Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL TERAPI BERMAIN MEWARNAI

PADA ANAK USIA SEKOLAH

Penguji : Dr. Tri Ratnaningsih, S.Kep,.Ns,.M.Kes


Disusun oleh Kelompok 2 :
Fani Oktavia Agustias 2022132494
Mei Yana Eva K.D 2022132496
Siti Nur Afifah 2022132497
Vega Candra Narulita 2022132499
Fahmi Dea Rahmadani 2022132500
Nur Isnaini 2022132501
Cynthia Cahya Puspita 2022132502
Krismanda Amukti Putra 2022132399
Putri Nur Halimatus S. 2022132503

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
2022

BAB I
A. LATAR BELAKANG
Anak sakit yang dirawat di Rumah Sakit umumnya mengalami krisis oleh karena
seorang anak akan mengalami stress akibat terjadi perubahan lingkungan serta anak mengalami
keterbatasan untuk mengatasi stress. Krisis ini dipengaruhi oleh berbagai hal yaitu usia
perkembangan anak, pengalaman masa lalu tentang penyakit, perpisahan atau perawatan di
rumah sakit, support system serta keseriusan penyakit dan ancaman perawatan.
Stress yang dialami seorang anak saat dirawat di Rumah Sakit perlu mendapatkan
perhatian dan pemecahannya agar saat di rawat seorang anak mengetahui dan kooperatif dalam
menghadapi permasalahan yang terjadi saat di rawat. Salah satu cara untuk menghadapi
permasalahan terutama mengurangi rasa perlukaan dan rasa sakit akibat tindakan infasif yang
harus dilakukannya adalah bermain.
Aktifitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak secara
optimal. Bermain merupakan cara alamiah bagi anak untuk mengungkapkan konflik dari
dirinya. Bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya
makanan, perawatan, cinta kasih, dan lain sebagainya. Anak memerlukan berbagai variasi
permainan untuk kesehatan fisik, mental dan perkembangan emosinya.
Bermain dapat mengungkapkan bahasa dan keinginan dalam mengungkapkan konflik
dari anak yang tidak disasarinya serta dialami dengan kesenangan yang diekspresikan melalui
psikososio yang berhubungan dengan lingkungan tanpa memperhitungkan hasil akhirnya.
Mewarnai merupakan suatu bentuk terapi bermain dimana anak bisa memberikan warna
pada gambar sesuai keinginannya. Tujuan dari terapi yang dilakukan di Rumah Sakit adalah
memberi kesenangan dan kepuasan anak, sebagai hubungan interpersonal yang dinamis antara
anak dengan terapis dalam prosedur terapi bermain yang menyediakan materi permainan yang
dipilih dan memfasilitasi perkembangan suatu hubungan yang aman bagi anak untuk
sepenuhnya mengekspresikan dan eksplorasi dirinya : perasaan, pikiran, pengalaman, dan
perilakunya melalui media bermain.
Ruang lily merupakan bangsal perawatan anak, dimana pasien yang dirawat merupakan
pasien pada usia anak yang masih dalam masa pertumnbuhan dan perkembangan. Sebagian
besar anak yang dirawat mengalami tingkat kecemasan yang tinggi akibat tindakan medis yang
dilakukan dan lingkungan baru yang belum dikenal, sehingga anak menangis atau menolak
terhadap tindakan medis. Dalam kondisi seperti ini anak membutuhkan suatu hiburan dalam
bentuk permainan dimana anak bisa mewarnai gambar sesuai keinginannya yang bermanfaat
bagi anak selama hospitalisasi di Rumah Sakit.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengurangi kecemasan pada anak selama hospitalisasi.
2. Tujuan Khusus
1. Memfasilitasi anak untuk mengekspresikan perasaannya.
2. Meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan anak.
3. Menciptakan atau meningkatkan hubungan yang sehat.
4. Meningkatkan kreatifitas bermain.
5. Meningkatkan perilaku yang baik

BAB II

A. PENGERTIAN BERMAIN
Bermain adalah cara alamiah bagi anak mengungkapkan konflik dalam dirinya yang tidak
disadari.(wholey and Wong,1991).
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan untuk memperoleh
kesenangan.(Foster,1989)
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkan tanpa
mempertimbangkan hasil akhir (Hurlock)
Jadi kesimpulannya bermain adalah cara untuk memperoleh kesenangan tanpa
mempertimbangkan hasil akhir.

