Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIK PASIEN TERHADAP

KECEMASAN DALAM MENGHADAPI OPERASI


DI RSUD KOTA BEKASI
Seniwati
1. Program Studi Sarjana Keperawatan
2. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam As-syafi’iyah Jakarta, Indonesia
*email : seniwati.fikes@uia.ac.id

ABSTRAK
Pendahuluan Pembedahan adalah suatu bentuk terapi medis yang dapat menyebabkan stress atau rasa
cemas karena adanya ancaman terhadap integritas tubuh dan jiwa seseorang. Faktor yang mempengaruhi
kecemasan pasien operasi adalah pengetahuan dan karakteristik. Tujuan Penelitian mengetahui adakah
hubungan pengetahuan dan karakteristik pasien terhadap kecemasan dalam menghadapi operasi. Metode
Penelitian menggunakan metode deskriptif analitik dengan menggunakan rancangan crossectional.
Sampel penelitian adalah pasien pre-operasi di RSUD Kota Bekasi dengan jumlah sampel 32 orang
Analisa data menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian ada hubungan antara pengetahuan pasien
terhadap kecemasan dalam menghadapi operasi dengan nilai pvalue 0,007 (p<0,05). ada hubungan antara
umur terhadap kecemasan dalam menghadapi operasi dengan nilai pvalue 0,022 (p< 0,05). ada hubungan
antara jenis kelamin terhadap kecemasan dalam menghadapi operasi nilai pvalue 0,035 (p< 0,05), dan ada
hubungan antara pendidikan terhadap kecemasan dalam menghadapi operasi dengan nilai pvalue 0,017
(p< 0,05) Simpulan ada hubungan pengetahuan, umur, jenis kelamin dan pendidikan terhadap kecemasan
dalam menghadapi operasi di RSUD Kota Bekasi. Saran dalam meningkatkan pelayanan perawatan pada
pasien pre operasi memberikan modul atau leaflet kepada pasien untuk dibaca kemudian dijelaskan
kembali sebelum pasien menjalankan pembedahan atau operasi untuk mengurangi rasa cemas dalam
menghadapi operasi.

Kata Kunci: kecemasan, karakteristik, pembedahan, pengetahuan

ABSTRACT
Introduction Surgery is a form of medical therapy that can cause stress or anxiety because of a threat to
one's body and soul integrity. Factors that affect patient anxiety are knowledge and characteristics. The
aim of the study was to find out whether there was a relationship between the knowledge and
characteristics of the patient towards anxiety in the face of surgery. The research method used
descriptive analytical method using crossectional design. The sample of the study was a pre-operative
patient at RSUD Bekasi City with a sample of 32 people. Data analysis using Chi Square test. The results
of the study there is a relationship between patient knowledge of anxiety in the face of surgery with a
value of 0.007 (p <0.05). there is a relationship between age towards anxiety in the face of operations
with a value of pvalue 0.022 (p <0.05). there is a relationship between gender on anxiety in the face of
operations pvalue value of 0.035 (p <0.05), and there is a relationship between education on anxiety in
the face of operations with a value of pvalue 0.017 (p <0.05) Conclusion there is a relationship of
knowledge, age, type sex and education towards anxiety in the face of surgery at Bekasi City Public
Hospital. Suggestions in improving care services in preoperative patients provide modules or leaflets to
patients to read and then explain again before the patient runs surgery or surgery to reduce anxiety in the
face of surgery.

