1
Progran Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat
2
Bagian Mikrobiologi Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas
Lambung Mangkurat
3
Bagian Keperawatan Jiwa Progran Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Lambung Mangkurat
ABSTRAK
Tingkat pengetahuan penderita tuberculosis paru akan mempengaruhi mekanisme koping yang digunakan
penderita tuberculosis paru dalam menghadapi penyakitnya. Tujuan penelitian untuk mengetahui
hubungan tingkat pengetahuan dengan mekanisme koping penderita tuberculosis paru di wilayah kerja
Puskesmas Guntung Payung dan Puskesmas Banjarbaru. Studi ini menggunakan desain deskriptif analitik
dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada Juni-Juli 2012 dengan jumlah sampel
sebanyak 30 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan pasien tentang
tuberculosis paru dengan kategori tinggi 83,3%, sedang 16,7% dan rendah 0 %, mekanisme koping
sebanyak 100% responden dalam kategori mekanisme koping adaptif. Hasil analisis bivariat
menggunakan uji statistik spearman diperoleh nilai p = 0,008 dan koefisien korelasi spearman (r) =
0,475 dengan arah korelasi positif (p<0.05). Terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan
tentang tubercuosis paru dengan mekanisme koping penderita tuberculosis paru.
ABSTRACT
Level of knowledge patients with pulmonary tuberculosis would be affected the coping mechanisms that
are used in dealing of patients with pulmonary tuberculosis disease. The aim of this research was to
determine the correlation between level knowledge of pulmonary tuberculosis patients and coping
mechanism patients with pulmonary tuberculosis in work area Guntung Payung and Banjarbaru public
health center. This research used an analytical descriptive study which using cross sectional approach
method. It has been done on June-July 2012 with 30 respondents as the sample. The result of this
research showed that 83% of the respondents are the high level in tuberculosis knowledge category,
16,7% are the middle level and 0 % in low level. Coping mechanism is 100% of the respondents in the
categorizes as adaptive coping mechanism. Analysis of bivariate correlation used spearman statistic test,
value of p=0,008 and spearman coefficient correlation ( r )= 0,475 with the direction of the positive
correlation ( p<0,05). There is high correlation between pulmonary tuberculosis patients level knowledge
about pulmonary tuberculosis and pulmonary tuberculosis patients coping mechanism.
80
DK Vol.01/No.01/Maret/2013 Tingkat Pengetahuan dan Mekanisme Koping
TB berada pada usia 31-50 tahun dan juga sebanyak 7 responden (23,3%), buruh lepas
menurut pernyataan WHO bahwa penderita sebanyak 3 responden (10,0%), petani 1
TB di negara berkembang adalah kelompok responden (3,3%), pegawai negeri sebanyak
usia produktif (14). Penelitian lain yang 2 responden (6,7%), pegawai swasta
mendukung adalah penelitian dari Rusnoto sebanyak 3 responden (10,0%), pensiunan
(2006) yang menyatakan proporsi terbanyak sebanyak 3 responden (10,0%) dan lain-lain
penderita TB paru adalah usia produktif sebanyak 4 responden (13,3%).
(15). Tabel 1 menunjukan sebagian besar Meskipun jenis pekerjaan tidak
penderita TB paru di wilayah kerja mempunyai kemungkinan sebagai salah satu
Puskesmas Guntung Payung dan Banjarbaru faktor yang mempengaruhi kejadian TB
adalah laki-laki yaitu sebanyak 18 paru namun kenyataan ini dapat memicu
responden (60,0%) sedangkan perempuan terjadinya kasus. WHO (1999) juga
sebanyak 12 responden (40,0%). Hasil menyatakan bahwa TB paru menyerang
penelitian Soejadi (2007) juga menunjukkan sebagian besar kelompok usia produktif,
sebagian besar dari penderita TB berjenis berpendidikan rendah dan kelompok
kelamin laki-laki (60,4%) sedangkan sisanya ekonomi lemah (14). Jenis pekerjaan
perempuan. Berdasarkan penelitian lain juga menentukan jenis lingkungan yang dapat
didapatkan penyakit TB paru cenderung berpengatuh terhadap penularan suatu
lebih tinggi pada jenis kelamin laki-laki penyakit salah satunya penyakit TB Paru
dibandingkan perempuan (16). (18). Hasil penelitian menunjukkan sebagian
Tabel 1 menunjukan sebagian besar besar responden tidak bekerja yang
penderita TB paru di wilayah kerja memungkinkan cepatnya penularan dengan
Puskesmas Guntung Payung dan Puskesmas orang kontak serumah karena lama paparan
Banjarbaru memiliki latar belakang terhadap penderita TB paru, sebagian besar
pendidikan SMA/SMK/MA yaitu sebanyak lainnya bekerja sebagai wiraswasta yang
14 responden (46,7%). Persentase terkecil kemungkinan besar terpapar lingkungan
penderita TB paru berpendidikan tamat SD kerja yang terbuka dan udara tercemar yang
dan Diploma/Sarjana sebanyak 3 responden dapat menjadi salah satu faktor pendukung
(10,0 %). tingginya angka penularan TB Paru.
