BILLIER
Mata Kuliah :
KEPERAWATAN DEWASA SISTEM
MUSKULOSKELETAL,INTEGUMENT,PERSE
PSI SENSORI DAN PERSARAFAN
Dosen pembimbing
KATA PENGANTAR
2.2 Etiologi
Arthritis gout terjadi ketika kristal urat menumpuk di sendi,
kondisi ini menyebabkan peradangan dan rasa sakit yang hebat dari
serangan asam urat. Kristal urat dapat terbentuk ketika seseorang
memiliki kadar asam urat yang tinggi dalam darah.Tubuh
menghasilkan asam urat ketika memecah purin, yakni zat yang
ditemukan secara alami di dalam tubuh. Purin juga ditemukan pada
makanan tertentu, seperti steak, daging organ, dan makanan laut.
Makanan lain juga mempromosikan kadar asam urat yang lebih
tinggi, seperti minuman beralkohol, terutama bir, dan minuman yang
dimaniskan dengan gula buah (fruktosa).Biasanya, asam urat larut
dalam darah dan melewati ginjal ke dalam urine. Namun, kadang-
kadang tubuh memproduksi terlalu banyak asam urat atau ginjal
mengeluarkan terlalu sedikit asam urat. Ketika ini terjadi, asam urat
dapat menumpuk, membentuk kristal urat yang tajam dan
membutuhkan, seperti urat di jaringan sendi atau sekitarnya yang
menyebabkan rasa sakit, peradangan, dan pembengkakan
2.3 Klasifikasi
Secara tradisional, gout dibagi menjadi dua, yaitu: bentuk primer
(90%) dan bentuk sekunder (10%). Gout primer adalah gout yang
penyebabnya tidak diketahui atau karena gangguan/kelainan proses
metabolisme tubuh. Sementara itu, gout sekunder adalah gout yang
penyebabnya dapat diketahui. Orang normal setiap hari membuang
700 mg asam urat melalui urin, dan sisa yang tersimpan dalam
cairan tubuh adalah sekitar 1.000 mg. Penderita gout menghasilkan
asam urat secara berlebihan, sehingga yang tersimpan dalam tubuh
meningkat menjadi 3-15 kali dari keadaan normal. Dan dilain
2.6 Komplikasi
Komplikasi dari arthritis gout belum banyak disadari oleh masyarakat
umum. Menurut Soeryoko (2011), berikut ini komplikasi yang terjadi
akibat tingginya kadar asam urat.
1. Kerusakan sendi Arthritis gout merupakan penyakit yang
cukup ditakuti sebagian orang karena menimbulkan
kerusakan sendi danperubahan bentuk tubuh. Kerusakan
sendi yang disebabkan tingginya asam urat dapat terjadi di
tangan maupun kaki. Kerusakan tersebut terjadi karena
asam urat menumpuk di dalam sendi dan menjadi kristal
yang menganggu sendi. Sendi yang tertutup kristal asam
urat menyebabkan jari-jari tangan maupun kaki menjadi
kaku dan bengkok tidak beraturan. Namun yang ditakuti
penderita bukan bengkoknya melainkan rasa sakit yang
berkepanjangan.
2. Terbentuk tofi Tofi adalah timbunan kristal monosodium
urat monohidrat(MSUM) di sekitar persendian yang sering
mengalami serangan akut atau timbul di sekitar tulang
rawan sendi, synovial, bursa, atau tendon. Di luar sendi, tofi
juga bisa ditemukan di jaringan lunak, otot jantung
(miokard), katup bicuspid jantung (katup mitral), retina
mata, dan pangal tenggorokan (laring). Tofi tampak seperti
benjolan kecil (nodul) berwarna pucat, sering teraba pada
daun telinga, bagian punggung (ekstensor) lengan sekitar
siku, ibu jari kaki, bursa di sekitar tempurung lutut
(prepatela), dan pada tendon achilles.Tofi baru ditemukan
pada kadar asam urat 10-11 mg/dL. Pada kadar >11 mg/dL,
pembentukan tofi menjadi sangat progresif. Bila
hiperurisemia tidak terkontrol, tofi bisa membesar dan
menyebabkan kerusakan sendi sehingga fungsi sendi
tergangguTofi juga bisa menjadi koreng (ulserasi) dan
mengeluarkan cairan kental seperti kapur yang mengandung
MSU. Dengan adanya tofi, kemungkinan sudah terjadi
pengendapan Na urat di ginjal.
3. Penyakit jantung Kadar asam urat yang tinggi dapat
menimbulkan gangguan jantung. Bila penumpukan asam
urat terjadi di pembuluh darah arteri maka akan
mengganggu kerja jantung. Penumpukan asam urat yang
terlalu lama dapat menyebabkan LVH (Left Ventrikel
Hypertropy) yaitu pembengkakan ventrikel kiri pada
jantung.
