis yang

menyatakan ada hubungan variabel satu dengan variabel yang lain.

Berdasarkan kerangka konsep yang telah dibuat maka muncul hipotesis

penelitian, yaitu :

Terdapat pengaruh pemberian teknik Counterprsesure dengan menggunakan

Birthball terhadap nyeri persalinan di BPM AY dan BPM AA Depok Jawa Barat

Tahun 2019.

27
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di BPM AY dan BPM AA Kota Depok Jawa Barat. Waktu
Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2020 – Januari 2021.

B. Alat, Bahan dan Responden

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lembar Observasi. Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar SOP (Standar Operasional
Prosedur), informed concent, lembar observasi skala nyeri VAS, dan birthball atau bola
gym

C. Cara Kerja

1. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, dilakukan jenis penelitian ini adalah Quasi

Eksperimen dengan Pretest and Posttest with control group desain yaitu

rancangan perlakuan menggunakan dua kelompok sampel yang berbeda dengan

satu penilaian setelah perlakuan. Sampel pada penelitian ini adalah Penelitian ini

menggunakan purposive sampling, sampel yang terlibat dalam penelitian ini

adalah seluruh ibu hamil usia kehamilan aterm dengan persalinan kala I fase

aktif dengan jumlah 60 responden.


28
2. Pengolahan data

Data yang telah ditabulasi akan diolah dengan menggunakan teknik


kumputerisasi program Software Product and Service Solution (SPSS) dan
disajikan dalam bentuk Tabel. Analisa data diisi dimaksudkan untuk mengetahui
apakah ada pengaruh antara variabel independen dan dependen. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan analisa sebagai berikut:
a. Analisa Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik. Peringkasan data hanya menggunakan distribusi frekuensi
dengan ukuran presentase atau proporsi (Hastono,2007).

b. Analisa Bivariat
Analisis bivariat dilakukan kepada dua variabel yang diduga memiliki
hubungan atau pengaruh. Analisis ini untuk melihat pengaruh teknik
counterpressure dengan menggunakan birthball terhadap penurunan rasa
nyeri persalinan kala I fase aktif dengan menggunakan uji wilcoson dan uji
Mann Whiteney. Proses analisis data dilakukan dengan komputerisasi
dengan tingkat kepercayaan 95% dengan a = 0,05 hal ini berarti jika p value
lebih kecil dari 0,05 dapat dikatakan mempunyai hubungan yang bermakna,
namun jika p value besar dari 0,05 dikatakan uji tidak bermakna.

29
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

Kota Depok adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini terletak

tepat di selatan Jakarta, yakni antara Jakarta dan Bogor. Kota Depok terdiri atas 11

kecamatan dan 63 kelurahan ,dengan luas wilayah 220 km2 dan total penduduk pada

tahun 2020 tercatat ± 3.838.671 jiwa. Sedangkan Kecamatan Pancoran Mas terdiri dari

6 (enam) Desa, yaitu Desa Depok, Desa Depok Jaya, Desa Pancoran Mas, Desa

Mampang, Desa Rangkapan Jaya, Desa Rangkapan Jaya Baru (Portal Resmi

Pemerintahan Kota Depok).

Karakteristik Responden

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Usia Responden Pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol
Teknik Counterpressure Dengan Menggunakan Birthball
Terhadap Nyeri Persalinan Di BPM AY dan BPM AA
Depok Jawa Barat Tahun 2019
Intervensi Kontrol
Usia
F % F %

20-35 tahun 29 97 27 90
>35 tahun 1 3 3 10
Total 30 100 30 100

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Paritas Responden Pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol
Teknik Counterpressure Dengan Menggunakan Birthball
Terhadap Nyeri Persalinan Di BPM AY dan BPM AA
Depok Jawa Barat Tahun 2019
30
Intervensi Kontrol
Paritas
f % f %
Primipara 7 23 5 17

Multipara 21 70 23 77
Grande
2 7 2 7
multipara
Total 30 100 30 100
4.2 Analisis Univariat

Analisis ini bertujuan untuk melihat distribusi frekuensi skala nyeri persalinan pada

kelompok intervensi ,kelompok kontrol dan uji normalitas. Hasil penelitian dapat dilihat

pada table berikut :

1. Distribusi Frekuensi Skala Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Kelompok
Intervensi Sebelum dan Sesudah Teknik Counterpressure Dengan
Menggunakan Birthball Terhadap Nyeri Persalinan Di BPM AY dan BPM AA
Depok Jawa Barat Tahun 2019.