Keywords: anxiety, characteristics, surgery, knowledge

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIK PASIEN… Seniwati 623


LATAR BELAKANG Faktor-faktor yang mempengaruhi
Pembedahan merupakan tindakan kecemasan pada pasien pre operasi yaitu
pengobatan yang menggunakan teknik faktor umur dimana umur semakin dewasa
invasive dengan membuka atau menampilkan akan semakin siap dalam menghadapi
bagian tubuh yang akan ditangani melalui operasi. Seseorang dengan pendidikan yang
sayatan yang diakhiri dengan oenutupan dan baik berhubungan dengan tingkat
penjahitan luka (Susetyowati. Dkk, 2010). pengetahuannya tentang penyakit yang
Pembedahan dilakukan beberapa alasan diderita, status ekonomi (pendapatan)
seperti diagnostic (biopsy, laparotomy, merupakan salah satu yang berperan besar
eksplorasi), kuratif (eksisi massa tumor, dalam persiapan operasi, dimana kebutuhan
pengangkatan apendiks yang mengalami uang yang cukup akan mengurangi
inflamasi), reparative (memperbaiki luka kecemasan pasien dalam menghadapi operasi
multiple), rekonstruksi dan paliatif. yang akan dilaksanakan selain itu faktor
Pembedahan menurut jenisnya dibedakan sosial budaya dan lingkungan berdampak dan
menjadi dua jenis yaitu bedah mayor dan saling berhubungan dengan timbulnya suatu
minor.Operasi minor adalah operasi pada tingkat kecemasan pada pasien dengan pre
sebagian kecil dari tubuh yang mempunyai operasi. Tipe kepribadian sebagai suatu
resiko komplikasi lebih dibandingkan operasi bentuk pola pikiran, emosi, dan perilaku yang
mayor. Biasanya pasien yang menjalani berbeda mempunyai karakteristik yang
operasi minor dapat pulang pada hari yang menentukan gaya personal individu dan
sama (One day service). Sedangkan operasi mempengaruhi interaksinya dengan
mayor adalah operasi yang melibatkan organ lingkungan, hal ini khususnya dapat terjadi
tubuh secara luas dan mempunyai tingkat pada pasien pre operasi yang berbeda-beda
resiko yang tinggi terhadap kelangsungan (Potter, 2005).
hidup klien (Parker et al, 2010). RSUD Kota Bekasiadalahrumah sakit
Pembedahan adalah suatu bentuk kelas Ayang terletak di Jl. Pramuka No. 55
terapi medis yang dapat menyebabkan stress Marga Jaya Kec.Bekasi Selatan Kota
atau rasa cemas karena adanya ancaman Bekasi.Rumah Sakit UmumKota
terhadap integritas tubuh dan jiwa seseorang. Bekasimerupakan salah satu RS yang
Kecemasan adalah gangguan alam perasaan memiliki fasilitas layanan
yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau operasi.Berdasarkan data rekam medis RSUD
kekhawatiran yang mendalam dan Kota Bekasibahwa pada tahun 2016
berkelanjutan. didapatkan jumlah pasien yang dilakukan
Cemas berbeda dengan takut, dimana tindakan operasi sebanyak 730, tahun 2017
seseorang yang mengalami kecemasan tidak sebanyak 1899 pasien, dan tahun 2018
dapat mengidentifikasi ancaman dan cemas sebanyak 994 pasien.
dapat terjadi rasa takut, namun ketakutan
biasanya tidak terjadi tanpa kecemasan METODE PENELITIAN
(Kusumawati dan Hartono, 2010).Kecemasan Penelitian ini dilakukan bersifat
merupakan perasaan yang paling umum yang Survei deskriptif analitik dengan
dialami oleh seseorang, dimana kecemasan menggunakan rancangan cross-sectional
menunjukkan reaksi terhadap bahaya yang yang merupakan rancangan penelitian
memperingatkan orang lain dari dalam secara dengan menggunakan pengukuran atau
naluri, bahwa adanya bahaya dan orang pengamatan pada saat bersamaan (sekali
bersangkutan mungkin kehilangan kendali waktu) antara variabel independen dan
dalam situasi tersebut (Lynda, 2010) dependen. Waktu penelitian ini dilaksanakan

624 JURNAL AFIAT VOL.4 NO.2 TAHUN 2018 “KESEHATAN JIWA”


bulan Maret – April tahun 2018. Populasi d. Pendidikan
dalam penelitian ini pasien yang akan Tabel 4 Distribusi frekuensi
dilaksanakan operasi sebanyak 32 orang. Pendidikan responden
Untuk menentukan sampel Jenis Jumlah Persentase
menggunakan rumus slovin (N ≠ Kelamin
diketahui).Teknik pengambilan sampel pada Tidak sekolah 2 6,2%
penelitian ini adalah dengan menggunakan SD 5 15,6%
Quota sampling. SMP 7 21,9%
SMA 15 46,9%.
HASIL PENELITIAN Diploma/ S1 3 9,4%
1. Hasil Analisis Univariat Total 32 100