Tingkat pendidikan merupakan salah
satu variabel pendukung dalam penelitian Tingkat Pengetahuan Responden
ini. Pendidikan merupakan salah satu cara
meningkatkan pengetahuan, menurut Solita Tabel 2. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan
(1998) dalam Nisfadhila C (2008) dikatakan penderita tentang TB Paru di wilayah kerja
Puskesmas Guntung Payung dan Puskesmas
bahwa pengetahuan menempati urutan Banjarbaru
pertama dari proses kejiwaan sebelum orang
menetapkan sikap dan mengadopsi perilaku No. Kategori Jumlah Persentase (%)
baru (17). Seperti yang diungkapkan oleh 1 Rendah 0 0
WHO (1999) yang menyatakan bahwa 2 Sedang 5 16,7
selain menyerang pada kelompok usia 3 Tinggi 25 83,3
produktif TB juga menyerang pada Jumlah 30 100
masyarakat yang berpendidikan rendah.
Tingkat pendidikan memungkinkan menjadi Berdasarkan Tabel 2, terlihat tingkat
salah satu faktor yang berpengaruh pada pengetahuan responden (penderita TB Paru)
tingkat pengetahuan responden terhadap tentang penyakitnya sebagian besar dapat
segala sesuatu yang berhubungan dengan dikategorikan pengetahuan tinggi, sebanyak
TB paru (14). 25 responden (83,3%), pengetahuan sedang
Dalam hasil penelitian ini, tingkat sebanyak 5 responden (16,7%) dan tidak ada
pendidikan yang cukup tinggi dari sebagian responden dengan kategori pengetahuan
besar responden TB paru yaitu lulusan rendah. Hal ini disebabkan salah satu faktor
sekolah menengah atas dapat dijadikan yang mempengaruhi pengetahuan yaitu
sebagai tolak ukur tingkat pengetahuan tingkat pendidikan responden, selain itu
penderita TB paru terhadap penyakitnya. berbagai faktor yang lainnya yaitu umur,
Tabel 1 menunjukan sebagian besar pekerjaan dan penghasilan (19).
penderita TB Paru tidak bekerja dan bekerja Menurut Notoatmodjo (2000),
sebagai wiraswasta, yaitu masing-masing pengetahuan dipengaruhi oleh pendidikan,
83
DK Vol.01/No.01/Maret/2013 Tingkat Pengetahuan dan Mekanisme Koping
pengetahuan sangat erat kaitannya dengan yang terdekat biasanya berasal dari
pendidikan dimana diharapkan adanya anggota keluarganya (20).
pendidikan maka akan semakin luas pula
pengetahuannya (19). Berdasarkan Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan
karakteristik tingkat pendidikan responden Mekanisme Koping
dalam penelitian ini sebagian besar
responden berlatar belakang pendidikan Hubungan tingkat pengetahuan dengan
menengah atas sehingga tingkat mekanisme koping pada penelitian ini
pengetahuan yang dimiliki oleh sebagian diketahui dengan mengggunakan uji
besar responden tentang TB paru cenderung Spearman.
pengetahuan tinggi dan sedang.
Tabel 4. Korelasi tingkat pengetahuan dengan
Mekanisme Koping Responden mekanisme koping penderita TB Paru di wilayah
kerja Puskesmas Guntung Payung dan Puskesmas
Banjarbaru Bulan Juni-Juli 2012 (n: 30)
Tabel 3. Distribusi frekuensi mekanisme koping
penderita TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Variabel Mean Sd P r
Guntung Payung dan Puskesmas Banjarbaru
Tingkat 10,83 0,379 0,008 0,475
No. Kategori Jumlah Persentase (%) pengetahuan
1 Maladaptif 0 0 Mekanisme 59,40 0,000
koping
2 Adaptif 30 100
Jumlah 30 100
Berdasarkan Tabel 4, terlihat hasil uji
Berdasarkan Tabel 3, terlihat korelasi Spearman didapatkan nilai p =
mekanisme koping penderita TB Paru dalam 0,008 dan koefisien korelasi Spearman (r)
penelitian ini dapat dikategorikan dalam = 0,475. Analisis uji statistik dengan nilai
mekanisme koping adaptif, yaitu sebanyak p<0,05 sehingga dapat diketahui bahwa Ho
30 responden (100%) dan tidak ada secara statistik ditolak yang berarti terdapat
responden dengan kategori mekanisme hubungan bermakna antara tingkat
koping maladaptif. pengetahuan dengan mekanisme koping.