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Skala Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Kelompok Intervensi
Sebelum dan Sesudah Teknik Counterpressure Dengan
Menggunakan Birthball Terhadap Nyeri Persalinan
Di BPM AY dan BPM AA Depok
Jawa Barat Tahun 2019
Intervensi

Skala Nyeri Persalinan Sebelum Sesudah

f % F %
Nyeri Ringan 0 0 4 13
Nyeri Sedang 1 3 26 87
Nyeri Berat 23 77 0 0
Nyeri Sangat Berat 6 20 0 0
Total 30 100 30 100

Berdasarkan tabel 4.3 dari 30 responden pada kelompok intervensi hasil

sebelum dilakukan intervensi terdapat 23 responden (77%) memilih skala

nyeri berat ,6 responden (20%) memilih skala nyeri sangat berat dan 1

responden (3%) memilih skala nyeri sedang. Sedangkan untuk hasil sesudah

31
dilakukan intervensi terdapat 26 responden (87%) memilih skala nyeri sedang

dan 4 (13%) responden memilih skala nyeri ringan.

2. Distribusi Frekuensi Skala Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Kelompok
Kontrol Sebelum dan Sesudah Teknik Counterpressure Dengan Menggunakan
Birthball Terhadap Nyeri Persalinan Di BPM AY dan BPM AA Depok Jawa
Barat Tahun 2019.

Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Skala Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Kelompok Kontrol
Sebelum dan SesudahTeknik Counterpressure Tanpa
Menggunakan Birthball Terhadap Nyeri Persalinan
Di BPM AY dan BPM AA Depok
Jawa Barat Tahun 2019
Kontrol

Skala Nyeri Persalinan Sebelum Sesudah

F % f %
Nyeri Ringan 0 0 0 0
Nyeri Sedang 0 0 0 0
Nyeri Berat 23 77 26 87
Nyeri Sangat Berat 7 23 4 13
Total 30 100 30 100

Berdasarkan tabel 4.4 dari 30 responden pada kelompok kontrol hasil

ukur sebelum terdapat 23 responden (77%) memilih skala nyeri berat dan 7

responden (23%) memilih skala nyeri sangat berat. Sedangkan hasil ukur

sesudah terdapat 26 responden (87%) memilih skala nyeri berat dan 4

responden (13%) memilih skala nyeri sangat berat.

3. Uji Normalitas

32
Pada penelitian ini jumlah sampel adalah 60 responden maka uji

normalitan yang digunakan yaitu uji Kolmogorov-Smirnov karena jumlah

sampel pada penelitian ini adalah lebih dari 30.

Tabel 4.5
Uji Normalitas Skala Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Kelompok Intervensi dan
Kelompok Kontrol Sebelum dan SesudahTeknik Counterpressure
dengan Menggunakan Birthball Terhadap Nyeri
Persalinan Di BPM AY dan BPM AA
Depok Jawa Barat Tahun 2020

Kolmogorov-Smirnov
Kategori
N Statistic Sig.
Sebelum Intervensi 0,237 0,000
30
Sesudah Intervensi 0,312 0,000
Sebelum Kontrol 0,212 0,001
30
Sesudah Kontrol 0,218 0,001

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukan bahwa hasil sebelum dan sesudah

pada kelompok intervensi teknik counterpressure dengan menggunakan

birthball terhadap nyeri persalinan terdapat nilai sig pada Uji Kolmogorov-

Smirnov yaitu 0,000 dan pada kelompok kontrol nilai Sig pada Uji Kolmogorov-

Smirnov yaitu 0,001. Sehingga sig pada kelompok intervensi dan kelompok

kontrol adalah (α<0,05) maka dari kedua data pada kelompok intervensi dan

kelompok kontrol berdistribusi tidak normal.

4.3 Analisis Bivariat

33
Dalam analisa ini terdapat uji beda yang menggunakan uji Wilcoxon yang bertujuan

untuk mengetahui perbedaan skala nyeri persalinan. Kemudian uji pengaruh

menggunakan uji Mann Whiteney yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari

teknik counterpressure dengan menggunakan birthball terhadap nyeri persalinan kala I

fase aktif.