a. Tingkat kecemasan responden Tabel Tabel 5


1 Distribusi frekuensi Tingkat Distribusi frekuensi Umur terhadap
kecemasan responden kecemasan
Kecemasa Tota
n l
Tingkat Frekuensi Persentase Bera Sedang Ringa
kecemasan t n
Kecemasan 8 25 Baik n 2 6 5 13
% 6,25 18,75 15,6 40,6
Ringan Umu Cukup n 4 6 2 12
Kecemasan 18 56,2 r
sedang % 12,5 18,75 6,25 37,5
Kuran n - 6 1 7
Kesemasan 6 18,8 g % - 18,75 3,1 21,9
berat Total n 6 18 8 32
Total 32 100 % 18,8 56,2 25 100

b. Umur Dari tabel diatas terlihat bahwa


frekuensi tertinggi terdapat pada
Tabel 2 Distribusi frekuensi Umur rentang usia 10-50 tahun dengan nilai
responden 18.75% dengan kecemasan sedang.
Umur Jumlah Persentase
Tabel 6 Distribusi frekuensi Jenis
< 20 10 31,4
Kelamin terhadap kecemasan
20-35 15 46,9 Kecema Total
>35 5 15,7 san
41-50 2 6 Berat Sedang Ringan
Total 32 100 Laki- n 1 5 4 10
Jenis laki % 3,1 15,6 12,5 31,2
Kelami Pere n 5 5 12 22
c. Jenis Kelamin n mpua
n % 15,6 15,6 37,5 68,8
Total n 6 10 16 32
Tabel 3 Distribusi frekuensi Jenis
% 18,7 31,2 50 100
Kelamin responden
Dari tabel diatas terlihat bahwa
Jenis Jumlah Persentase
frekuensi tertinggi terdapat pada jenis
Kelamin
Laki- laki 10 31,2
kelamin perempuan yakni kecemasan
Perempuan 22 68,8 ringan dengan frekuensi 37,5% dan
Total 32 100

