Proposal skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Oleh
2023
Lembar Pengesahan Pembimbing Proposal Skripsi
Proposal ini telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan dihadapan
Menyetujui
Pendamping
Stephanie Melia,
Dr.Antonius Ngadiran,
S.Kep.,Ners.,MNS
S.Kep.,Ners., M.Kep., M.Pd
Mengetahui,
Ka UP Program Studi S1 Keperawatan
Insititut Kesehatan Immanuel
Lidya Maryani,
S.Kep., Ners., M.M., M.Kep
Lembar Pengesahan Penguji Seminar Proposal
Judul Skripsi : Pengaruh Senam Lien Tien Kung Terhadap Tekanan Darah
Lansia Di Kelurahan Pasanggran Kecamatan Ujung Berung
Nim :1420119021
Lembar pengesahan
Proposal ini telah disetujui dan diketahui oleh Tim Penguji seminar proposal
Tanggal ujian:
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2023 ini ialah “Pengaruh
Senam Lien Tien Kung Terhadap Tekanan Darah Lansia Di Kelurahan
Pasanggrahan Kecamatan Ujung Berung”.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lansia diperkirakan diantara tahun 2015 dan 2050 penduduk lanjut usia
dan akan mengalami peningkatan dari 12% menjadi 22%. Indonesia adalah
salah satu negara yang memiliki kecenderungan peningkatan jumlah penduduk
pada lanjut usia. Indonesia diperkirakan berdasarkan Badan Pusat Statistik
tercatat penduduk lansia sebesar 10,48% pada tahun 2022. Angka tersebut
tercatat turun 0,34% dibandingkan tahun sebelumnya mencapai 10,82%.
(WHO, 2022)
Lanjut usia bukan penyakit, tetapi lanjut usia adalah suatu proses menua
yang ditandai dengan penurunan kemampuan fisik untuk beradaptasi pada stres
lingkungan. Lanjut usia merupakan suatu perubahan keadaan secara fisik,
kimia dalam sel, jaringan atau organ yang bersifat menurunkan efisiensinya
atau sering disebut dengan masa degenerasi. Degenerasi dalam lanjut usia
diakibatkan oleh proses menua. Proses menua dipandang sebagai masa
degenerasi biologis yang disertai oleh berbagai penderitaan akibat bermacam
penyakit yang menyertai proses menua.(Untari, 2018)
Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada bulan April 2023. Data yang di
dapat dari UPT Puskesmas Pasir Jati, mengenai hasil pemeriksaan tekanan
darah menunjukkan kejadian hipertensi pada tahun 2022. Data tersebut
menunjukkan penderita hipertensi dengan semua kelompok umur sebanyak
1.547 orang dan sebagian besar penderita hipertensi di kelurahan pasanggrahan
berada di usia lanjut ≥60 tahun ke atas sekitar 372 orang. Setelah dilakukan
wawancara dengan pihak UPT Puskesmas Pasir Jati, peneliti mendapatkan
informasi yaitu puskesmas belum ada program kegiatan penanganan untuk
penyakit kronis.
Pelaksanaan senam lien tien kung sebenarnya sudah dilakukan dari awal
bulan januari 2023. Sebelumnya di Kelurahan Pasanggrahan ini tidak ada
kegiatan apapun yang dilakukan oleh lansia. Senam lien tien kung ini sudah
sering dilakukan dalam satu minggu yaitu dua kali di hari selasa dan jumat.
Jumlah peserta dalam senam ini sekitar 60 orang dengan kategori peserta usia
lanjut. Senam ini dilaksanakan sekitar 30-45 menit. Teknik dalam senam lien
tien kung terbagi menjadi 5 tahap yaitu pemanasan, 3 teknik inti dan
pendinginan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka dapat diambil
rumusan masalah yaitu
Apakah ada pengaruh senam lien tien kung terhadap tekanan darah lansia di
Kelurahan Pasanggrahan Kecamatan Ujung Berung?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh senam lansia lien tien
kung terhadap tekanan darah lansia di Kelurahan Pasanggrahan Kecamatan
Ujung Berung
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pelaksanaan senam lien tien kung pada lansia di
Kelurahan Pasanggrahan Kecamatan Ujung Berung
b. Mengidentifikasi tekanan darah lansia di Kelurahan Pasanggrahan
Kecamatan Ujung Berung
c. Menganalisis apakah ada pengaruh senam lien tien kung terhadap tekanan
darah lansia di Kelurahan Pasanggrahan Kecamatan Ujung Berung.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan
dan informasi, khususnya tentang pengaruh senam lien tien kung terhadap
tekanan darah lansia di Kelurahan Pasanggrahan Kecamatan Ujung
Berung
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Institusi pendidikan (Institut Kesehatan Immanuel Bandung)
Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dan juga dapat
menjadi bahan untuk menambah wawasan ataupun informasi mengenai
pengaruh senam lien tien kung terhadap tekanan darah lansia di
Kelurahan Pasanggrahan Kecamatan Ujung Berung.
b. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru tentang
menjaga kestabilan tekanan darah dan pengaruh senam lien tien kung
terhadap tekanan darah.