1. Perbedaan Skala Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Kelompok Intervensi dan
Kelompok Kontrol Pada Teknik Counterpressure Dengan Menggunakan
Birthball Terhadap Nyeri Persalinan Di BPM AY dan BPM AA Depok Jawa
Barat Tahun 2020.

Tabel 4.6
Perbedaan Skala Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Kelompok Intervensi dan Kelompok
Kontrol Pada Teknik Counterpressure dengan Menggunakan
Birthball Terhadap Nyeri Persalinan di BPM AY dan BPM AA
Depok Jawa Barat Tahun 2020
Kelompok N Z Sig
Intervensi 30 -4,785 0,000
Kontrol 30 -0,525 0,599

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukan pada kelompok intervensi mempunyai

hasil Sig 0,000 maka data tersebut dapat dilihat bahwa nilai sig 0,000 (α< 0,05).

Sedangkan pada kelompok kontrol mempunyai hasil Sig 0,599 maka data

tersebut dapat dilihat bahwa nilai sig 0,599 (α > 0,05).

2. Pengaruh Teknik Counterpressure Dengan Menggunakan Birthball Terhadap


Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Kelompok Intervensi BPM AY dan
BPM AA Depok Jawa Barat Tahun 2020.

Tabel 4.7
Pengaruh Teknik Counterpressure Dengan Menggunakan Birthball Terhadap Nyeri
Persalinan Kala I Fase Aktif pada Kelompok Intervensi
Di BPM AY dan BPM AA Depok
Jawa Barat Tahun 2020.

34
Kelompok N Z Sig

Intervensi 30 -6,587 0,000

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukan pada kelompok intervensi mempunyai

hasil Sig 0,000 maka data tersebut dapat dilihat bahwa nilai sig 0,000 (α < 0,05).

4.4 Pembahasan

1. Distribusi Frekuensi Skala Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Kelompok
Intervensi Sebelum dan Sesudah Teknik Counterpressure dengan
Menggunakan Birthball Terhadap Nyeri Persalinan Di BPM AY dan BPM AA
Depok Jawa Barat Tahun 2020.

Hasil skala nyeri didapatkan dengan menggunakan Visual Analogue Scales (VAS)

yang paling popular adalah skala tingkat nyeri gambar wajah oleh Wong Baker, berupa

ekspresi wajah untuk menunjukan rasa nyeri yang dirasakan. (Solehati & Kosasi, 2017).

Pada hasil sebelum intervesi dari 30 responden terdapat sebanyak 23 responden

(77%) memilih skala nyeri berat, 6 responden (20%) memilih skala nyeri sangat berat

dan 1 responden (3%) memilih skala nyeri sedang. Kemudian pada hasil sesudah

intervensi skala nyeri yang dirasakan mengalami penurunan yaitu 26 responden (87%)

memilih skala nyeri sedang dan 4 responden memilih skala nyeri ringan. Pada hasil

sesudah intervensi tidak ada responden yang memilih di kategori nyeri berat ataupun

nyeri sangat berat.

Menurut teori Johariyah, dkk. (2016) pada buku yang berjudul “Buku Ajar Asuhan

Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir” menyatakan penatalaksanaan nyeri

persalinan dibagi menjadi dua cara, yaitu: famakologi yang menggunakan obat-obatan

35
seperti : analgetik, sedative dan epidural anestesi. Non farmakologi yang dapat

dilakukan bersama dengan pendamping persalinan diantaranya: hypnobirthing, Active

birth, kompres panas atau dingin, birthball , hidroterapi, teknik pernapasan, distraksi

(pengalih perhatian), counterpresure, effleurage ,visualisasi, penggunaan musik dan

aromatheraphy. Dalam teori tersebut menyatakan bahwa Teknik counterpressure dan

birthball memang merupakan cara untuk mengatasi rasa nyeri baik dilakukan secara

bersama-sama atau hanya salah satu saja.