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIK PASIEN… Seniwati 625


terendah dengan frekuensi 3,1% penelitian dan beberapa teori terkait diatas,
terdapat pada jenis kelamin laki-laki. maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan
pasien mempengaruhi terjadinya kecemasan
Tabel 5 Distribusi frekuensi dalam menghadapi operasi dikarenakan
Pendidikan terhadap kecemasan penginderaan pasien yang kurang mengenai
Kecemasan Total operasi yang akan dihadapinya. Semakin
Berat Sedang Ringan
T. Sekolah n - 1 1 2
rendah pengetahuan pasien tentang tindakan
% - 3,1 3,1 6,2 operasi semakin tinggi pula tingkat
Pendidik SD n 1 2 2 5 kecemasan pasien dalam menghadapi operasi
an begitupun sebaliknya.Namun untuk
% 3,1 6,2 6,2 15,6
SMP n 3 3 1 7 mengetahui perbedaan dan persamaan hasil
% 9,3 9,3 3,1 21,9 tersebut diperlukan pengkajian lebih lanjut.
SMA n 3 5 7 15 Hubungan Umur Pasien Dalam
% 9,3 15,6 21,9 46,9
Menghadapi Operasi di Rumah Sakit Bekasi,
Diploma/S1 n - 1 2 3
% - 3,1 6,2 9,3 terlihat bahwa umur pasien terhadap
Total n 7 12 13 32 kecemasan dalam menghadapi operasi
% 21,9 37,5 40,6 100 memiliki kemaknaan atau adanya hubungan
dengan nilai Pvalue 0,022 (p< 0,05). Hal ini
Dari tabel diatas terlihat bahwa sama dengan hasil penelitian yang dilakukan
frekuensi tertinggi terdapat pada oleh Budi Santoso (2016) berjudul hubungan
Tingkat pendidikan SMA dengan antara karakteristik demografi dengan
frekuensi 21,9% dengan kecemasan kecemasan pasien pre operasi di RS. Islam
sedang. Amal Sehat Sragen. Sampel yang diteliti
berjumlah 35 orang, uji statistik yang
PEMBAHASAN digunakan adalah uji korelasi chi square dari
Hubungan Pengetahuan Pasien Dalam sampel yang diteliti menunjukkan ada
Menghadapi Operasi di Rumah Sakit hubungan yang signifikan antara umur
BEKASI, terlihat bahwa pengetahuan pasien dengan tingkat kecemasan dengan pValue
terhadap kecemasan dalam menghadapi 0,000 (α < 0,05). Hal ini sesuai menurut
operasi memiliki kemaknaan atau adanya Elisabeth BH yang dikutip Nursalam (2012),
hubungan dengan nilai Pvalue 0,007 (p< usia adalah umur individu yang terhitung
0,05). Hal ini sama dengan hasil penelitian mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun.
yang dilakukan oleh Grahacendekia (2016) Sedangkan menurut Hurlock (1998) semakin
yang menyatakan bahwa tingkat pengetahuan cukup umur, tingkat kematangan dan
tentang informasi pra bedah dengan tingkat kekuatan seseorang akan lebih matang dalam
kecemasan pasien pada saat akan dilakukan berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan
operasi memiliki nilai korelasi r =-0,342 masyarakat seseorang lebih dewasa dipercaya
dengan nilai (P) = 0,010, yang berarti ada dari orang yang belum tinggi
hubungan yang signifikan. Menurut kedewasaannya.Hal ini sebagai pengalaman
Notoatmojo (2014) pengetahuan merupakan dan kematangan jiwa.Dan menurut Kartono
hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang (2016) mengatakan bahwa semakin tua
mengadakan pengindraan terhadap suatu seseorang semakin baik seseorang dalam
objek.Pengindraan terhadap objek terjadi mengendalikan emosinya.Berdasarkan hal
melalui pancaindra manusia yakni tersebut maka dapat disimpulkan bahwa umur
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa mempengaruhi respon untuk terjadinya
dan raba dengan sendiri. Berdasarkan hasil kecemasan. Semakin bertambahnya usia

