Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL KEGIATAN

SENAM HIPERTENSI LANSIS DI KELURAHAN PETOK INSTITUT


ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

Disusun oleh:
Mahasiswa Profesi Ners
2022/2023

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA


KEDIRI
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL KEGIATAN SENAM HIPERTENSI LANSIA

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

HARI / TANGGAL : Jumat,12 Mei 2023

Kediri,

Ketua Komunitas Ketua Pelaksana

Etana Yudha Nugraha, S Angeline Febryana W S , S


Kep Kep

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

Bagus Sholeh Aprianto. S. Kep, Genot Wirawan, S. Kep, Ns


Ns.M.Kes
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Yang


Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas segala ridho-Nya lah
kami dapat menyelesaikan proposal kegiatan “Senam
Hipertensi Lansia” Sebuah kesempurnaan tentunya sulit
ditemukan, kami selaku penyusun proposal ini tentunya tak luput
dari kesalahan, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
dapat memotivasi menuju ke arah perbaikan.
Ucapan terimakasih dan penghargaan kepada pihak-pihak
yang telah membantu dan berkontribusi dalam pelaksanaan
kegiatan ini. Kami mohon maaf atas segala kekurangan dan
kesalahan sebagai panitia penyelenggara.

Kediri, 12 Mei 2023

Mahasiswa Profesi Ners


2

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas.

Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang

berangsur-angsur mengakibatkan perubahan komulatif, merupakan

proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan

dari dalam dan luar tubuh (Khalifah, 2016).

Secara umum seseorang dikatakan lanjut usia (lansia) apabila

usianya 65 tahun ketas. Karena faktor tertentu tidak dapat memenuhi

kebutuhan dasarnya baik secara jasmani, rohani maupun sosial

(Nugroho, 2012).

Prevalensi hipertensi di dunia diperkirakan sebesar 1 milyar jiwa

dan hampir 7,1 juta kematian setiap tahunnya akibat hipertensi, atau

sekitar 13% dari total kematian (Gusmira, 2012).

Prevalensi hipertensi di Indonesia untuk penduduk berumur diatas

25 tahun adalah 8,3%, dengan prevalensi laki-laki sebesar 12,2% dan

perempuan 15,5%. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar Depkes

(Riskesdas) 2013, sekitar 76% kasus hipertensi di masyarakat belum

terdiagnosis. Hal ini terlihat dari hasil pengukuran tekanan darah pada

usia 18 tahun ke atas ditemukan prevalensi hipertensi di Indonesia

sebesar 31,7% (Depkes RI, 2013).

Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang

menyebabkan kenaikan tekanan darah diatas normal sistolik >dari 140

mmHg dan diastolik > dari 90 mmHg (Caroline, 2018).

Berdasarkan JNC VII, seseorang dikatakan hipertensi bila tekanan

darah sistoliknya melebihi 140 mmHg dan diastoliknya melebihi 90


3

mmHg berdasarkan rerata dua tau tiga kali kunjungan yang cermat

sewaktu duduk dalam satu atau dua kali kunjungan (Krisnanda, 2017).

Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif. Umumnya

tekanan darah bertambah secara perlahan dengan bertambahnya umur.

Risiko untuk menderita hipertensi pada populasi lebih dari 55 tahun

yang tadinya tekanan darahnya normal adalah 90% (Manullang, 2019).

Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh

darah meningkat secara kronis. Hal tersebut dapat terjadi karena

jantung bekerja lebih keras memompa darah untuk memenuhi

kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh (Damayanti & Muazir, 2018).

Senam hipertensi merupakan olah raga yang salah satunya

bertujuan untuk meningkatkan aliran darah dan pasokan oksigen kedalam

otot-otot dan rangka yang aktif khususnya terhadap otot jantung.

Mahardani (2010) mengatakan dengan senam atau berolah raga kebutuhan

oksigen dalam sel akan meningkat untuk proses pembentukan energi,

sehingga terjadi peningkatan denyut jantung, sehingga curah jantung dan

isi sekuncup bertambah. Dengan demikian tekanan darah akan meningkat.