B. KATEGORI BERMAIN
1. Bermain aktif
Yaitu anak banyak menggunakan energi inisiatif dari anak sendiri.
Contoh : bermain sepak bola.
2. Bermain pasif
Energi yang dikeluarkan sedikit,anak tidak perlu melakukan aktivitas (hanya melihat)
Contoh : memberikan support.

C. CIRI-CIRI BERMAIN
1. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda
2. Selalu ada timbal balik interaksi
3. Selalu dinamis
4. Ada aturan tertentu
5. Menuntut ruangan tertentu

D. KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT ISI


1. Social affective play
Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh lingkungan dalam
bentuk permainan,misalnya orang tua berbicara memanjakan anak tertawa senang,dengan
bermain anak diharapkan dapat bersosialisasi dengan lingkungan.
2. Sense of pleasure play
Anak memproleh kesenangan dari satu obyek yang ada disekitarnya,dengan bermain dapat
merangsang perabaan alat,misalnya bermain air atau pasir.
3. Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan tertentu dan anak akan
melakukan secara berulang-ulang misalnya mengendarai sepeda.
4. Dramatika play role play
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau ibu
MENURUT KARAKTERISTIK SOSIAL
1. Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa orang lain yang
bermai disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita Todler.
2. Paralel play
Permainan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing mempunyai mainan
yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak ada interaksi dan tidak saling
tergantung, biasanya dilakukan oleh anak preischool
Contoh : bermain balok
3. Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktifitas yangsma tetapi belum
terorganisasi dengan baik,belum ada pembagian tugas,anak bermain sesukanya.
4. Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi dan terencana dan
ada aturan tertentu. Bissanya dilakukanoleh anak usia sekolah Adolesen

E. FUNGSI BERMAIN
Anak dapat melangsungkan perkembangannya
1. PERKEMBANGAN SENSORI MOTORIK
Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu,misalnya meraih pensil.
2. PERKEMBANGAN KOGNITIF
Membantu mengenal benda sekitar(warna,bentuk kegunaan)
3. KREATIFITAS
Mengembangkan kreatifitas mencoba ide baru misalnya menyusun balok.
4. PERKEMBANGAN SOSIAL
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari belajar dalam
kelompok.
5. KESADARAN DIRI(SELF AWARENESS)
Bermain belajar memahami kemampuan diri kelemahan dan tingkah laku terhadap orang
lain.
6. PERKEMBANGAN MORAL
Intraksi dengan orang lain bertingkah laku sesuai harapan teman menyesuaikan dengan
aturan kelompok.
Contoh : dapat menerapkan kejujuran.
7. TERAPI
Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak enak
misalnya : marah,takut,benci.
8. KOMUNIKASI
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi nak yang belum dapat mengatakan secara
verbal, misalnya : melukis,menggambar,bermain peran.

F. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN


1. Tahap perkembangan,tiap tahap mempunyai potensi/keterbatasan
2. Status kesehatan,anak sakit→ perkembangan psikomotor kognitif terganggu
3. Jenis kelamin
4. Lingkungan → lokasi,negara,kultur.
5. Alat permainan → senang dapat menggunakan
6. Intelegensia dan status social ekonomi

G. TAHAP PERKEMBANGAN BERMAIN


1. Tahap eksplorasi
Merupkan tahapan menggali dengan melihat cara bermain
2. Tahap permainan
Setelah tahu cara bermain,anak mulai masuk dalam tahap perminan.
3. Tahap bermin sungguhan
Anak sudah ikut dalam perminan.

4. Tahap melamun
Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.

H. KARAKTERISTIK BERMAIN SESUAI TAHAP PERKEMBANGAN


1 BULAN
VISUAL : Lihat dengan jarak dekat
Gantungkan benda yang terang dan menyolok
AUDITORI : Bicara dengan bayi, menyanyi,musik,radio,detik jam
TAKTIL : Memeluk,menggendong,memberi kesenangan
KINETIK : Mengayun,naik kereta dorong

2-3 BULAN
VISUAL : Buat ruangan menjadi tenang,gambar,cermin ditembok
Bawa bayi ke ruangan lain
Letakkan bayi agar dapat memandang disekitar
AUDITORI : Bicara dengan bayi,beri mainan bunyi,ikut sertakan dalam pertemuan keluarga.
TAKTIL : Memandikan ,mengganti popok,menyisir rambut dengan lembut,gosok dengan
lotion/bedak
KINETIK : Jalan dengan kereta,gerakan berenang,bermain air

