PENELITI
Andi Julia Rifiana
Habibbah Amidhea Septiani
HALAMAN PENGESAHAN
2. Ketua Peneliti
(Dr. Retno Widowati, M.Si) (Dr. dr. Andi Julia Rifiana, M.Kes)
NIDN: 0327096502 NIDN: 0331076803
Menyetujui,
Wakil Rektor Bidang PPMK
2
(Prof. Dr. Ernawati Sinaga, MS.,Apt).
NIP. 195507311981032001
RINGKASAN
persalinan yang dialami juga lebih lama ditambah informasi dan pengalaman
keletihan akan lebih besar yang berakibat pada respon cemas, tegang, takut
bahkan panik. Ibu bersalin yang sedang merasakan nyeri persalinan dapat
melakukan segala cara agar rasa nyeri dapat berkurang, misalkan ibu dapat
menangis ,berteriak , meminta obat penghilang rasa nyeri bahkan ada ibu yang
lebih memilih untuk melakukan persalinan section caesarea tanpa ada indikasi
yang jelas. Kecemasan dan ketakutan pada proses persalinan memacu pelepasan
respon kaku dan keteganggan dalam tubuh, otot hingga sel-sel. Pada
berlangsung ±7 jam.
menerapkan teknik pengontrolan nyeri persalinan pada kala I ,hal ini akan
seorang penolong persalinan untuk memenuhi kebutuhan ibu akan rasa nyaman
saat persalinan. Salah satu dari kebutuhan tersebut adalah pengontrolan nyeri
pinggang persalinan yang paling tepat dan efektif baginya dan membutuhkan
dukungan untuk menerapkan teknik tersebut pada saat proses persalinan. Untuk
3
mengurangi nyeri persalinan dengan cara famakologis yang menggunakan obat-
active birth, counterpresure, birthball, kompres panas atau dingin, birthing ball
4
Abstrak
5
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga penulis
Tahun 2020. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
penelitian ini dapat dilaksanakan. Semoga laporan penelitian ini bermanfaat bagi
pembaca, dan data yang diperoleh dapat mendukung pengembangan ilmu pengetahuan,
Penulis
6
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………...... 8
A. Latar Belakang....................................................................... 8
B. Kerangka Teori................................................................. 12
C. Permasalahan.................................................................... 12
D. Urgensi............................................................................ 13
E. Tujuan.............................................................................. 13
7
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
persalinan yang dialami juga lebih lama ditambah informasi dan pengalaman yang
akan lebih besar yang berakibat pada respon cemas, tegang, takut bahkan panik. Ibu
bersalin yang sedang merasakan nyeri persalinan dapat melakukan segala cara agar
rasa nyeri dapat berkurang ,misalkan ibu dapat menangis ,berteriak , meminta obat
penghilang rasa nyeri bahkan ada ibu yang lebih memilih untuk melakukan
persalinan section caesarea tanpa ada indikasi yang jelas. Kecemasan dan
ketakutan pada proses persalinan memacu pelepasan hormon stress yaitu hormon
adrenalin dan ketokolamin yang memberikan respon kaku dan keteganggan dalam
tubuh, otot hingga sel-sel. Pada primigravida kala I berlangsung selama ±13 jam,
menerapkan teknik pengontrolan nyeri persalinan pada kala I ,hal ini akan
penolong persalinan untuk memenuhi kebutuhan ibu akan rasa nyaman saat
persalinan. Salah satu dari kebutuhan tersebut adalah pengontrolan nyeri pinggang
persalinan yang paling tepat dan efektif baginya dan membutuhkan dukungan untuk
9
menerapkan teknik tersebut pada saat proses persalinan. Untuk mengurangi nyeri
(Johariyah,dkk. 2016).
Tingkat hormon adrenalin dan ketokolamin yang tinggi dalam darah juga
membuat impuls nyeri bertambah banyak, mengurangi aliran darah menuju plasenta
kenaikan tekanan darah, dan berkurangnya motilitas usus serta vesika urinaria.
gangguan pada kekuatan kontraksi uterus sehingga terjadi inersia uteri. Nyeri yang
terjadi dapat mempengaruhi kondisi ibu berupa kelelahan, rasa takut, khawatir dan
berakibat pada persalinan yang lama (Sri Rejeki, Ulfa Nurullita, dan Retno RN.
2015). Selain itu, nyeri yang tak tertahankan pada ibu bersalin menyebabkan ibu
secara tidak langsung dapat menyebabkan post partum blues (Aprillia, 2017).
merasakan semakin cemas serta takut saat kontraksi semakin terasa sakit. Untuk
mandiri ringan seperti usapan di daerah perut maupun punggung atau menyarankan
10
ibu bersalin melakukan relaksasi pernafasan. Sedangkan teknik counterpressure
atau penggunaan birtball belum pernah dilakukan oleh Bidan, karena Bidan
B. Kerangka Teori
Kontraksi
Kala III
11
Bagan 2.1 Kerangka Teori
(Lockhart dan Saputra,2015) ,(Uliyah dan Azis ,2015) ,(Pasongli, 2015).
C. Permasalahan
Belum ada intervensi atau tehnik yang diterapkan untuk menangani nyeri
persalinan pada ibu bersalin kecuali hanya menerapkan teknik relaksasi pernafasan.