Setelah berisitirahat pembuluh darah akan berdilatasi atau meregang, dan

aliran darah akan turun sementara waktu, sekitar 30-120 menit kemudian

akan kembali pada tekanan darah sebelum senam. Jika melakukan

olahraga secara rutin dan terus menerus, maka penurunan tekanan darah

akan berlangsung lebih lama dan pembuluh darah akan lebih elastis.

Mekanisnme penurunan tekanan darah setelah berolah raga adalah karena

olahraga dapat merilekskan pembuluhpembuluh darah. Sehingga dengan

melebarnya pembuluh darah tekanan darah akan turun.

B. RUMUSAN MASALAH
4

Apakah dengan senam hipertensi warga desa Petok yang

mempunyai Riwayat hipertensi dapat menstabilkan tekanan darahnya

C. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Untuk Mengajarkan kepada warga Desa Petok bahwa hipertensi

dapat di stabilkan salah satunya dengan melakukan senam hipertensi, dan

juga mengetahui apakah dengan senam hipertensi, warga desa Petok yang

mempunyai Riwayat hipertensi dapat menstabilkan tekanan darahnya

2. Tujuan Khusus

a. Mengajarkan senam hipertensi

b. Mengetahui apakah senam hipertensi efektif dalam menurunkan

hipertensi

D. MANFAAT

1. Bagi Institusi Pendidikan


Sebagai wacana bagi institusi pendidikan dalam pengembangan
dan peningkatan mutu pendidikan di masa yang akan datang
2. Bagi Warga Desa Petok
Meningkatkan pemahaman warga Desa Petok dalam rangka
memberikan cara senam untuk menurunkan hipertensi.
3. Bagi Pelayanan Kesehatan
Meningkatkan Kesehatan warga Desa Petok
5

BAB 2
PELAKSAAN KEGIATAN

A. Nama Kegiatan
Nama kegiatan ini adalah “SENAM HIPERTENSI LANSIA”.

B. Tema Kegiatan
Kegiatan ini bertemakan “SENAM HIPERTENSI”

C. Peserta Kegiatan

Peserta kegiatan ini adalah kader dan lansia

D. Waktu dan Tempat

Kegiatan ini dilaksanakan pada :


Hari/ Tanggal : Jumat,12 Mei 2023

Waktu : 08.00
Tempat : Aula Balai Desa

E. MATERI

1) Definisi hipertensi

Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah

yang menyebabkan kenaikan tekanan darah diatas normal sistolik

>dari 140 mmHg dan diastolik > dari 90 mmHg (Caroline, 2018).

Senam hipertensi merupakan olah raga yang salah satunya

bertujuan untuk meningkatkan aliran darah dan pasokan oksigen

kedalam otot-otot dan rangka yang aktif khususnya terhadap otot

jantung. Mahardani (2010) mengatakan dengan senam atau berolah


6

raga kebutuhan oksigen dalam sel akan meningkat untuk proses

pembentukan energi, sehingga terjadi peningkatan denyut jantung,

sehingga curah jantung dan isi sekuncup bertambah. Dengan

demikian tekanan darah akan meningkat. Setelah berisitirahat

pembuluh darah akan berdilatasi atau meregang, dan aliran darah

akan turun sementara waktu, sekitar 30-120 menit kemudian akan

kembali pada tekanan darah sebelum senam. Jika melakukan

olahraga secara rutin dan terus menerus, maka penurunan tekanan

darah akan berlangsung lebih lama dan pembuluh darah akan lebih

elastis. Mekanisnme penurunan tekanan darah setelah berolah raga

adalah karena olahraga dapat merilekskan pembuluh pembuluh

darah. Sehingga dengan melebarnya pembuluh darah tekanan darah

akan turun.

Pada lansia hipertensi lebih menonjol dibandingkan dengan

hipotensi karena hipertensi merupakan faktor resiko utama dari

perkembangan penyakit jantung dan stroke (Noviani,et al 2011).

Lansia yang mengalami hipertensi dibiarkan dalam waktu yang

lama akan mengakibatkan kerusakan serius pada pembuluh darah,

jantung dan gagal ginjal (Wahdah,2011).