d. Bagi masyarakat
Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menambah pengetahuan
pada masyarakat terkait senam pada lansia dan khususnya kegiatan
senam lien tien kung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Lanjut Usia
a. Definisi
Menurut Wolrd Health Organization (WHO) mengatakan bahwa
rentang usia pertengahan atau middle age berusia 45 tahun sampai 59
tahun, rentang usia lanjut atau elderly berusia 60 tahun sampai 74 tahun,
rentang usia lanjut tua atau old berusia 75 tahun sampai 90 tahun, dan
rentang usia sangat tua atau very old berusia >90 tahun keatas. Lansia
atau lanjut usia adalah seseorang yang mengalami proses menua. Lansia
usia dimana suatu proses sedang mengalami perubahan dalam keadaan
fisik, kognitif atau psikologis. Kesejahteraan lanjut usia dalam undang-
undang No.13 Tahun 1998 tentang lanjut usia. Yang dimaksudkan lanjut
usia adalah seseorang yang berusia >60 tahun ke atas. Tingkat tumbuh
kembang akhir pada manusia adalah lansia. Sudut pandang lanjut usia
dalam menyikapi masalah kehidupan memiliki kebijaksanaan dalam
bersikap karena pengalamanya sudah melewati usia anak, dan
dewasa.(Rizky, 2021)
b. Ciri-Ciri Lansia
Lanjut usia adalah proses menurunnya kemampuan fisik, metabolisme
dan fungsi tubuh secara bertahap, sehingga lanjut usia rawan terkena
penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif adalah kondisi kesehatan
yang menyebabkan jaringan atau organ memburuk dari waktu ke waktu
secara bertahap. Banyak jenis penyakit degenaratif yang terkait penuaan
atau memburuk selama proses penuaan sehingga dapat menyebabkan
lanjut usia mengalami kondisi terminal.(Imas, 2022)
c. Proses menua
Menurut Untari (2018), mengatakan bahwa proses menua yaitu
dalam kehidupan manusia, menjadi tua atau menua adalah hal yang akan
dilalui oleh semua orang. Seseorang yang telah mengalami proses menua
berarti telah melalui tiga tahap kehidupannya, anak, dewasa dan tua.
Menua menyebabkan kemunduran fisik atau menurunannya fungsi tubuh
dari semestinya.
h) Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan pada lansia secara bertahap mengalami
penurunan, penurunan ini diakibatkan oleh kehilangan gigi,
indra pengecap menurun, esofagus melebar, rasa lapar menurun,
fungsi absorpsi melemah, peristalik melemah sehingga dapat
menimbulkan konstipasi. Jika konstipasi terjadi maka dapat
berpengaruh pada kesejahteraan dan kualitas hidup lansia
tersebut.(Kartika Sari & Wirjatmadi, 2017)
i) Sistem Reproduksi
Secara umum perubahan biologi yang akan terjadi akibat
pertambahannya usia mengurangi kemampuan seseorang untuk
merespon fisik dan psikis lansia dan yang paling menonjol
adalah pada sistem reproduksi lansia. Perubahan pada sistem
reproduksi Wanita ditandai dengan vagina mengalami
kontraktur dan mengecil, selaput lendir vagina menurun, atropi
payudara dan vulva menurun dan lansia mengalami massa
menopause. Perubahan pada sistem reproduksi pria ditandai
dengan penurunan secara bertahap produksi spermatozoa dan ±
75% pria berusia 65 tahun keatas mengalami pembesaran
prostat.(Ningrum et al., 2023)
j) Sistem Genitourinaria
Perubahan pada sistem ini terjadi perubahan yang
signifikan mengakibatkan kemampuan mengompresasi urine
menurun, berat jenis urine menurun dan nilai ambang ginjal
terhadap glukosa meningkat. Pada lanjut usia keseimbangan
elektrolitnya lebih mudah terganggu, sehingga jumlah darah
yang difiltrasi oleh ginjal berkurang. Pada vesika urinaria otot
menjadi lemah mengakibatkan frekuensi buang urine
meningkat.(Titania, 2023)
k) Sistem Endokrin
Sistem endoktrin terdiri dari kelenjar hipofisis, hipotalamus,
tiroid, paratisoid, pankreas, adrenal, timus, ovarium dan testis,
kelenjar-kelenjar tersebut menghasilkan hormon. Penyakit
hormonal pada lansia dapat terjadi dalam proses menua.
Endokrin adalah salah satu kelenjar yang dapat mengatur adar
aliran darah ke organ tertentu, lanjut usia mengalami kurang
mampu menghadapi stress karena terjadi penurunan hormon.
Penyakit akibat proses menua lainnya seperti pada Wanita
adalah siklus menstruasi yang tidak teratur, klimakterium atau
menopause sedangkan pada pria terjadi penurunan sekresi
kelenjar testis. Terjadi degenerasi pada pembuluh darah dengan
komplikasi pembuluh darah koroner, penyakit serebrovaskuler
dan dapat menyebabkan stroke dan dapat menyebabkan
kelumpuhan seluruh badan. (Dwianto, 2021)
l) Sistem Integumen
Pada usia lanjut penurunan fungsi integument ini sangat
sering terjadi dikarenakan lanjut usia mengalami proses penuaan
perubahan yang terjadi pada sistem ini seperti kulit mengerut
dan keriput, timbul bercak pigmentasi atau flek yang terjadi
pada wajah, penurunan produksi vitamin dan serum, kulit
kepala/rambut menipis, berkurangnya elastisitas akibat
menurunnya cairan & vaskularisasi dan jumlah & fungsi
kelenjar berkurang.(Wijayadi & Wardoyo, 2022)
m) Sistem Muskuloskeletal
Dalam aktivitas di kehidupan sehari-hari, sistem
muskuloskeletal ini tidak dapat dipisahkan. Gangguan pada
sistem muskuloskeletal ini dapat terjadi pada lanjut usia karena
kondisi medis yang ditandai dengan ketidakmampuan sistem
saraf dan otot yang bekerja dengan semestinya. Sistem
muskuloskeletal juga membantu otot untuk berkontrasi oleh
sistem saraf untuk memdapatkan kekuatan. Jika sistem ini
memiliki penurunan maka akan mengakibatkan persendian
membesar dan menjadi kaku, tendon mengerut dan mengalami
sklerosis, kekuatan dan stabilitas tulang menurun, Gerakan
pinggang lutut, dan jari-jari pergelangan terbatas dan gangguan
gaya berjalan.(Nurseptiani et al., 2022)
2) Perubahan Mental
Menurut Yanti et al (2022), mengatakan Lanjut usia
mengalami proses menua, dalam perjalanan proses menua lansia
melewati tiga faktor yang mempengaruhi yaitu fisik, psikologis
atau mental dan psikososial. Perubahan mental atau psikologis
yang terjadi pada lansia menimbulkan resiko menurunnya konsep
harga diri pada lanjut usia, diakibatkan karena perubahan jabatan di
masyarakat, lansia masih mengharapkan tetap diberi peranan dalam
masyarakat. Faktor yang mempengaruhi lansia mengalami
perubahan mental atau psikologis yaitu menurunnya kondisi fisik,
khususnya perubahan dalam indra perasa, keadaan fisik secara
umum, tingkat pendidikan yang rendah, keturunan (hereditas) atau
cacat fisik dan penyakit yang diwariskan pada keturunannya, dan
lingkungan.
