Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL TERAPI BERMAIN MEWARNAI DI RUANG ANAK

RSUD JEND. AHMAD YANI KOTA METRO TAHUN 2022

DISUSUN OLEH :

1. Raniah Dafira Hasnah 2214901043


2. Wuri Handayani 2214901053
3. Yosi Cahyaningtiyas 2214901055
4. Gita Metavia Handayani 2214901066
5. Ni Ketut Ratna Dewi 2214901067

PRAKTIK PROFESI NERS STASE KEPERAWATAN ANAK


PROGRAM STUDI PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG
T.A.2022
KATA
PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atasberkat
rahmat dan kasih -Nyalah sehingga kami dapat menyusun “Proposal Terapi Bermain
Mewarnai Dengan Pensil Warna” ini yang telah ditentukan. Proposal terapi bemain ini
diajukan guna memenuhi tugas profesi yang diberikan pada stase Keperawatan Anak.
Pada kesempatan ini juga kami berterima kasih atas bimbingan dan masukan dari
semua pihak yang telah memberi kami bantuan wawasan untuk dapat menyelesaikan
Proposal Terapi Bernain ini baik itu secara langsung maupun tidak langsung.
Kami menyadari isi ini Proposal Terapi Bernain masih jauh dari kategori sempurna,
baik dari segi kalimat, isi maupun dalam penyusunan.oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun dari dosen mata kuliah yang bersangkutan, sangat kami harapkan demi
kesempurnaan Proposal Terapi Bernain ini.

Metro, September 2022


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bermain adalah cara alamiah bagi anak untuk mengungkapkan konflik dalam
dirinya yang tidak disadari ( Miller B.F dan Keane ). Bermain adalah kegiatan yang
dilakukan sesuai dengan keinginan sendiri untuk memperoleh kesenangan.Bermain
merupakan keinginan dalam mengatasi konflik dari anak yang tidak disadari serta dialami
dengan suatu kepuasan . Bermain merupakan sarana bagianak–anak untuk belajar
mengenal lingkungan kehidupannya. Pada saat bermain anak–anak mencobakan gagasan–
gagasan mereka bertanya serta mempertanyakan berbagai persoalan dan memperoleh
jawaban atas persoalan – persoalan mereka. Melalui permainan menyusun balok misalnya
anak – anak belajar menghubungkan ukuran suatu obyek dengan lainnya. Mereka belajar
memahami bagaimana balok yang besar menopang balok yang kecil. Mereka belajar
konsep bagaimana hal"hal yang lebih besar mampu menopang hal – hal yang lebih kecil.
Anak yang sakit dirumah sakit umumnya mengalami krisis dikarenakan perubahan
lingkungan yang terjadi pada dirinya. Krisis tersebut dapatdipengaruhi beberapa faktor
seperti usia perkembangan anak, pengalaman masa lalu tentang penyakit dan ancaman
perawatan. stress yang dialami seorang anak dirawat dirumah sakit perlu mendapatkan
perhatian dan pemecahannya agar saat dirawat seorang anak mengetahui dan kooperatif
menghadapi permasalahan yangterjadi saat dirawat. Salah satu cara untuk menghadapi
permasalahan tersebut adalah bermain dengan tujuan mengurangi rasa sakit akibat
tindakan invansif yang diterima. dari pernyataan diatas telah mendasari kelompok kami
untuk membuat proposal tentang terapi bermain yang pada nantinya akan diberikan pada
anak usia sekolah yaitu usia 6 sampai dengan 12 tahun. Kelompok akan mencoba
menguraikan teori tentang konsep bermain pertumbuhan dan perkembangan pada anak
usia sekolah serta jenis permainan yang dapat diberikan pada anak sekolah.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengurangi kejenuhan anak pada saat menjalani perawatan
b. Untuk mengurangi kecemasan anak pada saat menjalani perawatan
c. Untuk meningkatkan adaptasi etektif pada anak terhadap stress karena penyakit dan
dirawat
d. Untuk meningkatkan kemampuan dan daya tangkap atau konsentrasi anak
e. Untuk meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat penyembuhan
f. Untuk menambah pengetahuan kreatfitas
g. Untuk mengembangkan imajinasi pada anak
3. Manfaat Terapi Bermain
a. Untuk anak-anak sebagai salah satu terapi pengobatan dan menghilangkan
kejenuhan terhadap suasana rumah sakit.
b. Sebagai sarana orang tua untuk mengetahui suasana hati anak saat bermain
BAB II
LAMPIRAN TEORI