626 JURNAL AFIAT VOL.4 NO.2 TAHUN 2018 “KESEHATAN JIWA”


maka semakin matang orang tersebut untuk tujuan pendidikan adalah mengembangkan
berpikir sehingga dapat mengendaikan emosi. atau meningkatkan perilaku yang dibagi
Namun untuk mengetahui perbedaan dan dalam tiga domain, yaitu ranah kognitif,
persamaan hasil tersebut diperlukan ranah afektif dan ranah psikomotor.
pengkajian lebih lanjut. Terbentuknya suatu perilaku baru dimulai
Hubungan Jenis Kelamin Pasien pada domain kognitif, dalam arti subjek tahu
Dalam Menghadapi Operasi di Rumah Sakit terlebih dahulu terhadap stimulus selanjutnya
Bekasi, terlihat bahwa jenis kelamin pasien menimbulkan respon batin dalam bentuk
terhadap kecemasan dalam menghadapi sikap dan lebih jauh lagi akan menimbulkan
operasi memiliki kemaknaan atau adanya respon berupa tindakan terhadap stimulus
hubungan dengan nilai Pvalue 0,035 (p< tersebut. Berdasarkan hasil penelitian dan
0,05). Hal ini tidak sama dengan hasil beberapa teori terkait diatas, maka dapat
penelitian yang dilakukan oleh Kuraesin disimpulkan bahwa pendidikan
(2016) yang menyatakan bahwa tidak mempengaruhi untuk terjadinya perubahan
terdapat hubungan yang signifikan antara dalam perilaku.Apabila seseorang memiliki
jenis kelamin dengan tingkat Kecemasan pendidikan yang rendah maka terjadinya
pasien yang akan menghadapi operasi di kecemasan yang disebabkan kurangnya
RSUP Fatmawati dengan nilai p > 0,05. Oleh pemahaman mengenai informasi.Namun
tetapi, hasil penelitian ini sesuai dengan teori untuk mengetahui perbedaan dan persamaan
Perry & Potter (2015) yang mengatakan hasil tersebut diperlukan pengkajian lebih
bahwa jenis kelamin mempengaruhi lanjut.
terjadinya kecemasan.kecemasan lebih sering
terjadi pada laki-laki daripada perempuan. KESIMPULAN
Selain itu umumnya perempuan lebih kuat Berdasarkan hasil penelitian pada 32
dan lebih intensif dalam merespon stimulus responden di Rumah Sakit Umum daerah
atau rangsangan yang berasal dari luar Bekasi diperoleh data bahwa pasien dalam
daripada laki-laki.Berdasarkan hasil menghadapi operasi mayoritas mempunyai
penelitian dan beberapa teori terkait diatas, pengetahuan kurang baik yaitu sebesar
maka dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin 59,4%. dan pasien memilki karakteristik
mempengaruhi tingkat kecemasan pasien mayoritas berusia ≥ 30 tahun sebesar 53,1%,
dalam menghadapi operasi.Namun untuk dengan berjenis kelamin laki - laki sebesar
mengetahui perbedaan dan persamaan hasil 31,2%, berpendidikan rendah sebesar 68,8%.
tersebut diperlukan pengkajian lebih lanjut. Maka dengan itu pasien dalam menghadapi
Hubungan Pendidikan Pasien Dalam operasi mayoritas mengalami cemas sebesar
Menghadapi Operasi di Rumah Sakit Bekasi, 62,5%.. Dari hasil uji statistik diperoleh ada
terlihat bahwa pendidikan pasien terhadap hubungan pengetahuan dengan kecemasan
kecemasan dalam menghadapi operasi dalam menghadapi operasi di RSUD Kota
memiliki kemaknaan atau adanya hubungan Bekasi dengan nilai pvalue 0,007 (pValue <
dengan nilai Pvalue 0,017 (p< 0,05). Hal ini 0,05).Ada hubungan umur dengan kecemasan
sama dengan hasil penelitian yang dilakukan dalam menghadapi operasi di RSUD Kota
oleh Kuraesin (2016) yang menunjukan Bekasi dengan nilai pvalue 0,022 (pValue <
bahwa ada hubungan yang signifikan antara 0,05).Ada hubungan jenis kelamin dengan
tingkat pendidikan dengan tingkat kecemasan kecemasan dalam menghadapi operasi di
diperoleh nilai p=0,043 (α < 0,05). Hal ini RSUD Kota Bekasi dengan nilai pvalue
sesuai dengan teori Bloom (2005) yang 0,035 (pValue < 0,05).Ada hubungan
dikutip oleh Notoatmodjo (2015) bahwa pendidikan dengan kecemasan dalam