Lanjut usia mengalami perubahan kepribadian yang dratis,
namun kondisi ini jarang terjadi. Kondisi yang sering terjadi berupa
ungkapan tulus dari seseorang atau kekakuan kemungkinan karena
faktor lain,misalnya penyakit. Penyakit yang diakibatkan oleh
proses perubahan psikologis pada lanjut usia antara lain, penurunan
kemampuan sensori, kecemasan berlebih, menurunnya kondisi fisik
atau kondisi menjadi buruk, demensia dan penyakit sistem kognitif
lainnya.
3) Perubahan Psikososial
Menurut Baiti (2022), mengatakan bahwa psikosisosial adalah
istilah yang menggambarkan hubungan kondisi seseorang yang
dengan kesehatan mental dan emosinya atau kehidupan seseorang
yang berkaitan dengan faktor psikis dan sosialnya. Konsep harga
diri rendah yang dialami lansia juga diakibatkan oleh hilangnya
teman sebayanya dan hilangnya pasangan hidup seiring perjalanan
waktu seorang lansia tersebut. Gangguan Kesehatan secara
psikologis bisa diakibatkan oleh kendala atau masalah yang ada
dalam hidupnya. Kondisi seperti ini membuat seorang lanjut usia
untuk susah fokus dalam melakukan kegiatan dan berinteraksi
sosial dengan masyarakat, dan menimbulkan dampak pada kualitas
hidup pada lansia. Faktor resiko pada perubahan psikososial yang
sering terjadi dalam kondisi ini bisa dilihat dari lansia menerima
kondisi fisiknya dan seorang lansia mampu mengontrol diri dari
berbagai tekanan yang terjadi dilingkungannya dan mampu
beradaptasi terhadap lingkungannya.
2. Tekanan Darah
a. Definisi
Menurut Jaleha & Amanati (2023), mengatakan bahwa tekanan
yang ditimbulkan pada dinding arteri disebut dengan tekanan darah.
Faktor yang mempengaruhi tekanan darah seperti, curah jantung, arteri,
volume atau kekentalan darah. Untuk mengetahui hasil dari curah
jantung, tahanan perifer menggunakan suatu Tindakan pengukuran
tekanan darah menggunakan sphynomanometer.
c. Hipertensi
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik
sedikitnya 140 mmHg atau tekanan darah diastolik sedikitnya 90
mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit
jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti saraf, ginjal, dan
pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, maka makin besar
resikonya. Pada lansia penyakit yang sering diderita hipertensi, karena
menjadi penyebab utama payah jantung dan penyakit jantung koroner
dan bisa dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah otak, penyakit
stroke, gagal ginjal, gagal jantung bahkan kematian. (Mandaty et al.,
2023)
d. Etiologi Hipertensi
Menurut (Nurarif & Kusuma, 2015), Penyebabnya hipertensi dibagi
menjadi 2 golongan:
1) Hipertensi Primer (Esensial)
Hipertensi primer atau esensial sampai saat ini tidak diketahui
penyebabnya. Faktor yang mempengaruhinya yaitu: individu dengan
keluarga hipertensi memiliki potensi lebih tinggi mengalami
hipertensi atau biasa disebut dengan genetik, umur, jenis kelamin,
lingkungan, kebiasaan hidup mengkonsumsi garam yang tinggi,
makanan berlemak, kegemukan, stress dan kurang beraktivitas
fisik,merokok, minum alkohol dan kafein dan obat-obatan sehingga
hiperaktifitas saraf simpatis sistem renin.
2) Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat
diketahui dengan pasti. Penyebab hipertensi sekunder yaitu: kelainan
hormonal atau pemakaian obat tertentu, penggunaan kontrasepsi
hormonal (estrogen), penyakit ginjal, sindrom cushing dan hipertensi
yang berhubungan dengan kehamilan. Hipertensi pada usia lanjut
dibedakan atas:
a) Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari
140 mmHg dan/ atau tekanan diastolik sama atau lebih besar
dari 90 mmHg
b) Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar
dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90
mmHg
g. Komplikasi Hipertensi
Hipertensi menjadi salah satu penyebab kematian didunia. Faktor
risiko utama yang diakibatkan oleh hipertensi merupakan penyakit
stroke, infark miokard, demensia, gagal jantung, gagal ginjal, dan
penyakit pembuluh darah perifer lainnya.(Kurnia, 2020)
h. Penatalaksanaan Hipertensi
Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan dua acara yaitu
1) Penatalaksanaan Farmakologis
Penatalaksanaan farmakologis yaitu dengan cara meminum
obat-obatan anti hipertensi yang dalam kerjanya dapat
mempengaruhi tekanan darah klien, seperti menggunakan golongan
obat sejenis diuretik, hidroklorotiazis, vasodilator langsung dan
antagonis angiotensin.
2) Penatalaksanaan Non Farmakologis
Penatalaksanaan non farmakologis yaitu dengan menjalani
pola hidup dengan baik, mengurangi atau menurunkan makanan
yang tinggi kadar natrium, menjaga berat badan, mengurangi
konsumsi alkohol, tidak merokok, dan meningkatkan aktivitas fisik.
Aktivitas fisik yang direkomendasikan untuk orang dewasa harus
melakukan paling sedikit 30 menit dengan intensitas setiap harinya.
Pada lanjut usia, Senam lansia terbukti bermanfaat dalam
menurunkan tekanan darah bagi lansia penderita hipertensi.
(Kharisma, 2022)
2) Waktu Pengukuran
4) Stress
5) Posisi tubuh
6) Obat-obatan
Kafein dan obat stimulus yang lainnya adalah obat-obatan
yang akan meningkatkan tekanan darah sedangkan obat-obatan
analgetik atau anti hipertensi yang akan menurunkan tekanan
darah.