4. Batu ginjal Tingginya kadar asam urat uang terkandung
dalam darah dapat menimbulkan batu ginjal. Batu ginjal
terbentuk dari beberapa zat yang disaring dalam ginjal. Bila
zat tersebut mengendap pada ginjal dan tidak bisa keluar
bersama urine maka membentuk batu ginjal. Batu ginjal
yang terbentuk diberi nama sesuai dengan bahan pembuat
batu tersebut. Batu ginjal yang terbentuk dari asam urat
disebut batu asam urat.
5. Gagal ginjal (nefropati gout) Komplikasi yang sering terjadi
karena arthritis gout adalah gagal ginjal atau nefropati gout.
Tingginya kadar asam urat berpotensi merusak fungsi
ginjal. Adanya kerusakan fungsi ginjal dapat menyebabkan
ginjal tidak bisa menjalankan fungsinya dengan baik atau
mengalami gagal ginjal. Bila gagal ginjal terjadi,ginjal tidak
dapat membersihkan darah. Darah yang tidak dibersihkan
mengandung berbagai macam racun yang menyebabkan
pusing, muntah, dan rasa nyeri sekujur tubuh.
2.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan ditujukan untuk mengakhiri serangan akut secepat
mungkin, mencegah serangan berulang dan pencegahan komplikasi.
Menurut Junaidi (2013), penatalaksanaan yang bisa dilakukan
adalah:
A. Medikasi
1. Pengobatan serangan akut dengan Colchine 0,6 mg PO,
Colchine 1,0 – 3,0 mg (dalam Nacl/IV), phenilbutazon,
Indomethacin.
2. Terapi farmakologi (analgetik dan antipiretik)
3. Colchines (oral/iv) tiap 8 jam sekali untuk mencegah
fagositosis dari kristal asam urat oleh netrofil sampai nyeri
berkurang.
4. Nostreoid, obat – obatan anti inflamasi (NSAID) untuk
nyeri dan inflamasi.
5. Allopurinol untuk menekan atau mengontrol tingkat asam
urat dan untuk mencegah serangan.
6. Uricosuric untuk meningkatkan eksresi asam urat dan
menghambat akumulasi asam urat.Terapi pencegahan dengan
meningkatkan eksresi asam urat menggunakan probenezid
0,5 g/hari atau sulfinpyrazone (Anturane) pada pasien yang
tidak tahan terhadap benemid atau menurunkan pembentukan
asam urat dengan Allopurinol 100 mg 2x/hari.
B. Perawatan
1. Anjurkan pembatasan asupan purin : Hindari makanan
yang mengandung purin yaitu jeroan (jantung, hati, lidah,
ginjal,usus), sarden, kerang, ikan herring, kacang –
kacangan, bayam, udang, dan daun melinjo.
2. Anjurkan asupan kalori sesuai kebutuhan : Jumlah asupan
kalori harus benar disesuaikan dengan kebutuhan tubuh
berdasarkan pada tinggi dan berat badan.
3. Anjurkan asupan tinggi karbohidrat kompleks seperti nasi,
singkong, roti dan ubi sangat baik di konsumsi oleh
penderita gangguan asam urat karena akan meningkatkan
pengeluaran asam urat melalui urin.
4. Anjurkan asupan rendah protein, rendah lemak.
5. Anjurkan pasien untuk banyak minum air putih.
6. Hindari penggunaan alkohol.
2.8 WOC
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
3.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses
keperawatan. Untuk itu, diperlukan kecermatan dan ketelitian dalam
menangani masalah klien sehingga dapat memberi arah terhadap
3.1.1 Anamnesis
Anamnesis dilakukan untuk mengetahui:
Identitas meliputi nama, jenis kelamin, usia,alamat,
agama, bahasa yang digunakan, status perkawainan,
pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah,
nomor register, tanggal masuk rumah sakit, dan
diagnosis medis. Severity(scale) of Pain: Nyeri yang
dirasakan ada diantara 1-3 pada rentang skala
pengukuran 0-4.
Keluhan utama Pada umumnya klien merasakan
nyeri yang luar biasa pada sendi ibu jari kaki (sendi
lain).
Riwayat penyakit sekarang Pengumpulan data
dilakukan sejak muncul keluhan dan secara umum
mencakup awitan gejala dan bagaimana gejala
tersebut berkembang.penting di tanyakan berapa lama
pemakaian obat analgesic, alopurinol
Riwayat penyakit dahulu Pada pengkajian
ini,ditemukan kemungkinan penyebab yang
mendukung terjadinya gout. Masalah lain yang perlu
ditanyakan adalah adakah klien pernah dirawat
dengan masalah yang sama.kaji adanya pemakaian
alcohol yang berlebihan dan penggunaan obat
diuretic.