Menurut penelitian Kurniawati ,dkk (2017) yang berjudul “Efektifitas Latihan

Birthball Terhadap Penurunan Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Primigravida”

berpendapat bahwa dengan penggunaan birthball maka dapat mendukung penerapan

teknik counterpressure yang dilakukan ibu hamil selama menjelang proses persalinan

yaitu pada kala I fase aktif dengan cara berlutut dan memeluk atau menduduki bola

selama kontraksi yang akan membuat rasa nyaman dan rileks selama nyeri persalinan

dirasakan ibu hamil, membantu kemajuan persalinan dengan menggunakan gravitasi

sambil meningkatkan endorphin karena elasisitas dan lengkungan bola dapat

merangsang reseptor dipanggul yang bertanggung jawab untuk mengsekresikan

endorphin. Kemudian dibantu dengan adanya birthball yang dapat digunakan dengan

cara diduduki serta digerakan secara perlahan ke kanan dan ke kiri maupun gerakan

memutar.

2. Distribusi Frekuensi Skala Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Kelompok
Kontrol Sebelum dan Sesudah Teknik Counterpressure Dengan Menggunakan
Birthball Terhadap Nyeri Persalinan Di BPM AY dan BPM AA Depok Jawa
Barat Tahun 2020.

Pada hasil sebelum terdapat 23 responden (77%) memilih skala nyeri berat dan 7

responden (23%) memilih skala nyeri sangat berat. Kemudian pada hasil sesudah pada

kelompok kontrol skala nyeri yang dirasakan responden tidak mengalami penurunan

seperti kelompok intervensi karena hasil skala nyeri pada kelompok kontrol masih
36
berada di kategori nyeri berat dan nyeri sangat berat. Menurut penelitian yang dilakukan

oleh Sadat dkk (2016) di Rumah Sakit Amiralmomenin Iran menunjukan bahwa

pemijatan manual melingkar pada bagian lumbal (counterpressure) selama kala I fase

aktif persalinan masih dapat mengurangi intensitas nyeri persalinan.

Dinyatakan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Satria (2018) di klinik Bidan

Elviana bahwa nyeri persalinan sebelum pijatan counterpressure adalah nyeri berat

dengan skala 7-9 kemudian sesudah dilakukan pijatan counterpressure menjadi nyeri

sedang dengan skala 3-6. Analisis data menunjukan hasil yang signifikan jadi dapat

disimpulkan bahwa pijatan counterpressure memang efektif terhadap pengurangan

nyeri persalianan.

3. Uji Normalitas

Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan dan pengaruh Teknik counterpressure

dengan menggunakan birthball terhadap nyeri persalinan kala I fase aktif maka

sebelunya peneliti melakukan uji normalitas terlebih dahulu dan uji normalitas yang

digunakan pada penelitian ini adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Pada kelompok

intervensi nilai sig yaitu 0,000 dan pada kelompok kontrol nilai sig yaitu 0,001.

Sehingga sig pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol adalah kedua nilai sig

<0,05 dan data berdistribusi tidak normal. Maka untuk langkah selanjutnya uji beda dan

uji pengaruh menggunakan uji non parametrik yaitu Uji Wilcoxon dan Uji Mann

Whiteney

4.3.1 Analisis Bivariat

1 Perbedaan Skala Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Kelompok Intervensi dan
Kelompok Kontrol Pada Teknik Counterpressure Dengan Menggunakan
Birthball Terhadap Nyeri Persalinan Di BPM AY dan BPM AA Depok Jawa
Barat Tahun 2019.

37
Pada uji beda terdapat hasil bahwa pada kelompok intervensi Z hitung > Z table

yaitu -4,785 > -1,645 atau nilai sig 0,000 < 0,05 maka terdapat perbedaan yang

signifikan terhadap skala nyeri persalinan kala I fase aktif sebelum dan sesudah

intervensi. Sedangkan untuk uji beda pada kelompok kontrol Z hitung < Z table yaitu

0,525 < -1,645 atau nilai sig 0,599 > 0,05 tidak terdapat perbedaan skala nyeri

persalinan kala I fase aktif sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol.

Pada penelitian Suparni (2014) menyatakan massage atau pijatan berupa stimulasi

tekanan kuat pada sacrum yang digunakan selama proses persalinan dapat menimbulkan

efek relaksasi sehingga dapat mengurangi kecemasan karena nyeri persalinan akibat

kontraksi uterus yang dirasakan ibu bersalin. Hal tersebut dapat terjadi menurut teori

Monsdragon yaitu karena keberadaan Teori Gade Control yang mengatakan bahwa

selama proses persalinan impuls nyeri berjalan dari uterus ke subtansia gelatinosa di

dalam spinal kolumna ,sel-sel tranmisi memproyeksi pesan nyeri ke otak. Dengan

adanya stimulasi menggosok-gosok, memijat atau menekan dengan kuat mengakibatkan

pesan yang berlawanan ,lebih kuat ,cepat dan berjalan sepanjang syaraf kecil. Pesan

yang berlawanan ini menutup substansi gelatinosa lalu memblokir pesan nyeri sehingga

otak tidak mencatat pesan nyeri tersebut dan terjadi pembatasan intensitas nyeri.