4-6 BULAN
VISUAL : Bermain cermin,anak nonton TV
Beri mainan dengan warna terang
AUDITORI : Anak bicara,ulangi suara yang dibuat,panggil nama,
Remas kertas didekat telinga,Pegang mainan bunyi.
TAKTIL : Beri mainan lembut/kasar,mandi cemplung/cebur
KINETIK : Bantu tengkurap,sokong waktu duduk

6-9 BULAN
VISUAL : Mainan berwarna,bermain depan cermin,”ciluk ….ba”.
Beri kertas untuk dirobek-robek.
AUDITORI : Panggil nama “Mama …Papa,dapat menyebutkan bagian tubuh,
Beri tahu yang anda lakukan,ajarkan tepuk tangan dan beri perintah
sederhana.
TAKTIL : Meraba bahan bermacam-macam tekstur,ukuran,main air mengalir dan
berenang
KINETIK : Letakkan mainan agak jauh lalu suruh untuk mengambilnya.

9-12 BULAN
VISUAL : Perlihatkan gambar dalam buku. Ajak pergi ke berbagai tempat
Bermain bola, Tunjukkan bangunan agak jauh.
AUDITORI : Tunjukkan bagian tubuh dan sebutkan,
Kenalkan dengan suara binatang
TAKTIL : Beri makanan yang dapat dipegang
Kenalkan dingin,panas dan hangat.
KINETIK : Beri mainan

Mainan yang dianjurkan untuk Bayi 6-12 bulan


 Blockies warna-warni jumlah,ukuran.
 Buku dengan gambar menarik
 Balon,cangkir dan sendok
 Boneka bayi
 Mainan yang dapat didorong dan ditarik

TODLER ( 2-3 TAHUN )


 Mulai berjalan,memanjat,lari
 Dapat memainkan sesuatu dengan tangannya
 Senang melempar,mendorong,mengambil sesuatu
 Perhatiannya singkat
 Mulai mengerti memiliki “ Ini milikku ….”
 Karakteristik bermain “Paralel Play”
 Toddler selalu brtengkar saling memperebutkan mainan/sesuatu
 Senang musik/irama

Mainan Untuk Toddler


 Mainan yang dapat ditarik dan didorong
 Alat masak
 Malam,lilin
 Boneka,Blockies,Telepon,gambar dalam buku,bola,dram yang dapat dipukul,
krayon,kertas.

PRE-SCHOOL
 Cross motor and fine motors
 Dapat melompat,bermain dan bersepeda.
 Sangat energik dan imaginative
 Mulai terbentuk perkembangan moral
 Mulai bermain dengan jenis kelamin dan bermain dgn kelompok
 Karakteristik bermain
 Assosiative play
 Dramatic play
 Skill play
 Laki-laki aktif bermain di luar
 Perempuan didalam rumah

Mainan untuk Pre-school


 Peralatan rumah tangga
 Sepeda roda Tiga
 Papan tulis/kapur
 Lilin,boneka,kertas
 Drum,buku dengan kata simple,kapal terbang,mobil,truk
USIA SEKOLAH
 Bermain dengan kelompok dan sama dengan jenis kelamin
 Dapat belajar dengan aturan kelompok
 Belajar Independent,cooperative,bersaing,menerima orang lain.
 Karakteristik “Cooperative Play”
 Laki-laki : Mechanical
 Perrempuan : Mother Role

Mainan untuk Usia Sekolah


 6-8 TAHUN
Kartu,boneka,robot,buku,alat olah raga,alat untuk melukis,mencatat,sepeda.
 8-12 TAHUN
Buku,mengumpulkan perangko,uang logam,pekerjaan tangan, kartu, olah raga bersama,
sepeda, sepatu roda.

