Anda di halaman 1dari 8

GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN TBC TENTANG UPAYA

PENGENDALIAN TBC DI KLINIK DOTS RSUD


dr. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

Jurnal Publikasi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Tugas Akhir


Dalam Rangka Menyelesaikan Pendidikan
Program Studi Diploma III Keperawatan

Disusun Oleh:

RATIH AYUNINGTYAS
2016.011908

INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN (ITS)


PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN TBC TENTANG UPAYA
PENGENDALIAN TBC DI KLINIK DOTS RSUD
dr. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

Ratih Ayuningtyas1, Siti Sarifah2, Cemy Nur Fitria3


1
Mahasiswa DIII Keperawatan Institut Teknologi Sains dan Kesehatan PKU Muhammadiyah
Surakarta
2
Dosen DIII Keperawatan Institut Teknologi Sains dan Kesehatan PKU Muhammadiyah Surakarta
3
Dosen DIII Keperawatan Institut Teknologi Sains dan Kesehatan PKU Muhammadiyah Surakarta
JL. Tulang Bawang Selatan No. 26 Tegalsari RT 02 RW 32, Kadipiro, Surakarta
*Email: ayuratih604@gmail.com

Kata kunci Abstak

pengetahuan Latar Belakang: Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular


TBC, upaya granulatomosa kronik yang telah dikenal sejak berabad-abad yang lalu
pengendalian dan paling sering di sebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis.
TBC Faktor pengetahuan mempunyai pengaruh besar terhadap status
kesehatan individu maupun masyarakat dan berperan penting dalam
menentukan keberhasilan suatu program pengendalian penyakit.
Pentingnya tingkat pengetahuan pasien TBC tentang upaya pengendalian
TBC di klinik DOTS RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen karena
sebagian penderita TBC yang kurang memahami penyakit TBC. Tujuan:
mengetahui gambaran pengetahuan pasien TBC tentang upaya
pengendalian TBC. Metode penelitian: penelitian ini menggunakan
penelitian deskriptif. Teknik sampling yang digunakan yaitu purposive
sampling sejumlah sampel sebanyak 35 responden di klinik DOTS RSUD
dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. Instrumen penelitian ini berupa kuisioner
dan disajikan dengan tabel distribusi frekuensi dalam bentuk presentase,
dengan analisa data analitik deskriptif. Hasil penelitian: tingkat
pengetahuan pasien TBC di klinik DOTS RSUD dr. Soehadi Prijonegoro
Sragen dengan 35 responden memiliki kategori dengan pengetahuan baik
25 orang (71,4%), cukup 4 orang (11,4%), dan kurang 6 orang (17,1%).
Kesimpulan: terdapat pengetahuan pasien TBC tentang upaya
pengendalian TBC di klinik DOTS.
DESCRIPTION OF KNOWLEDGE OF TBC PATIENTS ABOUT
TBC CONTROL EFFORTS IN CLINIC DOTS RSUD
dr. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

Keyword Abstract
TB knowledge, Background: Tuberculosis (TB) is a chronic granulatomosa contagious
TB control disease that has been known for centuries and is most often caused by
efforts Mycobacterium tuberculosis. Knowledge factors have a major influence
on the health status of individuals and communities and play an
important role in determining the success of a disease control program.
The importance of the level of knowledge of TB patients about efforts to
control TB in the DOTS clinic RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen
because some TB sufferers who do not understand TB disease. Objective:
to know the description of TB patients' knowledge about TB control
efforts. Research method: this study uses descriptive research. The
sampling technique used was purposive sampling with a number of
samples of 35 respondents in the DOTS clinic at RSUD dr. Soehadi
Prijonegoro Sragen. The instrument of this research is a questionnaire
and is presented with a frequency distribution table in the form of a
percentage, with descriptive analytic data analysis. Results: the level of
knowledge of TB patients in the DOTS clinic RSUD dr. Soehadi
Prijonegoro Sragen with 35 respondents had a category with good
knowledge of 25 people (71.4%), quite 4 people (11.4%), and less than
6 people (17.1%). Conclusion: there is knowledge of TB patients about
efforts to control TB in DOTS clinics.