Maryani (2016) menyatakan bahwa penggunaan birthball yang mendukung

penerapan counterpressure yang dilakukan ibu bersalin dengan cara berlutut dan

memeluk atau duduk diatas bola selama kontraksi juga memiliki manfaat untuk

membantu ibu merasa lebik rileks dan sebagai distraksi dari rasa nyeri persalinan

,mempercepat proses dilatasi serviks ,penyokong postur tubuh yang tegak akan

memperlancar proses persalinan. Lengkungan bola yang bulat dan dapat menyesuaikan

dengan bentuk tubuh ibu akan merangsang reseptor di panggul yang bertanggung jawab

untuk mensekresi endorphin yang dapat membantu ibu lebih mudah relaksasi, selain itu

38
ligament dan otot terutama yang ada di daerah panggul menjadi kendor dan mengurangi

tekanan pada sendi ,pembuluh darah sekitar uterus ,punggung dan pinggang.

Dengan adanya bola maka dapat membantu kinerja dari counterpressure itu sendiri.

Sehingga intensitas nyeri yang dirasakan ibu hamil pada kala I fase aktif persalinan

dapat berkurang ,dalam kata lain bukan kontraksi uterus yang berkurang tetapi rasa

cemas atau rasa ketakutan karena kontraksi yang dirasakan akan berkurang sehingga ibu

hamil tersebut lebih merasakan rileks saat adanya kontraksi. Penggunaan birthball diatas

sejalan dengan hasil penelitian Kurniawati dkk (2016) yang berjudul Efektivitas Latihan

Birthball terhadap Penurunan Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif pada Primigravida

bahwa, didapatkan nilai sebesar 0,49 yang berarti bahwa latihan birthball terhadap nyeri

persalinan yaitu sebesar 49%. Intensitas nyeri persalinan kala I pada ibu primigravida

yang melakukan latihan birthball lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak

melakukan latihan birthball.

Hasil penelitian dan obeservasi sejalan dengan pendapat Aprillia, 2017 bahwa, Ibu

bersalin yang dapat mengelola rasa takut ,rileks dan menanggapi proses persalinan

dengan positif maka tubuhnya akan segera memproduksi hormon penghilang rasa sakit

yaitu hormon endorpin dan oksitosin. Hal ini menyebabkan persalinan berjalan lebih

lembut, alami dan lancar. Ketika ibu bersalin bergerak, mengatur posisi, mengubah

posisi pada saat nyeri terjadi, mampu mengontrol rasa takut dan memiliki pendamping

persalinan yang mampu membantunya mengalihkan fikiran dari persepsi nyeri maka

nyeri tersebut akan berkurang.

2. Pengaruh Teknik Counterpressure Dengan Menggunakan Birthball Terhadap


Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif pada Kelompok Intervensi dan Kelompok
Kontrol Di BPM AY dan BPM AA Depok Jawa Barat Tahun 2020.

Pada uji pengaruh terdapat hasil bahwa pada kelompok intervensi menyatakan

bahwa nilai sig 0,000 < 0,05 hal ini membuktikan pada hasil sebelum dan sesudah

39
intervensi terdapat pengaruh dari teknik counterpressure dengan menggunakan birthball

terhadap nyeri persalinan kala I fase aktif. Pengaruh yang dimaksud adalah dari

dilakukannya teknik counterpressure dengan menggunakan birthball yang artinya dapat

mengurangi gangguan rasa nyaman pada ibu hamil usia kehamilan aterm dikala I fase

aktif seperti rasa takut ,gelisah ,stress dan lain-lain. Sehingga diharapkan dari ada nya

pengaruh ini dapat mengurangi komplikasipada ibu bersalin seperti partus lama atau

gawat janin.