2) Manfaat senam hipertensi lansia


Untuk meningkatkan daya tahan jantung dan paru-paru
serta membakar lemak yang berlebihan ditubuh karena aktifitas
gerak untuk menguatkan dan membentuk otot dan beberapa bagian
tubuh lainya seperti : pinggang, paha, pinggul, perut dan lain lain.
Meningkatkan kelenturan, keseimbangan koordinasi, kelincahan,
daya tahan dan sanggup melakukan kegiatan-kegiatan dan olahraga
lainnya.
Olahraga seperti senam hipertensi mampu mendorong
jantung bekerja secara optimal, dimana olahraga mampu
meningkatkan kebutuhan energi oleh sel, jaringan dan organ tubuh,
7

dimana akibatnya dapat meningkatkan aliran balik vena sehingga


menyebabkan volume sekuncup yang akan langsung meningkatkan
curah jantung sehingga menyebabkan tekanan darah arteri
meningkat, setelah tekanan darah arteri meningkat akan terlebih
dahulu, dampak dari fase ini mampu menurunkan aktivitas
pernafasan dan otot rangka yang menyebabkan aktivitas saraf
simpatis menurun, setelah itu akan menyebabkan kecepatan denyut
jantung menurun, volume sekuncup menurun, vasodilatasi arteriol
vena, karena menurunan ini mengakibatkan penurunan curah
jantung dan penurunan resistensi perifer total, sehingga terjadinya
penurunan tekanan darah (Sherwood, 2005).
3) Lamanya Senam Hipertensi
Senam hipertensi merupakan aktifitas fisik yang dilakukan
berupa gerakan senam khusus penderita hipertensi yang dilakukan
dalam periode 20-30 menit dengan frekuensi 2 kali dalam 1
minggu.
4) Aspek Fisiologi Senam Hipertensi
Respon kimiawi menghasilkan penurunan pH dan kadar
PO2, terakumulasinya asam laktat, adenosine dan K+ oleh
metabolisme selama otot aktif berkontraksi. Akumulasi zat
metabolic ini menyebabkan pembuluh darah mnegalami dilatasi
yang akan menurunkan tekanan arteri, namun berlangsung
sementara karena adanya respon arterial baroreseptor dengan
meningkatkan denyut jantung dan isi sekuncup sehingga tekanan
darah meningkat (Roni,2019).
Tekanan darah yang meningkat akan meingkatkan stimulasi
impuls pada pusat baroreseptor di arteri karotis dan aorta. Impuls
ini akan menujupusat pengendalian kardiovaskuler di medulla
oblongata melalui neuron sensorik yng mempengruhi kerja saraf
simpatis dan melepaskan NE (noreprinephrin dan epinephrine).
Dan saraf parasitisme yang akan melepas lebih banyak ACH ysng
mempengaruhi SA node yang akan menurunkan tekanan darah
5) Teknik dan Cara Senam
1. Pemanasan (warming up)
Gerakkan umum (yang dilibatkan sebanyak-
banyaknya otot dan sendi) dilakukan secara lambat
dan hati-hati. Dilakukan bersama dengan
8

peregangan (stretching). Lamanya kira kira 8-10


menit. Pada 5 menit terakhir pemanasan dilakukan
lebih cepat. Pemanasan dimaksud untuk mengurangi
cidera dan mempersiapkan sel-sel tubuh agar dapat
turut serta dalam proses metabolism yang
meningkat.
2. Latihan inti
Tergantung pada komponen/faktor yang dilatih mka
bentuk latihan tergantung pada faktor fisik yang
paling buruk. Gerakan senam dilakukan berurutan
dan dapat disesuaikan dan diringi dengan music
yang disesuikan dengan gerakan.
3. Pendinginan
Dilakukan secara aktif artinya sehabis latihan ini
perlu dilakukan gerakan umum yang ringan sampai
suhu tubuh kembali normal yang ditandai dengan
pulihnya denyut nadi dan terhentinya keringat.
Pendingingan dilakukan seperti pemanasan hyaitu
selama 8-10 menit.

