“MEWARNAI GAMBAR”
Disusun Oleh :
KELOMPOK III
Farisa Monoarfa
Hana Maria Ferlinda Mait
Graciella Sofia Luran
Ester Lini Karuh
Citra Nia Maksud
Jelita Rumampuk
Audina Yeyen Tulas
Fikram Syarif Taufik Muhammad
Geovani Jurliando Wongkar
Excelsis Talumewo
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan kasih -
Nyalah sehingga kami dapat menyusun “PROPOSAL TERAPI BERMAIN ANAK, MEWARNAI
GAMBAR” ini yang telah ditentukan. Proposal terapi bemain ini diajukan guna memenuhi tugas yang
diberikan pada stase Keperawatan Anak.
Pada kesempatan ini juga kami berterima kasih atas bimbingan dan masukan dari semua pihak
yang telah memberi kami bantuan wawasan untuk dapat menyelesaikan Proposal Terapi Bernain ini baik
itu secara langsung maupun tidak langsung. Kami menyadari isi ini Proposal Terapi Bernain masih jauh
dari kategori sempurna, baik dari segi kalimat, isi maupun dalam penyusunan.oleh karen itu, kritik
dan saran yang membangun dari dosen mata kuliah yang bersangkutan, sangat kami harapkan demi
kesempurnaan Proposal Terapi Bernain ini.
Manado, 2018
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak secara optimal. Dalam
kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus
disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai
perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan
tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor
yang ada dilingkungan rumah sakit.
Untuk itu,dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya ka
rena dengan melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya
pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan.
Tujuan bermain di TK SELA pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan
perkembangan secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat beradaptasi lebih efektif
terhadap stress. Bermain
sangat penting bagi mental, emosional, dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebu
tuhan bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit atauanak di rumah sakit (Wong, 2009).
Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2003 didapatkan jumlah anak usia toddler(3 - 6 tahun) di
Indonesia adalah 13,50 juta anak. Anak-anak pada usia toddler dapatmemainkan sesuatu dengan
tangannya serta senang bermain dengan warna, olehkarena itu bermain dengan mewarnai gambar menjadi
alernatif untukmengembangkan kreatifias anak dan dapat menurunkan tingkat kecemasan padaanak
selama dirawat. Mewarnai gambar dapat menjadi salah satu media bagi perawat untuk mampu mengenali
tingkat perkembangan anak.
Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama anak bermain dengan sesuatu yang
menggunakan alat mewarnai seperti crayon atau pensil warna akan membantu anak untuk menggunakan
tangannya secara aktif sehingga merangsang motorik halusnya. Oleh karena sangat pentingnya kegiatan
bermain terhadap tumbuh kembang anak dan untuk mengurangi kecemasan akibat hospitalisai, maka akan
dilaksanakan terapi bermain pada anak usia toddler dengan cara mewarnai gambar
1.2 TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Anak diharapkan dapat melanjutkan tumbuh kembangnya, mengembangkan aktifitas dan
kreatifitas melalui pengalaman bermain dan beradaptasi efektif dengan kami mahasiswa/mahasiswi
praktik klinik.
2. TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti permainan selama 40 menit anak akan mampu:
a) Mengembangkan kreativitas dan daya pikirnya
b) Mengekspresikan rasa senangnya terhadap permainan
c) Beradaptasi dengan lingkungan
d) Mempererat hubungan antara Mahasiswa/mahasiswi dan anak
BAB III
LAMPIRAN TEORI
Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh kesenangan, tanpa
mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak
bermain akan membuat anak menjadi malas bekerja dan bodoh. Anggapan ini kurang bijaksana,
karena beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa permainan sangat besar pengaruhnya
terhadap perkembangan jiwa anak.Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang secara
sukarela untuk memperoleh kesenangan atau kepuasan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir(Erlita,
2006).
Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau mempraktekkan ketrampilan,
memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan
berperilaku dewasa (Aziz A, 2005). Jadi kesimpulannya bermain adalah cara untuk memperoleh
kesenangan agar anak dapat kreatif dan mengekspresikan pikiran,tanpa mempertimbangkan hasil akhir..
Dengan demikian dapat dipahami bahwa didalam perawatan pasien anak, terapi bermain merupakan suatu
kegiatan didalam melakukan asuhan keperawatan yang sangat penting untuk mengurangi efek
hospitalisasi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya ( Nursalam, 2005).
Terapi bermaian ini bertujun untuk mempraktekkan keterampilan, memberikanekspresi terhadap
pemikiran, menjadi kreatif dan merupakan suatu aktifitas yang memberikan stimulasi dalam kemampuan
keterampilan kognitif danafektif (Anonim, 2010).
2. Bermain Pasif:
Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakukan aktivitas (hanya melihat)
Contoh: Memberikan support.
2.3 CIRI-CIRI BERMAIN
1. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda
2. Selalu ada timbal balik interaksi
3. Selalu dinamis
4. Ada aturan tertentu
5. Menuntut ruangan tertentu
3. Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan tertentu dan anak akan melakukan
secara berulang-ulang misalnya mengendarai sepeda.
1. Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa orang lain yang bermain
disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita Toddler
2. Paralel play
Permaianan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing mempunyai mainan yang sama
tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak ada interaksi dan tidak saling tergantung, biasanya dilakukan
oleh anak pre school
Contoh : bermain balok
3. Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas yang sama tetapi belum terorganisasi
dengan baik, belum ada pembagian tugas,anak bermain sesukanya.4. Kooperatif playAnak bermain
bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi dan terencana dan ada aturan tertentu. Biasanya
dilakukan oleh anak usia sekolah Adolesen
7. TERAPI BERMAIN
kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yangtidak enak, misalnya : marah, takut,
benci.