A. Pengertian Bermain
Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua yang berpendapat
bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan membuat anak menjadi malas bekerjadan
bodoh. Anggapan ini kurang bijaksana, karena beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa
permainan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak.
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang secara sukarela untuk
memperoleh kesenangan atau kepuasan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir
(Erlita,2006). Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau
mempraktekkan ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif,
mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa (Aziz A, 2005). Jadi
kesimpulannya bermain adalah cara untuk memperoleh kesenangan agar anak dapat
kreatif dan mengekspresikan pikiran, tanpa mempertimbangkan hasil akhir.
Terapi bermain adalah bagian perawatan pada anak yang merupakan salah satu
intervensi yang efektif bagi anak untuk menurunkan atau mencegah kecemasan sebelum
dan sesudah tindakan operatif . Dengan demikian dapat dipahami bahwa didalam
perawatan pasien anak, terapi bermain merupakan suatu kegiatan didalam melakukan
asuhan keperawatan yang sangat penting untuk mengurangi efek hospitalisasi bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya (Nursalam, 2005).
B. Bermain Berdasarkan Usia
a. Usia infant.

1) mainan bergerak dan berbunyi

2) ayunan atau dipangku oleh ibu atau perawat

3) jika mampu, beri kesempatan anak untuk merangak atau stimulasi untuk
berjalan.
b. Usia toddler

1) bermain balok susun di atas tempat tidur

2) mendengarkan musik dari tape atau radio

3) creative material
c. Usia sekolah
1) game, buku bacaan, magic crayon
2) radio atau tape
3) nonton TV dan kemudian mendiskusikannya

C. Ciri-Ciri Bermain
1. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda
2. Selalu ada timbal balik interaksi
3. Selalu dinamis
4. Ada aturan tertentu
5. Menuntut ruangan tertentu
D. Klasifikasi Bermain Menurut Isi
1. Social affective play
Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh lingkungan dalam
bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara memanjakan anak tertawa senang,
dengan bermain anak diharapkan dapat bersosialisasi dengan lingkungan.
2. Sense of pleasure play
Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di sekitarnya, dengan bermain
anak dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain air atau pasir.
3. Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan tertentu dan anak
akan melakukan secara berulang-ulang misalnya mengendarai sepeda.
4. Dramatika play role play
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau ibu
E. Klasifikasi Bermain Menurut Karakteristik Sosial
1. Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa orang lain yang
bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita Toddler.
2. Paralel play
Permaianan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing mempunyai
mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak ada interaksi dan tidak
saling tergantung, biasanya dilakukan oleh anak pre school. Contoh : bermain balok
3. Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas yang sama tetapi
belum terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian tugas, anak bermain sesukanya.
4. Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi danterencana
dan ada aturan tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak usia sekolah Adolesen.
F. Fungsi Bermain
1. Perkembangan Sensorik Motorik
Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu, misalnya meraih
pensil.
2. Perkembangan Kognitif
a. Membantu untuk memecahkan permasalahan/problem solving
b. Membantu untuk meningkatkan pemahaman tentang tindakan dibidang kesehatan
secara sederhana ( mencuci tangan, pergi ke fasilitas pelayanan kesehatan
3. Kreatifitas
Mengembangkan kreatifitas mencoba ide baru misalnya menyusun balok.
4. Perkembangan Sosial
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari belajar
dalam kelompok.
5. Kesadaran Diri (Self Awareness)
Bermain belajar memahami kemampuan diri, kelemahan, dan tingkah laku terhadap
orang lain
6. Perkembangan Moral
Interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman, menyesuaikan
dengan aturan kelompok. Contoh : dapat menerapkan kejujuran
7. Terapi
Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak enak,
misalnya : marah, takut, benci.
8. Komunikasi
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat mengatakan
secara verbal, misalnya : melukis, menggambar, bermain peran
G. Bermain Di Rumah Sakit
1. Tujuan :
- Melanjutkan tugas kembang selama perawatan
- Mengembangkan kreativitas melalui pengalaman permainan yang tepat
- Beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit atau dirawat
2. Prinsip
- Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
- Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang
- Kelompok umur sama
- Melibatkan keluarga/orangtua
3. Upaya Perawatan Dalam Pelaksanaan Bermain
- Lakukan saat tindakan keperawatan
- Sengaja mencari kesempatan khusus
4. Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan
- Alat bermain
- Tempat bermain
H. Mewarnai
Mewarnai gambar merupakan terapi permainan yang kreatif untuk mengurangi
stress dan kecemasan sera meninakatkan komunikasi pada anak. Menggambar atau
mewarnai suatu permanan yang memberikan kesempatan anak untuk bebas berekspresi
dan Sebagal dermainan denvembun Mengekspresikan perasaan dengan menggambar atau
mewarnal gambar berartimemberikan pada anak suatu cara untuk berkomunikasi
(Whalley & Wong, 2018).
PREPLANING PROGRAM BERMAIN PADA ANAK USIA 6-12
TAHUNDI RUANG ANAK RSUD JENDERAL AHMAD YANI METRO