DAFTAR PUSTAKA

Anggani, Sudono, Sumber Belajar Dan Alat Permainan Untuk Pendidikan Usia Dini. 2004.
Grafindo: Jakarta

Nelson, Ilmu Kesehatan Anak. 1999. EGC: Jakarta

Donna L. Wong, Pedoman Klinis Keperawatan Anak. 2004. EGC: Jakarta

Widyasari. 2009
Http:// www. Terapibermain.wordpress.com

Suswati, Alifatin. 2003


Http://www. Pengaruh bermain terhadap pemasangan infus pada anak. Wordpress.com
LAPORAN SATUAN ACARA PENYULUHAN TERAPI BERMAIN MEWARNAI PADA

ANAK USIA SEKOLAH

Penguji : Dr. Tri Ratnaningsih, S.Kep,.Ns,.M.Kes


Disusun oleh Kelompok 2 :
Fani Oktavia Agustias 2022132494
Mei Yana Eva K.D 2022132496
Siti Nur Afifah 2022132497
Vega Candra Narulita 2022132499
Fahmi Dea Rahmadani 2022132500
Nur Isnaini 2022132501
Cynthia Cahya Puspita 2022132502
Krismanda Amukti Putra 2022132399
Putri Nur Halimatus S. 2022132503

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
2022

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


TERAPI BERMAIN ULAR TANGGA

1. Topik : Terapi Bermain Pada Anak di RS SIDOARJO


2. Subtopik : Terapi Bermain Mewarnai
3. Tujuan : Mengoptimalkan Perkembangan Motorik Halus
4. Tempat : Ruangan Bina Sehat
5. Hari/Tanggal : Rabu, 28 September 2022
6. Sasaran : Anak Usia 6-12 tahun
7. Jenis Permainan : Skill play
8. Pemberi Terapi :
- Leader :
- Co Leader :
- Observer :
- Fasilitatior :
1.
2.
3.
A. Latar Belakang
Masuk rumah sakit merupakan peristiwa yang sering menimbulkan pengalaman
traumatik, khususnya pada pasien anak yaitu ketakutan dan ketegangan atau stress
hospitalisasi. Stress ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya perpisahan dengan
orangtua, kehilangan kontrol, dan akibat dari tindakan invasif yang menimbulkan rasa
nyeri. Akibatnya akan menimbulkan berbagai aksi seperti menolak makan, menangis,
teriak, memukul, menyepak,tidak kooperatif atau menolak tindakan keperawatan yang
diberikan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh
hospitalisasi pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan bermain.
Bermain merupakan suatu yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh
kesenangan dan kepuasan. Bermain merupakan aktivitas yang dapat menstimulasi
pertumbuhan dan perkembangan anak dan merupakan cerminan kemampuan fisik,
intelektual, emosional dan sosial sehingga bermain merupakan media yang baik untuk
belajar karena dengan bermain anak-anak akan belajar berkomunikasi, menyesuaikan diri
dengan lingkungan yang baru, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan dapat
mengenal waktu, jarak, serta suara. Untuk itu dengan melakukan permainan maka
ketegangan dan stress yang dialami akan terlepas karena dengan melakukan permainan rasa
sakitakan dapat dialihkan (distraksi) pada permainannya dan terjadi proses relaksasi melalui
kesenangannya melakukan permainan.
Salah satu intervensi keperawatan dalam mengatasi dampak hospitalisasi pada anak
adalah dengan memberikan aktivitas bermain. Aktivitas bermain dapat dilakukan sebelum
melakukan prosedur pada anak. Hal ini dilakukan untuk mengurangi rasa tegang dan emosi
yang dirasakan anak selama prosedur, seperti ular tangga. Ular tangga merupakan salah satu
permainan yang memberikan kesempatan anak untuk optimis dan ingin menang.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan terapi bermain selama 20 menit, anak diharapkan bisa merasa
tenang selama perawatan di rumah sakit dan tidak takut lagi terhadap perawat sehingga
anak bisa merasa nyaman selama dirawat dirumah sakit.
2. Tujuan Instruksional Khusus
a. Bagi anak :
1) Dapat mengembangkan imajinasi dan meningkatkan fungsi kognitif
2) Dapat berlatih bersosialisasi dengan teman sebaya
3) Memenuhi kebutuhan bermain
4) Dapat berlatih bersikap sportif
5) Dapat mengurangi kecemasan dan ketegangan pada anak selama dirawat di
rumah sakit
6) Dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit dan lingkungan baru

b. Bagi Perawat
1) Membangun trust antara pasien anak dan perawat sehingga anak lebih kooperatif
selama perawatat
2) Mampu mengaplikasikan teori terapi bermain pada anak
3) Mampu mengenal karakter tiap anak