1. PENDAHULUAN berkisaran 1,5 juta orang. Data WHO


Tuberkulosis (TB) merupakan menunjukkan Indonesia adalah
penyakit menular granulatomosa kronik penyumbang kasus TB terbesar kedua
yang telah dikenal sejak berabad-abad dunia setelah India lalu disusul oleh
yang lalu dan paling sering di sebabkan China. Berdasarkan laporan WHO
oleh kuman Mycobacterium Global Tuberculosis Report 2015
tuberculosis. Sebagian besar kuman TB Indonesia termasuk dalam 22 negara
menyerang paru, 85% dari seluruh dengan beban TB tertinggi di dunia.
kasus TB adalah TB paru, sisanya Dengan jumlah keseluruhan kasus yang
(15%) menyerang organ tubuh lain tercatat tahun 2017 sebanyak 420.994
mulai dari kulit, tulang, organ-organ kasus dan jumlah kasus baru mencapai
dalam seperti ginjal, usus, otak dan 168.412 dengan keberhasilan
lainnya (Ichsan & Luhur, 2008). pengobatan mencapai 144.710 kasus
WHO memperkirakan terdapat TB (Kemenkes, 2017).
10,4 juta insiden kasus TB pada tahun Pravelensi kasus TB di
2016 meningkat dari 9,6 juta insiden Indonesia berdasarkan Riskesdas
kasus TB dengan angka kematian (2013) terdapat sekitar 0,4% dari
jumlah penduduk di Indonesia. Dengan tertarik untuk melakukan penelitian
kata lain, setiap 100.000 penduduk mengenai gambaran pengetahuan
Indonesia terdapat 400 orang yang pasien TBC tentang upaya
terdiagnosis menderita TB paru positif pengendalian TBC di RSUD dr.
(Dinkes Jateng, 2016). Soehadi Prijonegoro Sragen.
Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Paul et all (2015) 2. METODE PENELITIAN
menyatakan 99% responden pernah Desain penelitian ini besifat
mendengar tentang TB dan tahu tentang deskriptif dengan mengumpulkan dan
TB merupakan salah satu penyakit yang mengolah data untuk mengetahui
menular. Mayoritas responden tau gambaran pengetahuan pasien TBC
bahwa TB dapat ditularkan selama tentang upaya pengendalian TBC di
pengobatan dan sebagian menyatakan klinik DOTS RSUD dr. Soehadi
bahwa malnutrisi, lingkungan yang Prijonegoro Sragen.
tidak sehat dan ketidaksadaran menjadi Waktu penelitian dimulai pada
faktor resiko untuk terjadinya TB. tanggal 18 Februari – 11 Maret 2019.
Program penanggulangan TB Sampel penelitian ini ditentukan secara
paru salah satunya melalui pendidikan accidental sampling sesuai dengan
kesehatan. Hal ini diperlukan karena kriteria inklusi dan eksklusi penelitian.
masalah TB paru banyak berkaitan Data primer penelitian diperoleh dari
dengan masalah pengetahuan dan jawaban responden penelitian yaitu
perilaku. Pendidikan kesehatan kepada pasien TBC dan data sekunder
masyarakat mengenai penyakit TB diperoleh dari rekam medik di RSUD
adalah salah satu faktor pencegahan dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.
penularan penyakit TB. Pendidikan
kesehatan mengenai penyakit TB dapat 3. HASIL PENELITIAN DAN
berupa pengetahuan dan sikap pasien PEMBAHASAN
terhadap penyakit TB. Pengetahuan Hasil
yang kurang mengenai penyakit TB Berdasarkan tabel 4.1. responden
akan menjadikan pasien berpotensi dengan jenis kelamin laki-laki lebih
sebagai sumber penularan yang banyak dari perempuan yaitu sebanyak
berbahaya bagi lingkungan. Oleh 20 orang (57,1%) dan perempuan
karena itu pentingnya seorang dengan sebanyak 15 orang (42,9%). Responden
TB untuk memiliki pengetahuan dalam dengan usia terbanyak adalah usia 17-
upaya pencegahan agar tidak 40 tahun sebanyak 15 orang (42,9%),