Nyeri persalinan yang tidak dapat diatasi sering mengakibatkan rasa tidak
nyaman atau rasa cemas yang dirasakan oleh ibu bersalin dan gangguan proses
persalinan kala II karena ibu sudah kehabisan tenaga yang menyebabkan persalinan
kala II lama.
D. Urgensi Penelitian
Nyeri yang terjadi dapat mempengaruhi kondisi ibu berupa kelelahan, rasa takut,
rahim dan berakibat pada persalinan yang lama (Sri Rejeki, Ulfa Nurullita, dan Retno
RN. 2015). Selain itu, nyeri yang tak tertahankan pada ibu bersalin menyebabkan ibu
dilatasi servik maksimal sehingga menyebabkan pembengkakan pada mulut rahim. Hal
tersebut menyebabkan persalinan menjadi traumatik bahkan secara tidak langsung dapat
Penanganan nyeri dalam persalinan merupakan hal utama yang harus diperhatikan
oleh pemberi asuhan yaitu Bidan agar dapat mengurangi rasa cemas yang dirasakan ibu
bersalin saat merasakan nyeri persalinan oleh karena itu peneliti ingin mengetahui
nyeri persalinan di BPM AY dan BPM AA Depok Jawa Barat Tahun 2020.E. Tujuan
Minuman Jahe Terhadap Penurunan Nyeri Haid (Dysmenorrhea) pada Siswi Kelas
12
XI di SMAN 1 Konawe Selatan Prov. Sultra 2018. Dari hasil penelitian ini
masyarakat tentang manfaat minuman jahe sebagai salah satu cara menangani nyeri
Dari hasil penelitian ini juga diharapkan sebagai media informasi, pengetahuan
dan referensi kepada remaja tentang manfaat minuman jahe sebagai salah satu cara
13
BAB II
TINJAUAN TEORI
15
2) Kekuatan mengejan ibu.
16
I untuk primigravida berlangsung 13 jam sedangkan multigravida 7 jam (Prawirohardjo,
2016).
Berdasarkan kurva Friedman, diperhitungkan pembukaan primigravida 1cm/jam dan
multigravida 2cm/jam (Manuaba, 2010). Kala I terbagi atas dua fase, yaitu :
1. Fase Laten
Fase laten berlangsung selama 8 jam pada primipara. Fase laten dimulai saat
kontraksi yang teratur dan pembukaan berlangsung sangat lambat sampai ukuran
diameter serviks 3cm karena terjadi pelunakan dan penipisan serviks. Persepsi nyeri
pada saat kontraksi juga terjadi karena keadaan psikologi ibu bersalin seperti emosi,
rasa takut dan kesemasan yang bersifat sangat subjektif dan berbeda-beda pada
setiap fase pembukaan serviks.
2. Fase Aktif
Menurut Varney (2007), fase aktif merupakan periode waktu dari awal
kemajuan aktif pembukaan yang biasanya mengacu pada pembukaan servik 4cm
hingga pembukaan lengkap 10cm. Pada fase ini kontraksi menjadi lebih sering,
dengan durasi yang lebih panjang dan intensitas lebih kuat sehingga intensitas nyeri
yang dirasakan dari sedang hingga sangat berat (Fitryanti, 2017).
Fase aktif dibagi menjadi 3 fase, yaitu:
a) Fase Akselerasi
Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
b) Fase Dilatasi maksimal
Dalam waktu 2 jam pembukaan serviks berlangsung sangat cepat dari 4cm
menjadi 9cm. Pada fase ini kekuatan amplitudo his sebesar 40 mmHg dengan
frekuensi his 3—4 kali tiap 10 menit dan durasi berkisar antara 40—60 detik.
c) Fase Deselerasi
Pembukaan serviks menjadi lambat kembali, dalam waktu 2 jam dari pembukaan
9 cm menjadi 10 cm. Pada fase ini kekuatan amplitudo his meningkat sampai 60
mmHg dengan frekuensi his 4—5 kali tiap 10 menit dan durasi 40-60detik
(Saifuddin,2014).
Pada fase aktif kontraksi akan semakin kuat dan efisien dengan intensitas nyeri
sedang hingga berat, sehingga ia akan menutup mata dan pernapasannya lebih
berat. Ia akan mengerang dan kadang berteriak selama nyeri yang dirasakan karena
adanya kontraksi.
b. Kala II
17
Kala ini disebut juga sebagai kala pengeluaran. Kala ini dimulai dari pembukaan
lengkap sampai lahirnya janin. Pada kala ini his menjadi lebih kuat dan lebih cepat,
kira-kira 2 sampai 3 menit sekali. Dalam fase ini dirasakan tekanan pada otot-otot dasar
panggul yang dapat menimbulkan rasa mengedan. Wanita merasa pula tekanan pada
rektum dan hendak buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi
lebar dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala
janin tampak dalam vulva pada waktu his. Bila dasar panggul sudah lebih berelaksasi
maka kepala janin tidak masuk lagi diluar his, dan dengan his dan kekuatan mengejan
maksimal, kepa janin dilahirkan dengan suboksiput dibawah simfisis dan dahi, muka
dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk
mengeluarkan badan dan anggota bayi. Pada primigravida kala II berlangsung rata-rata
1,5 jam dan pada multigravida rata-rata 0,5 jam.
c. Kala III
Disebut juga sebagai kala uri. Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus
uteri agak diatas pusat. Bebrapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk
melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit
setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri.
Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah, kira-kira 100-200 cc.
d. Kala IV
Kala IV adalah kala pengawasan selama 1-2 jam setelah bayi dan uri lahir untuk
mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum. Pada
primigravida, lama kala satu yaitu 13 jam, kala dua 1 jam, kala tiga ½ jam, lama
persalinan 14 ½ jam. Pada multigravida, lama kala satu 7 jam, kala dua ½ jam, kala tiga
¼ jam, lama persalinan 7 ¾ jam. (Kuswati dan Fitria ,2015)
18
nyeri (Uliyah dan Azis ,2015).
Rasa nyeri pada persalinan berbeda dari rasa nyeri lain pada umumnya. Perbedaan
tersebut terletak pada :
a. Nyeri persalinan adalah proses fisiologis atau bagian dari proses yang normal,
sedangkan nyeri lain pada umumnya mengindikasikan adanya injury atau penyakit.
b. Perempuan dapat mengetahui bahwa ia akan mengalami nyeri saat bersalin sehingga
hal tersebut dapat diantisipasi.
c. Pengetahuan yang cukup tentang proses persalinan akan membantu perempuan untuk
mengatasi nyeri persalinan.
d. Konsentrasi perempuan pada bayi yang akan dilahirkan akan membuat lebih toleran
terhadap nyeri yang dirasakan saat persalinan.
Nyeri persalinan diartikan pula sebagai sinyal bagi ibu bahwa dirinya telah
memasuki tahapan persalinan. Nyeri persalinan disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor
fisiologis dan psikologis (Ilmiah, 2015). Faktor fisiologis yang dimaksud adalah
kontraksi otot rahim. Gerakan otot ini menimbulkan rasa nyeri karena saat itu otot-otot
rahim memanjang dan kemudian memendek. Servik juga akan melunak, menipis dan
mendatar kemudian tertarik. Saat itulah kepala janin menekan mulut rahim dan
membukanya. Pada fase ini ibu merasakan nyeri yang hebat pada daerah pinggang,
perut, dan menjalar ke paha karena rahim berkontraksi semakin lama semakin sering
untuk mengeluarkan hasil konsepsi. Kontraksi uterus juga mengakibatkan peningkatan
aktivitas sistem saraf simpatis sehingga menyebabkan perubahan-perubahan fisiologi
tubuh seperti: peningkatan tekanan darah, denyut nadi, laju pernapasan, berkeringat,
diameter pupil membesar, dan ketegangan otot (Ilmiah, 2015).
Faktor psikologis yang dimaksud adalah rasa takut dan cemas berlebihan yang
akan mempengaruhi rasa nyeri. Ketegangan emosi akibat rasa cemas sampai rasa takut
dapat memperberat persepsi nyeri selama persalinan. Nyeri yang dialami ibu ketika
menghadapi persalinan dapat merangsang ketakutan sehingga timbul kecemasan yang
berakhir dengan kepanikan. Kecemasan dan ketakutan memacu pelepasan hormon stress
yaitu hormon adrenalin dan ketokolamin yang memberikan respon kaku dan
keteganggan dalam tubuh, otot hingga sel-sel. Keluarnya hormon adrenalin dan
ketakolamin juga membuat impuls nyeri bertambah banyak, kontraksi pembuluh darah
sehingga suplai oksigen dan janin menurun (Aprillia, 2017).
Ibu bersalin yang dapat mengelola rasa takut , rileks dan menanggapi proses
19
persalinan dengan positif maka tubuhnya akan segera memproduksi hormon penghilang
rasa sakit yaitu hormon endorpin dan oksitosin. Hal ini menyebabkan persalinan
berjalan lebih lembut, alami dan lancar. Ketika ibu bersalin bergerak, mengatur posisi,
mengubah posisi pada saat nyeri terjadi, mampu mengontrol rasa takut dan memiliki
pendamping persalinan yang mampu membantunya mengalihkan fikiran dari persepsi
nyeri maka nyeri tersebut akan berkurang (Aprillia,2017).
Intensitas nyeri pada skala 0mm tidak terjadi nyeri, intensitas nyeri ringan pada
skala 10-30mm, intensitas nyeri sedang pada skala 40-60mm, intensitas nyeri berat pada
skala 70-90mm, intensitas nyeri sangat berat pada skala 100mm. Cara penilaiannya
adalah penderita menandai sendiri dengan pensil pada nilai skala yang sesuai dengan
20
intensitas nyeri yang dirasakannya setelah diberi penjelasan dari peneliti tentang makna
dari setiap skala tersebut. Penentuan skor NRS dilakukan dengan mengukur jarak antara
ujung garis yang menunjukkan tidak nyeri hingga ke titik yang ditunjukkan pasien
(Yudianta dkk ,2015).