C. Sasaran
Kriteria pasien :
1. Anak yang berumur usia sekolah (6-12 tahun)
2. Anak kooperatif
3. Anak dengan komunikasi verbal baik
4. Anak yang tidak ada kontraindikasi untuk bermain
D. Materi
Terlampir
E. Metode
1. Ceramah
2. Bermain mewarnai Bersama
F. Media
1. Crayon
2. Kertas bergambar
G. Rencana Pelaksanaan
No Kegiatan Waktu Subjek Terapi

1 Persiapan : 5 Menit Ruangan, alat,


Menyiapkan ruangan anak, dan kelurga
Menyiapkan alat – alat siap
Menyiapkan anak dan keluarga

2 Proses : 20 menit Menjawab salam,


- Membuka proses terapi dengan memperkenalkan
perkenalan salam, diri,
memperkenalkan diri memperhatikan
- Menjelaskan pada anak dan
keluarga tentang tujuan dan
manfaat bermain, menjelaskan
cara permainan
- Mengajak anak bermain
- Mengevaluasi respon anak dan
keluarga
3 Penutup : 5 menit Memperhatikan
Menutup dan mengucapkan salam dan manjawab
salam

H. Rencana Evaluasi
1. Peserta terapi bermain mampu :
a. Merasa senang, tenang terakit hospitalisasi
b. Melakukan hospitalisasi yang baik antara perwat – pasien dan teman sebaya
2. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi struktur
1) Menyiapkan SAP
2) Menyiapkan Materi dan Media
3) Kontrak waktu dengan Sasaran
4) Menyiapkan Tempat
b. Evaluasi Proses
1) Sasaran memperhatikan dan mendengarkan selama kegiatan bermain
2) Sasaran kooperatif dalam permainan
3) Sasaran tidak meninggalkan tempat saat permainan berlangsung
4) Respon anak cukup baik
c. Evaluasi Hasil
1) Terapi bermain dikatakan berhasil apabila sasaran mampu melakukan 80 %
lebih permainan menggambar
2) Terapi bermain dikatakan cukup berhasil / cukup baik apabila sasaran mampu
melakukan permainan menggambar antara 50 – 80 % dengan benar
3) Terapi bermain dikatakan kurang berhasil / tidak baik apabila sasaran
4) hanya mampu melakukan permainan menggambar dari 50 % dengan benar
TRIGGER CASE

Studi kasus dilakukan di Rumah Sakit Sidoarjo, tepatnya di ruang lily yang merupakan ruang
rawat inap pada anak-anak. Anak-anak yang mengalami rawat inap pada ruang ini berusia dari 6-
12 tahun. Anak-anak yang mengalami rawat inap pada ruangan ini adalah anak yang mengalami
fraktur. Di ruang ini terdapat 5 anak yang mengalami fraktur yaitu An. Krismanda 7 th dengan
fraktur kaki kiri, misel 7th dengan fraktur kaki kiri, aurel 7th dengan fraktur kaki kanan, kila 7th
dengan frakur kaki kanan dan An. Putri 6 th dengan fraktur tangan kiri. Anak-anak yang
mengalami perawatan hampir semua mengalami kecemasan. Untuk menunjang berlangsungnya
perawatan, tersedia ruangan untuk terapi bermain, sehingga perawat dapat melakukan terapi
bermain pada anak dengan bermain ular tangga untuk mengurangi kecemasan.

NASKAH ROLE PLAY TERAPI BERMAIN “Mewarnai”


1. Pasien :
- Krismanda
- Putri
- Misel
- Kila
- Aurel
2. Orang Tua :
- Isnaini
- Fahmi
3. Fasilator :
- Vega
- Cynthia
4. Leader
- Fani
5. Co-leader
- Afifah
6. Observer
- Mei
Inform Concent
Leader : Assalamualaikum Pak/ibu, bagaimana kabarnya hari ini ?
Orang tua & Anak2 : Waalaikumussalam. Alhamdulillah baik ners.
Mama : kalau orang tua sehat ners. Cuman anak2 yang sakit ditambah takut kalau
akan di suntik.

Leader : ohiya. Jadi sebelumya perkenalkan, saya perawat Fani selaku leader. Ini
perawat .... (co leader sebut sendiri), fasilitator dan obserever( ba sebut sendiri saja aa). Disini
kami akan melakukan terapi bermain dengan anak2 yang ada di ruangan ini kurang lebih 20-30
menit. Apakah bapak dan ibu2 bersedia mengijinkan anak2nya?