Palupi, L. M., & Menganalisa Desain: quasi eksperimen Berdasarkan hasil https://ejournal.sti
Widiani, E. (2019). perbedaan senam dengan pre-test dan posttest penelitian, menunjukkan kesmajapahit.ac.id
Perbedaan pengaruh lien tien kung dan two design bahwa diantara kedua hasil /index.php/HM/art
senam ling tien kung senam ergonomik Sampel: 14 lansia yang post-test tidak ada beda icle/view/177/167
dan senam ergonomik terhadap penurunan menderita asam urat tanpa yang signifikan, sehingga
terhadap penurunan kasar asam urat di komplikasi penyakit lain menandakan bahwa
kadar asam urat pada lansia Variabel: Gerakan senam lien kedua intervensi tersebut
lansia. Hospital tien kung dan gerakan senam sama-sama efektif, tidak
Majapahit (Jurnal ergonomik & penurunan kadar ada yang saling
Ilmiah Kesehatan asam urat mengungguli dalam hal
Politeknik Kesehatan Instrumen: SAK (Satuan Acara penurunan kadar asam
Majapahit Kegiatan) & satu set alat tes urat dengan rentang waktu
Mojokerto), 11(1), 60- asam urat dengan merk easy intervensi sebanyak 8 kali
67. touch dalam waktu 4 minggu
Dwianto, I. H. (2021). Menganalisa Desain: Berdasarkan hasil https://journal.um-
Pengaruh Senam Ling pengaruh senam lien quasi eksperimen dengan one penelitian, menunjukkan surabaya.ac.id/ind
Tien Kung Terhadap tien kung terhadap group pre-test dan post-test. bahwa, terdapat peningkatan ex.php/JKM/articl
Peningkatan peningkatan Sampel: keseimbangan antara e/view/10486/443
Keseimbangan Tubuh keseimbangan tubuh 30 orang dari anggota senam sebelum dan setelah 1#
Pada Lansia. Jurnal pada lansia lien tien kung, dibagi menjadi perlakuan senam ling tien
Keperawatan dua kelompok pretest dan kung dengan rentang waktu
Muhammadiyah, 6(4). posttest intervensi 4 minggu (8kali)
Variabel: atau 2x dalam 1 minggu
pengaruh senam lien tien kung dengan waktu 45 menit.
& peningkatan keseimbangan
tubuh pada lansia
Instrumen:
30 0rang dibagi dua kelompok
yaitu kelompok pretest
(functional reach test dan time
up and go test sebelum
melakukan senam lien tien
kung) dan kelompok posttest
(functional reach test dan time
up and go setelah melakukan
senam lien tien kung)
Hijriani, H. Menganalisa Desain: eksperimen deskriptif. Berdasarkan hasil http://eprints.unm.
(2021). Pengaruh pengaruh senam lien Sampel: sampel dipilih dengan penelitian, menunjukkan ac.id/19428/1/JUR
Terapi Ling Tien Kung tien kung terhadap teknik porposive sampling bahwa ada pengaruh terapi NAL%20Hijriani.
Terhadap Daya Tahan tingkat daya tahan diperoleh sampel sebanyak 10 lien tien kung terhadap daya pdf
Jantung Paru Pada jantung paru pada sampel. tahan jantung paru pada
Lansia Pengurus Bkmt lansia. Variabel: terapi lien tien kung lansia dengan waktu 12
Kecamatan & daya tahan jantung paru menit menggunakan salah
Rappocini (Doctoral Instrumen: satu Teknik gerakan senam
Dissertation, Instrument yang akan di lien tien kung seperti
Universitas Negeri gunakan pada test yang jongkok kocok dan jalan
Makassar). diberikan yaitu jalan 12 menit. bebek sebanyak 30 kali
Adapun alat yang digunakan hitungan.
dalam penelitian ini yaitu
Lintasan lari (jalan datar),
Nomor dada, Stopwatch,
Bendera start, Alat pengukur
jarak (meteran), Blanko
(kertas), Pensil (pulpen)
Yobel, S. (2018). Menganalisa Desain: pre eksperimen dengan Berdasarkan hasil http://journal.wim
Pengaruh Senam Lansia pengaruh senam model pendekatan pre-test penelitian, menunjukkan a.ac.id/index.php/
Ling Tien Kung lansia lien tien kung post-test one group design bahwa ada pengaruh Senam NERS/article/view
Terhadap Penurunan terhadap penurunan Sampel: Teknik sampling Lansia Ling Tien Kung /2487
Nyeri Pada Arthritis nyeri pada lansia menggunakan purposive terhadap penurunan nyeri
Dikelompok Lansia dengan arthritis sampling dengan besar sampel yaitu menjadi nyeri sedang,
Karang Werdha sebanyak 22 responden ringan, hingga tidak nyeri,
Yudhistira Surabaya. Variabel: senam lien tien kung dengan rentang waktu
Jurnal Ners LENTERA, & penurunan nyeri pada lansia intervensi 2 kali dalam 1
6(2), 97-102. dengan arthritis minggu selama 4 minggu.
Instrument: alat yang
digunakan dalam pengumpulan
data adalah daftar hadir,
lembar observasi nyeri
menggunakan skala numerik
Berdasarkan tabel diatas penelitian terdahulu dan penelitian saat ini, hasilmya dapat digunakan sebagai acuan penelitian saat ini,
terdapat beberapa persamaan dan perbedaan. Persamaan pada penelitian terdahulu dan penelitian saat ini yaitu desain penelitian
menggunakan desain pre-ekperimental design dengan pendekatan one group pre-test post-test, variabel independent nya yaitu
senam lien tien kung dengan menggunakan intrumen penelitian lembar observasi tahapan senam dan variabel dependen nya tekanan
darah dengan intrumen penelitiannya menggunakan sphygmomanometer.
Sedangkan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini yaitu jumlah sampel yang akan di ambil, subjek lansia dan
tempat penelitiannya di kelurahan pasanggrahan dan metode penelitiannya menggunakan analisis wilcoxon signed rank test.