VAS adalah alat ukur lainnya yang digunakan untuk memeriksa intensitas nyeri
dansecara khusus meliputi 100mm garis, dengan setiap ujungnya ditandai dengan level
intensitas nyeri (ujung kiri diberi tanda “no pain” dan ujung kanan diberi tanda “bad
pain”(nyeri hebat). Pasien dapat menandai disepanjang garis tersebut sesuai dengan
level intensitas nyeri yang dirasakan pasien. Kemudian jaraknya diukur dari batas kiri
sampai pada tanda yang diberi oleh pasien (ukuran mm), dan itulah skornya yang
menunjukkan level intensitas nyeri. Kemudian skor tersebut dicatat untuk melihat
kemajuan pengobatan/terapi selanjutnya. Skala visual adalah gambar anatomi wajah
manusia untuk membantu menjelaskan rasa nyeri. Skala visual yang paling popular
adalah skala tingkat nyeri gambar wajah oleh Wong Baker, berupa ekspresi wajah untuk
menunjukan rasa nyeri yang dirasakan. Biasanya digunakan pada bayi/anak yang belum
bisa berbicara juga digunakan pada pasien yang sudah tua dan mengalami kerusakan
kognitif/sulit bicara (Solehati & Kosasi, 2017). Dinyatakan dengan gambar 0 = tidak
nyeri ,1 = nyeri ringan ,2 = nyeri sedang 3-4 = nyeri berat dan 5 = nyeri sangat berat.
0 1 2 3 4 5
2.2.3 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan nyeri persalinan dibagi menjadi dua cara, yaitu: famakologis
yang menggunakan obat-obatan seperti : analgetik, sedative dan epidural anestesi. Cara
non farmakologis yang dilakukan bersama dengan pendamping persalinan atau doula,
diantaranya: hypnobirthing, Active birth, kompres panas atau dingin, birth ball exercise
, hidroterapi, teknik pernapasan, distraksi (pengalih perhatian), counterpresure,
21
effleurage ,visualisasi, penggunaan musik dan aromatheraphy (Johariyah,dkk. 2016).
22
Gambar 2.4 Counterpressure Dengan Birthball
Sumber : Howell, 2016
Beberapa posisi yang dapat dilakukan ketika memberikan Counterpressure antara
lain ibu dapat berdiri atau membungkuk dan bersandar ke depan. Ibu juga dapat berlutut
dengan posisi dada bersandar ke depan memeluk bola atau tumpukan bantal.
Counterpressure dilakukan pada atau di atas sakrum dan pada daerah lumbal lima. Ibu
bersalin dapat mengatakan dimana harus menekan (letak rasa nyeri paling kuat) dan
seberapa keras.
Berikut ini gambar 2.4 dan 2.5 menjelaskan letak anatomi sacrum dan lumbal lima
tempat counterpressure dilakukan :
23
Gambar 2.6 Letak Sakrum Tempat Counterpressure Dilakukan
Sumber : Aprillia, 2014
2.4 Birthball
Birthball atau bola persalinan adalah bola terapi fisik yang mampu menyangga
berat orang dewasa sampai 136 kg. Ukuran birthball yang paling banyak dipakai ialah
diameter 65cm untuk ibu bersalin dengan tinggi <160cm sedangkan untuk ibu bersalin
yang tingginya >160—178cm bola yang digunakan berdiamter 75cm. Bola persalinan
24
ini juga dapat digembungkan dengan derajat kekerasan yang berbeda sesuai dengan
kenyamanan ibu bersalin (Simpkin, 2007). Birthball adalah bola terapi fisik yang
membantu ibu inpartu kala I ke posisi yang membantu kemajuan persalinan (Kuniawati
dkk, 2017).
Berikut gambar untuk menjelaskan pengunaan birthball sebagai media dalam
membantu teknik counterpressure.
Gambar 2.7 Penggunaan Birthball Dengan Posisi Berlutut Dan Pemberian Teknik
Counterpressure Dengan Ibu Duduk Diatas Birthball.
Sumber : Bidankita.com
2.5 Hipotesis
Kerangka konsep telah dibuat berdasarkan kerangka teori yang terkait dengan
menyatakan tidak ada perbedaan sesuatu kejadian antara kedua kelompok atau
hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan antara variabel satu dengan variabel
yang lain, sedangkan hipotesis alternative (Ha) adalah hipotesis yang menyatakan
ada perbedaan suatu kejadian antara kedua kelompok atau hipotesis yang
penelitian, yaitu :
Birthball terhadap nyeri persalinan di BPM AY dan BPM AA Depok Jawa Barat
Tahun 2019.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di BPM AY dan BPM AA Kota Depok Jawa Barat. Waktu
Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2020 – Januari 2021.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lembar Observasi. Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar SOP (Standar Operasional
Prosedur), informed concent, lembar observasi skala nyeri VAS, dan birthball atau bola
gym
C. Cara Kerja
1. Pengumpulan Data
Eksperimen dengan Pretest and Posttest with control group desain yaitu
satu penilaian setelah perlakuan. Sampel pada penelitian ini adalah Penelitian ini
adalah seluruh ibu hamil usia kehamilan aterm dengan persalinan kala I fase
b. Analisa Bivariat
Analisis bivariat dilakukan kepada dua variabel yang diduga memiliki
hubungan atau pengaruh. Analisis ini untuk melihat pengaruh teknik
counterpressure dengan menggunakan birthball terhadap penurunan rasa
nyeri persalinan kala I fase aktif dengan menggunakan uji wilcoson dan uji
Mann Whiteney. Proses analisis data dilakukan dengan komputerisasi
dengan tingkat kepercayaan 95% dengan a = 0,05 hal ini berarti jika p value
lebih kecil dari 0,05 dapat dikatakan mempunyai hubungan yang bermakna,
namun jika p value besar dari 0,05 dikatakan uji tidak bermakna.