Riwayat penyakit keluarga Kaji adakah keluarga
dari genarasi terdahulu mempunyai keluhan yang
sama dengan klien karena penyakit gout berhubungan
dengan genetik. Ada produksi /sekresi asam urat yang
berlebihan yang tidak di ketahui penyebabnya.
Riwayat psikososial Kaji respon emosi klien terhadap
penyakit yang didentanya dan penyakit klien dalam
keluarga dan masyarakat. Respon yang di dapat
meliputi adanya kecemasan individu dengan rentang
variasi tingkat keeemasan yang berbeda dan
berhubungan erat dengan adanya sensasi
nyeri,hambatan mobilitas fisik akibat respon nyeri,
dan ketidaktahuan akan program pengobatan dan
prognosis penyakit dan peningkatan asam urat
terhadap sirkulasi. Adanya perubahan peran dalanm
keluarga akibat adanya nyri dan hambatan mobilitas
fisik emberikan respon terhadap konsep diri yang
maldaptif.
3.1.2 Pengkajian Berdasarkan Pola
Pola Presepsi dan pemeliharaan kesehatan
Keluhan utama nyeri pada pada sendi
Pencegahan penyerangan dan bagaimana cara
mengatasi atau mengurangi serangan.
Riwayat penyakit Gout pada keluarga
Obat utntuk mengatasi adanya gejala
3.3 Intervensi
N Tujuan Dan KH Intervensi Rasional
O
1. Setelah dilakukan Kaji lokasi, Mengetahui
tindakan intensitas dan lokasi,
keperawatan tipe nyeri intensitas dan
selama….x24 jam Berikan skala nyeri
nyeri berkurang/ kompres Untuk
hilang hangat mengurangi
KH: Ajarkan nyeri
Rasa tehnik Membantu
nyaman relaksasi pasien
Pasien distraksi mengatasi
terpenuhi Kolaborasi nyeri
Nyeri dalam
berkurang/H pemberian
ilang analgesic
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
4.1 Contoh Kasus
Ny. R berusia 50 tahun TB:155cm, BB:70kg, ia mempunyai 2
orang putri dan suaminya seorang PNS. Selama 1 tahun ini ia
mendapatkan serangan nyeri di tungkai dan jempol kaki. Biasanya
ketika terjadi serangan nyeri Ny. R hanya minum obat anti inflamasi
dan mengkompres dengan air hangat. Saat Ny. R mendapat serangan
lagi tetapi semakin parah, rasa nyeri tidak dapat ditahan. Tungkai
kaki bengkak dan terasa panas dan Ny. R menjadi sulit berjalan
karena rasa sakit luar biasa. Ny. R berobat ke dokter dan disarankan
untuk dirawat di RS. Dari hasil pemeriksaan klinis diketahui asam
urat pasien 9 mg/dL, tensi 120/80mmHg. Terapi yang diberikan
adalah tirah baring, obat analgesik, anti inflamasi, dan obat penurun
asam urat.
4.2 Asuhan Keperawatan
A. Identitas Pasien
Kemampuan makan/minum √
Kemampuan toileting √
Kemampuan Mandi √
Ket. : 0 = Mandiri
1 = Menggunakan alat bantu
2 = Dibantu orang lain
3 = Dibantu orang lain dan alat
4 = Tergantung Total
5. Pola Istirahat dan aktivitas
Klien mengalami masalah dalam aktivitas lemas. Klien
mengatakan sulit untuk beristirahat , Klien sangat rewel
dibandingkan biasanya . klien mengatakan pola tidur
terganggu, dan sulit untuk tidur .