C. Kerangka Teori Sumber: (Rizky, 2021), (Untari, 2018), (Kemenkes RI, 2021), (Swee, 2015)
Lanjut usia
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Kerangka konseptual adalah jenis kerangka berpikir yang berfungsi untuk
menjelaskan alur pemikiran yang terhubung antara konsep dengan berbagai
faktor yang telah di indetifikasi sebagai masalah penting. (Sugiyono, 2022)
Bagan 3.1 Kerangka Konsep
Ada pengaruh
Senam
Lien Tien Tekanan darah
Kung
Tidak Ada
pengaruh
Keterangan :
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
B. Disain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian Pre-Eksperimental Designs dengan
pendekatan one group pretest posttest design. Penelitian ini dikatakan Pre-
Eksperimental Designs, karena belum merupakan eksperimen sungguh-
sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap
terbentuknya variabel dependen. Penelitian ini menggunakan one group pretest
posttest desings, karena disain ini melibatkan dua pengukuran pada subjek
92
yang sama sebelum diberi perlakuan atau pengukuran kedua setelah dilakukan
perlakuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh
senam lien tien kung terhadap tekanan darah pada lansia di kelurahan
pasanggrahan kecamatan ujung berung. Pada dasarnya suatu perlakuan tidak
memberi pengaruh maka perbedaan rata-ratanya adalah nol.
PreTest Perlakuan PostTest
01 X 02
Keterangan :
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah atribut, ukuran, ciri, sifat atau nilai dari orang,
objek, kegiatan atau suatu kelompok yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Berdasarkan peran atau hubunganya antar satu variabel dengan variabel yang
lain maka variabel penelitian dibagi menjadi empat yaitu: variabel idependen,
variabel dependen, variabel moderator, variabel intervening dan variabel
kontrol.(Sugiyono, 2022).
Pada umumnya, variabel penelitian dibedakan menjadi dua yaitu variabel
bebas (independen) dan variabel terikat (dependen). Dalam penelitian ini
variabel yang akan digunakan adalah variabel dependen dan independen dan
tidak melibatkan variabel yang lain.
a) Variabel Bebas (Independen):
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau mejadi
variabel resiko atau sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat
(Dependen). Variabel ini sering disebut variabel stimulus, prediktor dan
antecedent.(Sugiyono, 2022). Variabel independen dalam penelitian ini
adalah senam lien tien kung
b) Variabel Terikat (Dependen):
Variabel dependen adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel ini disebut juga variabel
output, kriteria, dan konsekuen.(Sugiyono, 2022). Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah tekanan darah.
D. Definisi Operasional
Definisi operasional pada masing- masing variabel akan dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Skala Hasil Ukur
Penelitian
1 Senam lien Senam lien tien kung di Observasi Lembar observasi Ordinal 1. Sesuai
tien kung definisikan sebagai senam pelaksanaan Tahapan Senam
empet-empet anus yang senam lien 2. Tidak Sesuai
memusatkan latihannya pada tien kung Tahapan Senam
gerak anus dan jinjit-jinjit.
Senam ini dilakukan di Keterangan:
kelurahan pasanggrahan dengan Sesuai jika semua
durasi selama ±30 sampai 45 tahapan (25 teknik)
menit. Tahapan senam lien tien dilakukan
kung ini terdiri dari 5 tahapan, Tidak sesuai jika
pemanasan, 3 latihan inti dan ada salah satu
pendinginan. Dilakukan selama 2 tahapan dilakukan
kali dalam 1 minggu selama 4
minggu.
2 Tekanan Tekanan darah didefinisikan Melakukan 1. Stetoskop Interval 1. Normal: <130
darah sebagai tekanan saat jantung pemeriksaan 2. 1 set mmHg/<85
memompa darah ke seluruh tekanan darah sphygomanometer mmHg
tubuh atau Tekanan yang 2. Normal
ditimbulkan pada dinding arteri. Tinggi: 130-139
Pemeriksaan tekanan darah mmHg/85-89
dilakukan sebelum dan sesudah mmHg
melakukan aktivitas fisik senam 3. Hipertensi
lien tien kung. Derajat 1: 140-
159 mmHg/90-99
mmHg
4. Hipertensi
Derajat 2: ≥160
mmHg/≥100
mmHg
(Kemenkes RI,2018)
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.(Sugiyono, 2022). Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh lansia dengan jumlah 60 orang anggota senam lien tien kung yang
rutin mengikuti senam di kelurahan pasanggrahan.
2. Sampel
Sampel adalah Sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus
benar-benar representative (mewakili).(Sugiyono, 2022)
Teknik sampling adalah Teknik pengambilan sampel. Untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat
berbagai Teknik sampling yang digunakan.(Sugiyono, 2017). Peneliti ingin
menggunakan Teknik non probability sampling yaitu total sampling karena
Sugiyono (2022) menjelaskan bahwa “Teknik pengambilan sampling
sebagai Teknik yang digunakan untuk melakukan penelitian. Teknis tersebut
dimulai dari penetuan sampel yang digunakan sampai penghitungan analisis
yang digunakan”
Untuk mengukur besaran sampel yang akan diteliti peneliti menggunakan
rumus slovin, dimana rumus ini mampu mengukur besaran sampel yang
akan diteliti. Besaran sampel yang akan diteliti sebagai berikut:
( )
Keterangan
n : jumlah sampel
N : jumlah populasi
e : nilai kritis (batas kesalahan) yang diinginkan adalah 5%
dari rumus diatas didapat angka sebagai berikut:
( )
( )
3. Kriteria sampel
Dalam memilih sampel, peneliti menggunakan kriteria sebagai berikut:
a. Kriteria inklusi:
1) Usia sama dan ≥60 tahun ke atas
2) Mampu berkomunikasi verbal dengan baik
3) Tidak sedang berada dibawah pengawasan atau terapi dokter dan
tidak dalam kondisi sakit
4) Lansia yang bersedia menjadi responden
b. Kriteria eklusi:
1) Lansia yang tidak mengundurkan diri menjadi responden
F. Intrumen Penelitian
Intrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati secara spesifik semua fenomena
ini disebut variabel penelitian.(Sugiyono, 2022). Intrumen dalam penelitian ini
untuk aktivitas fisik senam lien tien kung menggunakan Satuan Acara
Kegiatan, sedangkan intrumen untuk Tekanan darah menggunakan observasi.