29
BAB IV
Kota Depok adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini terletak
tepat di selatan Jakarta, yakni antara Jakarta dan Bogor. Kota Depok terdiri atas 11
kecamatan dan 63 kelurahan ,dengan luas wilayah 220 km2 dan total penduduk pada
tahun 2020 tercatat ± 3.838.671 jiwa. Sedangkan Kecamatan Pancoran Mas terdiri dari
6 (enam) Desa, yaitu Desa Depok, Desa Depok Jaya, Desa Pancoran Mas, Desa
Mampang, Desa Rangkapan Jaya, Desa Rangkapan Jaya Baru (Portal Resmi
Karakteristik Responden
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Usia Responden Pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol
Teknik Counterpressure Dengan Menggunakan Birthball
Terhadap Nyeri Persalinan Di BPM AY dan BPM AA
Depok Jawa Barat Tahun 2019
Intervensi Kontrol
Usia
F % F %
20-35 tahun 29 97 27 90
>35 tahun 1 3 3 10
Total 30 100 30 100
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Paritas Responden Pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol
Teknik Counterpressure Dengan Menggunakan Birthball
Terhadap Nyeri Persalinan Di BPM AY dan BPM AA
Depok Jawa Barat Tahun 2019
30
Intervensi Kontrol
Paritas
f % f %
Primipara 7 23 5 17
Multipara 21 70 23 77
Grande
2 7 2 7
multipara
Total 30 100 30 100
4.2 Analisis Univariat
Analisis ini bertujuan untuk melihat distribusi frekuensi skala nyeri persalinan pada
kelompok intervensi ,kelompok kontrol dan uji normalitas. Hasil penelitian dapat dilihat
1. Distribusi Frekuensi Skala Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Kelompok
Intervensi Sebelum dan Sesudah Teknik Counterpressure Dengan
Menggunakan Birthball Terhadap Nyeri Persalinan Di BPM AY dan BPM AA
Depok Jawa Barat Tahun 2019.
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Skala Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Kelompok Intervensi
Sebelum dan Sesudah Teknik Counterpressure Dengan
Menggunakan Birthball Terhadap Nyeri Persalinan
Di BPM AY dan BPM AA Depok
Jawa Barat Tahun 2019
Intervensi
f % F %
Nyeri Ringan 0 0 4 13
Nyeri Sedang 1 3 26 87
Nyeri Berat 23 77 0 0
Nyeri Sangat Berat 6 20 0 0
Total 30 100 30 100
nyeri berat ,6 responden (20%) memilih skala nyeri sangat berat dan 1
responden (3%) memilih skala nyeri sedang. Sedangkan untuk hasil sesudah
31
dilakukan intervensi terdapat 26 responden (87%) memilih skala nyeri sedang
2. Distribusi Frekuensi Skala Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Kelompok
Kontrol Sebelum dan Sesudah Teknik Counterpressure Dengan Menggunakan
Birthball Terhadap Nyeri Persalinan Di BPM AY dan BPM AA Depok Jawa
Barat Tahun 2019.
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Skala Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Kelompok Kontrol
Sebelum dan SesudahTeknik Counterpressure Tanpa
Menggunakan Birthball Terhadap Nyeri Persalinan
Di BPM AY dan BPM AA Depok
Jawa Barat Tahun 2019
Kontrol
F % f %
Nyeri Ringan 0 0 0 0
Nyeri Sedang 0 0 0 0
Nyeri Berat 23 77 26 87
Nyeri Sangat Berat 7 23 4 13
Total 30 100 30 100
ukur sebelum terdapat 23 responden (77%) memilih skala nyeri berat dan 7
responden (23%) memilih skala nyeri sangat berat. Sedangkan hasil ukur
3. Uji Normalitas
32
Pada penelitian ini jumlah sampel adalah 60 responden maka uji
Tabel 4.5
Uji Normalitas Skala Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Kelompok Intervensi dan
Kelompok Kontrol Sebelum dan SesudahTeknik Counterpressure
dengan Menggunakan Birthball Terhadap Nyeri
Persalinan Di BPM AY dan BPM AA
Depok Jawa Barat Tahun 2020
Kolmogorov-Smirnov
Kategori
N Statistic Sig.
Sebelum Intervensi 0,237 0,000
30
Sesudah Intervensi 0,312 0,000
Sebelum Kontrol 0,212 0,001
30
Sesudah Kontrol 0,218 0,001
birthball terhadap nyeri persalinan terdapat nilai sig pada Uji Kolmogorov-
Smirnov yaitu 0,000 dan pada kelompok kontrol nilai Sig pada Uji Kolmogorov-
Smirnov yaitu 0,001. Sehingga sig pada kelompok intervensi dan kelompok
kontrol adalah (α<0,05) maka dari kedua data pada kelompok intervensi dan
33
Dalam analisa ini terdapat uji beda yang menggunakan uji Wilcoxon yang bertujuan
menggunakan uji Mann Whiteney yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari
fase aktif.
1. Perbedaan Skala Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Kelompok Intervensi dan
Kelompok Kontrol Pada Teknik Counterpressure Dengan Menggunakan
Birthball Terhadap Nyeri Persalinan Di BPM AY dan BPM AA Depok Jawa
Barat Tahun 2020.