Papa : tunggu ners, terapi bermain itu seperti apa? Dan apa tujuannya?
Co-leader : terapi bermain itu pak adalah tindakan seperti konseling antara kami
perawat dengan anak2 ibu dan bapak tetapi menggunakan permainan. Untuk permainan yang akan
kami lakukan kepada anak bapak/ibu seperti terapi bermain mewarnai.

Fasil vega : iya bapak dan ibu. Tujuannya untuk mengamati serta mengatasi berbagai
masalah kesehatan mental dan gangguan perilaku si anak juga agar anak bapak tidak mengalami
trauma hospitalisasi

Mama : trauma hospitalisasi itu apa Ners?


Fasil vega : trauma hospitalisasi itu trauma atau stres karena hal-hal yang tidak
menyenangkan di RS. Contohnya, anak2 itu kan takut ke RS karena akan d suntik, minum obat
pahit dan lain sebagainya. Nah itulah yang akan kami coba kurangi.

Leader : bagaimana bapak dan ibu?


Orang tua : baiklah ners lakukan yang terbaik kepada anak saya
Leader : kalau begitu adek2 bisa di dampingi oleh orang tua untuk menuju ke
ruangan terapi bermain.

Anak2 dan orng tua beserta perawat menuju ke ruang terapi bermain....
Tindakan
Leader : selamat siang adik-adik
Anak : selamat siang juga kakak-kakak
Leader : apa kabar?
Anak : baik
Leader : hari ini kita akan bermain mewarnai
Anak : (bersorak yeeee) hari ini kita main mewarnainya
Leader : siapa yang suka mewarnai?
Anak : (semua mengangkat tangan) saya
leader : silahkan Ners vega dan cynthia duduk mendampingi anak2 dan orang tua
bisa duduk sedikit terpisah dari anak2.

(Atur posisi)
co-leader : kakak bagikan kertas gambarnya dan crayonnya untuk bersama dan
kertas gambarnya untuk 1 anak, dan kalian akan mewarnai secara bersamaan, nanti akan dapat
hadiah. Ayo siapa yang mau hadiah? (Sambil membagikan ulartangga)

leader : adek2, sekarang sudah dapat semua kan? Jadi kakak2 disampingnya akan
mengajarkan cara nya. Silahkan di ikuti ya! Silahkan bermain sampai selesai.

(Fasilitator mulai mengajarkan cara bermain terlebih dahulu {Ners cynthia yang
menjelaskan cara bermain} dan dilakukan oleh anak2) Permainan sementara
berlangsung.............

Permainan selesai .... semua tepuk tangan..

Leader : alhamdulillah sudah ya..


Co-leader : ayo siapa yang mau hadiah?
Anak : berteriak saya
Hadiah dibagikan ......
Leader : ayo adik2 sekarang kita nyanyi. Siapa yang tau menyanyi?
Co-leader : ayo kak kita menyanyi lagu balonku ada 5
( semua peserta bernyanyi)
Leader : sekarang menyanyi lagu kasih ibu
( semua peserta bernyanyi)
Leader : baik adik2 dan bapak2 ibu2 sekarang mainnya sudah selesai. Mari kita
dengarkan bersama apa yang akan di sampaikan oleh observer.

Observer : setelah saya mengamati anak2 bermain Ular tangga,saya dapat


menyimpulkan bahwa :

1. Anak-anak dapat mengikuti permainan dari awal sampai akhir


2. Anak- anak dapat memahami alur permainan ular tangga
3. Kecemasan anak-anak di hospitalisasi sekarang menjadi berkurang
4. anak-anak menjadi tenang saat melakukan permainan ulartangga
Leader : Baiklah, Alhamdulillah itulah hasil kita hari ini. Bagaimana adek2
senang?

Anak2 : senang sus.


Anak putri : dapat permen lagi. Enak.. terima kasih ses (diikuti seluruh anak)
Leader : Sama-sama. Kalau begitu ade2 sudah bisa kembali ke bednya ya dengan
orang tua. Nanti dilain kesempatan kita akan ketemu dan bermain lagi. Permisi semua. Daaa...

ade2..
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh ..

Anda mungkin juga menyukai