1. Lembar Observasi
Observasi adalah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan
pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau
mengamati individu atau kelompok secara langsung. Intrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah lembar ceklis observasi tahapan
kegiatan senam lien tien kung. Skala pengukuran pada intrumen ini
menggunakan skala guttman karena peneliti ini mendapatkan jawaban yang
tegas terhadap suatu permasalahan yang dilakukan.
2. Pemeriksaan Tekanan Darah
Pemeriksaan tekanan darah atau cek tensi adalah prosedur untuk
mengukur seberapa kuatnya tekanan darah di arteri saat jantung di pompa.
Intrumen ini digunakan untuk mengukur tekanan darah sistolik dan diastolik
dalam tubuh responden. Responden akan di ukur tekanan darah
menggunakan sphygnamometer analog atau manual sebanyak dua kali yaitu
sebelum dan sesudah melakukan senam lien tien kung.
e. Tabuling
Suatu tahapan memproses data agar dianalisis, setelah semua
kuisioner terisi penuh dan benar serta diberi kode jawaban pada kuisioner
kemudian di Analisa menggunakan SPPS 25
f. Cleaning
Pengecekan kembali data yang sudah dimasukkan apakah sudah benar
atau ada kesalahan pada memasukan data. Cleaning data digunakan
untuk mengetahui adanya missing data, variasi data dan konsistensi
data.
2. Analisis data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden
atau sumber data lain terkumpul. Analisis data adalah kegiatan
mengelompokan data berdasarkan variabel dari seluruh responden,
menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk
menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji
hipotesis yang telah diajukan.(Sugiyono, 2022). Penelitian ini menggunakan
dua analisis yaitu:
a. Analisis Univariat
Analisis univariat ini bertujuan untuk mendeskripsikan
karakteristik sebuah variabel penelitian. Variabel ini digunakan untuk
menganalisis masing-masing variabel dengan menggunakan distribusi
frekuensi, Analisis ini dilakukan terhadap karakter sampel meliputi:
jenis kelamin dan usia, Untuk mengidentifikasi senam lien tien kung
dan tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukan pemeriksaan di
tampilkan dengan data distribusi frekuensi yaitu:
Keterangan:
P : presentase
f : jumlah kategori responden
n : jumlah total responden
Untuk porposi responden dari setiap kategori di deskripsikan
sebagai berikut:
0% = tidak seorangpun responden
1%-26% = sebagian kecil dari responden
27%-49% = hampir setengahnya dari responden
50% = setengahnya dari responden
51-75% = sebagian besar dari responden
100% = seluruh responden
( )
√
Keterangan :
t : Nilai t hitung
̅ : rata-rata pengukuran sampel 1 dan 2
SD : standar deviasi pengukuran sampel 1 dan 2
N : jumlah sampel
I. Etika Penelitian
Menurut Kemenkes RI, (2016), Dalam penelitian ini harus dilandasi etika
penelitian:
1. Menghormati Harkat Martabat Manusia (Respect for Persons)
Peneliti menghormati kebebasan berkehendak responden dan responden
berhak mendapatkan informasi mengenai tujuan peneliti melakukan
penelitian tersebut. Sebagai menghormati harkat martabat subjek subjek
penelitian, peneliti mempersiapkan lembar informed consent atau lembar
persetujuan. Jika responden bersedia maka peneliti akan memberikan
lembar informed consent. Jika responden tidak bersedia maka peneliti tidak
berhak memaksa dan mencari responden lain
Hijriani, Mappanyukki, A. A., & Rahman, A. (2020). Pengaruh Terapi Ling Tien
Kung Terhadap Daya Tahan Jantung Paru Pada Lansia Pengurus Bkmt
Kecamatan Rappocini. Angewandte Chemie International Edition, 6(11),
951–952., 23, 5–24.
Imas, H. (2022). Injauan Hukum Islam Terhadap Pisah Ranjang Pasangan Suami
Istri Lanjut Usia Dalam Mewujudkan Rumah Tangga Sakinah. 97.
http://repository.radenintan.ac.id/22544/#
Istiqomah, S. N., & Imanto, M. (2019). Hubungan Kualitas Hidup Lansia dengan
Gangguan Pendengaran. Majority, 8(2), 234–239.
Jaleha, B., & Amanati, S. (2023). Hubungan Kualitas Tidur Terhadap Tekanan
Darah. 7 no.1, 114–117. https://doi.org/10.33660/jfrwhs.v7i1.271
Juarta, T. (2022). Perubahan Suhu Tubuh Pada Pasien Infant Intra Operasi
Dengan Menggunakan Touch Warmer dan Blanket Warmer Di RSUD Kota
92
Bandung. http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/id/eprint/10511
Kartika Sari, A. D., & Wirjatmadi, B. (2017). Hubungan Aktivitas Fisik Dengan
Kejadian Konstipasi Pada Lansia Di Kota Madiun. Media Gizi Indonesia,
11(1), 40. https://doi.org/10.20473/mgi.v11i1.40-47
Maulidah, K., Neni, N., Maywati, S., Kesehatan, J., Fakultas, M., Kesehatan, I., &
Siliwangi, U. (2022). Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Dukungan
Keluarga Dengan Upaya Pengendalian Hipertensi Pada Lansia Di Wilayah
Kerja Puskesmas Cikampek Kabupaten Karawang. In Jurnal Kesehatan
komunitas Indonesia (Vol. 18).