Tabel 4.6
Perbedaan Skala Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Kelompok Intervensi dan Kelompok
Kontrol Pada Teknik Counterpressure dengan Menggunakan
Birthball Terhadap Nyeri Persalinan di BPM AY dan BPM AA
Depok Jawa Barat Tahun 2020
Kelompok N Z Sig
Intervensi 30 -4,785 0,000
Kontrol 30 -0,525 0,599
hasil Sig 0,000 maka data tersebut dapat dilihat bahwa nilai sig 0,000 (α< 0,05).
Sedangkan pada kelompok kontrol mempunyai hasil Sig 0,599 maka data
Tabel 4.7
Pengaruh Teknik Counterpressure Dengan Menggunakan Birthball Terhadap Nyeri
Persalinan Kala I Fase Aktif pada Kelompok Intervensi
Di BPM AY dan BPM AA Depok
Jawa Barat Tahun 2020.
34
Kelompok N Z Sig
hasil Sig 0,000 maka data tersebut dapat dilihat bahwa nilai sig 0,000 (α < 0,05).
4.4 Pembahasan
1. Distribusi Frekuensi Skala Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Kelompok
Intervensi Sebelum dan Sesudah Teknik Counterpressure dengan
Menggunakan Birthball Terhadap Nyeri Persalinan Di BPM AY dan BPM AA
Depok Jawa Barat Tahun 2020.
Hasil skala nyeri didapatkan dengan menggunakan Visual Analogue Scales (VAS)
yang paling popular adalah skala tingkat nyeri gambar wajah oleh Wong Baker, berupa
ekspresi wajah untuk menunjukan rasa nyeri yang dirasakan. (Solehati & Kosasi, 2017).
(77%) memilih skala nyeri berat, 6 responden (20%) memilih skala nyeri sangat berat
dan 1 responden (3%) memilih skala nyeri sedang. Kemudian pada hasil sesudah
intervensi skala nyeri yang dirasakan mengalami penurunan yaitu 26 responden (87%)
memilih skala nyeri sedang dan 4 responden memilih skala nyeri ringan. Pada hasil
sesudah intervensi tidak ada responden yang memilih di kategori nyeri berat ataupun
Menurut teori Johariyah, dkk. (2016) pada buku yang berjudul “Buku Ajar Asuhan
persalinan dibagi menjadi dua cara, yaitu: famakologi yang menggunakan obat-obatan
35
seperti : analgetik, sedative dan epidural anestesi. Non farmakologi yang dapat
birth, kompres panas atau dingin, birthball , hidroterapi, teknik pernapasan, distraksi
birthball memang merupakan cara untuk mengatasi rasa nyeri baik dilakukan secara
Birthball Terhadap Penurunan Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Primigravida”
teknik counterpressure yang dilakukan ibu hamil selama menjelang proses persalinan
yaitu pada kala I fase aktif dengan cara berlutut dan memeluk atau menduduki bola
selama kontraksi yang akan membuat rasa nyaman dan rileks selama nyeri persalinan
endorphin. Kemudian dibantu dengan adanya birthball yang dapat digunakan dengan
cara diduduki serta digerakan secara perlahan ke kanan dan ke kiri maupun gerakan
memutar.
2. Distribusi Frekuensi Skala Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Kelompok
Kontrol Sebelum dan Sesudah Teknik Counterpressure Dengan Menggunakan
Birthball Terhadap Nyeri Persalinan Di BPM AY dan BPM AA Depok Jawa
Barat Tahun 2020.
Pada hasil sebelum terdapat 23 responden (77%) memilih skala nyeri berat dan 7
responden (23%) memilih skala nyeri sangat berat. Kemudian pada hasil sesudah pada
kelompok kontrol skala nyeri yang dirasakan responden tidak mengalami penurunan
seperti kelompok intervensi karena hasil skala nyeri pada kelompok kontrol masih
36
berada di kategori nyeri berat dan nyeri sangat berat. Menurut penelitian yang dilakukan
oleh Sadat dkk (2016) di Rumah Sakit Amiralmomenin Iran menunjukan bahwa
pemijatan manual melingkar pada bagian lumbal (counterpressure) selama kala I fase
Dinyatakan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Satria (2018) di klinik Bidan
Elviana bahwa nyeri persalinan sebelum pijatan counterpressure adalah nyeri berat
dengan skala 7-9 kemudian sesudah dilakukan pijatan counterpressure menjadi nyeri
sedang dengan skala 3-6. Analisis data menunjukan hasil yang signifikan jadi dapat
nyeri persalianan.
3. Uji Normalitas
dengan menggunakan birthball terhadap nyeri persalinan kala I fase aktif maka
sebelunya peneliti melakukan uji normalitas terlebih dahulu dan uji normalitas yang
intervensi nilai sig yaitu 0,000 dan pada kelompok kontrol nilai sig yaitu 0,001.
Sehingga sig pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol adalah kedua nilai sig
<0,05 dan data berdistribusi tidak normal. Maka untuk langkah selanjutnya uji beda dan
uji pengaruh menggunakan uji non parametrik yaitu Uji Wilcoxon dan Uji Mann
Whiteney
1 Perbedaan Skala Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Kelompok Intervensi dan
Kelompok Kontrol Pada Teknik Counterpressure Dengan Menggunakan
Birthball Terhadap Nyeri Persalinan Di BPM AY dan BPM AA Depok Jawa
Barat Tahun 2019.