menularkan kepada orang lain (Sarmen sementara usia 41-60 tahun sebanyak 14
dkk, 2017). orang (40,0%) dan usia >61 tahun
Berdasarkan studi pendahuluan sebanyak 6 orang (17,1%). Berdasarkan
yang dilakukan di klinik DOTS RSUD tingkat pendidikan terbanyak dari
dr. Soehadi Prijonegoro Sragen dengan responden yang diteliti yaitu tidak
7 pasien TBC, ditemukan bahwa 4 bersekolah sebanyak 3 orang (8,6%),
orang memiliki pengetahuan yang tamat SD sebanyak 5 orang (14,3%),
kurang tentang TBC, 2 orang memiliki tamat SMP sebanyak 13 orang (37,1%),
pengetahuan yang cukup dan 1 orang tamat SMA/K sebanyak 5 orang
memiliki pengetahuan yang baik. (14,3%), tamat D3 sebanyak 4 orang
Berdasarkan hal tersebut peneliti (11,4%), tamat S1 sebanyak 3 orang
(8,6%), dan tamat S2 sebanyak 2 orang Jumlah 35 100,0
(5,7%). Kategori pekerjaan dengan Pekerjaan
jumlah terbanyak antara lain terdapat 6 Buruh 2 5,7
orang (17,1%) bekerja sebagai Pensiunan 4 11,4
wiraswasta, sebanyak 2 orang (5,7%) Pelajar 4 11,4
bekerja sebagai buruh, sebanyak 4 Petani 4 11,4
orang (11,4%) sebagai pensiunan, Pegawai swasta 2 5,7
sebanyak 4 orang (11,4%) sebagai IRT 2 5,7
pelajar, sebanyak 4 orang (11,4%) Perawat 2 5,7
bekerja sebagai petani, sebanyak 2 Wiraswasta 6 17,1
orang (5,7%) bekerja sebagai pegawai PNS 2 5,7
swasta, sebanyak 2 orang (5,7%) Bidan 1 2,9
sebagai ibu rumah tangga, sebanyak 2 Tidak bekerja 3 8,6
orang (5,7%) bekerja sebagai perawat, Perangkat desa 1 2,9
sebanyak 2 orang (5,7%) bekerja Guru 2 5,7
sebagai PNS, sebanyak 1 orang (2,9%) Jumlah 35 100,0
bekerja sebagai bidan, sebanyak 3 orang Jumlah 35 100,0
(8,6%) tidak memiliki pekerjaan, 4.2 Gambaran pengetahuan pasien
sebanyak 1 orang (2,9%) bekerja TBC tentang upaya pengendalian
sebagai perangkat desa, dan sebanyak 2 TBC di Klinik DOTS RSUD dr.
orang (5,7%) bekerja sebagai guru. Soehadi Prijonegoro Sragen
Tabel 4.1 Distribusi karakteristik Hasil pengukuran pengetahuan
sosiodemografi pasien TBC paru pasien TBC tentang upaya
pada form TBC di Klinik DOTS pengendalian di Klinik DOTS RSUD
RSUD dr. Soehadi Prijonegoro dr. Soehadi prijonegoro Sragen
Sragen. (n=35 orang). menunjukan sebagian besar pasien TBC
Karakteristik Jumlah memiliki tingkat pengetahuan yang baik
sosiodemografi N % sebanyak 25 orang (71,4%), cukup
Jenis kelamin sebanyak (11,4%) dan kurang sebanyak
Laki-laki 20 57,1 6 orang (17,1%). Hal ini dapat dilihat
Perempuan 15 42,9 pada tabel 4.2 dibawah ini.
Jumlah 35 100,0 Tabel 4.2 Distribusi frekuensi
Umur pengetahuan pasien TBC tentang
17-40 tahun 15 42,9 upaya pengendalian TBC di Klinik
41-60 tahun 14 40,0 DOTS RSUD dr. Soehadi
>61 tahun 6 17,1 Prijonegoro Sragen.
Jumlah 35 100,0 Pengetahuan Jumlah
Tingkat N %
pendidikan Baik 25 71,4
Tidak sekolah 3 8,6 Cukup 4 11,4
SD 5 14,3 Kurang 6 17,1
SMP 13 37,1 Total 35 100,0
SMA 5 14,3
D3 4 11,4 Pembahasan
S1 3 8,6 Berdasarkan hasil penelitian
S2 2 5,7 yang dilakukan pada 18 Februari – 11
Maret 2019 didapatkan bahwa hasil orang (61,3%). Hal yang sama
karakteristik jenis kelamin responden dilakukan oleh peneliti Asiah
terbanyak adalah laki-laki yaitu didapatkan karakteristik responden
sebanyak 20 orang (57,1%). Hasil ini mayoritas adalah SMA sebanyak 59
sejalan dengan penelitian yang orang (51,3%). Tingkat pendidikan
dilakukan oleh Sarmen dkk didapatkan merupakan salah satu faktor
hasil bahwa jenis kelamin yang paling pengendalian penularan penyakit TBC.