Menurut Anita (2017) menyatakan nyeri persalinan adalah sesuatu yang akan

dirasaan dalam proses persalinan tetapi apabila tidak diatasi dengan baik dapat

menimbulkan masalah lain yaitu meningkatnya kecemasan, sehingga produksi hormone

adrenalin meningkat yang mengakibatkan vasokontriksi menyebabkan aliran darah ibu

ke janin menurun sehingga terjadi gawat janin dan dapat merangsang meningkatnya

ketekolamin yang dapat menyebabkan gangguan pada kekuatan kontraksi sehingga

terjadi inersia uteri. Apabila nyeri persalinan tidak diatasi dengan baik dapat

menyebabkan terjadinya partus lama.

Asumsi peneliti ,penerapan teknik counterpressure dengan menggunakan birthball

pada kelompok intervensi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk

mengurangi intensitas nyeri yang dirasakan oleh ibu hamil pada kala I fase aktif. Ibu

hamil yang diberikan teknik counterpressure dengan menggunakan birthball pada

proses persalinan mengalami intensitas nyeri persalinan yang lebih rendah dibandingkan

ibu yang diberikan teknik counterpressure tanpa birthball yaitu pada kelompok kontrol

,walaupun pada dasarnya jika hanya dilakukan teknik counterpressure masih tetap dapat

mengurangi intensitas nyeri tetapi tidak seefektif saat ditambah dengan penggunaan

birtball.

4.4. Keterbatasan penelitian

40
Waktu pengambilan sampel dan penelitian yang singkat sehingga peneliti

mengalami kesulitan selama proses pengumpulan data. Adanya 2 (dua) lokasi

pengambilan sampel yang menjadi sulit jika pengambilan sampel disaat waktu yang

bersamaan. Counterpressure dengan menggunakan birthball merupakan hal yang baru

untuk responden sehingga peneliti harus menjelaskan dengan sebaik mungkin

diharapkan responden dapat memahami tentang counterpressure dengan menggunakan

birthball dan bersedia menjadi responden penelitian.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang berjudul pengaruh teknik Counterprsesure

dengan menggunakan Birthball terhadap nyeri persalinan di BPM AY dan BPM

AA Depok Jawa Barat Tahun 2019 didapat bahwa :

5.1.1. Skala nyeri persalinan sebelum teknik counterpressure dengan menggunakan

birthball terdapat 77% memilih nyeri berat ,20% memilih nyeri sangat berat dan

3% memilih nyeri sedang. Sesudah dilakukan teknik counterpressure dengan

menggunakan birthball mengalami penurunan kategori yaitu 87% memilih nyeri

sedang dan 13% memilih nyeri ringan.

5.1.2. Skala nyeri persalinan sebelum teknik counterpressure tanpa birthball terdapat

77% memilih nyeri berat dan 23% memilih nyeri sangat berat. Sesudah

41
dilakukan teknik counterpressure tanpa birthball tidak mengalami perubahan

kategori yaitu 87% memilih nyeri berat dan 13% memilih nyeri sangat berat.

5.1.3. Terdapat perbedaan intensitas skala nyeri persalinan sebelum dan sesudah teknik

counterpressure dengan menggunakan birthball yaitu dengan nilai sig 0,000

(α<0,05)

5.1.4. Terdapat pengaruh dari teknik counterpressure dengan menggunakan birthball

terhadap nyeri persalinan di BPM AY dan BPM AA Depok Jawa Barat Tahun

2019 dengan nilai sig 0,000 (α<0,05).

5.2 Saran

5.2.1. Bagi BPM Azis Yusneli dan BPM Atika Azahra

Sebagai informasi bagi BPM Azis Yusneli dan BPM Atika Azahra yang

dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan asuhan pelayanan kebidanan ibu

bersalin dengan memanfaatkan terapi non farmakologi yaitu teknik

counterpressure dengan menggunakan birthball terhadap nyeri persalinan untuk

mengurangi gangguan rasa nyaman pada ibu hamil dikala I fase aktif.

5.2.2. Bagi Ibu Hamil

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan responden bahwa ada

solusi untuk mengurangi intensitas nyeri persalinan saat ada kontraksi yaitu

dengan melakukan teknik counterpressure dengan menggunakan birthball serta

dengan kehadiran pendamping yaitu tenaga kesehatan yang dapat membantu dan

42
mengawasi selama dilakukannya teknik counterpressure dengan menggunakan

birthball.

5.2.3. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan tambahan bagi mahasiswa

kebidanan dalam pembelajaran.