37
Pada uji beda terdapat hasil bahwa pada kelompok intervensi Z hitung > Z table
yaitu -4,785 > -1,645 atau nilai sig 0,000 < 0,05 maka terdapat perbedaan yang
signifikan terhadap skala nyeri persalinan kala I fase aktif sebelum dan sesudah
intervensi. Sedangkan untuk uji beda pada kelompok kontrol Z hitung < Z table yaitu
0,525 < -1,645 atau nilai sig 0,599 > 0,05 tidak terdapat perbedaan skala nyeri
persalinan kala I fase aktif sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol.
Pada penelitian Suparni (2014) menyatakan massage atau pijatan berupa stimulasi
tekanan kuat pada sacrum yang digunakan selama proses persalinan dapat menimbulkan
efek relaksasi sehingga dapat mengurangi kecemasan karena nyeri persalinan akibat
kontraksi uterus yang dirasakan ibu bersalin. Hal tersebut dapat terjadi menurut teori
Monsdragon yaitu karena keberadaan Teori Gade Control yang mengatakan bahwa
selama proses persalinan impuls nyeri berjalan dari uterus ke subtansia gelatinosa di
dalam spinal kolumna ,sel-sel tranmisi memproyeksi pesan nyeri ke otak. Dengan
pesan yang berlawanan ,lebih kuat ,cepat dan berjalan sepanjang syaraf kecil. Pesan
yang berlawanan ini menutup substansi gelatinosa lalu memblokir pesan nyeri sehingga
otak tidak mencatat pesan nyeri tersebut dan terjadi pembatasan intensitas nyeri.
penerapan counterpressure yang dilakukan ibu bersalin dengan cara berlutut dan
memeluk atau duduk diatas bola selama kontraksi juga memiliki manfaat untuk
membantu ibu merasa lebik rileks dan sebagai distraksi dari rasa nyeri persalinan
,mempercepat proses dilatasi serviks ,penyokong postur tubuh yang tegak akan
memperlancar proses persalinan. Lengkungan bola yang bulat dan dapat menyesuaikan
dengan bentuk tubuh ibu akan merangsang reseptor di panggul yang bertanggung jawab
untuk mensekresi endorphin yang dapat membantu ibu lebih mudah relaksasi, selain itu
38
ligament dan otot terutama yang ada di daerah panggul menjadi kendor dan mengurangi
tekanan pada sendi ,pembuluh darah sekitar uterus ,punggung dan pinggang.
Dengan adanya bola maka dapat membantu kinerja dari counterpressure itu sendiri.
Sehingga intensitas nyeri yang dirasakan ibu hamil pada kala I fase aktif persalinan
dapat berkurang ,dalam kata lain bukan kontraksi uterus yang berkurang tetapi rasa
cemas atau rasa ketakutan karena kontraksi yang dirasakan akan berkurang sehingga ibu
hamil tersebut lebih merasakan rileks saat adanya kontraksi. Penggunaan birthball diatas
sejalan dengan hasil penelitian Kurniawati dkk (2016) yang berjudul Efektivitas Latihan
Birthball terhadap Penurunan Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif pada Primigravida
bahwa, didapatkan nilai sebesar 0,49 yang berarti bahwa latihan birthball terhadap nyeri
persalinan yaitu sebesar 49%. Intensitas nyeri persalinan kala I pada ibu primigravida
yang melakukan latihan birthball lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak
Hasil penelitian dan obeservasi sejalan dengan pendapat Aprillia, 2017 bahwa, Ibu
bersalin yang dapat mengelola rasa takut ,rileks dan menanggapi proses persalinan
dengan positif maka tubuhnya akan segera memproduksi hormon penghilang rasa sakit
yaitu hormon endorpin dan oksitosin. Hal ini menyebabkan persalinan berjalan lebih
lembut, alami dan lancar. Ketika ibu bersalin bergerak, mengatur posisi, mengubah
posisi pada saat nyeri terjadi, mampu mengontrol rasa takut dan memiliki pendamping
persalinan yang mampu membantunya mengalihkan fikiran dari persepsi nyeri maka
Pada uji pengaruh terdapat hasil bahwa pada kelompok intervensi menyatakan
bahwa nilai sig 0,000 < 0,05 hal ini membuktikan pada hasil sebelum dan sesudah
39
intervensi terdapat pengaruh dari teknik counterpressure dengan menggunakan birthball
terhadap nyeri persalinan kala I fase aktif. Pengaruh yang dimaksud adalah dari
mengurangi gangguan rasa nyaman pada ibu hamil usia kehamilan aterm dikala I fase
aktif seperti rasa takut ,gelisah ,stress dan lain-lain. Sehingga diharapkan dari ada nya
pengaruh ini dapat mengurangi komplikasipada ibu bersalin seperti partus lama atau
gawat janin.
Menurut Anita (2017) menyatakan nyeri persalinan adalah sesuatu yang akan
dirasaan dalam proses persalinan tetapi apabila tidak diatasi dengan baik dapat
ke janin menurun sehingga terjadi gawat janin dan dapat merangsang meningkatnya
terjadi inersia uteri. Apabila nyeri persalinan tidak diatasi dengan baik dapat
pada kelompok intervensi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
mengurangi intensitas nyeri yang dirasakan oleh ibu hamil pada kala I fase aktif. Ibu
proses persalinan mengalami intensitas nyeri persalinan yang lebih rendah dibandingkan
ibu yang diberikan teknik counterpressure tanpa birthball yaitu pada kelompok kontrol
,walaupun pada dasarnya jika hanya dilakukan teknik counterpressure masih tetap dapat
mengurangi intensitas nyeri tetapi tidak seefektif saat ditambah dengan penggunaan
birtball.
