PENDAHULUAN
AIDS didefinisikan sebagai suatu sindrom atau kumpulan gejala penyakit dengan
karateristik difensiasi kekebalan tubuh yang berat dan merupakan manifestasi stadium
akhir dari infeksi virus HIV. Definisi AIDS adalah sebagai berikut : suatu penyakit yang
menunjukan adanya difisiensi imun seluler, misalnya sarkoma kaposi atau, satu atau
lebih infeksi oportunistik yang didignostik dengan cara yang dapat dipercaya atau tidak
adanya sebab-sebab lain imuno defisiensi seluler yang diketahui berikan dengan
Di lihat dari masalah dan penyebaran penderita penyakit HIV/AIDS berdasarkan gender,
umur, HIV/AIDS terbanyak mengenai pada kelompok umur produktif 15-60 tahun
dengan jumlah terbesar pada kelompok umur 29-29 tahun, HIV 55,09% dan AIDS
24,58%. Ada tiga Cara penularan virus HIV atau AIDS yaitu : hubungan seksual,
kontak langsung dengan darah atau produk darah/jarum suntik, dan secara vertikal dari
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) hingga November 2011
Terdapat 34 juta orang dengan HIV/AIDS di Seluruh dunia dan menurut data World
Health Organization (WHO) terbaru sampai tahun 2016 sebanyak 36,6 juta orang
1
dengan HIV/AIDS secara global. (World Health Organization, 2016). HIV/AIDS adalah
masalah dunia, Asia Pasifik merupakan wilayah dengan jumlah tertinggi kedua orang
yang hidup dengan HIV/AIDS. Di dunia diperkirakan sebanyak 5,1 juta orang. Tiga
negara China, India, Indonesia mencapai sekitar tiga perempat dari jumlah orang yang
31 Desember 2016 yaitu HIV sebanyak 41,250 orang dan AIDS sebanyak 7,491 orang.
Secara kumulatif kasus HIV/AIDS data dari 1 april 1987 s.d 31 Desember 2016 yaitu
HIV Sebanyak 232,323 orang, AIDS Sebanyak 86,725 orang dengan angka kematian
sebanyak 14,604 orang. Tiga Provinsi dengan angka penderita HIV tertinggi Di
indonesia yaitu DKI Jakarta menempati posisi pertama dengan julah kumulatif kasus
HIV 45,355 orang, Jawa Timur sebanyak 31,429 orang dan Papua sebanyak 24,725 dan
Tiga Provinsi di Indonesia dengan penderita AIDS terbanyak yaitu Jawa Timur
sebanyak 16,911 orang, DKI Jakarta sebanyak 8,648 orang dan Bali sebanyak 6,803
orang, sedangkan provinsi Sulawesi Barat menempati posisi terakhir dengan penderita
Adiktif lainnya (NAPZA) yang di lakukan tidak untuk maksud untuk pengobatan tetapi
karena ingin menikmati pengaruhnya, dalam jumlah berlebihan yang secara kurang
2
teratur dan berlanggsung cukup lama, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik,
Angka prevelensi pernah dan setahun pakai penyalahgunaan narkoba menurut provinsi
tahun 2016 ada tiga provinsi dengan jumlah pengguna narkoba yaitu D.I Yogyakarta
6,6 %, DKI Jakarta 5,3 % dan Sumatra Barat 4 %. Meningkatnya populasi penyalah
guna narkotika membuat pemerintah perlu mengambil langkah yang tepat untuk
pengaturan upaya rehabilitasi medis dan sosial bagi penyalahguna dan pecandu
narkotika, pada Pasal 54 disebutkan bahwa “korban penyalah guna dan pecandu
Hasil survei yang dilakukan oleh BNN (Badan Narkotika Nasional) dan Puslitkes
(Pusat Penelitian Kesehatan) UI tahun 2008 diperoleh angka prevalensi mencapai 1,9%
dan pada tahun 2011 meningkat hingga 2,2% atau lebih kurang 4 juta penduduk
Indonesia usia 10 sampai dengan 60 tahun sebagai penyalah guna narkotika. Pada
tahun 2011 data dari UNODC (United Nation Office on Drugs and Crime) di
perkirakan bahwa antara 167 juta sampai 315 juta atau 3,6% sampai dengan 6,9%
penduduk dunia usia 15-64 tahun menggunakan narkotika minimal sekali dalam
setahun.
3
Berbagai istilah terminologi sering digunakan dalam pembahasan gangguan berkaitan
menggunakan istilah NAPZA sebagai istilah penganti drugs atau subtances. Prosedur
dan Penatalaksanaan narkoba memiliki program khusus bagi penderita narkotika, zat
adiktif dan psikotropika. Tidak semua gangguan penggunaan NAPZA terkait dengan
berkaitan dengan pola penggunaan yang tidak berada dalam taraf ketergantungan tetapi
mempunyai resiko untuk menjadi ketergantungan intervensi yang diberikan harus sesuai
dengan masalah, pengalaman dan faktor resiko yang ada pada seseorang.
Berdasarkan data dari bulan Januari sampai agustus 2017 di Lembaga Permasyarakatan
Cipinang Narkotika Jakarta dalam kurun waktu terakhir terdapat 3.417 orang penguna
narkoba sudah perna melakukan tes HIV dan 2 % dari jumlah dari yang sudah
melakukan test HIV dan 54 orang dinyatakan positif HIV. Angka prevelensi narkoba
suntik adalah 1,4 % atau dari 100 orang hanya ada 1 orang yang menggunakan narkoba
suntik. Tahun 2017 presentase infeksi HIV yang di laporkan menurut faktor resiko
sebanyak 2% atau sebanyak 200 orang terinfeksi HIV akibat penggunaan narkoba suntik
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
4
1.2. MASALAH PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, dapat diketahui bahwa warna
binaan cipinang belum banyak mengetahui bahwa pengunaan jarum suntik dapat
menyebabkan HIV/AIDS.
Berdasarkan masalah diatas, maka pertanyaan penelitian yang diajukan peneliti adalah
5
1.5. MANFAAT PENELITIAN
1.5.1. Teoritis
selanjutnya.
1.5.2. Praktis