Mekanisme koping adalah mekanisme Nilai r = 0,475 yang berarti kekuatan
yang digunakan individu untuk menghadapi korelasi antara tingkat pengetahuan dengan
perubahan yang diterima (12). Hasil mekanisme koping adalah berkekuatan
penelitian menunjukkan sebanyak 30 sedang. Arah dari korelasi kedua variabel
responden (100%) memiliki mekanisme tersebut adalah positif yang menunjukkan
koping adaptif yang ditunjukkan dengan bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan
berbagai reaksi, seperti menerima, sikap maka semakin baik (adaptif) mekanisme
positif dan berserah diri pada Tuhan., hal ini koping dari penderita TB paru. Hasil
dimungkinkan karena sebagian besar penelitian ini menunjukkan terdapatnya
responden memang memiliki tingkat hubungan antara tingkat pengetahuan
pengetahuan (kognisi) cukup baik terhadap dengan mekanisme koping penderita TB
penyakitnya sehingga mempengaruhi Paru, yaitu semakin tinggi tingkat
terhadap kesadaran untuk berperan dalam pengetahuan semakin baik pula mekanisme
pengobatan serta persepsi yang baik tentang koping seseorang terhadap penyakit TB
TB paru menyebabkan proses adaptasi yang Paru.
baik dalam menjalani pengobatan berupa Mekanisme koping adalah cara yang
mekanisme koping adaptif bagi penderita/ digunakan individu dalam menyelesaikan
responden. masalah, mengatasi perubahan yang terjadi
Mekanisme koping dapat adaptif dan dan situasi yang mengancam baik secara
maladaptif tergantung faktor internal dan kognitif maupun perilaku. Kemampuan
eksternal. Faktor internal berasal dari koping individu tergantung dari tempramen,
individu tersebut, misalnya tahap persepsi dan kognisi serta latar belakang
perkembangan, pengalaman masa lalu dan budaya atau norma tempatnya dibesarkan
tipe kepribadian. Faktor eksternal berasal (12).
dari stresor yang dapat dilihat dari jumlah, Mekanisme koping berdasarkan
sifat dan lamanya. Faktor eksternal yang penggolongannya dibagi menjadi dua yaitu
lain berupa dukungan orang terdekat. Orang mekanisme koping adaptif dan maladaptif.
84
DK Vol.01/No.01/Maret/2013 Tingkat Pengetahuan dan Mekanisme Koping
15. Rusnoto, Pasihan R, Ari U. Faktor- 18. Martiana T, MA Isfandiari, Muji S, dkk.
faktor yang berhubungan dengan Analisis risiko penularan tuberculosis
kejadian Tb paru pada usia dewasa paru akibat faktor perilaku dan faktor
(studi kasus di balai pencegahan dan lingkungan pada tenaga kerja di industri.
pengobatan penyakit paru Pati) 2006; Berita Kedokteran Masyarakat 20007;
(online),(http://eprints.undip.ac.id/5283/) Vol 23(1):28-34.
, diakses 15 Nopember 2012). 19. Notoatmodjo S. Dasar-dasar perilaku
16. Hiswani. Tuberkulosis merupakan pendidikan kesehatan. Jakarta: Rineka
penyakit infeksi yang masih menjadi Cipta, 2000.
masalah kesehatan masyarakat. Padang: 20. Triyanto E. Hubungan antara dukungan
Fakultas Kedokteran Universitas suami dengan mekanisme koping istri
Sumatera Utara, 2008. yang menderita kista ovarium di
17. Nisfadhila C, Susu M, Arief B. Purwokerto. Jurnal Keperawatan
Hubungan tingkat pengetahuan agama Soedirman (The Soedirman Journal of
Islam dengan sikap perilaku seks bebas Nursing) 2010; 5 (1): 1-7.
remaja di Madrasah Aliyah Negeri III 21. Kepmenkes RI nomor 279/ MENKES/
Malang. Jurnal Kesehatan 2008; 6(1): SK/ IV/ 2006.
23-32.
87
DK Vol.01/No.01/Maret/2013 Tingkat Pengetahuan dan Mekanisme Koping