40
Waktu pengambilan sampel dan penelitian yang singkat sehingga peneliti
pengambilan sampel yang menjadi sulit jika pengambilan sampel disaat waktu yang
BAB V
5.1 Simpulan
birthball terdapat 77% memilih nyeri berat ,20% memilih nyeri sangat berat dan
5.1.2. Skala nyeri persalinan sebelum teknik counterpressure tanpa birthball terdapat
77% memilih nyeri berat dan 23% memilih nyeri sangat berat. Sesudah
41
dilakukan teknik counterpressure tanpa birthball tidak mengalami perubahan
kategori yaitu 87% memilih nyeri berat dan 13% memilih nyeri sangat berat.
5.1.3. Terdapat perbedaan intensitas skala nyeri persalinan sebelum dan sesudah teknik
(α<0,05)
terhadap nyeri persalinan di BPM AY dan BPM AA Depok Jawa Barat Tahun
5.2 Saran
Sebagai informasi bagi BPM Azis Yusneli dan BPM Atika Azahra yang
mengurangi gangguan rasa nyaman pada ibu hamil dikala I fase aktif.
solusi untuk mengurangi intensitas nyeri persalinan saat ada kontraksi yaitu
dengan kehadiran pendamping yaitu tenaga kesehatan yang dapat membantu dan
42
mengawasi selama dilakukannya teknik counterpressure dengan menggunakan
birthball.
DAFTAR PUSTAKA
Johariyah, & Ningrum, E.W. (2016). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi
Baru Lahir. Jakarta. CV. Trans Info Media.
Judha, M., Fauziah, A. (2012). Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri
Persalinan.Yogyakarta. Nuha Medika.
Juniartati, R., Dyawati, M.N. (2018). Literature Review : Penerapan Counterpressure
Untuk Mengurangi Nyeri Persalinan Kala I. Semarang. Jurnal Kebidanan,
Volume 8 No. 2, Oktober 2018. P-ISSN 2089-7669.
Kementrian Kesehatan RI. (2016). Profil Kesehatan Indonesia.
. (2017). Profil Kesehatan Indonesia.
Kurniawati, A., Dasuki, D., & Kartini, F. (2017). Efektifitas Latihan Birthball Terhadap
Penurunan Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Primigravida. Yogyakarta.
Indonesian Journal Of Nursing And Midwifery ISSN 2503-185.
44
Persari, D.A. (2018). Pengaruh Teknik Counterpressure Dengan Birthball terhadap
Penurunan Nyeri persalinan Kala I Fase Aktif Di BPM Deyeri dan BPM
Herasdiana Tahun 2018.
Solehati, T., Kosasih, C.E. (2017). Konsep dan Aplikasi Relaksasi Dlam Keperawatan
Maternitas. Bandun. PT Rafika Aditama.
Sugiono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif ,Kualitatif dan R&D. Bandung. PT
Alfabet
Supliani, E. (2017). Pengaruh Masase Punggung Terhadap Intensitas Nyeri Persalinan
Kala I. Bogor. Jurnal Bidan Volume 3 No. 1.
Uliyah, M., & AziS, A.H. (2015). Keterampilan Dasar Praktik Klinik Untuk
Kebidanan. Jakarta. Salemba Medika.
World Health Organization. (2015). Maternal Mortality.
Yudiyanta., Khoirunnisa, N., & Novitasari, R.W. (2015). Assesment Nyeri. Jurnal CDK
226 Volume 42 No. 3. Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran. Yogyakarta.
Universitas Gajah Mada.
45
Lampiran
A. Jadwal Penelitian
Tabel 1. Jadwal pelaksanaan penelitian
Bulan
No. Kegiatan
Agt Sep Okt Nov Des Jan
1. Persiapan Proposal
3. Pengumpulan Data
5. Pembuatan Laporan
46
B. Pembiayaan Penelitian
No Uraian Kuantitas Total (Rp. ,-)
PEMASUKAN
1 Universitas Nasional 8.500.000,-
TOTAL 8.500.000,-
PENGELUARAN
1. Pembuatan proposal 100.000,-
2. Transport survei dan pengurusan ijin 2 org x Rp.150.000,- 300.000,-
3 Perbanyak Observasi 60 org x Rp. 2.000,- 120.000,-
4 Souvenir untuk responden 60 org x Rp. 50.000,- 3.000.000,-
5 Ball 6 pcs x Rp. 150.000,- 900.000,-
6 Matras 12 pcs x Rp. 100.000,- 1.200.000,-
7. Konsumsi + Aqua 24 sesi x Rp. 50.000 1.200.000,-
8. Kenang-kenangan Klinik @Rp. 350.000,- 350.000,-
9. Pembuatan Laporan Akhir 4 eks x Rp. 35.000,- 130.000,-
10. Honor Instruktur Paket 600.000,-
11. Honor Petugas 2 org x Rp. 300.000,- 600.000,-
TOTAL 8.500.000,-
Dokumentasi
47
48
49