5.2.4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan penelitian selanjutnya dapat menambahkan jumlah sampel

dan dmelakukan penelitian dengan variabel yang berbeda serta dapat

meminimalisir kemungkinan bias dari penelitian yang dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

APN. (2016). Buku Acuan Persalinan Normal. Jakarta : JKNP-KR.


Aryani, Y., Masrul, M., Evareny, L. (2015). Pengaruh Masasse Pada Punggung
Terhadap Intesitas Nyeri Kala I Fase Laten Persalinan Normal Melalui
Peningkatan Kadar Endorfin. Jurnal Kesehatan Analas.
Aprilllia, Y. (2017). Bebas Takut Hamil Dan Melahirkan. Jakarta. Gramedia Pustaka
Utama.
Dwienda, O., Megasari, M., & Lusiana, N. (2015). Efektifitas Pijat Dalam Mengurangi
Nyeri Kala I Persalinan. Volume 2 No. 6.
Dinas Kesehatan Kota Depok. (2017). Profil Kesehatan Kota Depok Tahun 2017.
Dinas Kesehatan Privinsi Jawa barat. (2017). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat
Tahun 2017.

Fitryani, Q. (2017). Efektifitas Massase Efflurage Yang Dilakukan Suami Terhadap


Nyeri Persalinan Kala I Fase Laten Di Kecamatan Setu. Skripsi. Program Studi
Ilmu Keperawatan. Jakarta. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Ikatan Bidan Indonesia. (2016). Midwifery Update. Jakarta. Pengurus Pusat Ikatan
Indonesia.
43
Ilmiah, I.S. (2015). Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta. Nuha Medika.

Johariyah, & Ningrum, E.W. (2016). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi
Baru Lahir. Jakarta. CV. Trans Info Media.
Judha, M., Fauziah, A. (2012). Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri
Persalinan.Yogyakarta. Nuha Medika.
Juniartati, R., Dyawati, M.N. (2018). Literature Review : Penerapan Counterpressure
Untuk Mengurangi Nyeri Persalinan Kala I. Semarang. Jurnal Kebidanan,
Volume 8 No. 2, Oktober 2018. P-ISSN 2089-7669.
Kementrian Kesehatan RI. (2016). Profil Kesehatan Indonesia.
. (2017). Profil Kesehatan Indonesia.
Kurniawati, A., Dasuki, D., & Kartini, F. (2017). Efektifitas Latihan Birthball Terhadap
Penurunan Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Primigravida. Yogyakarta.
Indonesian Journal Of Nursing And Midwifery ISSN 2503-185.

Kustari, O. (2012). Pengaruh Terapi Birthball Terhadap Nyeri Persalinan. Malang.


Seminar Akhir Departemen Maternitas Program Studi Profesi Keperawatan
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.
Kuswanti, I., & Fitria, M. (2015). Askeb II Persalinan.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Lockhart, A., & Saputra, L. (2015). Asuhan Kebidanan Masa Persalinan Fisiologis &
Patologis. Tanggerang. Binarupa Aksara.
Manuaba, I.A.C., et all. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB Untuk
Pendidikan Bidan Edisi 2. Jakarta. Buku Kedokteran EGC.
Marmi. (2016). Intranatal Care Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Yogyakarta.
Pustaka Pelajar.
Maryani, S., & Dwiyana, E. (2016). Terapi Birthball Berpengaruh Terhadap Lama
Kala I Dan Intensitas Nyeri Persalinan Pada Ibu Bersalin Primigravida Di RB
Kasih Ibu. Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Ibu dan Anak, Volume 10 No. 2,
November 2016. Halaman 22-27.
Nastiti, R.K.R., Rejeki, S., Nurullita, U. (2012). Perbedaan Efektifitas Teknik Back
Efflurage Dan Teknik Counterpressure Terhadap Tingkat Nyeri Pinggang Kala I
Fase Aktif Persalinan. Semarang.

Notoatmodjo, S. (2012). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta.


Nurwiandani, Y.F. (2018). Asuhan Persalinan. Yogyakarta. Pustaka Baru Press.
Pasongli, S.M.R., & Ellen, P. (2015). Efektifitas Counterpressure Terhadap Penurunan
Intensitas Nyeri Kala I Fase Aktif Persalinan Normal Di Rumah Sakit Advent
Manado. Manado. Jurnal Ilmiah Bidan Volume 2 No. 2, Juli - Desember 2015
ISSN: 1339-1731.