1. Judul : Terapi bermain “Mewarnai gambar dengan pensil warna”


Alasan : Terapi bermain "Mewarnai gambar dengan pensil warna" judul ini
dipilih kelompok untuk menambah kreatifitas dan mengembangkan
imajinasi pada anak.
Karakteristik : Anak dibimbing untuk mewarnai gambar dengan pensil warna yang
sudah disediakan
Sasaran :
a. Anak usia (6-12 tahun)
b. Anak yang dirawat di Ruang Anak
c. Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain) yang dapat
menghalangi proses terapi bermain
d. Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai
e. Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain Mewarnai dengan pensil warna

2. Tujuan :
Tujuan Umum
Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak.
Tujuan Khusus
a. Untuk mengurangi kejenuhan anak pada saat menjalani perawatan
b. Untuk mengurangi kecemasan anak pada saat menjalani perawatan
c. Untuk meningkatkan adaptasi etektif pada anak terhadap stress karena penyakit dan
dirawat
d. Untuk meningkatkan kemampuan dan daya tangkap atau konsentrasi anak
e. Untuk meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat penyembuhan
f. Untuk menambah pengetahuan kreatfitas
g. Untuk mengembangkan imajinasi pada anak
3. Waktu Pelaksanaan :
a. Hari/Tanggal : Kamis, 22 September 2022
b. Pukul : 08.30 – Selesai
c. Tempat : Tempat bermain anak di Ruang Anak

d. Setting tempat

Keterangan :
Raniah

Gita, Ketut
: Pasien

Wuri
Yosi

: fasilitator

Pembimbing Akademik & CI

Media:
a. Gambar
b. Pensil warna warni
c. Daftar hadir
4. Strategi bermain
No Waktu Kegiatan Peserta
1 5 menit Pra kegiatan :
− Memfasilitasi media terapi bermain
− Mempersiapkan anggota terapi bermain
Mempersiapkan peserta
2 5 menit Pembukaan :
− Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam - Menjawab salam
− Memperkenalkan diri - Mendengarkan
− Menjelaskan tujuan dari terapi bermain - Memperhatikan
- Memperhatikan
− Kontrak waktu anak dan orang tua
3 15 menit Kegiatan bermain :
- Menjelaskan tata cara mewarnai dengan - Memperhatikan
pensil warna - Antusias saat
- Memberikan kesempatan pada anak untuk pembagian media
bertanya jika belum jelas - Mendengarkan
- Membagikan media permainan ( gambar dan
pensil warna warni ) - Bingung
- Mendampingi anak selama kegiatann
- Menanyakan kepada anak apakah telah selesai - Mendengarkan
- Memberitahu anak bahwa waktu yang diberikan
telah selesai - Mendengarkan
- Memberikan pujian terhadap anak yang mampu
memotong dan menempel pola sampai selesai - Mendengarkan
4 5 menit Kegiatan Penutup
− Memotivasi anak untuk menceritakan kembali - Menceritakan
tindakan yang telah dilakukan - Gembira
− Membagikan reward

5 5 menit Terminasi
− Memberikan motivasi dan pujian kepada seluruh - Memperhatikan
anak yang telah mengikuti
− Mengucapkan terimkasih kepada pasien dan - Mendengarka
keluarga - Menjawab salam
− Mengucapkan salam penutup

5. Analisa tugas
a. Anak dibimbimbing memberikan warna sesuai gambar yang tersedia sesuai dengan
kemampuan anak
b. Anak dibimbing untuk mewarnai sesuai dengan warna yang ditentukan
c. Kriteria Penilaian:
1) Berhasil bila anak dapat mewarnai dengan warna yang sudah ditentukann (nilai
100).
2) Anak mewarnai dengan 3 warna (75).
3) Anak mewarnai dengan 2 warna d (50).
4) Anak tidak dapat memberi warna pada gambar yang tersedia (0).