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIK PASIEN… Seniwati 627


menghadapi operasi di RSUD Kota Bekasi Hidayat, A. 2011. Riset Keperawatan Teknik
dengan nilai pvalue 0,017 (pValue < 0,05). dan Penulisan.Jakarta : Salemba
Medika.
SARAN Muttaqin, Arif., 2009. Asuhan Keperawatan
1. Bagi Peneliti, hasil penelitian ini Perioperatif, Konsep, Proses, dan
diharapkan dapat menjadi tambahan Aplikasi
pengetahuan mengenai penanganan Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan
kecemasan pasien yang akan menghadapi Metodologi Ilmu Pedoman Skripsi,
operasi dan dapat dijadikan dasar untuk Tesis dan Instrumen Penelitian
melakukan penelitian selanjutnya terkait Keperawatan. Jakarta : Medika
dengan persiapan pasien dalam Salemba.
menghadapi operasi. Nursalam. 2012. Konsep dan Penerapan
2. Bagi Institusi Rumah Sakit Agar Metodologi Ilmu Pedoman Skripsi,
penelitian ini menjadi bahan masukan Tesis dan Instrumen Penelitian
dalam rangka meningkatkan pelayanan Keperawatan. Jakarta : Medika
perawatan terutama pada pasien-pasien Salemba.
yang akan menghadapi operasi dan Notoatmodjo, S. 2013. Pendidikan dan
memberikan modul atau leaflet kepada Perilaku Kesehatan. Jakarta. PT
pasien pre operasi untuk diisi dan dibaca Rineka Cipta.
kemudian dijelaskan kembali sebelum Notoatmodjo, S. 2011. Ilmu & Seni
pasien menjalankan pembedahan atau Kesehatan Masyarakat. Jakarta. PT
operasi. Rineka Cipta.
3. Bagi Institusi pendidikan agar dapat Potter & Perry. 2010. Buku Ajar
dijadikan masukan mata ajar keperawatan Fundamental Keperawatan : Konsep,
medikal bedah sehingga dapat Proses, dan Praktek. Jakarta : EGC.
menghasilkan lulusan mahasiswa/i yang Setiadi. 2012. Konsep dan Penulisan Riset
baik khususnya bidang keperawatan Keperawatan. Yogyakarta : Graha
medikal bedah dalam memberikan asuhan Ilmu.
keperawatan pada pasien pre operasi. Shaila L,Viadebeck. 2011. Buku Ajar
4. Bagi Masyarakat, agar dapat dijadikan Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.
suatu informasi bagi masyarakat Stuart Gail W dan Sandra J. Sundeen. 2010.
mengenai penanganan kecemasan pada Buku Saku. Keperawatan Jiwa.Edisi
pasien pre operasi. 3. Jakarta: EGC. Buku Kedokteran.
Stuart & Laraia. 2007. Principles and
DAFTAR PUSTAKA Practice of Psychiatric Nursing
Barbara, J. 2015. Buku Ajar Keperawatan Sevent Edition. St. Louis : Mosby.
Perioperatif.Jakarta : EGC. Suliswati dkk. 2011. Konsep Dasar
Baradero, Dayrit. 2010. Prinsip dan Praktik KeperawatanKesehatan Jiwa. Jakarta.
Keperawatan Perioperatif. Jakarta : EGC
EGC. Potter & Perry. 2011. Buku Ajar
Effendy, C., Hastuti, S. O. 2015. Kiat sukses Fundamental Keperawatan : Konsep,
menghadapi operasi. Yogyakarta: Proses, dan Praktek. Jakarta : EGC
Sahabat Setia Yasin, Moh dkk. 2010. Dasar – Dasar
Hawari.2008. Manajemen Stress dan Demografi.Jakarta : Fakultas
Depresi.Jakarta : Fakultas Kedokteran Ekonomi Universitas Indonesia.
Universitas Indonesia.

628 JURNAL AFIAT VOL.4 NO.2 TAHUN 2018 “KESEHATAN JIWA”


Shoddiq. 2016. Dalam website
http://drsuparyanto.blogspot.com/201
7/03/konsep-bedah-operasi.html
diunggah pada tanggal 20 Maret 2018
Graha cendekia 016. Hubungan tingkat
pengetahuan informasi prabedah
dengan tingkat kecemasan pasien
praoperasi di RSUP Fatmawati.
Dalam Jurnal0110-02-
4756;178.KEP.k. Uin Syarif
Hidayatullah Jakarta: Fakultas
Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan
Kuraesin, D.W. 2016. Faktor – factor yang
berhubungan dengan tingkat
kesemasan pasien yang akan
menghadapi 0perasi di RSUP
Fatmawati. Dalam Jurnal dengan no
series 0110 - 02 – 4756 ; 178 KEP.
Uin Syarif Hidayatullah Jakarta:
Fakultas Kedokteran Dan Ilmu
Kesehatan.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIK PASIEN… Seniwati 629


VISI & MISI
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH

VISI
Menjadi Pusat Pengembangan Ilmu – Ilmu Kesehatan Islami,
Profesional, Berwawasan Global pada tahun 2027

MISI
1. Mengembangkan program pendidikan kesehatan dengan
mengintegrasikan nilai-nilai islam, yang relevan dan dengan
tuntutan zaman.
2. Melakukan riset – riset inovatif untuk mengembangkan
IPTEK dan menerapkannya untuk kemaslahatan umat.
3. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat dan
membina masyarakat melalui asuhan keperawatan islami.
4. Membangun kemitraan dengan instansi pemerintah dan
swasta dalam negeri dan luar negeri di bidang pendidikan,
penelitian, dan pengabdian masyarakat.

630 JURNAL AFIAT VOL.4 NO.2 TAHUN 2018 “KESEHATAN JIWA”

Anda mungkin juga menyukai