Naashiruddiin, M. D., Sari, R. M., & Andayani, S. (2022). Alat Bantu Berjalan
Bagi Lansia Yang Mengalami Gangguan Penglihatan Untuk Meminimalkan
Risiko Jatuh. Health Sciences Journal, 6(2).
https://doi.org/10.24269/hsj.v6i2.1538
Ningrum, Y., Wahyu, I., Indriyati, Suwarni, & anik. (2023). Pengaruh Art
Therapy Kaligrafi Terhadap Tingkat Depresi pada Lansia di Panti Usia
Lanjut Aisyiyah Surakarta. http://repository.usahidsolo.ac.id/2564/
Noor, C. A., & Merijanti, L. T. (2020). Hubungan antara aktivitas fisik dengan
fungsi kognitif pada lansia. Jurnal Biomedika Dan Kesehatan, 3(1), 8–14.
https://doi.org/10.18051/jbiomedkes.2020.v3.8-14
Palupi, L. M., Hidayah, N., & Widiani, E. (2022). Pemberdayaan Lansia Sebagai
Upaya Pemantauan Pemicu Penyakit Degeneratif Melalui Latihan Ling Tien
Kung. Link, 18(1), 17–21. https://doi.org/10.31983/link.v18i1.7907
Putra, H., Mantika, N. I., & Pratiwi, J. M. (2023). Peningkatan Aktivitas Fisik
Melalui Senam Lansia Pada Pasien Hipertensi Di Desa Kukin Kecamatan
Moyo Utara. 2(1), 13–16.
Sugiyono. (2022). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (29th ed.).
ALPABETA.
Swee, F. L. (2015). Lien Tien Kung Making People Healthy (D. I. R. A. Widjaja
(ed.); 2nd ed.). Insan Cedekia.
Wijayadi, L. J., & Wardoyo, A. H. (2022). Xerosis Dan Pruritus Di Usia Lanjut.
02(01), 73–82.
https://journal.untar.ac.id/index.php/JMMPK/article/view/20490
Yanti, L., Rizzal, A. F., Sari, N. L. P. D. Y., Hidayat, A. T., Paneo, S. A. R., &
Pradana, A. A. (2022). Sosialisasi Penanganan Kegawatdaruratan Psikososial
pada Lansia di Masyarakat. Journal of Community Engagement in Health,
5(1), 21–27. https://doi.org/10.30994/jceh.v5i1.289
Lampiran 1
PERMOHONAN KESEDIAAN UNTUK MENJADI RESPONDEN
Kepada:
Yth.Bapak/Ibu
Di tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Institut Kesehatan
Immanuel Bandung
Nama : Gebby Shantya Rahma Yanti
NIM :1420119021
Dalam rangka penyusunan skripsi, saya mohon kesediaan dan bantuan dari
Bapak/Ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian yang akan saya laksanakan.
Adapun judul penelitian saya adalah “Pengaruh Senam Lien Tien Kung Terhadap
Tekanan Darah Lansia Di Kelurahan Pasanggrahan Kecamatan Ujung Berung”.
Saya memohon kesediaan bapak/ibu untuk diperiksakan dan diukur tekanan
darah. Segala informasi yang bapak/ibu berikan akan digunakan sepenuhnya
hanya dalam penelitian ini. Sebelum diperiksakan Kesehatan, peneliti akan
memberikan formular informed consent sebagai tanda persetujuan untuk menjadi
responden dan peneliti sepenuhnya akan menjaga kerahasiaan indentitas
responden dan tidak dipublikasikan dalam bentuk apapun.
Apabila bapak/ibu berkenan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, maka
peneliti mohon kesediaannya menandatangani lembar persetujuan. Atas perhatian
dan kerjasamanya peneliti ucapkan terima kasih
Peneliti
Nama :
Umur :
Alamat :
NIM : 1420119021
Judul penelitian : Pengaruh Senam Lien Tien Kung Terhadap Tekanan Darah
Lansia Di Kelurahan Pasanggrahan Kecamatan Ujung Berung
Bandung, ……..2023
Responden
(……………….)
Lampiran 3
LEMBAR OBSERVASI
Nama :
Usia :
Hari/Tanggal :
Peneliti
LEMBAR OBSERVASI
Tanggal:
Lampiran 5
F. Waktu pelaksanaan
Menurut WHO (2018), durasi minimal 150 menit untuk latihan
fisik sedang atau 17 menit untuk latihan fisik berat dalam waktu
seminggu. Sebagian besar lansia mempunyai kendala dalam
koordinasi tubuh, sehingga membutuhkan sesi latihan keseimbangan
minimal tiga kali seminggu, sedangkan untuk latihan otot minimal dua
kali seminggu.
Sehingga, dalam pelaksanaan senam lien tien kung itu dilakukan dua
minggu sekali, dengan durasi waktu ±30-45 menit.
2. Latihan inti
a. Memperbaiki kondisi accu
1) Empet-empet anus (Fu Kang)
2) Jinjit-jinjit
ii. Bagian 2
Posisi tetap seperti bagian 1, kendorkan selama 5 hitungan.
Kemudian, tegangkan kembali selama 5 hitungan. Di posisi inim
jari-jari tangan digerakkan ke kanan dan ke kiri. Gerakan ini
dilakukan berulang sebanyak 5x
iii. Bagian 3
Gambar 8 teknik gerak legong bagian 3
Tetap dalam posisi tegang dari gerakan bagian ke-2, kedua
telapak tangan di gesek-gesekkan ke kanan-kiri sebanyak 10 kali
iv. Bagian 4
v. Bagian 5
vi. Bagian 6
vii. Bagian 7
Gerakan kebalikannya:
Gerakan ini dilakukan dengan posisi awal berdiri tegap dan kedua belah
tangan berpegangan di belakang badan. Pertama-tama, kaki kiri diangkat
menyerupai bangau bertengger dengan satu kaki di rawa-rawa. Tahan
posisi ini selama 30 hitungan/detik. Setelah itu, turunkan kaki kiri kembali
ke posisi semula. Kemudian, lakukan gerakan yang sama dengan kaki
kanan. Gerakan ini lakukan berulang sebanyak 3x.