6. Aspek kognitif
1. Pengetahuan atau hafalan anak tentang warna,misal daun berwarna hijau.
2. Pemahaman anak tentang gambar.contoh: mengerti bahwa itu gambar bunga.
3. Penerapan anak memberi warna hijau pada daun.
4. Pemahaman anak tentang pencocokan warna yang sudah ditentukan
7. Aspek psikomotor
a. Motorik halus
Pengetahuan dan pemahaman dengan tentang gambar contoh : mengerti bahwa itu
gambar bunga, apel dll.
b. Motorik kasar
Anak dibimbing untuk mewarnai gambar sesuai dengan warna yang sudah
ditentukan
Hasilnya dapat diukur melalui
5) Pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku anak selama proses bermain.
6) Anak mampu mengikuti proses bermain dari awal hingga akhir.
8. Aspek afektif
Anak dapat memberi respon rangsangan dari pembimbing.
9. Aspek social
Anak dapat berinteraksi dengan ibu,teman sebaya dan pembimbing.
10. Perkiraan hambatan :
a. Jadwal terapi bermain yang kurang sesuai (lebih lambat dari yang di jadwalkan)
b. Anak rewel atau ingin keluar dari terapi bermain
11. Antisipasi hambatan/masalah
a. Jadwal terapi bermain disesuaikan (tidak pada waktu terapi)
b. Melakukan kerjasama dengan orang tua untuk mendampingi anak selama program
terapi.
12. Pengorganisasian
a. Pembimbing Pendidikan : Dr. Anita, M. Kep., Sp. Mat
b Pembimbing Ruangan : Ns. Berlinda Puspasari, S. Kep
c. Leader : Yosi Cahyaningtiyas
Tugas : Pengkoordinir anggota kelompok dan mengawasi
jalannya acara dari awal hingga akhir
d. Observer : Ni Ketut Ratna Dewi, Wuri Handayani
Tugas : Membuat interpretasi terhadap apa yang diamati dan
informasi yang direkam dalam bentuk nilai tertentu
sebagai refleksi dari penilaian skala observasi terapi
bermain.

f. : Raniah Dafira Hasnah , Gita Metavia Handayani


Fasilitator
:Memfasilitasi peralatan yang dibutuhkan supaya tujuan
Tugas
dari terapi bermain dapat tercapai
g. Sasaran : Anak berusia 6-12 tahun dirawat di Ruang Anak

13. Kriteria evaluasi


a. Evalusi Struktur
1) Anak hadir di ruangan minimal 1-2 orang.
2) Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di Ruang Anak
3) Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilakukan sebelumnya.
b. Evaluasi Proses
1) Anak antusias dalam kegiatan mewarnai dengan pensil warna
2) Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir
3) Tidak terdapat anak yang rewel atau malas untuk mengitkuti terapi bermain
c. Kriteria Hasil
1) Anak terlihat senang dan gembira
2) Kecemasan anak berkurang
3) Mewarnai gambar sesuai dengan contoh
4) Tidak terdapat anak yang rewel dan malas untuk mewarnai gambar dengan
pensil warna
DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, Elizabeth B. 1998. Perkembangan Anak lIlid 1. Jakarta: Erlangga

L. Wong, Donna. 2003. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik Edisi 4. EGC: Jakarta
www.Pediatrik.com Minggu 25 Desember 2016
Nursalam. (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk Perawat dan Bidan). Jakarta:
Salemba Medika.
Soetjiningsih. 2008. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC

Suryanti, Sodikun, Mustiah. 2011 Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Dan rigami Terhadap
Tingkat Kecemasan Sebagai Efek Hospitalisasi Pada Anak Usia Pra Sekolah Di Rsud Dr. R.
Goetheng Tarunadibrata Purbalingga.
Wong, Donna 2009. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC

Whaley and Wong, 2009, Nursing Care Infanst and Children. Fourth Edition. Mosby Year
Book. Toronto Canada http://sidikjaricerdas.wordpress.com /2010/08/09/ bermain-
puzzle-melatihkonsentrasi-anak

Anda mungkin juga menyukai