6. Sensori, Persepsi dan Kognitif
7. Konsep diri
a. Identitas Diri : ibu rumah tangga
b. Gambaran Diri :
c. Ideal Diri : berharap sembuh dari Gout Athritis
d. Harga Diri : baik
e. Peran Diri : pasien sebagai ibu rumah tangga
8. Sexual dan Reproduksi
Sebelum sakit :
Selama sakit :
9. Pola Peran Hubungan
Sebelum sakit :
Selama sakit :
10. Manajemen Koping Stress
Sebelum Sakit :
Selama sakit :
11. Sistem Nilai dan Keyakinan
Sebelum sakit :
Selama sakit
E. Pemeriksaan Fisik
1. Tingkat Kesadaran : composmentis
2. TTV : S : °C N : X/mnt TD : 120/80
mmHg RR : X/mnt
3. Kepala : -
4. Mata, Telinga, Hidung :
Mata : skelara putih, konjungtiva merah muda,dapat
membuka mata secara spontan
Hidung :-
Telinga : simetris tidak ada serumen,fungsi
pendengaran baik.tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid,tidak ada pembengkakan vena jugularis
5. Mulut :tidak ada sariawan
6. Leher : normal
7. Dada/Thoraks :
Inspeksi :simetris tidak ada benjolan atau luka
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada dada
Perkusi : suara paru sonor,suara jantung dullnes
Auskultasi : tidak ada bunyi tambahan,irama
jantung tertur
8. Abdomen
Inspeksi :bentuk perut datar
Palpasi : tidak ada pembesaran hepar
Perkusi : suara timpani
Auskultasi : bunyi usus 6 x/menit
9. Genetalia : tidak dikaji
10. Ekstremitas : pada kaki mendapatkan serang nyeri di
tungkai dan jempol kaki
11. Kulit : normal
F. Pemeriksaan Penunjang
- Asam urat : 9 mg/dL
G. Therapy
- Tirah baring
- Obat analgesik
- Obat anti inflanasi dan obat penurun panas
H. Analisa Data
Nyeri
Membatasi pergerakan
pada sendi
Gangguan mobilitas fisik
DS : Px mengatakan Gangguan citra tubuh Terbentuk topus fibrosis
bengkak pada tungkai akilosis pada tulang
DO : adanya edema di
Perubahan bentuk tubuh
tungkai dan kaki Px
pada tulang dan sendi
Gangguan citra 1. mengidentifikasi harapan citra tubuh berdasarkan S :Pasien mengatakan melihat
tubuh berhubungan bagian tubuh membaik
tahap perkembangan
dengan perubahan O : 1. melihat bagian tubuh
fungsi tubuh 2. mengidentifikasi perubahan citra tubuh yang membaik
mengakibatkan isolasi social 2. menyentuh bagian tubuh
3. memonitor apakah pasien bisa melihat bagian membaik
3. verbalisasi kecacatan
tubuh yang berubah
bagian tubuh membaik
4. mendiskusikan perubahan tubuh dan fungsinya 4. verbalisasi perasaan
negative tentang perubahan
5. mendiskusikan perbedaan penampilan fisik
tubuh menurun
terhadap harga diri 5. menyembunyikan bagian
tubuh berlebih menurun
6. mendiskusikan kondisi stress yang mempengaruhi
6. focus pada penampilan
citra tubuh mis (luka,penyakit,pembedahan) masa lalu menurun
7. hubungan social
7. menjelaskan pada keluarga tentang perawatan
membaik.
perubahan citra tubuh
8. menganjurkan mengikuti kelompok pendukung
(missal kelompok sebaya) A : masalah teratasi sepenuhnya
9. melatih fungsi tubub yang dimiliki P:-
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Asam urat (Gout) adalah penyakit gangguan metabolisme purin ditandai dengan keadaan
kadar asam urat serumnya melebihi 7 mg/dL pada laki-laki dan lebih dari 6 mg/dL pada wanita.
Asam urat dipicu oleh meningkatnya asupan makanan kaya purin, dan kurangnya intake cairan
(air putih), sehingga proses pembuangannya melalui ginjal menurun. Arthritis gout terjadi
ketika kristal urat menumpuk di sendi, kondisi ini menyebabkan peradangan dan rasa sakit yang
hebat dari serangan asam urat.
Kesimpulan Setelah melaksanakan Asuhan Keperawatan pada dengan pasien Gout Athritis
selama 2 hari dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari:
Pengkajian, diagnosa, perencanaan keperawatan, catatan perkembangan (pelaksanaan dan
evaluasi) dan dokumentasi, maka penulis menarik kesimpulan bahwa kasus Gout Athritis dalam
memberikan asuhan keperawatan perlu adanya intervensi.
Adapun diagnosa yang muncul pada teori saat studi kasus Adalah:
5.2 Saran
1. Bagi masyarakat
Penulis berharap agar masyarakat atau pasien dapat memahami penyakit Gout Athritis
dan melakukan hidup sehat disekitar lingkungannya
2. Pengembang Ilmu Kperawatan
Hasil studi kasus ini diharapkan dapat menambah keluasan ilmu terapan bidang
keperawatan dalam memberi dan menjelaskan penyakit Gout Athritis
3. Penulis
Hasil studi kasus ini diharapkan dapat memperoleh Pengalaman dalam melakukan
asuhan keperawatan pada pasien Gout Athritis
4. Bagi RS
Dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien hendaknya tetap
meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan kesehatan yang baik
DAFTAR PUSTAKA