d) Kaki bangau 10 titik (Sien Hok Tien Sek Tien)
Gerakan ini dilakukan dengan posisi awal, badan berdiri tegak dengan tangan
berpegang di belakang badan. Pertama-tama, angkat kaki kiri seperti bangau
dengan kaki kanan sebagai tumpuan. Lalu lutut pada kaki tumpuan
diturunkan ke posisi jongkok 1/3
Kemudian lakukan gerakan-gerakan berikut:
Gerakan ini dilakukan dengan posisi awal berjongkok, dimana kaki kanan
bertumpu dengan telapak kai dan kaki yang kiri agak ditarik kebelakang dan
bertumpu dengan pangkal telapak kaki (jari-jari kaki). Berdiri sedikit dan kaki
kiri melangkah kecil ke depan, lalu jongkok kembali sehingga posisinya
sekarang berlawanan dengan posisi semula. Lakukan gerakn ini sebanyak 15
langkah. Kemudian lakukan gerakan yang sama sebanyak 15 langkah ke arah
kebalikannya
f) Derap kuda (Ye Ma Fen Sung)
1) Posisi awal:
Kaki yang diangkat tadi dibuka ke samping, ditahan dengan kaki tumpuan
Dorong: kedua tangan didorong ke arah samping sesuai posisi kaki yang
dibuka ke samping tadi. Kedua telapak tangan terbuka dan menghadap ke
atas membentuk sudut 90º terhadap lengan. Badan sedikit condong ke
depan dan disangga oleh kaki depan
3) Tarik
Gambar 46 teknik gerak derap kuda tarik
Langkah kedua:
2. Pendinginan
a. Cooling down (Pengendapan Emosi)
1) Jinjit lepas/berdiri (Lik Thi Sang Sia)
Seluruh gerakan-gerakan cooling down terdiri dari 5 gerakan yang
berkesinambungan (tidak putus-putus)
i. Posisi awal:
Gambar 52 posisi awal teknik gerak Lik Thi Sang Sia
ii. Tarik
ii. Tarik
Gambar 56 teknik gerak Sia Tuen Sang Sia Tarik bagian kesatu
Gambar 58 teknik gerak sia tuen sang sia tarik bagian ketiga
Bersamaan dengan itu, tubuh juga ditarik/diangkat keatas perlahan-
lahan (dengan cara berjinjit) seirama dengan pergerakan lengan
dari posisi awal hingga mencapai posisi jinjit tertinggi yang dapat
dilakukan
iii. Lepas
ii. Tarik
ii. Tarik
Gambar 70 Teknik Gerak Gaya Kodok Ching Wa Yung Sek Tarik
bagian kesatu
1
Lampiran 7
BALASAN SURAT DARI KESBANPOL KOTA BANDUNG
Lampiran 8
SURAT IZIN PENDAHULUAN PENELITIAN KE DINAS KESEHATAN
KOTA BANDUNG
Lampiran 9
BALASAN SURAT DARI DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG
Lampiran 10
FORMAT BIMBINGAN
NIM : 1420119021
5 8 mei Bab II
2023 Perbaiki kerangka teori dan
sistematika penulisan
Bab III
1. Jelaskan mengenai teori
Teknik Analisa data
2. Jelaskan alasan
mengambil uji penelitian
tersebut
6 11 mei Bab I
2023 Lengkapi data studi
pendahuluan
Bab II
1. Lengkapi tinjauan teori
mengenai senam lien tien
kung
2. Perbaiki kerangka teori
Bab III
Perbaiki Analisa data
7 19 mei Bab I
2023 Perbaiki data yang tidak perlu
Bab III
Perbaiki hasil ukur definisi
operasional
Lampiran
Buat sop senam lien tien kung
menjadi modul latihan
Lampiran 11
FORMAT BIMBINGAN
NIM : 1420119021
Bab I
Merumuskan studi
pendahuluan
1. Melengkapi/merumuskan
latar belakang
a. Alasan memilih senam
yang akan di teliti
b. Alasan memilih lokasi
penelitian
2. Memperbaiki bahasa yang
akan digunakan
3. Melanjutkan pengerjaan
bab II
2 21 April Bab I
2023 1.Perbaiki sistem penulisan
2.Perbaiki mengenai sejarah
senam lien tien kung
3.Perbaiki tujuan khusus
3 01 Mei
2023
Bab I
1. Tambahkan penjelasan
mengenai proses
fisiologis pada sistem
menua
2. Tambahkan jurnal/buku
referensi
3. Jelaskan resiko akibat
menua
4. Perbaiki mengenai
sejarah senam lien tien
kung, buat lebih
sederhana
5. studi pendahuluan
mengenai hipertensi di
kelurahan pasanggrahan
6. Perbaiki kalimat sehingga
mudah di mengerti
Bab 2
1. Perbaiki sistematika
penulisan
2. Jelaskan mengenai sistem
perubahan pada proses
menua lebih mendalam
mengenai pembuluh
darah dan tekanan darah
3. Masukan tinjauan
literatur sebelum
kerangka teori
4. Buat SPO senam lien tien
kung atau masukan
gambar teknik senam
yang akan dilakukan
4 15 Mei
2023
Bab I
1.Perbaiki mengenai
penjelasan faktor resiko
hipertensi
2.Perbaiki sistematika
penulisan
3.Tambahkan studi
pendahuluan mengenai data
hipertensi, keluhan lansia
yang mengarah ke hipertensi,
kegiatan posbindu yang
terjadi di pasanggrahan,
kegiatan senam lien tien kung
dan jelaskan mengenai waktu
dan jumlah lansia yang
menghadiri senam lien tien
kung
Bab II
1.Buat kalimat lebih
sederhana dan efektif
2.Jelaskan kejadian hipertensi
lebih mendalam, tidak perlu
memasukan tinjauan literatur
yang tidak berhubungan
3.Jelaskan indikasi senam
lien tien kung
4.Perbaiki ringkasan literatur,
buat lebih sederhana
5.Perbaiki kerangka teori
Bab III
1. Perbaiki klasifikasi
tekanan darah menurut
Kemenkes RI
2. Perbaiki mengenai
kriteria sampel dan
intrumen penelitian
3. Perbaiki hasil ukur di
definisi operasional dan
teknik analisa data.