44
Persari, D.A. (2018). Pengaruh Teknik Counterpressure Dengan Birthball terhadap
Penurunan Nyeri persalinan Kala I Fase Aktif Di BPM Deyeri dan BPM
Herasdiana Tahun 2018.

Prawirohardjo, S. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.
. (2016). Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustak Sarwono Prawirohardjo.
Rejeki, S., Ulfa, N., & Retno, R.N. (2015). Tingkat Nyeri Pinggang Kala I Persalinan
Melalui Teknik Back Effluerage dan Counterpressure. Semarang : Jurnal
Keperawatan Maternitas olume 1, No. 2, November 2015 pp. 124-133.

RISKESDAS. (2018). Riset Kesehatan Dasar. Redtrieved From


http://www.kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Hasi
l-riskesdas-2018_1274.pdf
Sadat, H.Z., Forugh, F. (2016). The impact Of Manual Massage On Intersity And
Duration Of Pain At First Phase Of Labor In Primigravid women. International
Journal of Medicine Research olume 1 No. 4. 16-18.
Satria, M. (2018). Pengaruh Sebelum dan Sesudah Dilakukan Pijat Punggung Teknik
Counterpressure Terhadap Pengurangan Rasa Nyeri Ibu Bersalin Kala I Fase
Aktif Di Klinik Elviana. Jurnal Menara Ilmu Volume 12 No. 5
Simpkin, A., & Ancheta, R. (2017). Buku Saku Persalinan (Terjemahan Chrisdiano).
Jakarta. Buku Kedokteran EGC.

Solehati, T., Kosasih, C.E. (2017). Konsep dan Aplikasi Relaksasi Dlam Keperawatan
Maternitas. Bandun. PT Rafika Aditama.
Sugiono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif ,Kualitatif dan R&D. Bandung. PT
Alfabet
Supliani, E. (2017). Pengaruh Masase Punggung Terhadap Intensitas Nyeri Persalinan
Kala I. Bogor. Jurnal Bidan Volume 3 No. 1.

Uliyah, M., & AziS, A.H. (2015). Keterampilan Dasar Praktik Klinik Untuk
Kebidanan. Jakarta. Salemba Medika.
World Health Organization. (2015). Maternal Mortality.
Yudiyanta., Khoirunnisa, N., & Novitasari, R.W. (2015). Assesment Nyeri. Jurnal CDK
226 Volume 42 No. 3. Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran. Yogyakarta.
Universitas Gajah Mada.

Yuliasari, D., & Santriani, E. (2015). Hubungan Counterpressure Dengan Nyeri


Persalinan Pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif Ibu Primipara Di BPS
Sulastri.Pekalongan.

45
Lampiran

JADWAL DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN

A. Jadwal Penelitian
Tabel 1. Jadwal pelaksanaan penelitian

Bulan
No. Kegiatan
Agt Sep Okt Nov Des Jan

1. Persiapan Proposal

2. Pengurusan Izin Penelitian

3. Pengumpulan Data

4. Tabulasi dan Analisis Data

5. Pembuatan Laporan

46
B. Pembiayaan Penelitian
No Uraian Kuantitas Total (Rp. ,-)
PEMASUKAN
1 Universitas Nasional 8.500.000,-
TOTAL 8.500.000,-
PENGELUARAN
1. Pembuatan proposal 100.000,-
2. Transport survei dan pengurusan ijin 2 org x Rp.150.000,- 300.000,-
3 Perbanyak Observasi 60 org x Rp. 2.000,- 120.000,-
4 Souvenir untuk responden 60 org x Rp. 50.000,- 3.000.000,-
5 Ball 6 pcs x Rp. 150.000,- 900.000,-
6 Matras 12 pcs x Rp. 100.000,- 1.200.000,-
7. Konsumsi + Aqua 24 sesi x Rp. 50.000 1.200.000,-
8. Kenang-kenangan Klinik @Rp. 350.000,- 350.000,-
9. Pembuatan Laporan Akhir 4 eks x Rp. 35.000,- 130.000,-
10. Honor Instruktur Paket 600.000,-
11. Honor Petugas 2 org x Rp. 300.000,- 600.000,-
TOTAL 8.500.000,-

Dokumentasi

47
48
49

Anda mungkin juga menyukai