banyak adalah laki-laki sebanyak 23 Pendidikan merupakan usaha dasar
orang (74,2%). Pada penelitian Riestina untuk mengembangkan kemampuan
didapatkan hasil bahwa jenis kelamin dan kepribadian yang berlangsung
yang paling banyak adalah laki-laki seumur hidup. Semakin tinggi
sebanyak 38 orang (56,8%). Menurut pendidikan seseorang, semakin banyak
WHO (2015) jumlah laki-laki yang pengetahuan dan tinggi kesadarannya
meninggal akibat TB paru dalam satu tentang hak yang dimilikinya untuk
tahun sedikitnya 1 juta orang, hal ini memperoleh infomasi tentang upaya
dapat terjadi karena laki-laki lebih pengendalian TBC sehingga menuntut
mudah terpapar penyakit akibat dirinya untuk memperoleh keselamatan
penurunan sistem imun seperti TB paru jiwanya.
akibat kebiasaan laki-laki yang suka Berdasarkan hasil penelitian
merokok. menunjukan bahwa karakteristik
Berdasarkan hasil penelitian pekerjaan responden adalah wiraswasta
yang telah dilakukan didapatkan bahwa sebanyak 6 orang (17,1%). Menurut
mayoritas responden berusia 17-40 peneliti hasil penelitian ini memiliki
tahun sebanyak 15 orang (42,9%), hubungan dengan tingkat aktivitas yang
sementara usia 41-60 tahun sebanyak 14 memungkinkan penularan kuman TBC
orang (40,0%) dan usia >61 tahun yang lebih mudah dari penderita TBC.
sebanyak 6 orang (17,1%). Hal ini Pada dasarnya bekerja sebagai
sejalan dengan penelitian yang wiraswasta seperti berdagang, memiliki
dilakukan oleh Sarmen dkk yang resiko lebih rentan tertular dengan
menyatakan bahwa mayoritas penderita TBC dikarenakan pekerja
responden berusia 17-40 tahun melakukan kontak dengan banyak
sebanyak 20 orang (64,5%). Menurut orang.
peneliti pada usia ini termasuk usia Hasil pengukuran tingkat
produktif, terdapat kecenderungan pengetahuan pasien TBC tentang upaya
untuk banyak melakukan interaksi dan pengendalian TBC di klinik DOTS
memiliki mobilitas yang tinggi diluar RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen
rumah sehingga rentan untuk tertular menunjukan tingkat pengetahuan pasien
penyakit tuberkulosis. sebagian besar memiliki tingkat
Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan baik sebanyak 25 orang
bahwa karakteristik tingkat pendidikan (71,4%), cukup sebanyak 4 orang
responden terbanyak adalah SMP (11,4%) dan kurang sebanyak 6 orang
sebanyak 13 orang (37,1%). Hal ini (17,1%). Hasil penelitian ini sejalan
sejalan dengan penelitian yang dengan penelitian yang dilakukan di
dilakukan oleh Sarmen dkk dimana medan oleh Simanulang pada tahun
mayoritas responden memiliki tingkat 2012 didapatkan hasil 25 orang (52%)
pendidikan SMA yaitu sebanyak 19 memiliki tingkat pengetahuan yang
baik. Penelitian ini juga sejalan dengan (57,1%).
penelitian yang dilakukan oleh 2. Berdasarkan karakteristik usia,
Sembiring pada tahun 2012 di Tapanuli penderita TBC didominasi oleh usia
Tengah yang menyatakan bahwa 17-40 tahun sebanyak 15 orang
pengetahuan pasien TBC berada pada (42,9%)
kategori baik sebanyak 36 orang 3. Berdasarkan karakteristik
(62,1%). pendidikan, penderita TBC
Pengetahuan adalah sebagai didominasi responden yang
suatu pembentukan yang terus-menerus menempuh jenjang pendidikan SMP
oleh seseorang yang setiap saat sebanyak 13 orang (40%).
mengalami reorganisasi karena adanya 4. Berdasarkan karakteristik pekerjaan,
pemahaman-pemahaman baru penderita TBC didominasi oleh
(Budiman & Riyanto, 2013). pekerja wiraswasta sebanyak 6
Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh orang (17,1%).
faktor internal dan eksternal terdiri dari 5. Tingkat pengetahuan pasien TBC
pendidikan, pekerjaan dan umur. tentang upaya pengendalian TBC di
Sedangkan faktor eksternal dipengaruhi klinik DOTS RSUD dr. Soehadi
oleh lingkungan dan sosial budaya. Prijonegoro Sragen masuk dalam
Pada pengetahuan responden juga dapat kategori baik dengan frekuensi
dipengaruhi oleh umur, daya tangkap responden 25 orang (71,4%), cukup
dan pola fikir seseorang sehingga sebanyak 4 orang (11,4%) dan
pengetahuan yang diperoleh akan kurang sebanyak 6 orang (17,1%).
semakin baik (Nurfadillah dkk, 2014).
Pengetahuan yang baik sangat 5. REFERENSI
diharapkan dalam mencegah dan Asiah I. 2013. Gambaran Perilaku
menanggulangi penyakit TBC. Tingkat pasien TB Paru Terhadap
pengetahuan yang rendah dalam upaya Upaya Pencegahan
mencegah dan menanggulangi penyakit Penyebaran Penyakit TB Paru
TBC dapat menjadi faktor resiko Pada Pasien yang Berobat di
terjadinya penularan TBC. Pengetahuan Poli Paru RSUD Arifin Achmad
yang kurang dapat terjadi karena Riau. Pekanbaru: Universitas
minimnya informasi serta tidak Riau.
adekuatnya informasi yang didapatkan
dan diterima oleh responden. Budiman, Riyanto. 2013. Kapita Selekta
Kuisioner Pengetahuan dan
4. SIMPULAN Sikap dalam Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah Kesehatan. Salemba Medika :
dilakukan untuk mengetahui gambaran Jakarta.
pengetahuan pasien TBC tentang upaya
pengendalian TBC di Klinik DOTS Dinkes Jateng. 2016. Profil Kesehatan
RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen Provinsi Jawa Tengah Tahun
dapat diambil kesimpulan sebagai 2016. Dinas Kesehatan Provinsi
berikut : Jawa Tengah.
1. Berdasarkan karakteritik jenis Icksan, A.G. dan Luhur, R.S. 2008.
kelamin, penderita TBC didominasi Radiologi Toraks Tuberkulosis
oleh laki-laki sebanyak 20 orang Paru. Sagung Seton: Jakarta.
Tapanuli Tengah. Medan.
Kementrian Kesehatan. 2017. Data dan
Informasi Kesehatan Indonesia Simanullang P. 2012. Gambaran
2017. Kementrian Kesehatan Pengetahuan Penderita TB
Republik Indonesia. paru tentang Regimen
Terapeutik Tb paru di Rumah
Nurfadillah, Yovi I, Restuastuti T. Sakit Umum Herna. Jurnal
2014. Hubungan Pengetahuan Darma Agung.
dan Tindakan Pencegahan
Penularan Pada Keluarga Tasnim S, Rahman A, Hoque FMA.
Penderita Tuberkulosis paru di 2012. Patients Knowledge an
Ruang Rawat Inap Paru di attitude toward tuberculosis in
RSUD Arifin Achmad Provinsi an urban setting. Bangladesh;
Riau. JOM FK;1(2). Hindawi Pubishing
Corporation.
Paul,et all. 2015. Knowladge and
attitude of key community World Health Organization. 2015.
members towards tuberculosis : Global Tuberulosis Report
mixed method study from BRAC 2015. Geneva.
TB control areas in
Bangkadesh. BMC Public
Healt.

Riestina, Sri Endah. 2015. Gambaran


Perilaku Penderita TB Paru
dalam Mencegah Penularan
Kotak Serumah di Puskesmas
BagansiapiApi Kecamatan
Bangko Kabupaten Rokan Hilir
Provinsi Riau. Pekanbaru :
Universitas Riau

Sarmen, R.D., Surya, H.FD., Suyanto.


2017. Gambaran
Pengetaahuan dan Sikap
Pasien TB Paru Terhadap
Upaya Pengendalian TB di
Puskesmas Sidomulyo Kota
Pekanbaru. Jom FK Volume 4
No. 1.

Sembiring SM. 2012. Perilaku


Penderita TB Paru Positif
dalam Upaya Pencegahan
Penularan tuberkulosis pada
Keluarga Pandan Kabupaten

Anda mungkin juga menyukai