F. Susunan Panitia

Terlampir
9

G. Susunan Acara

Terlampir
BAB III
PENUTUP
Demikian proposal “SENAM HIPERTENSI LANSIA”
bagi kader ini disusun dengan sesungguhnya supaya maklum
adanya. Dengan segala kerendahan hati kami sampaikan
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah turut membantu demi terlaksananya rencana
ini.
Akhirnya hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa kita
gantungkan segala harapan dan keinginan disertai dengan doa
semoga Ia senantiasa mengetuk hati hamba- hambaNya, untuk
mengulurkan bantuan demi terlaksananya tujuan kegiatan ini.
11

DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, M. (2012). Medical Bedah. Yogyakarta: DIVA Press.

Aspiani. (2014). Buku: Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik, Aplikasi NANDA NIC
NOC JILID 1. Jakarta: TIM.

Depkes RI. (2013). Klasifikasi Lansia. Jakarta: Depkes.

Depkes RI. (2014). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes.

Dewi, S.R. (2014). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi I. Yogyakarta:


Deepublish.

Divine, G. J. (2012). Program Olahraga: Tekanan Darah Tinggi. Klaten: PT. Intan
Sejati.
Gusmira, S., 2012, Evaluasi Penggunaan Antihipertensi Konvensional dan Kombinasi
Konvensional Bahan Alam pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Wilayah Depok,
Makara, Kesehatan, Vol. 16, NO. 2. 77-83.
Hernawan, T., Rosyid, F. (2017). Pengaruh Senam Hipertensi Lansia Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Lansia Dengan Hipertensi Di Panti Wreda
Darma Bhakti Kelurahan Pajang Surakarta. Jurnal Kesehatan, Issn 1979-
7621, vol. 10, No.

Kemenkes RI, 2013, Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan, Kemenkes RI, Jakarta.

Kemenkes RI. (2018). Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta: Kemenkes

Khalifah, Siti, N dan Wahyu, W (2016). Keperawatan Keluarga dan Komunitas.


Jakarta Selatan: Kemenkes RI

Kosasih, dkk (2013). Patofisiologi Klinik. Jakarta: Binarupa Aksara Publisher.

Mahardani, N.M.A.F., 2010, Pengaruh Senam Jantung Sehat terhadap Penurunan Tekanan
Darah pada Penderita Hipertensi di klub Jantung Sehat Klinik Kardiovaskuler
Rumah Sakit Hospital Cinere tahun 2010.
12

WHO. (2014). Global Target 6 A 25% relative reduction in the prevalence of reise
blood pressure or contain the according to national curcustances. World
Health Organization

WHO. (2015). A global brief on hypertension: silent killer, global public health
crisis. World Health Organization

Yantina, Y., & Saputri, A. (2019). Pengaruh Senam Lansia terhadap Tekanan Darah
pada Wanita Lansia dengan Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
Banjarsari Metro Utara Tahun 2018. Jurnal Farmasi Malahayati, 2(1),
112–121.

Yenni. (2011). Hubungan Dukungan Keluarga Dan Karakteristik Lansia Dengan


Kejadian Stroke Pada Lansia Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Perkotaan Bukit Tinggi. Jurnal FIK UI Jakarta.
13

Lampiran 1: lembar SOP Senam Lansia

STANDART OPERASIONAL SENAM LANSIA


PROSEDURE
Pengertian Senam lansia adalah salah satu jenis terapi
modalitas fisik untuk lansia.

Tujuan - Terapi agar tubuh orang lansia tetap bugar


dan terhindar dari berbagai jenis penyakit
yang berhubungan dengan proses
penuaan, bersifat menyeluruh dengan
gerakan yang melibatkan sebagian besar
otot tubuh, serasi sesuai dengan
kebutuhan.