8. KOMUNIKASI
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat mengatakan secara verbal,
misalnya : melukis, menggambar, bermain peran.
4) Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan pada anak suatu cara untuk
berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.
5) Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan karena proses hospitalisasi, karena
pada keadaan cemas dan stress, kognitifnya tidak akurat dan negative.
6) Bermain mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk meningkatkan ekspresi emosinal
anak, termasuk pelepasan yang aman dari rasa marah dan benci.
PREPLANING PROGRAM BERMAIN
PADA ANAK USIA 4-6 TAHUN
DI TAMAN KANAK-KANAK SELA
5. Waktu Pelaksanaan :
Hari/Tanggal : Kamis, 12 April 2018
Pukul : 09:00 s/d selesai
Tempat : Ruangan Bermain
6. Media
a. Pensil warna
b.Tissue
c.Karpet
d.Kertas bergambar
e.Lembar penilaian
f. Meja
7. Strategi bermain :
8. Analisa tugas
a. Anak dibimbing memberi warna sesuai gambar yang tersedia sesuai dengan kemampuan anak
masing-masing.
b. Anak dibimbing memilih warna sesuai warna kesukaannya sendiri.
c. Anak dilatih untuk mewarrnai gambar sesuai garis pola yang tersedia.
d. Kriteria Penilaian:
a) Berhasil bila anak mewarnai dengan 5 warna yang berbeda (nilai 100).
b) Anak mewarnai dengan 3 warna yang berbeda (75).
c) Anak mewarnai dengan 2 warna (50).
d) Anak tidak memberi warna pada gambar yang tersedia (0).
9. Aspek kognitif
a. Pengetahuan atau hafalan anak tentang warna,missal daun berwarna hijau.
b. Pemahaman anak tentang gambar.contoh: mengerti bahwa itu gambar bunga.
c. Penerapan anak member warna hijau pada daun.
15. Pengorganisasian
1) Pembimbing Pendidikan :
2) Pembimbing Ruangan :
3) Leader :
Tugas : Pengkoordinir anggota kelompok dan mengawasi jalannya acara dari awal hingga
akhir
4) Moderator :
Tugas : Mengawal dan mengawasi jalannya terapi yang menjadi tanggung jawab
agar berjalan sesuai dengan topic
5) Observer :
Tugas : Membuat interpretasi terhadap apa yang diamati dan informasi yang
direkamdalam bentuk nilai tertentu sebagai refleksi dari penilaian skala observasi terapi bermain.
6) Fasilitator :
Tugas : Memfasilitasi peralatan yang dibutuhkan agar tujuan dari terapi bermain
dapattercapai.
7) Anak : anak berusia4-6 tahun
16. Kriteria evaluasi
1. Evalusi Struktur
a. Anak hadir di ruangan minimal 2 orang.
b. Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di ruang bermain TK SELA.
c. Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
a. Anak antusias dalam kegiatan mewarnai gambar
b. Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir
c. Tidak terdapat anak yang rewel atau malas untuk mewarnai gambar
3. Kriteria Hasil
a. Anak terlihat senang dan gembira
b. Kecemasan anak berkurang
c. Mewarnai gambar sesuai dengan contoh
d. Anak mampu menyebutkan warna yang dipakai
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bermain merupakan aspek penting dalam kehidupan anak yang mencerminkan kemampuan fisik,
intelektual, emosional, dan social anak tersebut, tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan
atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi anak,
dimana dalam bermain anak akan menemukan kekuatan serta kelemahannya sendiri, minatnya,
serta cara menyelesaikan tugas-tugas dalam bermain. Dengan bermain, anak tetap dapat
melanjutkan tumbuh kembangnya tanpa terhambat oleh factor lingkungan.
B. Saran
1. Orang tua
Sebaiknya orang tua lebih selektif dalam memilih permainan bagi anak agar anak dapat
tumbuh dengan optimal. Pemilihan permainan yang tepat dapat menjadi poin penting dari
stimulus yang akan didapat dari permainan tersebut. Faktor keamanan dari permainan yang
dipilih juga harus tetap diperhatikan.
2. Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan dapat tetap membantu anak dengan terapi bermain yang sesuai
dengan tahap tumbuh kembang anak. Karena dengan terapi bermain yang tepat, maka anak
dapat terus melanjutkan tumbuh kembang dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. ( 2010) Bermain melatih konseentrasi anak. [Online]. Tersedia :Erlita, dr. (2006).
Pengaruh Permainan pada Perkembangan Anak.
Terdapat padahttp://info. balitacerdas.com. Diakses pada tanggal 25 Desember 2016Foster and
Humsberger, 1998,
Family Centered Nursing Care of Children.
WB saudersCompany, Philadelpia USAHurlock, E B.1991. Perkembangan Anak Jilid 1.
Erlangga : JakartaL. Wong, Donna. 2003.
Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik Edisi 4.
EGC: Jakartawww.Pediatrik.comMinggu 25 Desember 2016Markum, dkk. 1990.
Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak,
EGC : Jakarta Nursalam. (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk Perawat danBidan).
Jakarta: Salemba Medika.Soetjiningsih, 1995,
Tumbuh Kembang Anak,
EGC : JakartaWhaley and Wong, 2009,
Nursing Care Infanst and Children. Fourth Edition.
MosbyYear Book. Toronto Canadahttp://sidikjaricerdas.wordpress.com /2010/08/09/ bermain-puzzle-
melatihkonsentrasi-anak/[25 Desember 2016]
https://www.scribd.com/document/361277211/Proposal-Terapi-Bermain-Anak-Mewarnai-Gambar