Indikasi Klien dengan tekanan darah tinggi


Prosedure Persiapan lingkungan
Kegiatan dilakukan di Aula Balai Desa Petok

Persiapan klien
Lansia yang memiliki kemampuan untuk
berjalan secara mandiri dan bantuan minimal
di koordinasikan berkumpul di Aula Balai
Desa Petok

Persiapan alat
SOP
Daftar Hadir
Video Senam Lansia
Speaker
Laptop
Terminal

Langkah-langkah
1. Pemanasan
 Tekuk kepala ke samping, lalu tahan
dengan tangan pada sisi yang sama
dengan arah kepala. Tahan dengan
hitungan 8-10, lalu bergantian dengan
14

sisi lain.
 Tautkan jari-jari kedua tangan dan
angkat lurus ke atas kepala dengan
posisi kedua kaki dibuka selebar bahu.
Tahan dengan 8-10 hitungan. Rasakan
tarikan bahu dan punggung.

2. Inti
 Lakukan gerakan seperti jalan di
tempat dengan lambaian kedua tangan
searah dengan sisi kaki yang diangkat.
Lakukan perlahan dan hindari
hentakan.
 Buka kedua tangan dengan jemari
mengepal dan kaki dibuka selebar
bahu. Kedua kepalan tangan bertemu,
dan ulangi gerakan semampunya
sambil mengatur napas.
 Kedua kaki dibuka agak lebar lalu
angkat tangan menyerong. Sisi kaki
yang searah dengan tangan sedikit
ditekut. Tangan diletakkan di
pinggang dan kepala searah dengan
gerakan tangan. Tahan 8-10 kali
hitungan lalu ganti dengan sisi
lainnya.
 Gerakan hampir sama dengan
sebelumnya, tapi jari mengepal dan
kedua tangan diangkat ke atas.
15

Lakukan bergantian secara perlahan


dan semampunya.
 Hampir sama dengan gerakan inti 1,
tapi kaki dibuang ke samping. Kedua
tangan dengan jemari mengepal ke
arah yang berlawanan. Ulangi dengan
sisi bergantian.
 Kedua kaki dibuka lebih lebar dari
bahu, satu lutut agak ditekuk dan
tangan yang searah lutut di pinggang.
Tangan sisi yang lain lurus ke arah
lutut yang ditekuk. Ulangi gerakan ke
arah sebaliknya dan lakukan
semampunya.

3. Pendinginan
 Kedua kaki dibuka selebar bahu,
lingkarkan satu tangan ke leher dan
tahan dengan tangan lainnya.
Hitungan 8-10 kali dan lakukan pada
sisi lainnya.
 Posisi tetap, tautkan kedua tangan lalu
gerakkan ke samping dengan gerakan
setengah putaran. Tahan 8-10 kali
hitungan lalu arahkan tangan ke sisi
lainnya dan tahan dengan hitungan
sama.

Observasi Mengecek tekanan darah sebelum dan


setelah dilakukannya senam lansia
16

Sumber Niniek Soetini SSt Ft, Fisioterapis Siloam


Hospitals Surabaya.
17

Lampiran 2

SUSUNAN PANITIA
KEGIATAN SENAM HIPERTENSI DI DUSUN PETOK DESA PETOK
KECAMATAN MOJO
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

Pembimbing : Bagus Sholeh Aprianto. S. Kep, Ns.M.Kes


Penanggung jawab : Genot Wirawan, S. Kep, Ns
Ketua : Angeline F W Sauru
Wakil Ketua : Maulana Akbar Artanto
Sekertaris : Anjarwidy Hafida khair
Sie Perlengkapan : Yudha Dwi Prasetiyo
Dokumentas : Padma Putra Indra Utomo
18

Lampiran 3

SUSUNAN ACARA
KEGIATAN SENAM HIPERTENSI DI DUSUN PETOK DESA PETOK
KECAMATAN MOJO INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI

HARI/ PENANGGUNG
WAKTU KETERANGAN
TANGGAL JAWAB
Jumat, 12 Mei
08.00 Pembukaan Angeline
2023
Melakukan TTV
08.30 Hafida
sebelum senam
09.00 Melakukan senam Maulana
09.30 Pendinginan
Melakukan TTV
09.40 Hafida
setelah senam
10.00 Penutupan Angeline

Anda mungkin juga menyukai